Operasionalisasi Konsep Analisis Bivariat .1 Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Motivasi Kerja

Universitas Indonesia a. Kuesioner: Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab Sugiono, 2008:1942.

3.4 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, yaitu metode analisis data yang menggunakan pengukuran dan pembuktian- pembuktian khususnya pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dengan menggunakan metode statistik Singarimbun, 1995:263. Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program SPSS Statistical Package for Social Science. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini, akan dianalisis melalui dua bagian, yaitu analisis univariat yang terbagi atas uji reliabilitas, uji validitas, dan analisis distribusi frekuensi dan deskriptif mean, serta analisis bivariat yang menggunakan korelasi Spearman dan analisis Crosstab.

3.5 Operasionalisasi Konsep

Pada penelitian ini, seluruh pertanyaan akan dilakukan dalam bentuk pertanyaan tertutup close-ended statements. Hal ini untuk meminimalisir varian jawaban sehingga mempermudah analisis data, dan juga mempersingkat waktu bagi responden untuk menjawab pertanyaan. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan data interval dengan skala likert 1 sampai dengan 6. Dalam skala ini angka 1 satu menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 agak tidak setuju, 4 agak setuju, 5 setuju, 6 enam menunjukkan sangat setuju. Universitas Indonesia ANALISIS DATA 4.1 Analisis Univariat 4.1.1 Uji Reliabilitas Tabel 4.1 Uji Reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha No. Variabel Dimensi Cronbach’s Alpha 1. Iklim Komunikasi Organisasi Kepercayaan ,913 Dukungan ,857 Keterbukaan ,838 2. Motivasi Kerja Semangat Kerja ,760 Prestasi ,774 Loyalitas ,922 Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, November 2014 Dari tabel uji reliabilitas diatas, hasil Cronbach’s Alpha, baik dari variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan dimensinya dan variabel Motivasi Kerja dengan dimensinya menunjukkan nilai lebih dari ,500. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini sudah reliabel dan sudah layak untuk digunakan pada pengujian validitas.

4.1.2 Uji Validitas Tabel 4.2

Uji Validitas menggunakan KMO MSA dan Bartlett’s Test of Sphericity No. Variabel Dimensi KMO MSA Barlett’s Test Total Variance Explained 1. Iklim Komunikasi Organisasi Kepercayaan ,617 ,000 74,78 Dukungan ,817 ,000 65,20 Keterbukaan ,791 ,000 61,94 2. Motivasi Kerja Semangat ,578 ,000 43,63 Universitas Indonesia Kerja Prestasi ,554 ,000 43,82 Loyalitas ,812 ,000 69,34 Sumber: Hasil Olahan SPSS 22.0, November 2014 Berdasarkan pada tabel 4,2 di atas, ditunjukkan bahwa nilai KMO pada variabel iklim komunikasi organisasi dengan dimensinya dan variabel motivasi kerja dengan dimensinya menunjukan nilai lebih besar dari 0,5. Hal itu berarti penelitian ini memiliki kecukupan sampel yang baik. 4.1.3 Karakteristik Responden 4.1.3.1 Jenis Kelamin Jumlah responden pada penelitian ini adalah 100 orang. Mengenai perbandingan antara jenis kelamin responden adalah sebanyak 44 orang 44 laki-laki dan 56 orang 56 perempuan.

4.1.3.2 Pendidikan

Dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, mayoritas responden menyelesaikan pendidikan terakhirnya pada jenjang S1, yakni sebanyak 75 orang, dan 20 orang hingga jenjang S2. Sisanya, sebanyak 4 orang menyelesaikan pendidikan terakhir mereka hingga jenjang D3, hanya 1 orang hingga jenjang SMU, serta tidak ada responden yang berada pada jenjang pendidikan terakhir S3. 4.1.3.3 Masa Kerja Dilihat dari masa kerja, sebagian besar responden mempunyai masa kerja sekitar 1-5 tahun yaitu sebanyak 69 orang, yang mempunyai masa kerja 6-10 tahun 22 orang, yang mempunyai masa kerja 11-15 tahun sebanyak 5 orang, dan yang mempunyai masa kerja 16-20 tahun hanya 4 orang. 4.1.3.4 Divisi Jumlah responden merata di setiap divisi, yaitu 12 orang, kecuali pada divisi supply chain dan marketing yaitu 14 orang karena memiliki jumlah karyawan yang lebih bayak, sehingga jumlah keseluruhan responden sebanyak 100 orang. Hal ini Universitas Indonesia bertujuan agar persebaran responden merata dan seimbang serta responden tersebut mewakili setiap divisinya masing-masing. 4.2.4 Analisis Distribusi Frekuensi dan Deskriptif Mean 4.2.4.1 Variabel Iklim Komunikasi Organisasi Tabel 4.3 Nilai Mean pada Variabel Iklim Komunikasi PT Unilever Indonesia Tbk. Mean Nilai Iklim Komunikasi Organisasi 5,0660 Kepercayaan 5,1420 Dukungan 5,0920 Keterbukaan 4,9640 Sumber: Hasil Olahan dengan SPSS 22.0, November 2014 Dari tabel 4.3 diatas, dapat dilihat rata-rata persepsi karyawan terhadap ketiga unsur iklim komunikasi. Nilai iklim komunikasi organisasi di PT Unilever Indonesia Tbk. adalah sebesar 5,066, dimana nilai tersebut dapat dikatakan tinggi dan menunjukkan bahwa komunikasi di Unilever berperan dalam membangun iklim di organisasi tersebut baik pada menciptakan kepercayaan, dukungan maupun keterbukaan di organisasi. Kepercayaan Nilai kepercayaan yang ada di Unilever cukup tinggi yaitu 5,142. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan atasan pada kemampuan karyawan dalam mengerjakan proyek dan tugas-tugas yang diberikan, serta hasil kerja mereka. Begitu pula dengan kepercayaan dari karyawan terhadap kemampuan dan kinerja atasan mereka, dan kepercayaan antar sesama karyawan itu sendiri dalam menggantikan tugas apabila ada yang berhalangan. Dukungan Secara keseluruhan nilai rata-rata dukungan adalah 5,092. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan cukup diterapkan dalam iklim komunikasi di Unilever. Suasana kejujuran diterapkan pada hubungan antar karyawan. Atasan memberikan pengarahan dan bimbingan pada tugas karyawan, dan memberikan segala informasi yang dapat Universitas Indonesia meningkatkan pengetahuan karyawan. Selain itu, dukungan juga diberikan oleh atasan kepada setiap usaha pencapaian prestasi karyawan. Keterbukaan Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karyawan Unilever menyatakan komunikasi yang terjadi di organisasi mereka cukup terbuka, yang ditunjukkan dengan nilai rata- rata 4,964. Hal ini sesuai dengan keinginan dari perusahaan Unilever sendiri yang ingin membentuk iklim komunikasi yang terbuka sehingga semua komunikasi dapat berjalan dengan lancar, khususnya diantara divisi yang ada di Unilever tanpa memandang jabatan. Namun keterbukaan memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kepercayaan dan dukungan. Hal ini dimungkinkan karena dalam praktiknya terdapat sikap atasan yang kurang mendengarkan dan berpikiran terbuka apabila karyawan memberikan semua laporan persoalan, maupun kurang adanya kesempatan untuk selalu berkonsultasi dengan atasan, sehingga karyawan merasa keterbukaan yang ada masih lebih rendah dibandingkan nilai yang lain dan perlu ditingkatkan lagi.

4.2.4.2 Variabel Motivasi Kerja Tabel 4.7

Nilai Mean pada variabel Motivasi Kerja Karyawan PT Unilever Indonesia Tbk. Z Mean Nilai Motivasi Kerja 5.057 Semangat Kerja 5,1743 Prestasi 5,1571 Loyalitas 4,8400 Sumber: Hasil Olahan dengan SPSS 22.0, November 2014 Dari tabel 4.4 diatas, dapat dilihat rata-rata motivasi kerja karyawan terhadap ketiga unsur motivasi. Nilai motivasi kerja karyawan di PT Unilever Indonesia Tbk. adalah sebesar 5,057, dimana nilai tersebut dapat dikatakan tinggi dan menunjukkan bahwa motivasi karyawan dalam bekerja di Unilever baik. Hal ini bisa terjadi karena adanya semangat karyawan dalam bekerja, serta keinginan untuk mencapai sebuah prestasi kerja sehingga nantinya akan menumbuhkan loyalitas. Universitas Indonesia Semangat Kerja Nilai semangat kerja pada karyawan Unilever dikatakan tinggi yaitu 5,1743. Hal ini menunjukkan adanya keinginan dari karyawan untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu, dan mempelajari hal-hal baru dalam pekerjaannya. Selain itu, bisa juga dikarenakan adanya rasa senang dan nyaman dengan kondisi kerja di kantor, serta pekerjaan yang ditekuni sesuai dengan minat dan kemampuan karyawan sehingga menimbulkan rasa senang, serta meningkatkan semangat karyawan untuk terus bekerja dengan lebih giat. Prestasi Secara keseluruhan nilai rata-rata prestasi adalah 5,1571, yang menunjukkan bahwa dorongan untuk melakukan usaha dalam mencapai sebuah prestasi dan keberhasilan kerja pada karyawan Unilever cukup tinggi. Adanya dorongan untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, dan usaha mencapai hasil yang baik dalam bekerja mendasari motivasi karyawan dalam pencapaian prestasi ini. Sikap karyawan yang tidak mudah merasa puas, tidak cepat putus asa, dan tidak takut untuk bertanya juga membantu karyawan untuk pemenuhan kebutuhan akan prestasinya. Loyalitas Pada tabel 4.7 bisa dilihat bahwa walaupun karyawan Unilever rata-rata menyatakan loyalitas mereka pada perusahaannya cukup tinggi, yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 4,84, tetapi mereka ragu-ragu apabila harus terus bekerja di Unilever. Hal ini dimungkinkan karena adanya perasaan kurang senang dan nyaman dengan pekerjaan yang sedang ditangani maupun jabatan mereka di perusahaan tersebut. Namun, nilai rata-rata loyalitas yang cukup tinggi tersebut diduga karena adanya persepsi karyawan bahwa Unilever merupakan persahaan yang baik dan keyakinan bahwa karir mereka akan meningkat di Unilever apabila bekerja dengan baik, serta dorongan untuk menaruh harapan besarnya terhadap Unilever. 4.3 Analisis Bivariat 4.3.1 Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Tabel 4.11 Correlations Universitas Indonesia Iklim Motivasi Spearmans rho Iklim Correlation Coefficient 1,000 ,688 Sig. 2-tailed . ,000 N 100 100 Motivasi Correlation Coefficient ,688 1,000 Sig. 2-tailed ,000 . N 100 100 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber: Hasil Olahan dengan SPSS 22.0, November 2014 Dalam penelitian ini, sebelum membuktikan adanya pengaruh antar variabel, dilakukanlah uji korelasi menggunakan korelasi Spearman. Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat korelasi antara iklim komunikasi organisasi terhadap motivasi kerja karyawan cukup positif dan signifikan. Hal ini ditunjukan dengan nilai diatas 0,5 yaitu 0,688. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata iklim komunikasi organisasi yang sekarang terjadi di Unilever memiliki pengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan. Korelasi antara keduanya juga termasuk cukup kuat moderat yang ditunjukkan dengan nilai korelasi yang didapat. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja karyawan Unilever sebagian besar dipengaruhi oleh iklim komunikasi organisasi, disamping faktor lain seperti faktor ekonomi. Bila melihat arah hubungan, ketika angka koefisien korelasi yang muncul bernilai positif, hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel searah, yaitu bila variabel iklim komunikasi organisasi bernilai tinggi, maka nilai variabel motivasi kerjapun juga tinggi. Terdapat pula beberapa unsur dari iklim komunikasi yang mempunyai korelasi sangat erat dengan motivasi kerja, maupun terdapat pula dimana korelasi antar keduanya rendah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah berikut ini: Tabel 4.12 Tabel Silang Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Unilever Indonesia Tbk. Motivasi Iklim Semangat Prestasi Loyalitas Universitas Indonesia Kepercayaan 0,489 0,401 0,322 Dukungan 0,570 0,520 0,581 Keterbukaan 0,572 0,568 0,686 Sumber: Hasil olahan dengan SPSS 22.0, korelasi Spearman, November 2014 Pada tabel 4.12, unsur kepercayaan memiliki korelasi yang paling erat pada semangat kerja yaitu dengan nilai 0,489. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kepercayaan yang penuh antar sesama karyawan, baik itu atasan ke bawahan, bawahan ke atasan, maupun sesama karyawan yang selevel, dan adanya semangat karyawan dalam mengerjakan tugas maupun belajar hal-hal baru, serta semangat yang dikarenakan kondisi kerja yang nyaman. Adanya kepercayaan dari atasan misalnya dalam pemberian tugas maupun proyek tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan semangat kerja karyawan karena ia akan mempelajari hal-hal baru dari pekerjaannya, dan keinginannya untuk segera menyelesaikan tugas yang diberikan. Unsur kepercayaan yang diterapkan dalam iklim komunikasi di Unilever juga dapat dilihat dari penerapan cara kerja yang juga dapat mendorong semangat kerja karyawan yaitu agile working atau dengan kata lain sering disebut dengan WFH Working From Home akan bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang diberikan walaupun tidak hadir ke kantor. Hal inilah yang menyebabkan masalah yang banyak terjadi di organisasi lain seperti karyawan banyak yang suka absen tidak masuk kantor tidak terlihat dan bukan menjadi masalah lagi di Unilever. Kemudian pada unsur dukungan, hubungan paling erat adalah dengan loyalitas yaitu dengan nilai 0,581. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya dukungan yang diberikan oleh atasan baik berupa pemberian bimbingan dan informasi yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaaan, maupun pujian akan kinerja dan prestasi karyawan dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman. Suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan tersebutlah yang dapat menumbuhkan loyalitas karyawan di perusahaan. Pada tabel diatas, unsur keterbukaan paling erat hubungannya dengan loyalitas, yaitu dengan nilai 0,686. Hal ini menunjukkan bahwa dengan diberikannya karyawan kesempatan untuk terbuka mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka baik itu tentang pekerjaan, persoalan, dll, serta diberikannya kesempatan pada karyawan untuk memberikan ide dan saran dalam pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan Universitas Indonesia akan menciptakan rasa nyaman pada karyawan dalam bekerja. Hal ini membuktikan bahwa Unilever cukup mampu menerapkan nilai keterbukaan dengan cukup baik di perusahaannya, sehingga menciptakan loyalitas karyawan yaitu tidak mudahnya ingin berpindah kerja maupun persepsi maupun citra positif di mata karyawan terhadap Unilever sebagai perusahaan yang baik. Selain itu, unsur yang memiliki nilai korelasi yang paling rendah adalah antara unsur kepercayaan dan loyalitas dengan nilai 0,322. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kepercayaan dan keyakinan antar sesama karyawan dalam bekerja, tidak begitu besar pengaruhnya terhadap terciptanya loyalitas karyawan Unilever apabila dibandingkan dengan dimensi lainnya. Steers dan Porter 1983, mengatakan bahwa loyalitas sebagai suatu kekuatan yang relatif dari karyawan untuk mengidentifikasikan organisasi dan keterlibatan karyawan dalam organisasi, yang meliputi; kepercayaan yang kuat dan penerimaan yang penuh terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, kesediaan bekerja keras demi kepentingan organisasi, keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Hal ini diduga karena dimensi kepercayaan yang dibahas pada penelitian ini lebih berkaitan dengan hubungan antar karyawan, kemampuan kerja, pemberian tugas, pendelegasian tugas, dll, dilihat dari definisi A.H Maslow, sedangkan pada definisi loyalitas diatas nilai kepercayaan lebih berkaitan pada kepercayaan akan organisasi, tujuan, maupun nilai-nilai organisasi. Selain itu, loyalitas karyawan Unilever cenderung terbentuk karena suasana kerja, jabatan, dan pekerjaan itu sendiri sesuai dengan pengertian dari Hasibuan 2001 yang mengatakan bahwa loyalitas kerja atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian karyawan yang mencakup kesetiaan terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi, sehingga korelasinya antara kepercayaan dengan loyalitas menjadi rendah. Universitas Indonesia PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Ter

1 6 101

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DANDISIPLIN KERJA

0 8 136

PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN TERHADAP DERAJAT SUPORTIFITAS IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN TERHADAP DERAJAT SUPORTIFITAS IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI KARYAWAN DI PT. TELKOM YOGYAKARTA.

0 2 16

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI

0 5 288

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI ( HUBUNGAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kinerja Pegawai (Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobgan).

0 3 14

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kinerja Pegawai (Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobgan).

0 4 12

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGURUS PNPM Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas Pengurus Pnpm (Studi Explanatif Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Semangat

0 1 16

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGURUS PNPM Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas Pengurus Pnpm (Studi Explanatif Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi dan Semangat

0 1 16

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi pada Club Motor Yamaha Mio Surabaya).

3 7 89

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP PRO

0 0 9