5. Point Bola dinyatakan masuk atau gol apabila:
Bola yang ditembak masuk kegawang sesuai dengan warna area tembak yang ditempati pemain yang melakukan tembakan.
1 Bola masuk ke gawang warna biru nilainya 1. 2 Bola masuk ke gawang warna merah nilanya 3.
6. Penalti Terjadi penalti apabila:
1 Penyerang dilanggar di area khusus menembak ataupun di dalam kotak penalti.
2 Menghalangi laju bola yang ditembak ke gawang dan posisi bola terhalang di dalam kotak penalti.
3 Mengahalangi laju bola yang ditembak ke gawang dan posisi bola terhalang di dalam kotak penalti.
4 Penalti sasaran gawang bebas.
2.1.13 Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus menciptakan
model pembelajaran yang inovatif. Supaya siswa menjadi antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Permasalahan yang sering dihadapi dalam
pembelajaran penjasorkes yaitu masih kurangnya keaktifan siswa untuk bergerak dalam pembelajaran penjasorkes.
Proses pembelajaran permainan sepak bola tidak lepas dari prasarana dan sarana yang dibutuhkan, prasarana dan sarana yang dibutuhkan dalam
pembelajaran penjasorkes tentunya harus disesuaikan dengan karakteristik
perkembangan gerak siswa. Dalam hal ini modifikasi dalam pembelajaran permainan sepak bola pada siswa perlu dilakukan, karena prasarana dan sarana
pada permainan sepak bola sesungguhnya untuk orang dewasa, sehingga saat digunakan pada pembelajaran penjasorkes siswa cenderung pasif menunggu
dan tidak aktif menjemput bola. Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan tersebut peneliti merangsang
hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepak bola dengan menggunakan pendekatan permainan shooting colour pada siswa kelas VII A SMP N 1
Bobotsari Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 20142015.
38
BAB III METODE PENELITIAN
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal- hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung
dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara
peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam
b entuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain
Suharsimi Arikunto, 2013:129. Sedangkan Penelitian Tindakan kelas, menurut Suharsimi Arikunto,dkk
2012:102 adalah jenis penelitian ini yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik
dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa, bahkan Mc.Niff 1992:1 dalam bukunya yang berjudul Action Research Principles and
Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan
prestasi belajar, pengembangan, keahlian mengajar dan sebagainya.
3.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP N 1 Bobotsari yang berjumlah 34 siswa.