Dasar Hukum Pencegahan Bencana
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan
Penanggulangan Bencana.
Menurut Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Penanggulangan Bencana:
1 Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang selanjutnya dalam Peraturan
Presiden ini disebut dengan BNPB adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2 BNPB berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
3 BNPB dipimpin oleh seorang Kepala.
Menurut Pasal 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008
tentang Badan Penanggulangan Bencana:
BNPB mempunyai tugas: a.
memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap
darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara; b.
menetapkan standardisasi
dan kebutuhan
penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundangundangan;
c. menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencanakepada
masyarakat; d.
melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana; e.
menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbanganbantuan nasional dan internasional;
f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; g.
melaksanakan kewajiban
lain sesuai
dengan peraturan
perundangundangan; h.
menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD:
1 Disetiap Provinsi dibentuk BPBD Provinsi dan disetiap KabupatenKota
dapat dibentuk BPBD KabupatenKota. 2
Pembentukan BPBD Provinsi dan BPBD KabupatenKota ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Menurut Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD: 1
BPBD Provinsi dan BPBD KabupatenKota berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah.
2 BPBD Provinsi dan BPBD KabupatenKota dipimpin Kepala Badan secara
ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah.
5. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 70 Tahun 2010 Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung Menurut Pasal 2 Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 70 Tahun 2010 Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung diketahui bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar
Lampung merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan penanggulangan bencana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada walikota. 2.7
Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung
Menurut Pasal 2 Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 70 Tahun 2010 Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar
Lampung: 1
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung mempunyai tugas pokok:
a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana, yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara
b. Menetapkan
standarisasi serta
kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan
c.
Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana
d.
Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana
e. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
wilayahnya
f. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada Walikota
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana
g. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
h. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah i.
Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
2 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Ayat 1 pasal
ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat tepat, efektif dan efisien
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terpadu dan menyeluruh.
Upaya penanggulangan bencana ditangani oleh Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan, sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat 1 Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 70 Tahun 2010 Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung, sebagai berikut: 1
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
pencegahan, migitasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
2 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang kepala bidang
yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada pelaksana 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal ini, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai fungsi:
a Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, migitasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat b
Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, migitasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat c
Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang pencegahan, migitasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat
d Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang pencegahan, migitasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat
4 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud ayat 1 dan
3 pasal ini, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dibantu oleh 1 seksi Pencegahan 2 Seksi Kesiapsiagaan. Masing-masing Seksi dipimpin oleh
kepala seksi yang melaksanakan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepala bidang.
Seksi Pencegahan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang memiliki tugas pokok
yaitu membantu Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam perumusan, koordinasi dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan
bencana. Tugas pokok tersebut dilaksanakan dalam fungsi sebagai berikut: 1
Perumusan dan koordinasi kebijakan di bidang pencegahan bencana 2
Pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan bencana 3
Evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan bencana
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan
pendekatan empiris. 1.
Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan melalui studi kepustakaan library research dengan cara membaca, mengutip dan menganalisis teori-teori
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.
2. Pendekatan empiris adalah upaya memperoleh kejelasan dan pemahaman dari
permasalahan berdasarkan realitas yang ada atau studi kasus.
36