PEMBELAJARAN GERAK PENGEMBANGAN PERMAINAN “TOFU BASKET BALL” DALAM PEMBELAJARAN PENJAS ORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TUGUREJO 01 KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG TAHUN 2011 2012

1. Mengembangkan respon yang sehat terhadap aktifitas jasmani. 2. Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton. 3. Melepas ketegangan melalui aktifitas fisik yang tepat. 4. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreatifitas. 5. Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktifitas yang relevan.

2.2. PEMBELAJARAN

Pembelajaran hakekatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Trianto, 2009 : 17 . Menurut Sukintaka 1992 : 70, Pembelajaran mengandung pengertian bagaimana mengajarkan sesuatu kepada anak didik, tetapi juga ada suatu pengertian bagaimana anak didik mempelajarinya. Dalam sesuatu kejadian pembelajaran terjadi suatu peristiwa, ialah ada suatu pihak yang memberi dan satu pihak yang menerima. Oleh sebab itu pada peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif. Menurut Supandi 1992 : 5, mengatakan bahwa strategi belajar- mengajar pendidikan jasmani merupakan kegiatan sebelum proses belajar- mengajar dilaksanakan. Tujuannya menciptakan kondisi dan kegiatan belajar yang memungkinkan murid lancar belajar dan mencapai sasaran belajar. Kegiatan itu antara lain memilih informasi yang bersifat verbal atau model lain seperti gerak yang akan disampaikan, menetapkan cara-cara pengarahan dan pembimbingan ke arah yang dikehendaki, dan terakhir menetapkan cara bagaimana menilai hasil belajar.

2.3. PENGERTIAN PERMAINAN

Permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan jasmani. Meningkatkan kualitas manusia atau membentuk manusia indonesia seutuhnya dengan sasaran segala aspek pribadi manusia adalah tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai. Bermain merupakan fenomena masyarakat dari anak remaja, orang dewasa, laki-laki, perempuan dan seluruh lapisan masyarakat diseluruh pelosok dunia. Anak-anak bermain sepanjang hari, sepanjang masa dan diseluruh dunia. Dengan demikian setiap anak yang bermain akan melakukan dengan sungguh-sungguh yang mengandung nilai-nilai positif yang ditinjau dari segi fisik maupun mental sukintaka,1992:11. Menurut Sukintaka, 1992: 7 menyatakan bahwa sifat bermain adalah sebagai berikut : 1 Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan suka rela atas dasar rasa senang. 2 Bermain dengan rasa senang akan menimbulkan aktivitas yang dilakukan secara spontan. 3 Bermain dengan rasa senang untuk memperoleh kesenangan menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik dan perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya sendiri. Menurut Johan Huizinga dalam Anirotul Qoriah 2009 : 16, mengatakan bahwa bermain adalah aktifitas yang dilakukan secara suka rela. Pada anak bermain merupakan dorongan naluri yang berguna merangsang perkembangan fisik dan mentalnya. Pada orang dewasa bermain dilakukan karena kebutuhan, tanpa paksaan, dan dilaksanakan karena mau melaksanakannya. Karena itu, pada orang dewasa bermain bukan karena desakan kewajiban tugas atau kewajiban moral.

2.3.1. Prinsip Dasar Pengembangan Modifikasi Permainan Dan Olahraga

Pada kenyataannya pembelajaran penjas di sekolah-sekolah umumnya disampaikan dalam bentuk permainan dan olahraga. Materi pembelajaran dalam bentuk olahraga atau permainan hendaknya diberikan secara bertahap sehingga esensi pokok pembelajaran permainan dapat dicapai oleh siswa. Untuk itu guru memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang sangat berguna untuk meningkatkan optimalisasi belajar siswa Adang Suherman, 2000: 21. 2.3.1.1. Strategi Modifikasi Permainan Strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembangan agar sesuai dengan prinsip “body scalling” ukuran fisik termasuk kemampuan fisik. Pada kenyataannya guru kurang membedakan penekanan tujuan pembelajaran dan skill Adang Suherman, 2000: 35. 2.3.1.2 Struktur Modifikasi Permainan Olahraga Menurut Adang Suherman, 2000: 31 Tahap dalam belajar bermain adalah mempelajari strategi dasar permainan. Sering kali para guru mengajar permainan secara khusus tetapi terkadang lupa sekaligus mengajar struktur permainannya. Untuk itu pembelajaran dapat dimodifikasi dengan cara mengurangi struktur permainan yang sebenarnya hingga pembelajaran strategi dasar bermain dapat diterima dengan relatif mudah oleh siswa. Pengurangan struktur permainan ini dapat dilakukan terhadap faktor : 1 Ukuran lapangan. 2 Bentuk, ukuran, dan jumlah peralatan yang digunakan. 3 Jenis skill yang digunakan. 4 Aturan. 5 Jumlah pemain.

2.4. GERAK

Menurut Ma’mun dan Yudha M.Saputra 2000:20, kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Kemampuan lokomotor, digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti loncat dan lompat. 2. Kemampuan non lokomotor, dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai, contoh mendorong , menarik,dll. 3. Kemampuan manipulatif, bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari : a Gerakan mendorong melempar, memukul, menendang. b Gerakan menerima menangkap obyek. c Gerakan memantul-mantulkan atau menggiring bola. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa kemampuan gerak dasar adalah kemampuan dan kesanggupan untuk dapat melakukan tugas–tugas jalan, lompat, dan lempar secara efektif dan efisien.

2.5. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN GERAK ANAK SEKOLAH

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI BERMAIN KASTUL BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI NGIJO 01 SEMARANG

2 72 157

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN ENJOY VOLLEY BALL PADA PEMBELAJARAN PENJAS ORKES UNTUK SISWA SMP N 1 BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

0 15 145

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN AKTIVITAS LUAR KELAS DALAM MENINGKATAN MINAT BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 01 UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN

0 5 136

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BASKET SODOR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MUNENG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

0 7 125

MODEL PERMAINAN BASDOR (BASKET GOBAK SODOR) UNTUK PEMBELAJARAN BOLABASKET DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

2 34 119

Pengembangan Model Pembelajaran Bola Basket Bagi Siswa SD Negeri Tambakaji 05 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 1

Minat Siswa Terhadap Permainan Bola Voli Mini Dalam Pembelajaran Penjasorkes Siswa Kelas V SD Negeri Pakintelan 03 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 1

Pendekatan Permainan Sepak 2 Bola Terhadap Minat Siswa dalam Penjasorkes pada Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Ngijo 01 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun Pelajaran 2011-2012.

0 0 1

Model Pengembangan Pembelajaran Lompat Tinggi Melalui Pendekatan Permainan Tali Dalam Penjasorkes Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalisegora Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2011/2012.

0 0 1

Model Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional “Sudamanda” Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 02 Kota Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

0 1 1