suppositoria dan memilki lemari khusus untuk penyimpanan obat golongan narkotika dan psikotropika, yaitu lemari yang terbuat dari
kayu yang terdiri dari dua rangkap pintu dan memilki dua kunci yang berlainan.
d. Sarana Komunikasi Sarana komunikasi yang terdapat di Apotek Kimia Farma 179
Martapura berupa telepon guna memudahkan pasien untuk mencari informasi tentang praktek dokter dan juga sebagai sarana untuk
pemesanan obat kepada distributor. Selain itu, apotek juga memiliki jaringan internet yang terhubung dikomputer apotek dan Hotspot
Wifi yang dapat diakses oleh para karyawan apotek. e. Sarana Pengobatan
Sarana pengobatan yang terdapat di Apotek Kimia Farma 179 Martapura adalah Praktek Dokter Umum, Praktek Dokter Spesialis
anak, dan Praktek Dokter Spesialis syaraf. Untuk pendaftaran praktek dokter, yaitu dengan cara datang langsung ke Apotek Kimia Farma
179 Martapura dan mendaftarkan ke asisten dokter. f. Sarana Pendukung lainnya
Sarana pendukung lainnya seperti musholla, AC, toilet dan televise yang disediakan bagi pasien atau karyawan di apotek ini agar
merasa nyaman.
B. Pengelolaan Obat Di Apotek
Tujuan pengelolaan obat adalah terciptanya sistem pengadaan yang efisien sehingga dapat menjamin ketersediaan obat yang tepat, jumlah yang
cukup, harga wajar dan dengan standar kualitas yang telah dikenal dari sumber resmi dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, terbentuknya
sistem penyimpanan dan pengamanan persediaan yang menjamin perpindahan obat dari sumber pemasok sampai ke pengguna dengan prinsip cost
effectiveness dan terpercaya, terhindar dari pemborosan, kerusakan, dan kehilangan, serta menjamin stabilitas atau kualitas obat.
47
Agar terciptanya tujuan diatas, maka tenaga kefarmasian harus melakukan kegiatan, diantara kegiatan yang penting adalah proses
perencanaan serta pengadaan dan proses penyimpanan serta pengamanan persediaan. Dalam perencanaan serta pengadaan apotek Kimia Farma 179
menggunakan prinsip pareto atau berdasarkan tingkat penjualan. Barang obat yang laku fast moving akan dipesan dalam jumlah besar, sedangkan
obat yang kurang laku slow moving hanya dipesan seperlunya saja. Kegiatan penyimpanan dan pengamanan persediaan meliputi
merancang fisik dan peralatan yang diperlukan sesuai dengan undang-undang dan peraturan dan peraturan yang berlaku untuk menjamin stabilitas obat,
merancang dan melaksanakan prosedur tetap pengamanan persediaan dan menyimpan obat yang sesuai dengan dokumen penyerta serta sesuai dengan
sistem penyimpanan yang dipilih. 1. Perencanaan
Apotek Kimia Farma 179 melakukan perencanaan dengan menggunakan metode konsumsi dan epidemiologi, yaitu dilihat dari data
obat-obat yang banyak digunakan pada periode sebelumnya yang dapat dilihat dari banyaknya resep dokter yang masuk setiap harinya dan
berdasarkan pola penyakit. Sebelumnya telah dilakukan pengumpulan data obat-obat yang habis atau jumlah persediaannya menipis. Data obat-obat
tersebut biasanya ditulis dalam buku defecta. Selain itu, perencanaan obat di Apotek Kimia Farma 179 juga
dilakukan berdasarkan data dari pareto penjualan, KLB Kejadian Luar Biasa, iklan dan promo.
2. Pengadaan Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 179 dilakukan satu kali
dalam seminggu, pada hari selasa. Untuk melakukan pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 179 dibuatkan BPBA Bon Permintaan Barang
Apotek untuk diserahkan kebagian pengadaan di BM. Bagian pengadaan akan memproses dan dibuatkan surat SP surat pesanan untuk ditujukan
ke PBF.
48
Gambar.17 alur pemesanan obat Apotek Kimia Farma
49
Obat yang akan dipesan dimasukan kedalam BPBA Bon Permintaan Barang Apotek
BPBA dikirim ke bagian Pengadaan melalui sistem online
Bagian pengadaan membuat SP surat pesanan sesuai BPBA
SP diperiksa BM dan ditandatangani
SP dikirim ke PBF
PBF mengantarkan obat ke apotek sesuai dengan surat pesanan SP
Untuk produk atau obat yang diperlukan dalam jumlah kecil, maka pengadaan dilakukan dengan cara BPBA atau Bon Obat ke Apotek Kimia
Farma lainnya.
3. Penerimaan Obat yang diantar ke Apotek Kimia Farma di Banjarbaru bersama
dengan faktur akan diterima oleh asisten apoteker atau petugas yang berjaga. Petugas yang menerima harus mencocokkan barang dengan
DOfaktur dan SP pada lembar ke-2. Pemeriksaan mencakup nama obat, jumlah, kemasan, masa expired date, harga satuan, diskon, perhitungannya
benar semua. Apabila telah sesuai dengan BPBA dan faktur, maka petugas apotek akan menandatangani faktur dan memberikan capstempel apotek.
Selanjutnya dilakukan pencatatan pada buku penerimaan faktur. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kesalahan seperti kemasan rusak, jumlah obat yang tidak sesuai, kesalahan pengiriman, sehingga jika hal demikian terjadi dapat segera
dilakukan klarifikasi. 4. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 179 Martapura dilakukan oleh tenaga kefarmasian dan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1 Obat-obatan yang disimpan khusus misalnya seperti sediaan suppositoria, injeksi, vaksin dan sebagainya harus disimpan
dikulkas. 2 Obat-obat yang pareto A ditempatkan dalam rak tersendiri
3 Obat-obatan narkotika dan psikotropika disimpan dilemari khusus yang terkunci
4 Obat generik disimpan pada rak tersendiri 5 Obat-obat produk kimia farma diletakkan di rak khusus
50
6 Pada rak obat tersusun berdasarkan bentuk sediaan dan abjad. Misalnya: salep, injeksi, sirup, drop, tetes matatelinga dan aerosol.
7 Obat-obatan lainnya disimpan berdasarkan abjad, tingkat penjualan dan ada juga yang berdasarkan efek farmakologinya misalnya :
golongan Antibiotika, Saluran pencernaan, Hipertensi, Kolestrol, Jantung, Diabetes, produk KF dan vitamin.
8 Pada swalayan farmasi obat-obatan tersusun berdasarkan bentuk sediaan, abjad dan efek farmakologinya.
5. Distribusi a. Pendistribusian obat tanpa resep dokter dan Alkes
Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter meliputi golongan obat bebas, obat bebas terbatas dan golongan obat wajib
apotek.
Gambar.18 Alur distribusi obat tanpa resep dokter dan alkes b. Pendistribusian obat melalui resep dokter
51
Pembeli datang ke apotek dan menyebutkan obat alkes yang akan dibelinya
Asisten apoteker menyiapkan obat alkes
Asisten apoteker memberitahu harga obat alkes
Pembeli membayar sesuai harga obat alkes
Asisten apoteker menyerahkan obat alkes
Untuk obat yang diserahkan melalui resep dokter meliputi obat keras, obat psikotropika dan obat narkotika.
Gambar.19 Alur distribusi obat melalui resep dokter
Untuk obat yang kurang atau diambil sebagian maka AA membuatkan salinan resep sebagai hak pasien
6. Pelayanan
52
AA menerima resep dari pasien
AA melihat kelengkapan resep
AA menghitung dan mengkonfirmasikan harga obat kepada pasien
Pasien membayar harga obat yang disetujui
Menyiapkan obat sesuai dengan yang diresep
Setelah obat disiapkan dan diberi etiket, AA memeriksa kembali kesesuaian obat dengan resep
AA menvalidasi waktu pelayanan dan memberikan informasi dosis, cara pemakaian obat dan informasi lain yang diperlukan
a. Pengelolaan Resep Pelayanan pada Apotek Kimia Farma 179 Martapura terdiri dari 3,
yaitu : a Pelayanan I
Yaitu pelayanan obat-obatan yang dapat dibeli tanpa resep dokter, yang sering disebut UPDS Upaya Pengobatan Diri Sendiri.
b Pelayanan II Yaitu pelayanan obat-obatan dengan menggunakan resep dokter
dan dibayar tunai oleh pasien. c Pelayanan III
Yaitu resep kredit pelayanan obat-obatan untuk perusahaan yang telah memiliki ikatan kerjasama dengan Apotek Kimia Farma.
Apotek Kimia Farma 179 Martapura tidak hanya melayani resep yang dibayar dengan tunai atau cash, tetapi juga melayani resep
yang dibayar dengan kredit. Perusahaan yang dilayani secara kredit adalah perusahaan yang telah melakukan perjanjian kerjasama dengan
BM Banjarbaru dan berlaku untuk semua Apotek Kimia Farma. Pasien membawa resep sendiri yang sudah terdapat catatan yang menyatakan
bahwa resep tersebut dibeli secara kredit atau dengan membawa surat keterangan dari perusahaan atau menunjukkan identitas diri yang
menyatakan bahwa pasien tersebut adalah karyawan perusahaan yang bersangkutan.
Resep yang masuk setiap harinya disusun berdasarkan hari, tanggal, dan bulan yang disimpan dalam lemari khusus. Untuk resep
obat-obat narkotika dan psikotropika dipisahkan dari resep lain dan disusun berdasarkan hari, tanggal, dan bulan. Resep kredit juga
dipisahkan dari resep lainnya sesuai dengan nama perusahaan, kemudian dibuat laporan setiap bulannya untuk diserahkan kepada
BM. Bagian tata usaha akan melakukan klaim pada perusahaan yang bersangkutan. Resep yang telah disimpan minimal 3 tahun dapat
dimusnahkan. Untuk pemusnahan resep dibuat berita acara
53
pemusnahan yang telah disetujui oleh BPOM dan Dinas Kesehatan. Pemusnahan resep dilakukan oleh APA didampingi oleh 1 orang
Tenaga Teknis Kefarmasian dan 1 orang saksi dari BPOM atau dari pihak Dinas Kesehatan.
b. Pengelolaan Obat Wajib Apotek Pelayanan obat wajib apotek di Apotek Kimia Farma 179
Martapura dapat dilakukan oleh apoteker maupun asisten apoteker, karena asisten apoteker sudah mengetahui dosis, aturan pakai, kontra
indikasi dan efek samping obat wajib apotek. c. Pengelolaan obat keras, narkotika dan psikotropika
Pelayanan obat keras di Apotek Kimia Farma 179 Matapura hanya dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker kepada pasien
yang datang ke apotek, baik melalui resep dokter, maupun tanpa resep dokter.
Pelayanan obat narkotika di Apotek Kimia Farma 179 Martapura hanya melayani pasien yang membawa resep dokter. Hal ini
untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan obat narkotika dan untuk memudahkan dalam pelaporan narkotika yang dilakukan setiap
bulan. Pelayanan obat psikotropika di Apotek Kimia Farma 179
Martapura sama dengan pelayanan resep yang mengandung narkotika, yaitu hanya melayani pasien yang membawa resep dokter. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan psikotropika dan untuk memudahkan dalam pelaporan psikotropika yang dilakukan
setiap bulan. d. Pengelolaan Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan lainnya Pelayanan obat bebas di Apotek Kimia Farma 179 Martapura
dapat dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker. Obat bebas dapat dilayani tanpa resep dokter. Untuk dosis dan aturan pakai, pasien
cukup mengikuti aturan yang tercantum dalam kemasan obat bebas
54
tersebut. Di Apotek Kimia Farma 179 Martapura ada banyak obat bebas yang diletakkan di gondola depan yang terlihat langsung oleh
pasien. Pelayanan obat bebas terbatas di Apotek Kimia Farma 179
Martapura dapat dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker. Obat bebas terbatas dapat dilayani tanpa resep dokter, asalkan memenuhi
persyaratan sebagai berikut : 1 Obat tersebut hanya dapat dijual dalam bungkus asli dari pabrik
atau pembuatnya 2 Pada penyerahan oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan
tanda peringatan. Pelayanan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya di
apotek Kimia Farma 179 Martapura dapat dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker.
Alat kesehatan Alkes dibagi dalam beberapa kelas khusus, yaitu :
1 Kelas I Alkes kelas I adalah alkes yang kegagalannya atau salah
penggunaannya tidak menyebabkan akibat yang berarti. Penilaian untuk alkes ini dititikberatkan hanya pada mutu dan produk.
Contoh: sikat gigi, masker, perban dan lain-lain .
2 Kelas IIa Alkes kelas IIa adalah alkes yang kegagalannya atau salah
penggunaannya dapat memberikan akibat yang berarti kepada pasien tetapi tidak menyebabkan kecelakaan yang serius. Alkes ini
sebelum beredar perlu mengisi dan memenuhi persyaratan yang cukup lengkap untuk dinilai tetapi tidak memerlukan uji klinis.
Contoh : kursi roda dan tongkat 3 Kelas IIb
Alkes kelas IIb adalah alkes yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang sangat berarti
55
kepada pasien tetapi tidak menyebabkan kecelakaan yang serius. Alkes ini sebelum beredar perlu mengisi dan memenuhi
persyaratan yang lengkap termasuk analisa resiko dan bukti keamanannya untuk dinilai tetapi tidak memerlukan uji klinis.
Contoh : kontak lens 4 Alkes kelas III
Alkes kelas III adalah alkes yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang serius kepada
pasien atau perawatoperator. Alkes ini sebelum beredar perlu mengisi formulir dan memenuhi persyaratan yang lengkap
termasuk analisa resiko dan bukti keamanannya untuk dinilai serta memerlukan uji klinis.
Di Apotek Kimia Farma 179 Martapura hanya menjual alkes kelas I dan kelas IIa saja, karena alkes tersebut dalam penggunaannya
tidak memberikan akibat yang berarti kepada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Contoh alkes yang terdapat di
Apotek Kimia Farma 179 Martapura yaitu : sarung tangan, masker, perban, kursi roda dan tongkat.
e. Pengelolaan obat rusak, kadaluarsa, pemusnahan obat dan resep Obat rusak adalah obat yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1 Tablet a Terjadi perubahan warna, bau dan rasa
b Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, pecah, retak dan terdapat benda-benda asing
c Kaleng atau botol rusak sehingga dapat mempengaruhi mutu obat menjadi bubuk dan lembab
2 Kapsul a Perubahan warna isi kapsul
b terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan lainnya 3 Tablet Salut
a Pecah-pecah dan terjadi perubahan warna b Basah dan lengket satu dengan yang lainnya
c Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
4 Cairan
56
a Menjadi keruh atau timbul endapan b Konsistensi berubah
c Warna atau rasa berubah d Botol-botol plastik rusak atau bocor
5 Salepkrim a Warna berubah
b Pottube rusak atau bocor c Bau berubah
Jika terdapat obat dengan ciri-ciri seperti di atas, berarti obat tersebut digolongkan sebagai obat rusak. Pengelolaan obat rusak di
Apotek Kimia Farma 179 Martapura dilakukan dengan cara meretur atau mengembalikan obat tersebut kepada PBF yang bersangkutan,
dengan syarat obat tersebut belum memasuki batas kadaluarsa, setidaknya tiga bulan sebelum batas kadaluarsa.
Obat kadaluarsa adalah obat yang telah memasuki batas kadaluarsa atau sudah tidak layak untuk digunakan yang dilihat dari
tanggal expired date yang terdapat dikemasan obat tersebut. Setiap tiga bulan sekali Apotek Kimia Farma 179 Martapura
melakukan kegiatan stock opname, yaitu pemeriksaan terhadap seluruh obat yang terdapat di Apotek Kimia Farma 179 Martapura. Tujuan
stock opname adalah untuk mengetahui obat-obat yang rusak dan kadaluarsa agar obat yang rusak dapat segera diretur ke PBF jika
masih memenuhi syarat dan obat yang sudah kadaluarsa dapat segera dimusnahkan.
1 Pemusnahan obat kadaluarsa Pemusnahan obat kadaluarsa di Apotek Kimia Farma 179
Martapura yaitu untuk sediaan sirup airnya dibuang ke westafel dan botolnya dibuang, untuk sediaan tablet terlebih dahulu tablet
dihancur kemudian dibakar dan untuk sediaan salep dank rim dimusnahkan dengan cara dibakar, kemudian dibuang.
2 Pemusnahan resep
57
Resep yang telah disimpan selama kurang lebih tiga tahun akan dilakukan pemusnahan. Apotek Kimia Farma 179 Martapura
melakukan pemusnahan resep dengan cara dibakar. f. Pelayanan KIE
Pelayanan KIE adalah pelayanan yang lebih menitikberatkan kepada pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE. Maksud
dari pelayanan KIE adalah pelayanan dengan menyampaikan pesan secara langsungtidak langsung melalui saluran komunikasi kepada
penerima pesan untuk mendapatkan efek yang mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat dengan gagasan maupun kenyataan yang perlu
diketahui masyarakat sehingga masyarakat berubah ke arah yang positif.
Pelayanan KIE meliputi komunikasi yang baik, benar dan sopan kepada pasien dan memberitahukan informasi tentang cara
pemakaian obat, indikasi obat, efek samping, sampai hal-hal yang harus diperhatikan oleh pasien seperti obat dengan indikasi antibiotika,
pasien harus meminumnya sampai habis agar tidak terjadi resistensi atau kebal terhadap jenis antibiotika tersebut serta pemberian edukasi
terhadap pasien. Apoteker atau asisten apoteker harus memberikan edukasi mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan
kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki budaya hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan.
Pelayanan KIE di Apotek Kimia Farma 179 Martapura dilakukan dengan memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti. Informasi obat yang diberikan kepada pasien meliputi: aturan pakai, indikasi obat, cara penyimpanan obat, sampai hal-hal
yang harus diperhatikan oleh pasien, seperti pemakaian antibiotika, pemakaian obat sariawan, pemakaian tablet hisap dan lain-lain.
Apotek Kimia Farma 179 Martapura telah memberikan informasi obat yang jelas dan pasti tentang suatu obat untuk
58
meningkatkan pemakaian obat secara rasional sehingga dapat tercapai tujuan terapi yang diinginkan. Pemberian Informasi obat dilakukan
pada saat penyerahan obat oleh asisten apoteker kepada pasien sehingga pasien dapat menggunakan obatnya dengan benar dan
rasional sehingga tujuan terapi dari pengobatan tersebut dapat tercapai. 7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 179 Martapura dimulai dari perencanaan barang sampai pemusnahan
barang yang telah rusak atau kadaluarsa. Apotek Kimia Farma 179 Martapura melakukan seluruh kegiatan penjualan, pembelian dan
administrasi lainnya dengan menggunakan komputerisasi atau yang disebut KIS Kimia Farma Apotek Informasi Sistem. Dengan
menggunakan sistem ini, maka seluruh data Apotek Kimia Farma 179 Martapura dapat memudahkan karyawan dalam pengarsipan data
Apotek, sehingga apabila suatu saat data tersebut diperlukan, maka dapat ditemukan dengan mudah.
59
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN