Tinjauan Ketuntasan Belajar KAJIAN PUSTAKA

22

C. Tinjauan Ketuntasan Belajar

Belajar tuntas merupakan pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan kata lain apa yang telah dipelajari siswa telah dikuasai sepenuhnya Uzer Usman, 2000: 96. Jadi belajar tuntas adalah suatu sistem pengajaran yang menuntaskan tercapainya tujuan pengajaran oleh semua siswa. Hal yang perlu mendapat perhatian guru adalah bagaimana mengusahakan agar siswa dapat belajar efektif sehingga dapat menguasai materi pelajaran yang dianggap esensial bagi perkembangan siswa itu sendiri. Kriteria yang digunakan dalam pencapaian taraf minimal belajar tuntas adalah 1. mencapai 65 dari materi setiap pokok bahasan dengan melalui nilai formatif, maksudnya siswa mencapai sekurang-kurangnya 65 dari materi pelajaran, 2. mencapai 85 dari nilai ideal yang diperolehnya melalui perhitungan hasil tes sub sumatif, sumatif dan kokurikuler atau siswa mendapat nilai 65 dalam rapot untuk mata pelajaran tersebut, maksudnya untuk mengetahui persentase bahan yang disajikan yang dapat dikuasai seluruh siswa dalam satu kelas Mulyasa, 2004: 99. 23 Kriteria pertama mengandung pengertian bahwa siswa hendaknya mencapai penguasaan sekurang-kurangnya 65 dari mata pelajaran. Persentase jawaban benar yang dicapai setiap siswa melalui tes formatif bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut : Jumlah jawaban soal yang benar Jumlah seluruh soal Persentase dari materi pelajaran yang dapat dikuasai oleh seluruh siswa dalam satu kelas dapat dihitung dengan menghitung persentase penguasaan kelas atas bahan yang disajikan dengan rumus : Jumlah jawaban benar tiap siswa dalam tes keseluruhan Jumlah siswa yang ikut tes Maksud lain belajar tuntas ialah untuk meningkatkan efisiensi belajar, minat belajar, dan sikap siswa yang positif terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketuntasan belajar menurut Uzer Usman 2000: 98-99 adalah : 1. Bakat aptitude Bakat yaitu sejumlah waktu yang diminta oleh siswa untuk mencapai penguasaan suatu tugas pelajaran. Siswa yang berbakat akan dapat menguasai pelajaran yang sulit, sedangkan siswa yang tidak berbakat dianggap hanya mampu menguasai bagian yang mudah saja. Siswa akan mencapai penguasaan semua tugas yang diberikan jika siswa diberikan waktu yang cukup. X 100 X 100 24 2. Ketekunan perferance Ketekunan adalah waktu yang diinginkan siswa untuk belajar. Siswa tidak akan menguasai tugas yang diberikan sepenuhnya jika waktu yang diberikan tidak sesuai dengan waktu yang diperlukan. Ketekunan berhubungan dengan minat dan sikap belajar. Ketekunan banyak ditentukan oleh kualitas pengajaran yang diberikan guru kepada para siswa. 3. Kemampuan untuk menerima pelajaran ability to understand intruction Kesanggupan untuk menerima dan memahami pelajaran berhubungan erat dengan kemampuan menguasai bahasa lisan dan tulisan. Kemampuan untuk mengerti bahasa tulisan banyak ditentukan oleh cara penyusunan buku teks sedangkan kemampuan mengerti bahasa lisan berhubungan dengan kemampuan guru mengajar. 4. Kualitas pengajaran quality of Intruction Kualitas pengajaran ditentukan oleh kualitas penyajian, penjelasan, dan pengaturan unsur-unsur tugas belajar. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengembangan metode-metode mengajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa secara individual, sehingga dapat menghasilkan tingkat penguasaan materi pelajaran yang hampir sama pada semua siswa yang berbeda-beda bakatnya. 25 5. Kesempatan waktu untuk belajar time allowed for learning Alokasi waktu tiap bidang studi telah ditentukan dalam kurikulum yang telah disesuaikan dengan kebutuhan waktu belajar siswa dan perkembangan jiwanya. Waktu yang tersedia mungkin terlalu banyak bagi sebagian siswa, sedangkan bagi sebagian lain mungkin kurang. Guru perlu mengatasi agar waktu sesuai dengan kebutuhan sehingga waktu untuk mempelajari bidang studi tersebut benar-benar efektif. Langkah-langkah umum yang harus ditempuh agar ketuntasan belajar tercapai: 1. mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok, 2. memberikan tes diagnosa untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut sehingga dapat diketahui siswa yang telah memenuhi kriteria dan yang belum, 3. siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif, 4. melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu. 26

D. Pokok Materi Sistem Koloid

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN GEOMIK (GEOGRAFI DALAM KOMIK) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP UNTUK SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN 2015

11 39 207

Peningkatan Hasil Belajar Kimia dengan Pendekatan Modification of Reciprocal Teaching Pokok Bahasan Larutan Penyangga Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 200520

0 9 73

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA.

0 4 17

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KONSEP ENERGI GERAK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI IIISENDANG, WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 5 87

Penerapan Model STAD dengan Slide Presentation untuk Mengaktifkan dan Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan di SMA N 2 Demak.

0 0 1

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Mencapai Ketuntasan Belajar pada Pokok Materi Sistem Koloid bagi Siswa Kelas XI Semester II SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 ( Studi Kasus Penelitian Tindakan Kelas ).

0 1 1

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI IPA 2 SEMESTER GENAP SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 0 20

PENGEMBANGAN BOOKMAGZ KIMIA SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI BAGI SISWA KELAS XI SMA/MA MATERI POKOK SISTEM KOLOID.

0 0 2

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI IPA 2 SEMESTER GENAP SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2013 2014

0 0 7

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID

0 3 11