BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Konsep Sortasi Dan Gradasi Buah Melon
Buah melon yang telah dipanen diangkut kemudian dikumpulkan dalam pasar atau segmen pasar. Tahapan selanjutnya adalah proses penentuan tingkat
mutu gradasi mutu. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun buah yang cacat karena gangguan hama dan penyakit.
Buah melon yang berkualitas tinggi selanjutnya mengalami gradasi mutu atau tahap pengkelasan. Pada tingkat segmen pasar umumnya mutu buah melon
dikelompokkan berdasarkan keseragaman dan bobot buah. Selain berdasarkan keseragaman dan bobot, mutu buah melon seringkali
ditentukan berdasarkan derajat kemanisan yag dapat ditentukan berdasarkan uji organoleptik atau menggunakan alat brix-refractometer.
Berdasarkan uji organoleptik melon dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu manis, sedang dan tawar. Penilaian mutu dengan cara ini sering
memberikan hasil yang sangat beragam karena dipengaruhi oleh sensitivitas penilai penguji terhadap rasa manis tersebut. Untuk mengatasi kelemahan uji
organopleptik, para pelaku bisnis mulai memanfaatkan suatu alat pengukur derajat kemanisan, yaitu brix-refractometer yang menghasilkan penilaian yang lebih
akurat dan seragam. Derajat kemanisan buah melon ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain
varietas Tabel 1, ketinggian cabang tempat buah terbentuk dan umur buah yang dihitung sejak selesai penyerbukan. Kombinasi dua faktor terakhir disajikan
dalam Tabel 2. Beberapa karakter buah yang dapat dijadikan indikator kemanisan buah
adalah jari-jari jarak pada jaring terdekat ke tangkai buah, kebulatan, luas dan warna. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan empat ciri yaitu jari-jari daerah
tidak berjaring disekitar tangkai buah, kebulatan buah, letak ketinggian buah dan umur buah.
Tabel 1. Data Tingkat Kemanisan yang Berbeda dari Tiap-tiap Varietas
V V
a a
r r
i i
e e
t t
a a
s s
M M
e e
l l
o o
n n
T T
i i
n n
g g
k k
a a
t t
K K
e e
m m
a a
n n
i i
s s
a a
n n
b b
r r
i i
x x
S S
k k
y y
R R
o o
c c
k k
e e
t t
1 1
4 4
– –
1 1
6 6
S S
i i
l l
v v
e e
r r
B B
a a
l l
l l
1 1
4 4
– –
1 1
7 7
S S
u u
n n
1 1
5 5
– –
1 1
7 7
M M
e e
l l
i i
n n
d d
o o
- -
3 3
1 1
2 2
– –
1 1
3 3
A A
u u
t t
u u
m m
n n
S S
w w
e e
e e
t t
1 1
3 3
– –
1 1
6 6
E E
m m
e e
r r
a a
l l
d d
J J
e e
w w
e e
l l
1 1
4 4
- -
1 1
5 5
Sumber : Direktorat Tanaman Buah 2004
Pakar melon memiliki standar mutu berdasarkan terbentuknya pola jaring, kekasaran jaring, jarak jaring terakhir yang mendekati stem end pangkal tangkai
buah, keluarnya getah bleeding dari pangkal tangkai dan tingkat kebulatan buah melon. Keempat faktor tersebut merupakan dasar yang digunakan oleh pakar
melon untuk mengetahui tingkat kemanisan dan mutu buah. Menurut pendapat pakar, melon yang memiliki gradasi yang terbaik adalah melon yang pola
jaringnya terbentuk secara penuh, memiliki tingkat kekasaran yang tinggi, jaring yang terbentuk apabila dilihat dari atas mendekati pangkal tangkai, mengalami
bleeding lapangan dan tingkat kebulatan buah yang tinggi, dalam arti buah tidak bergelombang atau sedikit bergelombang. Tingkat kemanisan buah melon
berdasarkan nilai brix-refractometer dapat ditentukan oleh umur buah dan letak ketinggian cabang tempat dibentuknya buah. Kisaran nilai brix berdasarkan
kombinasi umur dan letak ketinggian cabang dikemukakan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Kemanisan Berdasarkan Umur Buah dan Cabang
Sumber : Adnan Konsultasi Pribadi Tingkat kemanisan dinyatakan dalam
brix merupakan satuan dari alat yang digunakan yaitu Refractometer
II.2 Pengolahan Citra