METODE PENELITIAN ANALISIS KRIMINOLOGIS EKSPLOITASI SEKSUAL TERHADAP ANAK SECARA KOMERSIL MELALUI MEDIA INTERNET

22 3. Bonger mendefinisikan kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang betujuan menyelelidiki gejala kejahatan seluas-luanya. Melalui definisi ini, Bonger lalu membagi menjadi kriminologi murni mancakup 25 ; a. Antropologi Kriminil ialah ilmu pengetahuan tentang manusia yang jahat somatis. Ilmu pengetahuan ini memberikan jawaban atas pertanyaan tentang orang jahat dalam tubuhnya dan tanda-tandanya. b. Sosiologi Kriminil ialah ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu gejala masyarakat. Pokok persoalan yang wajib oleh bidang ilmu ini adalah sampai di mana letak sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat. c. Psikologi Kriminil ialah ilmu pengetahuan tentang penjahat yang dilihat dari sudut pandang kejiwaan. d. Psikopatologi dan Neuropatologi Kriminil ialah ilmu penjahat yang sakit jiwa atau urat syraf. e. Penologi ialah ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukum. Disamping itu terdapat kriminologi terapan yang berupa : a. Higiene Kriminil ialah usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kejahatan. Misalnya usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menerapkan undang-undang, sistem jaminan hidup kesejahtraan yang dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya kejahatan. b. Politik Kriminil ialah usaha penanggulangan kejahatan di mana suatau kejahatan telah terjadi. Disini dilihat sebab-sebab seorang melakukan kejahatan. Bila disebabkan oleh faktor ekonomi maka usaha yang 25 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulva. Op.cit, hlm.9. 23 dilakukan adalah meningkatkan keterampilan atau membuka lapangan kerja baru. Jadi tidak semata mata dengan menjatuhkan sanksi. c. Kriminalistik Policie Scientific ialah ilmu tentang pelaksanaan penyidikan teknik kejahatan dan pengusutan kejahatan. 26 Menurut Marshall B. Clinard dan Richard Quinney membagi bentuk kejahatan menjadi memberikan 8 tipe, yaitu 27 : 1. Kejahatan perorangan dengan kekerasan yang meliputi bentuk-bentuk perbuatan kriminil seperti pembunuhan dan perkosaan. Pelaku tidak menganggap dirinya sebagai penjahat dan seringkali belum pemah melakukan kejahatan tersebut sebelumnya, melainkan karena keadaan-keadaan tertentu yang memaksa mereka melakukannya. 2. Kejahatan terhadap harta benda yang dilakukan sewaktu-waktu, termasuk kedalamnya antara lain pencurian kendaraan bermotor. Pelaku tidak selalu memandang dirinya sebagai penjahat dan mampu memberikan pembenaran atas perbuatannya. 3. Kejahatan yang dilakukan dalam pekerjaan dan kedudukan tertentu yang pada umumnya dilakukan oleh orang yang berkedudukan tinggi. Pelaku tidak memandang dirinya sebagai penjahat dan memberikan pembenaran bahwa kelakuannya merupakan bagian dari pekerjaan sehari-hari. 4. Kejahatan politik yang meliputi pengkhianatan spionase, sabotase dan sebagainya. Pelaku melakukannya apabila mereka merasa perbuatan ilegal itu sangat penting dalam mencapai perubahan-perubahan yang diinginkan dalam masyarakat. 26 Ibid hlm 9. 27 Ibid hlm 124.