4
fantasi  dalam  ekstrakurikuler  seni  tari  karena  melihat  siswa  kelas  X  pada  pergelaran tari  lebih  banyak  menggunakan  tata  rias  fantasi  yang  sesuai  dengan  sajian  tariannya.
Dengan  adanya  ekstrakurikuler  seni  tari  yang  mengajarkan  tarian  dan  proses pembelajaran tata rias dapat membuat siswa SMA Negeri 12 Semarang sangat antusias
mengikuti ekstrakurikuler seni tari dilihat dari tahun pelajaran sekarang jumlah peserta ekstrakurikuler seni tari meningkat dari tahun pelajaran sebelumnya.
Berdasarkan  uraian  yang  dipaparkan  di  atas  penulis  bermaksud  mengadakan penelitian  dengan  judul
“Proses  Pembelajaran  Tata  Rias  Fantasi  Dalam Ekstrakurikuler Seni Tari Di SMA Negeri 12 Sema
rang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  tersebut,  dapat  dirumuskan  permasalahan adalah bagaimanakah proses pembelajaran tata  rias fantasi dalam ekstrakurikuler seni
tari di SMA Negeri 12 Semarang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  dan  mendeskripsikan  Proses
Pembelajaran  Tata  Rias  Fantasi  dalam  Ekstrakurikuler  Seni  Tari  di  SMA  Negeri  12 Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian  ini  memiliki  manfaat yang  meliputi  manfaat  praktis  dan  manfaat teoritis adalah sebagai berikut:
5
1.4.1 Manfaat Teoritis:
Penelitian ini  diharapkan  dapat menambah  pengetahuan  bagi pembaca  tentang proses  pembelajaran  tata  rias  fantasi,  terutama  mahasiswa  pendidikan  Sendratasik
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi  siswa  dengan  mengikuti  pembelajaran  tata  rias  fantasi  dalam
ekstrakurikuler seni  tari berguna untuk merangsang daya kreativitas tata rias siswa. 1.4.2.2
Bagi guru ekstrakurikuler seni tari berguna untuk menambah referensi proses pembelajaran tata rias fantasi.
1.4.2.3 Bagi guru intrakurikuler  sebagai masukan dan  pertimbangan agar  materi  tata
rias fantasi diberikan pada kegiatan intrakurikuler. 1.4.2.4
Bagi   sekolah   sebagai   pertimbangan   adanya   sarana   dan   prasarana   yang mendukung untuk memenuhi kebutuhan tata rias fantasi di sekolah.
1.5 Sistematika Skripsi
Secara  garis  besar  sistematika  penulisan  skripsi  dibagi  menjadi  tiga  bagian, yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi.
Bagian  awal  skripsi  berisi  Halaman  Judul,  Persertujuan  Pembimbing, Pernyataan,  Motto  dan  Persembahan,  Sari,  Kata  Pengantar,  Daftar  Isi,  Daftar  Tabel,
Daftar Bagan, Daftar Foto, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran. Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu: bab 1 Pendahuluan, berisi tentang
alasan  Latar  Belakang  Masalah,  Rumusan  Masalah,  Tujuan  Penelitian,  Manfaat Penelitian,  dan  Sistematika  Skripsi.  Bab  II  Tinjauan  Pustaka  dan  Landasan  teoretis,
6
yang berisi Tinjauan Pustaka, uraian tentang pengertian meliputi Proses Pembelajaran, Ekstrakurikuler Seni Tari, Tata Rias, Tata Rias Fantasi, Karakteristik Anak SMA, dan
Kerangka  Berpikir.  Bab  III  Metodologi  Penelitian  yang  berisi  Pendekatan  Penelitian, Lokasi dan Sasaran Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Matrik Pengumpulan Data,
Teknik Analisis Data, dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data. Bab IV  memaparkan hasil  dan  pembahasan  yaitu  Gambaran  Umum  Lokasi  Penelitian yang  berisi  Letak
SMA  Negeri  12  Semarang,  Visi  dan  Misi  SMA  Negeri  12  Semarang,  Kondisi  Guru SMA  Negeri  12  Semarang,  Kondisi  Siswa  SMA  Negeri  12  Semarang,  Proses
Pembelajaran  di  SMA  Negeri  12  Semarang,  Proses  Pembelajaran  Tata  Rias  Fantasi dalam Ekstrakurikuler Seni Tari, dan Faktor Pendukung Proses Pembelajaran Tata Rias
Fantasi dalam Ekstrakurikuler Seni Tari. Bab V   Penutup berisi Simpulan dan Saran. Bagian  akhir  skripsi  memuat  daftar  pustaka  yang  digunakan  sebagai  acuan
dalam penulisan skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Pustaka
Proses Pembelajaran Tata Rias Fantasi dalam Ekstrakurikuler Seni Tari Di SMA Negeri 12 Semarang belum pernah diteliti, namun penelitian sejenis pernah dilakukan.
Penelitian-penelitian tersebut antara lain: 2.1.1
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Muchammad  Fais  Noor  Khamim.  2011. “Pembelajaran Ekstrakurikuler Rebana Terbang Zipin Di Madrasah Aliyah Negeri 01
Kabupaten  Kudus ”. Rumusan masalah dalam penelitian ini  adalah bagaimana proses
pembelajaran  ekstrakurikuler  rebana  Terbang  Zipin  di  MAN  01  Kabupaten  Kudus. Hasil  penelitian  ini  adalah  persiapan  pembelajaran  ekstrakurikuler  dan  pelaksanaan.
Tahap  persiapan  meliputi  tahap  persiapan  waktu  dan  tempar  latihan,  persiapan  alat, persiapan materi, dan persiapan peserta. Sedangkan tahap pelaksanaan meliputi materi,
pelatih, siswa, metode, evaluasi, sarana dan prasarana, interaksi antara siswa dan guru. Kegiatan  ekstrakurikuler  lebih  dititik  beratkan  hanya  mencakup  pengembangan
kepribadian  siswa  secara  utuh, tidak  hanya  mencakup  pengembangan  pengetahuan ketrampilan  saja,  akan  tetapi  juga  sikap,  perilaku  dan  pola  pikir  yang  utuh  dan
termasuk memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keimanan dan ketakwaan, kegiatan  hubungan  antara  berbagi  mata  pelajaran,  penyaluran  bakat  dan  minat  serta
melingkupi  upaya  pembinaan  manusia  seutuhnya.  Upaya  pelaksanaan  kegiatan ekstrakurikuler  agar  berjalan  secara  efektif  dan  efisien,  diperlukan  adanya  dukungan
dan kebijaksanaan dari pihak sekolah, misalnya dengan menyediakan alat dan fasilitas
7