Proses Terbentuknya Persepsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pilkada adalah pemilihan kepada daerah yang di dalamnya sudah termasuk pula wakil kepada daerah, karena calon-calon kepala daerah yang dipilih oleh masyarakat dalam bentuk pasangan-pasangan calon kepala daerah. Sunarno 2005 mengemukakan bahwa “Pilkada merupakan pesta demokrasi rakyat dalam memilih kepala daerah beserta wakilnya yang berasal dari usulan partai politik tertentu, gabungan partai politik atau secara independen dan yang telah memenuhi persyaratan” Dari pendapat tersebut dapat ditelaah bahwa Pilkada merupakan bagian dari demokrasi yang dilaksanakan masyarakat dalam upaya memilih kepala wilayah daerah sesuai dengan kehendaknya melalui usulan partai politik maupun calon-calon independen yang memenuhi syarat. Pada Pilkada tahun lalu, proses pelaksanaan Pilkada dilaksanakan secara Serentak yaitu dimana proses pemilihan dilakukan bersama-sama dalam satu waktu. Pemerintah telah mengeluarkan suatu Undang- Undang baru berkaitan dengan pilkada yaitu Undang-Undang Pilkada Serentak. Pemerintah telah mengesahkan dua Undang-Undang terkait pelaksanaan Pilkada Serentak. Dua Undang-Undang itu yakni Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang, dan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah.Undang- Undang itu telah ditandatangani Presiden Joko Widodo pada Rabu 18 Maret 2015. Sebelumnya, kedua Undang-Undang itu telah disetujui secara aklamasi oleh DPR pada Selasa 17 Maret 2015. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 disebutkan, Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dilaksanakan setiap 5 tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pemerintah membuat kebijakan tersebut didasarkan atas pertimbangan Pilkada sebelumnya, dengan dilaksanakannya Pilkada Serentak pemerintah bermaksud agar terciptanya efektifitas dan efisiensi anggaran, jika pilkada dilaksanakan serentak maka otomatis akan menghemat anggaran karena biaya yang dikeluarkan hanya sekali. Menurut Djohermansyah dan Suwandi 2005 dengan adanya Pilkada Serentak maka perencanaan pembangunan lebih sinergi antara pusat dan daerah, kemudian rakyat tidak perlu berulang kali ke bilik suara. Jika Penyelenggara hanya sekali atau dua kali melaksanakan Pilpres dan Pilkada. Pelantikan dapat dilakukan serentak oleh presiden atau Menteri Dalam Negeri dan oleh Gubernur, sehingga Pilkada Serentak ini memiliki efisiensi biaya dan waktu. Pilkada Serentak yang dipayungi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 itu dirancang supaya lebih efektif, efisien, lebih hemat anggaran.Dengan adanya Pilkada Serentak ini pemerintah berharap agar semua pihak memahami tentang pentingnya Pilkada Serentak dari mulai kebijakan hingga pada pelaksanaannya agar kualitas Pilkada Serentak ini lebih baik dari pilkada sebelumnya.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam pelaksanaan pilkada serentak terdapat faktor yang mempengaruhinya, seperti status sosial ekonomi indikator tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dan media massa indikator frekuensi terhadap akses media massa, dimana faktor dan indikator-indikator itu mampu mempengaruhi pandangan atau gambaran terhadap masyarakat dalam menilai pelaksanaan pilkada serentak tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, secara sistematis dapat digambarkan alur kerangka pemikiran tentang pengaruh status sosial ekonomi dan media massa terhadap persepsi masyarakat nelayan tentang pilkada serentak 2015 sebagai berikut Gambar 1. Bagan Alur Keranga Pemikiran Tentang Pengaruh Status Sosial Ekonomi Dan Media Massa Terhadap Persepsi Masyarakat Nelayan Tentang Pilkada Serentak 2015 Pilkada Serentak X1 Status sosial ekonomi X2 Media Massa Frekuensi terhadap akses media massa Tingkat pendapatan pendapatn rata-rata Tingkat pendidikan kualitas pendidikan Y Persepsi tentang Pilkada Serentak

F. Hipotesa

Menurut Singarimbun dan Efendi 1987 hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena merupakan intrumen kerja dari teori. Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesa lebih spesifik sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris. Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Hipotesa yang ada dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh status sosial ekonomi dan media massa terhadap persepsi masyarakat nelayan tentang pilkada serentak 2015. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesa kerja H1 dan hipotesa nol Ho. Dimana jika hipotesa kerja H1 diterima, maka hipotesa nol Ho ditolak. Begitu juga sebaliknya, jika hipotesa nol Ho diterima, maka hipotesa kerja H1 ditolak. H1 : Ada hubungan antara pengaruh status sosial ekonomi terhadap persepsi masyarakat nelayan tentang pilkada serentak 2015. Ho : Tidak ada hubungan antara pengaruh status sosial ekonomi terhadap persepsi masyarakat nelayan tentang pilkada serentak 2015. H1 : Ada hubungan antara pengaruh media massa terhadap persepsi masyarakat nelayan tentang pilkada serentak 2015. Ho : Tidak ada hubungan antara pengaruh media massa terhadap persepsi masyarakat nelayan tentang pilkada serentak 2015.

Dokumen yang terkait

Pergeseran Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Yang Terkena Banjir (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun)

4 81 144

Meunasah: Suatu Etnografi Tentang Sosial Keagamaan Masyarakat Aceh di Kabupaten Aceh Utara Kecamatan Paya Bakong Gampong Tanjong Beurunyong, Nanggroe Aceh Darussalam

6 84 99

Pengaruh Penggunaan Teknologi Modern Terhadap Peningkatan Kesejahtraan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani(Studi masyarakat Petani Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

0 39 97

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Terhadap Lingkungan Rumah Tempat Tinggal Nelayan Di Desa Lalang Dan Desa Medang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara

9 109 122

Pengaruh Tingkat Status Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Partisipasi Politik Pada Pemilu Presiden 2009 (Studi deskriptif: Kelurahan Sitirejo I, Medan, Sumatera Utara)

1 29 105

Kontribusi Anak Jalanan Dalam Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Bantan Timur, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan

0 51 95

STRATEGI BERTAHAN HIDUP RUMAHTANGGA NELAYAN MISKIN DI KELURAHAN SUKARAJA, KECAMATAN BUMI WARAS, BANDAR LAMPUNG

9 107 84

MAKNA POSITIF DARI SAMPAH (Studi Kasus Pada Kesuksesan Pengepul Sampah Plastik, Kardus, Dan Besi Di Kelurahan Bumi Waras Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung)

2 9 75

STATUS HAK ATAS TANAH HASIL REKLAMASI PANTAI TELUK LAMPUNG DI KECAMATAN BUMI WARAS KOTA BANDAR LAMPUNG

1 26 94

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI RT 006 KELURAHAN BUMI WARAS KECAMATAN BUMI WARAS BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 17