III. METODOLOGI
3.1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Unit
Pelaksanaan Teknis UPT Hujan Buatan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BPPT, Jakarta.
3.2. Bahan dan Alat
• Data iklim tahun 1996 dari European European Centre for Medim-Range
Weather Forecasts ECMWF • Tutupan lahan Indonesia dari US NAVY
atau USGS GTOP30 • Seperangkat komputer yang dilengkapi
perangkat lunak seperti yang tertera pada tabel 3.
Gambar 5. Diagram alir penelitian
3.3. Metode
Dalam Menjalankan model REMO terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
• Tahap compiler installation • Tahap persiapan pre processing
• Menjalankan model REMO • Tahap analisis post processing
3.3.1. Tahap compiler installation
Untuk dapat menggunakan Model Iklim Regional REMO terlebih dahulu disiapkan
perangkat lunak sebagai berikut : • LINUX
Dalam penelitian ini distro LINUX yang digunakan adalah SUSE 9.0.
• Lahey Fortran Fujitsu 95. Lahey Fortran Fujitsu 95 adalah Fortran
Compiler yang paling optimal untuk
mendukung Model REMO. • Model Iklim Regional REMO.
• GraDS Perangkat lunak ini digunakan untuk
menganalisa keluaran dari REMO GraDS dapat di-download di
www.grads.iges.org . Dengan
menggunakan GraDS, Output dari REMO dapat dilihat dalam bentuk peta
dan grafik. 3.3.2.
Tahap persiapan pre processing
Tahapan ini terdiri dari beberapa persiapan yaitu:
• Persiapan data statis permukaan dan data dinamis.
Data dinamis adalah data Iklim Indonesia pada tahun 1996, dengan
resolusi temporal 6 jam dan resolusi spasial 0,5° x 0,5°. Diperoleh dari hasil
reanalisis data ECMWF Data statis adalah data tutupan lahan
dari USGS GTOP30
Tabel 3. Daftar perangkat lunak yang digunakan
Perangkat Lunak Tahun
Fungsi
Linux Suse 9.0 Windows XP
2003 2001
Sistem Operasi Lahey Fortran Fujitsu 95
Ms.Visual Basic 6.0 1995
1998 Compiler
Kwrite 4.5.1 2005
Pembuatan dan Editing Script REMO 5.0
1996 Model Iklim Regional
GraDS 1.9 2005
Pengolah Grid dan Display MS.Office 2003
2003 Pengolah Kata dan Tabel
• penamaan file REMO mengikuti kaidah berikut :
ExxDDMMYYHH
dengan, o
E : jenis data, bisa e, a atau c
o xx
: file input, output atau reinisialisasi, berupa
xa,xe,xt,xf,xg,xp o
DD : hari Day
o MM :
bulan Month
o YY :
tahun Year
o HH :
jam Hour
• Cakupan data adalah 101 x 55 pixel yaitu 8,5°LU – 19°LS dan 91°BT –
141,5°BT. • Merubah format data dari BIG endian
menjadi LITTLE endian. Untuk merubah format data dari BIG
endian ke LITTLE endian. Dibuat Script yang kemudian dijalankan dengan
menggunakan KONSULE. Dengan menggunakan perintah eksekusi
”
.conv_bl
” pada directory kerja • Penyiapan data untuk setiap skenario.
Tabel 4. Data yang digunakan pada tiap skenario
Skenario Data
Dinamis Data Statis
Kontrol Data iklim
Indonesia 1996
Parameter permukaan
Indonesia Tahun 1996
R-25 Data iklim
Indonesia 1996
Parameter permukaan
Indonesia Tahun 1996, Rasio hutan
Kalimantan diturunkan 25
R-50 Data iklim
Indonesia 1996
Parameter permukaan
Indonesia Tahun 1996, Rasio hutan
Kalimantan diturunkan 50
• Proses menurunkan rasio hutan. Proses penurunan rasio hutan
diturunkan secara acak. Yaitu dengan cara mengganti nilai pixel yang
memiliki rasio hutan yang lebih besar dengan nilai pixel yang memiliki nilai
rasio yang lebih kecil.
Sebagai contoh secara acak terpilih pixel 3,4 akan ditukar dengan
pixel 8,1. Berdasarkan nilai rasio hutan pixel 3,4 pixel 8,1 maka nilai rasio
hutan pada pixel 3,4 akan diisi nilai sebesar nilai rasio hutan pixel 8,1.
Selain rasio hutan nilai LAI, tipe vegetasi, albedo dan kapasitas lapang
pada pixel 3,4 juga diganti dengan nilai sebesar LAI, tipe vegetasi, albedo
dan kapasitas lapang pada pixel 8,1. Proses ini terus berlanjut hingga rataan
rasio hutan pulau Kalimantan turun 25 pada skenario R-25 dan 50 pada
skenario R-50.
Nilai rasio hutan terkecil di suatu pixel pada data permukaan tahun 1996
adalah 0,38 sehingga rataan rasio hutan terkecil yang dapat diperoleh dalam
proses randomisasi penurunan luas hutan adalah 0,38 atau setara dengan
penurunan 52 sehingga untuk skenario dipilih penurunan sebesar 25 dan 50.
Gambar 6. Diagram alir sub-model penurunan rasio hutan
Kontrol
Skenario R-25
Skenario R-50
Gambar 7. Rasio hutan pada tiga skenario
Kontrol
Skenario R-25
Skenario R-50
Gambar 8. LAI pada tiga skenario
Kontrol
Skenario R-25
Skenario R-50
Gambar 9. Albedo Permukaan pada tiga skenario
3.3.3. Menjalankan model REMO