V.  KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Penurunan luas hutan menyebabkan perubahan terhadap parameter-parameter
permukaan dihutan, diantara parameter yang berubah adalah albedo permukaan, lai, tipe
hutan,  surface raougness lenght. Perubahan nilai dari parameter permukaan tersebut
mempengaruhi unsur-unsur dalam neraca energi seperti sensible heat flux dan laten heat
flux
. Dari perubahan unsur ini kemudian mempengaruhi iklim di pulau Kalimantan.
Hasil dari simulasi model REMO menunjukkan bahwa penurunan luas hutan
menyebabkan kenaikan suhu udara rata-rata dari 25,3°C pada Kontrol menjadi 25,4°C pada
R-25 dan 25,5°C pada R-50. Selain itu mengakibatkan terjadinya kenaikan evaporasi
sebesar 1,03 pada skenario R-25 dan 1,99 pada skenario R-25. Peningkatan
evaporasi menyebabkan curah hujan konvektif naik sebesar 5,21 pada skenario R-25 dan
6,20  pada skenario R-50. Kenaikan curah hujan ini mengakibatkan naiknya limpasan
permukaan sebesar 6,15 pada skenario R- 25 dan 10,51 pada skenario R-50.
5.2 Saran
Penelitian dengan menggunakan Model untuk membantu menganalisa keadaan-keadaan
yang ekstrim dan tidak dapat di analisa melalui pengukuran langsung harus lebih ditingkatkan
terutama pada peningkatan resolusi dan akurasi dari model yang digunakan serta data-data
primer yang digunakan untuk mendukung hasil dari model yang digunakan.
Analisa perubahan tutupan lahan ini akan lebih baik jika menggunakan resolusi yang lebih
tinggi serta ditunjang dengan data pengamatan yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Aldrian, E., Dümenil-Gates, L., Jacob, D., Podzun, R., Gunawan, D. 2004. Long-term
Simulationof Indonesian rainfall with the MPI region model.
Climate Dynamcs vol. 22 pp.795-814.
Badan Planologi Kehutanan dan Perkebunan. 2003.  Buku Indikasi Kawasan Hutan
Lahan Yang Perlu Dilakukan Rehabilitasi Tahun 2003.
Bruce, J.P. and Clark, P.H. 1966. Introduction to Hydrometeorology
: Pergamon Press, Oxford.
Byers, Horace Roberts. 1959. General Meteorology
. McGraw-Hill Book Company. New York.
Campbell, G. S. 1977. An Introduction to Environmental Biophysics
. Springer- Verlag, New York.
Jury, W.A., Gardner, W.R., Gardner, W.H., 1991.  Soil Physics, 5th ed., John Wiley
Sons, Inc., New York, NY. Stull, R., 1995: Meteorology Today for
Scientists and Engineers . West Publishers.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Albedo dari beberapa jenis permukaan
Permukaan Tipe
Observasi Albedo
Pengamat
Bay va 3
- 4
KH Bay and River
va 6  -  10
TH Inland Waters
va 5  -  10
L Ocean va
3 -
7 TH
Ocean, deep va
3  -  5 L
Ocean, near shore, solar elevation 47° tg
4 A
Ocean, near shore, solar elevation 43° tg
6 A
Ocean, near shore, solar elevation 20° tg
14 A
Ocean, near shore, solar elevation 12° tg
30 A
Ocean, near shore, solar elevation 5 
1 2
° tg 46
A Forest Green
va 3  -  6
KH Forest va
4 -
10 TH
Forest va 3
- 5
L Forest, snow-covered ground
va 10  -  25
KH Ground, bare
va 10  -  20
L Ground, bare, very white
va 11
KH Ground, bare, some trees
va 7
KH Ground, wet, 70-85 bare
ta 8  -  9
F Ground, moist, 70-95 bare
ta 9  -  12
F Black mold, dry
tg 14
A Black mold, wet
tg 8
A Sand, dry
tg 18
A Desert, Mojave
ta 24  -  28
M Desert, Death Valley
ta 25
M Sand, wet
tg 9
A Fields, dry plowed
va 20
- 25
TH Fields, green
va 10  -  15
TH Fields, green
va 3  -  6
KH Fields, wheat
va 7  -
KH Fields, unspecified
va 5  -  10
L Grass, dry
va 15  -  25
TH Grass, high dry
tg 31  -  33
A Grass, dry, no sun
tg 19  -  22
K Grass, high fresh
tg 26  -
A Grass, high wet
tg 22  -
A Grass, wet no sun
tg 14  -  26
K Grass, wet sun
tg 33  -  37
K Snow, fresh
tg 81  -
A Snow, several days old, white, smooth
tg 70  -  86
A Snow, fresh highest value
tg 87  -
K Snow, old lowest value
tg 46  -
K Snow, white field
va 70  -  86
KH Ice, sparse snow cover ta
69 -
M Clouds, stratus overcast, 0-500 feet thick
ta 5
- 63
N Clouds, stratus overcast, 500-1000 feet thick
ta 31  -  75
N
Permukaan Tipe
Observasi Albedo
Pengamat
Clouds, stratus overcast, 1000-2000 feet thick ta
59 -
84 N
Clouds, dense, opaque va
55 -
78 L
Clouds, dense, nearly opaque va
44  - L
Clouds, thin va
36  -  40 L
Clouds, stratus, 600-1600 feet thick ta
78  - Al
Clouds, stratocumulus overcast ta
56  -  81 F
Clouds, altostratus, occasional breaks ta
17  -  36 F
Clouds, altostratus overcast ta
39  -  59 F
Clouds, cirrostratus and altostratus overcast ta
49  -  64 F
Clouds, cirrostratus overcast ta
44  -  50 F
Keterangan : Tipe Observasi :
- v  : pengukuran albedo dengan menggunakan photometer
- t  : pengukuran albedo dengan menggunakan pyrheliometer, pyranometer
- a   : pengukurang dengan menggunakan aircraft pesawat
- g   : pengukuran dilakukan di permukaan ground
Pengamat : -
A   : Ångström, A. Geograf. Ann., vol.7, p.321, 1925 -
Al  : Aldrich, L. B., Smithsonian Misc. Coll., vol.69, No.10, 1919 -
B   : Baur, F., and philips, H., Gerl. Beitr. Geophys., vol. 42, p.160. -
D  : Danjon, A., Ann. L’Obs. Strasbourg 3 No.3, p.193, 1936. -
F   : Fritz, S. Buil. Amel. Meteorol. Soc., vol. 29. p.303, 1948; vol.31, p.251, 1950; Journ. Meteorol., vol.58, p.59, 1930.
- K   : Klitin, N. N., Month. Wheat. Rev., vol.58, p.59, 1930
- KH : Kimball, H. H., and Hand, I. F., Month. Weath. Rev., vol.58, p.280, 1930
- L  : Luckiesh, M.Astrophys. Journ., vol.49, p.108, 1919.
- M   : MacDonald, T. H., private communication, 1949.
- N  : Neiburger, M., U. C. L. A., Dep. Of Meteorol. Papers in Meteorol., No.9, 1948;
also Joun. Meteorol., vol.6, p.98, 1949. -
TH : Tousey, R., ad Hulburt, E. O., Journ. Opt. Soc. Amer., vol.37, p.28, 1947
Lampiran 2. Parameter Input dan Output dalam model REMO Parameter  Input
129     Surface geopotential
orography 172     Land sea mask
173     Surface roughness length 229     field capacity of soil
200     leaf area index 226     FAO data set soil data
flags 212     Vegetation type
198     Vegetation ratio 174     Surface background albedo
199     Orographic variance for
runoff 134     Surface pressure
130     Temperature 139     Surface temperature
206     Snow temperature 207     Soil temperature TD3
208     Soil temperature TD4 209     Soil temperature TD5
170     Deep soil temperature 183     Soil temperature
131     u-Velocity 132     v-Velocity
133     Specific humidity 153     Liquid water content
140     Soil wetness 232     Glacier mask
194     Skin reservoir content t-
1 141     Snow depth
156     Geopotential height ‘
Parameter  Output 130     Temperature
131     u-velocity 132     v-velocity
133     Specific humidity 153     Liquid water content
134     Surface pressure 135     Vertical velocity
139     Surface temperature 140     Soil wetness
141     Snow depth 142     Large scale precipitation
143     Convective  precipitation 144     Snow fall
145     Boundary layer dissipation 146     Surface sensible heat flux
147     Surface latent heat flux 159     ustar3
160     Surface runoff 162     Cloud cover
163     Total cloud cover 164     Total cloud cover
165     10m u-velocity 166     10m v-velocity
167     2m temperature 168     2m dew point temperature
169     Surface temperature 170     Deep soil temperature
171     10m windspeed 172     Land sea mask
173     Surface roughness length 174     Surface background albedo
175     Surface albedo 176     Net surface solar radiation
177     Net surface thermal
radiation 178     Net top solar radiation
179     Top thermal radiation OLR 180     Surface u-stress
181     Surface v-stress 182     Surface evaporation
183     Soil temperature 185     Net surf. solar radiation
186     Net surf. thermal radiation 187     Net top solar radiation
188     Net top thermal radiation 189     Surface solar cloud forcing
190     Surface thermal cloud
forcing 191     Top solar cloud forcing
192     Top thermal cloud forcing 194     Skin reservoir content t-
1 195     u-Gravity wave stress
196     v-Gravity wave stress 197     Gravity wave dissipation
198     Vegetation ratio 199     Orographic variance for
runoff 200     Leaf area index
201     Maximum 2m-temperature 202     Minimum 2m-temperature
203     Top solar radiation upward 204     Surface solar radiation
upward 205     Surface thermal radiation
upward 206     Snow temperature
207     Soil temperature TD3 208     Soil temperature TD4
209     Soil temperature TD5 210     Sea ice cover
211     Sea ice depth 212     Vegetation type
213     effective sea-ice skin
temp
214     Maximum surface temperature 215     Minimum surface temperature
216     Maximum 10m-wind speed 217     Maximum heig of conv cloud
top 218     Snow melt
220     Residual surface heat budget
221     Snow depth change 223     Cloud cover
223     Cloud cover 224     Turbulent kinetic energy
226     FAO data set soil data
flags 227     Heat capacity of soil
228     Soil diffusivity 229     Field capacity of soil
230     Vert-ly integ spec.
humidity 231     Vert-ly integ liq water
cont 232     Glacier mask
129     Surface geopotential orography
156     Geopotential height
Lampiran 3. Merubah Format data dari BIG endian menjadi LITTLE endian Untuk melakukan proses ini terlebih dahulu disiapkan data BIG endian directory ...xa dan
buat directory …xalin untuk menyimpan hasil proses LITTLE endian. Dan pastikan file
uswap
ada pada directory
~bin
Kemudian buat Script berikut dan simpan dengan nama
conv_b2l
.
Kemudian script
conv_b2l
dieksekusi di konsule dengan menggunakan perintah eksekusi
.conv_b2l
.
binbash set -ex
converts bigendian data to littleendian data compile uswap in directory uread
INPUTDIR=homesofyanremoxa OUTPUTDIR=homesofyanremoxalin
cd {INPUTDIR} for I in
do for ext4,remo etc
uswap -x -i {I} -o {OUTPUTDIR}{I} for ext8
uswap -x -d -i {I} -o {OUTPUTDIR}{I} done
exit
Lampiran 4. Script merubah rasio hutan Script ini dibuat dengan menggunakan bahasa basic dan dijalankan dengan menggunakan
system operasi Microsoft Windows. Sebelum script ini dijalankan terlebih dahulu disiapkan data ekstraksi berupa data :
o Parameter 172  : Land Sea Mask  sudah diedit : Pulau kalimantan bernilai
1 dan area
lain bernilai o
Parameter 174   : Albedo o
Parameter 198   : Rasio Vegetasi o
Parameter 200   : LAI o
Parameter 212   : Tipe Vegetasi o
Parameter 229   : Kapasitas Lapang
Dim Mask101,55 as Single ‘Parameter 172 Land Sea Mask
Dim Albd101,55 as Single ‘Parameter 174 Albedo
Dim RasV101,55 as Single ‘Parameter 198 Rasio Vegetasi
Dim LAI101,55 as Single ‘Parameter 200 Leaf Area Index
Dim TypeV101,55 as Single ‘Parameter 212 Tipe Vegetasi
Dim KL101,55 as Single ‘Parameter 229 Kapasitas Lapang
Dim i as Integer Dim j as Integer
Dim TotalRasioIN as single Dim TotalRasioOUT as single
‘Modul DataProses ‘ - Membaca File Input
‘ – Membuat File Output ‘ - Membaca Data Parameter
‘ – Menulis Data Olahan Penurunan Rasio Vegetasi Public Sub DataProses
‘Membaca File Input Open “D:\Data\LSM.txt” For Input as 1
Open “D:\Data\Albedo.txt” For Input as 2 Open “D:\Data\RasioV.txt” For Input as 3
Open “D:\Data\LAI.txt” For Input as 4 Open “D:\Data\TipeV.txt” For Input as 5
Open “D:\Data\KL.txt” For Input as 6 ‘Output
File Open “D:\Data\OutLSM.txt” For Output as 7
Open “D:\Data\OutAlbedo.txt” For Output as 8 Open “D:\Data\OutRasioV.txt” For Output as 9
Open “D:\Data\OutLAI.txt” For Output as 10 Open “D:\Data\OutTipeV.txt” For Output as 11
Open “D:\Data\OutKL.txt” For Output as 12 ‘Membaca Data
i = 0 j = 1
While not
EOF1 If i = 101 then
i = 0 j = j + 1
end if i = i + 1
Input 1, Maski,j
Input 2, Albdi,j Input 3, RasVi,j
Input 4, LAIi,j Input 5, TypeVi,j
Input 6, KLi,j Wend
‘ Nilai TotalRasio Awal For i = 1 to 101
For j = 1 to 55 TotalRasioIN = TotalRasioIN + Maski,j RasVi,j
Next j
Next i
HitungUlang: Call
PenurunanRasio TotalRasioOUT
= For i = 1 to 101
For j = 1 to 55 TotalRasioOUT = TotalRasioOUT + Maski,j RasVi,j
Next j
Next i
‘ Nilai TotalRasio Bergantung dari scenario yang diinginkan If TotalRasioOUT  TotalRasioIN – TotalRasioIN  25100 Then
GoTo HitungUlang End if
‘ – Menulis Data Olahan Penurunan Rasio Vegetasi Output
7, Maski,j
Output 8, Albdi,j Output 9, RasVi,j
Output 10, LAIi,j Output 11, TypeVi,j
Output 12, KLi,j ‘
Menutup File
Close 1 : Close 2 : Close 3 : Close 4 : Close 5 : Close 6 Close 7 : Close 8 :
Close 9 : Close 10 : Close 11 : Close 12 End sub
‘Modul penurunan rasio hutan secara random Public sub PenurunanRasio
Dim x as Integer Dim y as Integer
RandomUlang: ‘Menentukan Pixel yang akan dirubah
i = rnd  101 j = rnd  55
x = rnd  101 y = rnd  55
If i = 0 or j = 0 or x = 0 or y = 0 _ or i = x or j = y or MaskI,J=0 _
or Maskx,y = 0 Then GoTo RandomUlang
If RasVi,j  RasVx,y then GoTo RandomUlang ‘Menukar nilai parameter pada pixel yang sudah ditentukan
Maski,j = Maskx,y Albdi,j = Albdx,y
RasVi,j = RasVx,y LAIi,j = LAIx,y
TypeVi,j = TypeVx,y KLi,j = KLx,y
End Sub
Lampiran 5. Script untuk menjalankan model REMO Untuk melakukan proses ini terlebih dahulu disiapkan data LITTLE endian pada directory
xalin. Dan siapkan beberapa directory xe,xf,xt untuk menyimpan keluaran model  Dan pastikan bahwa model iklim remo sudah ter-install pada PC yang digunakan.  Kemudian buat Script berikut
dan simpan dengan nama
remo_ind_chain
.
binbash set -ex
cd tmp set +e
mkdir dump cd dump
rm -rf set -ex
PFL=homesofyanremoremo5.0_pclibs PFL2=homesofyanremojobs
EXP=400 YEXP=\{EXP}\
Membaca jam awal dari jobs saat ini RSA Membaca jam akhir dari bulan saat ini REND
RSA=`cat {PFL2}RSA` REND=`cat {PFL2}REND`
Jika rantai selesai mencapai REND keluar if [ {RSA} -ge {REND} ]
then cd {PFL2}
time put_remo_results exit
fi Akhir dari job saat ini dihitung 48 jam setelah jam awal
RSE=`expr {RSA} + 48` if [ {RSE} -ge {REND} ]
then RSE={REND}
fi membuat file parameter menjalankan REMO kedalam file namanya INPUT
cat  INPUT  EOF EMGRID
PHILU=-19.0, RLALU=91.0,
POLPHI=90.0, POLLAM=180.0,
DLAM=0.5, DPHI=0.5,
END
RUNCTL NHANF=RSA,
NHENDE=RSE, YADAT=02019600,
NHEAA=6, NHDEA=6,
NHFORA=RSE, NHDFOR=9999999,
NHTAA=6, NHDTA=6,
NHDAA=9999999, NHDDA=9999999,
NHDMXN=6, DT=300.0,
NHDR=6, LMOMON=.FALSE.
END DYNCTL
END PHYCTL
HDRAD=1, LPHYEM=.FALSE.,
LAKKU=.FALSE., END
NMICTL END
PRICTL END
DATEN YADEN=400,
YRDEN=400, YEDEN=400,
YFDEN=400, YTDEN=400,
YADCAT=homesofyanremoxalin, YRDCAT=homesofyanremoxalin,
YEDCAT=homesofyanremoxe, YFDCAT=homesofyanremoxf,
YTDCAT=homesofyanremoxt, YTVARN=APRL    ,APRC    ,APRS    ,ALWCVI  ,QVI     ,
RUNOFF  ,DRAIN   ,SNMEL   ,DSNAC   ,EVAP    ,SRADS   , TRADS   ,SRAD0   ,TRAD0   ,AHFS    ,AHFL    ,ACLCV   ,
WSECH   ,SN      ,TEMP2   ,TSECH   ,TD      ,TDCL    , TSN     ,TD3     ,TD4     ,TD5    ,
END EOF
Disini MENJALANKAN REMO {PFL}remo_101x55x20x1.exe  INPUT
Menyimpan data jam akhir job ini kedalam file, diberi nama RSA set +ex
cat  fort.20  EOC {RSE}
EOC mv fort.20 {PFL2}RSA
cd homesofyanremoxf Menghapus xf_file lama dua file
ANZ=`ls | wc -w` if [ {ANZ} -eq 4 ]
then
Kemudian script
remo_ind_chain
dieksekusi di konsule dengan menggunakan perintah eksekusi
.remo_ind_chain
.
IND=1 for FILE in `ls -rt`; do
if [ {IND} -le 2 ]; then rm FILE
fi IND=`expr {IND} + 1`
done fi
kembali ke direktori awal dan menjalankan rantai berikutnya cd {PFL2}
time remo_ind_chain time remo_ind_chain  remo_out{RSA}
exit
Lampiran 6. Script untuk mengekstrak model REMO Untuk melakukan proses ini terlebih dahulu disiapkan data keluaran model  Dan pastikan
bahwa model iklim remo sudah ter-install pada PC yang digunakan.  . Dan pastikan file
pure4
dan
yefis
ada pada directory
~bin
Kemudian buat Script berikut dan simpan dengan nama
script_all
.
binbash This script extracting precipitation components 142+143
set -ex YY=96
MMM=01 ART=.tar
DATT=xt RUN=400
PARMA=142 PARMB=143
ERUN=e{RUN}xe NUMMERA=PARMA,PARMB
NUMMERA=182,139 pindah ke direktori kerja
cd homesofyanremoxeot buat file parameter input untuk yefis INPUTA dan pure4 INPUTB
pertama check jika kedua file ada, jika ya hapus keduanya if [ -f INPUTA ];then
rm INPUTA fi
if [ -f INPUTB ];then rm INPUTB
fi cat  INPUTA  EOF
DATEN ICODE={NUMMERA}
IEXP=RUN END
EOF cat  INPUTB  EOF
101 55 2
91 91.5 2
-19 -18.5 EOF
loop tahunan while [ {YY} -le 96 ]
do if [ {MMM} -ne 0 ]; then
MM={MMM} MMM=0
else MM=01
MMM=0 fi
loop bulanan while [ {MM} -le 01 ]
do INTE=1
buat daftar panjang seluruh file berawal e400xt, proses satu satu for FILE in `ls {ERUN}??{MM}{YY}??`; do
NEWFILE=`basename FILE` echo NEWFILE
yefis mengubah format REMO output ke format ieee yefis  INPUTA {FILE} {NEWFILE}.ieee
pure4 mengubah format ieee ke format pure binary atau grads sekaligus dibuat ctl file untuk grads
pure4 grads {NEWFILE}.ieee {FILE}.grd  INPUTB {FILE}.ctl
akumulasikan seluruh file hasil ke file hasil bulanan data 6 jam- an
cat {FILE}.grd  {ERUN}{MM}{YY}.grd rm {FILE}
rm {FILE}.ieee {FILE}.grd pindah ke indeks file berikutnya
INTE=`expr {INTE} + 1` done
jangan lupa juga lakukan proses serupa untuk yang jam 00 bulan berikutnya
yefis  INPUTA {ERUN}01????00 dummy.ieee pure4 grads dummy.ieee dummy.grd  INPUTB  dummy.ctl
cat dummy.grd  {ERUN}{MM}{YY}.grd rm dummy. {ERUN}01????00
mengenali nama bulan yang sedang di proses case {MM} in
01 MON=jan;; 02 MON=feb;;
03 MON=mar;; 04 MON=apr;;
05 MON=may;; 06 MON=jun;;
07 MON=jul;; 08 MON=aug;;
09 MON=sep;; 10 MON=oct;;
11 MON=nov;; 12 MON=dec;;
esac check jika ctl_file untuk bulan ini ada, jika tidak buatkan
if [  -f {ERUN}{MM}{YY}.ctl ] then
cat  {ERUN}{MM}{YY}.ctl  EOF DSET {ERUN}{MM}{YY}.grd
UNDEF 9e+09 XDEF 101 LINEAR 91.000000 0.500000
YDEF 55 LINEAR -19.000000 0.500000 TDEF {INTE} LINEAR 06:00Z1{MON}{YY} 06hr
ZDEF 1 LINEAR 1000 -1 VARS 2
cPARMA 1 0 CODE PARMA cPARMB 1 0 CODE PARMB
ENDVARS EOF
Kemudian script
script_all
dieksekusi di konsule dengan menggunakan perintah eksekusi
.script_all
.
fi rm {ERUN}??{MM}{YY}??.ctl
hitung bulan berikutnya if [ {MM} -le 08 ]; then
MM=0`expr {MM} + 1` else
MM=`expr {MM} + 1` fi
done hitung tahun berikutnya
YY=`expr {YY} + 1` done
rm INPUTA INPUTB exit
Lampiran 7. Uji Statistik dari unsur iklim
1. CURAH HUJAN MUSIMAM
2. CURAH HUJAN KONVEKTIF
Ranks
718
a
728.24 522878.50
742
b
732.68 543651.50
c
1460 661
d
722.40 477505.50
799
e
737.20 589024.50
f
1460 678
g
733.85 497548.50
781
h
726.66 567521.50
1
i
1460 Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total R-25 - KONTROL
R-50 - KONTROL
R-50 - R-25 N
Mean Rank Sum of Ranks
R-25  KONTROL a.
R-25  KONTROL b.
KONTROL = R-25 c.
R-50  KONTROL d.
R-50  KONTROL e.
KONTROL = R-50 f.
R-50  R-25 g.
R-50  R-25 h.
R-25 = R-50 i.
Test Statistics
b
-.645
a
-3.461
a
-2.174
a
.519 .001
.030 Z
Asymp. Sig. 2-tailed R-25 -
KONTROL R-50 -
KONTROL R-50 - R-25
Based on negative ranks. a.
Wilcoxon Signed Ranks Test b.
Ranks
570
a
693.61 395359.00
887
b
751.74 666794.00
3
c
1460 562
d
689.43 387458.50
897
e
755.42 677611.50
1
f
1460 728
g
731.55 532570.00
732
h
729.45 533960.00
i
1460 Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total R 25 - Kontrol
R 50 - Kontrol
R 50 - R 25 N
Mean Rank Sum of Ranks
R 25  Kontrol a.
R 25  Kontrol b.
Kontrol = R 25 c.
R 50  Kontrol d.
R 50  Kontrol e.
Kontrol = R 50 f.
R 50  R 25 g.
R 50  R 25 h.
R 25 = R 50 i.
Test Statistics
b
-8.449
a
-9.013
a
-.043
a
.000 .000
.966 Z
Asymp. Sig. 2-tailed R 25 - Kontrol
R 50 - Kontrol R 50 - R 25
Based on negative ranks. a.
Wilcoxon Signed Ranks Test b.
3. EVAPORASI
4. LIMPASAN
Ranks
486
a
799.77 388687.50
973
b
695.15 676382.50
1
c
1460 583
d
831.97 485037.50
876
e
662.14 580032.50
1
f
1460 879
g
745.71 655480.50
580
h
706.19 409589.50
1
i
1460 Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total R 25 - Kontrol
R 50 - Kontrol
R 50 - R 25 N
Mean Rank Sum of Ranks
R 25  Kontrol a.
R 25  Kontrol b.
Kontrol = R 25 c.
R 50  Kontrol d.
R 50  Kontrol e.
Kontrol = R 50 f.
R 50  R 25 g.
R 50  R 25 h.
R 25 = R 50 i.
Test Statistics
c
-8.937
a
-2.951
a
-7.638
b
.000 .003
.000 Z
Asymp. Sig. 2-tailed R 25 - Kontrol
R 50 - Kontrol R 50 - R 25
Based on negative ranks. a.
Based on positive ranks. b.
Wilcoxon Signed Ranks Test c.
Ranks
472
a
582.10 274753.50
752
b
631.58 474946.50
236
c
1460 551
d
700.47 385959.00
908
e
747.92 679111.00
1
f
1460 709
g
720.10 510549.00
750
h
739.36 554521.00
1
i
1460 Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total R25 - Kontrol
R50 - Kontrol
R50 - R25 N
Mean Rank Sum of Ranks
R25  Kontrol a.
R25  Kontrol b.
Kontrol = R25 c.
R50  Kontrol d.
R50  Kontrol e.
Kontrol = R50 f.
R50  R25 g.
R50  R25 h.
R25 = R50 i.
Test Statistics
b
-8.092
a
-9.106
a
-1.366
a
.000 .000
.172 Z
Asymp. Sig. 2-tailed R25 - Kontrol
R50 - Kontrol R50 - R25
Based on negative ranks. a.
Wilcoxon Signed Ranks Test b.
5. SUHU UDARA
Ranks
404
a
707.98 286023.50
1052
b
736.38 774672.50
4
c
1460 289
d
693.15 200319.00
1171
e
739.72 866211.00
f
1460 513
g
635.50 326010.00
945
h
780.53 737601.00
2
i
1460 Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total Negative Ranks
Positive Ranks Ties
Total R25 - Kontrol
R50 - Kontrol
R50 - R25 N
Mean Rank Sum of Ranks
R25  Kontrol a.
R25  Kontrol b.
Kontrol = R25 c.
R50  Kontrol d.
R50  Kontrol e.
Kontrol = R50 f.
R50  R25 g.
R50  R25 h.
R25 = R50 i.
Test Statistics
b
-15.226
a
-20.664
a
-12.799
a
.000 .000
.000 Z
Asymp. Sig. 2-tailed R25 - Kontrol R50 - Kontrol R50 - R25
Based on negative ranks. a.
Wilcoxon Signed Ranks Test b.
Lampiran 8. Data curah hujan di beberapa stasiun di pulau Kalimantan pada tahun 1996
No. Nama
Stasiun Jan Feb Mar Apr May Jun  Jul  Aug Sep  Oct Nov Dec Total
1 Singkawang 465 350
214 231
112 340
191 327 282
525 263
277 3577
2 Pontianak
249 363 344
354 159
330 204 340
183 639
276 235
3676
3 Anjungan 294 357
320 335
153 330
204 338 207
611 278
244 3671
4 Kembayan 245 273
319 229
73 359
202 290 266
525 443
351 3575
5 Paloh 563 355
156 148
78 351
171 320 308
488 242
295 3475
6 Siantan 345 353
289 308
143 78
351 171 320
308 488
242 3396
7 Susilo Sintang
438 321 362
382 166
335 315 350
432 485
306 276
4168
8 Nanga Pinoh
423 328 354
363 166
331 345 351
403 477
313 278
4132
9 Banjarmasin
415 339 350
277 220
249 196 440
113 358
324 491
3772
10 Banjarbaru 414 340
349 277
220 250
197 439 114
357 324
489 3770
11 Stajer 336 326
253 321
181 440
607 373 238
308 130
280 3793
12 Palangkaraya 256 405
240 186
165 266
171 366 246
189 391
244 3125
13 Muara Tewah
256 386 419
230 249
293 111 378
218 341
568 309
3758
14 Balikpapan
- 392 - - - 287
192 - - - - - -
15 Tarakan 304 275
448 439
330 339
248 402 442
- 378
579 4184
16 Samarinda 315 385
300 203
304 278
129 319 209
304 329
332 3407
17 Tanjung Redup
372 377 376
278 -
- 195 211
- -
224 -
-
18 Tanjung Selor
323 304 366
232 262
316 183 284
107 294
251 275
3197
19 Long Bawang
292 113
183 262
216 239
- - - - - - -
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN HUTAN TERHADAP IKLIM DI PULAU KALIMANTAN MENGGUNAKAN
MODEL IKLIM REGIONAL REMO
SOFYAN AGUS SALIM G02400013
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN HUTAN TERHADAP IKLIM DI PULAU KALIMANTAN MENGGUNAKAN
MODEL IKLIM REGIONAL REMO
SOFYAN AGUS SALIM G02400013
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Pada
Program Studi Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Judul :   Analisis Dampak Perubahan Tutupan Lahan Hutan Terhadap Iklim
Di Pulau Kalimantan Menggunakan Model Iklim Regional REMO
Nama : Sofyan
Agus Salim
NRP : G02400013
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Prof.Dr.Ir. Hidayat Pawitan NIP : 130 516 292
Dr. Edvin Aldrian NIP: 680 002 393
Mengetahui, Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Dr.Drh. Hasim, DEA
NIP : 131 578 806 Tanggal Lulus :
I. PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang
1.1.1.  Penurunan luas tutupan lahan hutan Kondisi hutan mengalami perubahan
yang cepat dan dinamis, sesuai perkembangan pembangunan dan perjalanan waktu. Banyak
faktor yang mengakibatkan perubahan tersebut antara lain pertambahan penduduk, dan
pembangunan diluar sektor kehutanan yang sangat pesat memberikan pengaruh besar
terhadap meningkatnya kebutuhan akan lahan dan produk-produk dari hutan. Selain itu
adanya perambahan hutan dan terjadinya kebakaran hutan yang mengakibatkan semakin
luasnya kerusakan hutan di Indonesia.
Menurut data selama 12 tahun 1985- 1997 angka degradasi dan deforestasi untuk
pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi adalah 1,6 juta hatahun sebagai akibat
penebangan liar, pencurian kayu, perambahan hutan, kebakaran hutan, lahan dan kebun serta
sistem pengelolaan hutan yang kurang tepat. Deforestasi dan degradasi hutan diperparah
dengan terjadinya kebakaran hutan pada tahun 1997 di Pulau Sumatera dan Kalimantan,
dengan kebakaran terbesar terjadi di Kalimantan Timur hingga mencapai 3,2 juta ha
Badan Planologi Kehutanan dan Perkebunan, 1998. Dari hasil perhitungan untuk pulau
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, diperkirakan laju deforestasi menjelang tahun
2000 telah melebihi angka 2,5 juta hatahun.
Penurunan luas hutan dapat mengubah karakteristik tutupan lahan, salah satu
perubahannya adalah meningkatnya albedo permukaan. Peningkatan albedo permukaan
berdampak terhadap neraca energi yang kemudian berpengaruh terhadap unsur iklim
seperti suhu udara dan evaporasi. Selain itu penurunan luas hutan dapat menurunkan
kemampuan tanah untuk menyerap dan mempertahankan air.
1.1.2.  Model iklim sebagai alat  bantu dalam proses analisis dampak penurunan
luas tutupan lahan hutan. Dalam dunia ilmu pengetahuan terdapat
tiga sumber acuan informasi yaitu dari data hasil pengamatan, hasil kajian teoritis dan data
hasil model. Yang paling bernilai dari ketiga jenis tersebut adalah hasil observasi
instrumentasi pengamatan karena semua analisis ilmiah akan dikembalikan kepada
acuan tersebut. Akan tetapi pengamatan dengan instrumentasi memiliki keterbatasan dari
resolusi fisis alat, temporal dan tutupan spasial. Selain itu keusangan alat akibat terlalu lama
dipakai dan seringkali alat tersebut jarang dikalibrasi. Untuk menutupi kekurangan itu
maka digunakanlah model iklim. Hal lain yang perlu disadari mengapa
model iklim diperlukan adalah eksperimen yang ekstrim tidak bisa dilakukan secara
langsung di alam. Untuk mengetahui berbagai fenomena alam yang bersifat ekstrim seperti
perubahan luas tutupan lahan hutan dapat disimulasikan dalam sebuah model tanpa
merusak alam.
Kemajuan teknologi di bidang komputer turut membantu perkembangan di bidang
pemodelan iklim. Saat ini model iklim dapat diproses oleh personal computer. Teknologi ini
dapat membantu dalam proses analisis dampak perubahan tutupan lahan hutan.
1.2    Tujuan
•  Mengkaji dampak penurunan luas tutupan lahan hutan terhadap iklim di
pulau Kalimantan menggunakan model iklim regional REMO
•  Menduga tingkat perubahan iklim akibat penurunan luas tutupan lahan hutan.
1.3    Hipotesis
Penurunan luas tutupan lahan hutan menyebabkan:
•  Peningkatan suhu udara. •  Peningkatan evaporasi
•  Peningkatan curah hujan konvektif •  Peningkatan limpasan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.    Hutan Hujan Tropis
Hujan hujan tropis adalah daerah yang ditandai oleh tumbuh-tumbuhan subur dan
rimbun serta curah hujan dan suhu yang tinggi sepanjang tahun. Hutan hujan tropis merupakan
ekosistem yang terkaya di dunia dari segi keanekaragaman hayati. Walaupun dengan
cakupan yang kurang dari 7 persen daratan bumi, hutan hujan tropis berisi lebih dari 50
persen jenis hewan dan tumbuhan di dunia.
Hutan hujan tropis juga memainkan suatu peran yang penting dalam iklim global
dengan kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida, suatu gas yang dipercaya oleh
para ahli sebagai penyebab terjadinya pemanasan global. Tumbuhan yang secara
alami menyerap karbon dioksida dan merubahnya menjadi oksigen melalui proses
fotosintesis. Hutan hujan tropis merupakan penyerap gas karbon dioksida terbaik
dibandingkan dengan ekosistem lainnya. Selain itu hutan hujan tropis memiliki
kemampuan yang baik dalam hal menyerap dan menyimpan air, sehingga dapat dijadikan
penyangga untuk menjaga lingkungan dari bencana banjir dan kekeringan. Ketika musim
hujan tiba air dalam keadaan berlimpah, hutan hujan tropis dapat mengurangi limpasan
sehingga sebagian besar air tetap berada di dalam ekosistem. Sedangkan ketika musim
kemarau tiba kekurangan air dapat ditutupi dari cadangan yang diperoleh di musim hujan.
Hutan hujan tropis dapat di temukan di sekitar garis khatulistiwa seperti terlihat pada
Gambar 1 sebaran hutan hujan tropis. Indonesia merupakan salah satu negara yang
masih memiliki ekosistem hutan hujan tropis yang luas. Salah satu pulau yang masih
memiliki hutan hujan tropis di Indonesia adalah pulau Kalimantan. Namun setiap tahunnya luas
hutan di pulau Kalimantan terus berkurang seperti terlihat pada Gambar 2 tutupan hutan
di Kalimantan dan Tabel 1 luas hutan di pulau Kalimantan.
sumber : http:en.wikipedia.orgwikiTropical_rainforest
Gambar 1. Sebaran hutan hujan tropis Tabel. 1 Luas hutan di pulau Kalimantan
Propinsi Luas
Wilayah Ha
1985 1991
1997 2000
Luas Hutan
Ha Luas
Hutan Ha
Luas Hutan
Ha Luas
Hutan Ha
Kalimantan Barat
14.546.318  8.700.600 59,8 8.117.960 55,8 6.717.026 46,1 6.736.261 46,3
Kalimantan Tengah
15.249.222 11.614.400 76,2 11.492.950 75,4  9.900.00
64,9 9.320.771 61,1 Kalimantan
Selatan 3.703.550  1.795.900 48,5 1.749.360 47,2  999.182
27,0  648.000 17,5 Kalimantan
Timur 19.504.912 19.875.100 91,6
17.584.260 90,2 13.900.00 71,3
12.477.309 64,0
Total 53.004.002
41.986.000 79,2
38.944.530 73,5
31.516.208 59,5
29.181.953 55,1
sumber : http:www.theodora.commapsnewindonesia_maps.html