78
penelitian yang dilakukan oleh Kunti 2005 yang menyatakan ROA berpengaruh terhadap harga saham.
Dari hasil perhitungan analisis statistik deskriptif yang telah dilakukan menunjukan bahwa nilai rata-rata mean variabel sebesar 11,84 yang menunjukkan
rata – rata jumlah penghasilan atau laba bersih yang diterima selama 3 tahun sebesar 11,84 dari total aset yang ditanamkan. Hal ini sesuai dengan karakteristik
perusahaan manufaktur sebagai perusahaan penghasil barang produsen, sehingga laba operasi operasi menjadi fokus dari penilaian ini. Dengan laba operasi tingkat
efisiensi perusahaan akan terdeteksi sehingga perkembangannya dapat dipantau oleh pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga ROA dapat dijadikan salah satu
pertimbangan investor dalam menginvestasikan dananya.
4.2.3. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham
Berdasarkan dugaan sementara dalam penelitian ini disebutkan bahwa ada pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap harga saham. Dari hasil pengujian
hipotesis secara parsial yang telah dilakukan, ternyata diketahui bahwa Debt to Equity Ratio DER berpengaruh terhadap harga saham tetapi tidak signifikan, ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi t sebesar 0,054 0,05 tetapi mempunyai nilai koefisien 4946.07 yang berarti DER laporan dalam annual reportnya akan membuat
peningkatan harga saham di tahun berikutnya sebesar 4946,07. Hal ini menunjukan
79
Debt to Equity Ratio di dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur mempengaruhi harga saham perusahaan tetapi tidak signifikan ditahun berikutnya.
Rasio DER ini mengukur bagian dari tiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang Riyanto, 1999:333. Natarsyah 2000
menyatakan bahwa meskipun DER mempunyai pengaruh positif, bukan berarti bahwa perusahaan dapat menentukan proporsi hutang dengan setinggi-tingginya,
karena proporsi hutang yang semakin besar akan menimbulkan risiko yang besar. Para pemodal akan menetapkan tingkat keuntungan yang lebih besar lagi terhadap
setiap rupiah yang ditanam perusahaan tersebut premium financial risk, sehingga nilai perusahaan cenderung turun.
Wulandari 2005 menyatakan bahwa pada dasarnya DER setiap perusahaan berbeda-beda tergantung dari karakter bisnis dan keberagamannya arus kas suatu
perusahaan. Perusahaan yang memiliki DER yang lebih tinggi dari perusahaan memiliki arus kas yang stabil
.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Natarsyah 2000 dan Wulandari 2005 yang menyatakan bahwa DER mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
perubahan harga saham, tidak adanya hubungan signifikan antara tingkat hutang terhadap harga saham kemungkinan disebabkan karena investor memandang bahwa
tinggi rendahnya rasio ini bukan semata-mata disebabkan oleh kinerja manajemen perusahaan, perusahaan dapat menentukan proporsi hutang dengan serendah-
rendahnya, karena proporsi hutang yang semakin besar akan menimbulkan risiko
80
yang besar. Para pemodal akan menetapkan tingkat keuntungan yang lebih besar lagi terhadap setiap rupiah yang ditanam perusahaan tersebut premium financial risk,
sehingga nilai perusahaan cenderung turun dan manajemen perusahaan mengambil kebijakan yang tepat didalam merumuskan pemenuhan kebutuhan pendanaan
perusahaan, karena pengambilan keputusan yang kurang tepat atas struktur pendanaan perusahaan akan bisa berdampak negatif pada efek perusahaan.
4.2.4. Pengaruh Price to Book Value terhadap Harga Saham