Pengaruh Pemberian Bahan Organik dan Kapur terhadap Ketersediaan dan Kehilangan Unsur Hara (N, P, K, Ca, Mg, Na) pada Model Teras Bangku Masyarakat selama Satu Musim Tanam Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) pada Latosol Coklat Kemerahan Cimarias Sumedang

PENGARUH PEMBERIAN Bm

ORGANIK DAN KAPUR TERHADAP

KETERSEDIAAN DAN KEHILANGAN UNSUR HARA (N, P, K, Ca, Mg, Na)
PADA MODEL TERAS BANGKU MASYARAKAT SELAMA S A W MUSIM
TANAM KEDELAI (Glycine mat- (L) Merr.) PADA LATOSOL COKLAT
KEMERAHAN CIMARIAS SUMEDANG

Oleh :

ACHMAD MJR BACHTIAR
A 26 1337

JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANAN BOGOR
1996

Kamkanlah...Skipa gigih menempuh kebehzih kadanghla fergelincir Mu bangkit kembali
W r m g ia tersesat, lalu berhasil menapai sasanm

lvodmrgiatergoresluka, lolupulihkembali...
Sekali dua ia g a g 4 tempi ti&
mehd&n senjam
lid& rerpunis asa ...a$au kehihgrm cnhrrya hmaprm
Janganlah puius asu m k i lama 'kantercup' ...
Bila ditopnng kernbaran 'kan terliha! jnkm k e h r
.
S i u p sabar...'kanberhasil mencap. nynyuan..
......Alhanuiulillah

" Kepunyaun Allah-lah segala yang ado di lungit aim di bumi;
dan kepoda Allah-lah dikembalikan segula m a n . "
M i 'Inira~z:109)

Oleh sebab itu... Ujang...
'Mohonlah perrobngan kepoda Allah d m bersnbarluh, s m g g u h n y o

bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusdakan-Nya kepado siapa yrmg
dikehenaW-Nyu dan'hamba-hnmba-@a dan kesudahan yang haik
adolah bagi orangarang yang berrakwa. "

(Al-A'mrg :125)

Kupersemkhhn m a k e c i h ini, untuk :
Ymg tercintu.. .
Kedua orang tuaku, yang senaniiasu mengiringiku dengan
Do 'a aim Kmih sayang ymg raG hennenn-hentiinya.
Ymg tersuyung.. .
Adik-udikh; Anna.

Rifn, Lusi (ulm.) dan neng Niu

Dan.. .
Tuk' Sehrnnun Bwtgo... yang tumbuh semerbak diantora
bunga-bunga.. . 'yang hu2nnn'dahm ws hidupla.. ..
keM.............

Amien, Ya Rabb.. ...

Namun demikian dibandingkan tanah lain di Indonesia Latosol
tergolong baik secara fisik, tetapi tingkat kesuburannya

rendah

(Kellog, 1949 d a l m Soepardi, 1983).

Leiwakabessy (1988) menyatakan bahwa tanah-tanah Latosol umumnya memerlukan pemupukan N, P, K, Ca, Mg dan mungkin beberapa unsur mikro tertentu. Semakin tua umur tanah
maka semakin banyak hara yang perlu ditambahkan, karena
pada tanah-tanah tua proses pencucian sudah berlangsung
lama. Selain itu pengapuran perlu dipertimbangkan.
Latosol memiliki kandungan seskuioksida yang tinggi.
Oleh karena itu, tanah ini memiliki nisbah antara silika
seskuioksida termasuk rendah berkisar antara
sampai

1

:

15.

1


:

5

Sifat-sifat ini sebagai akibat adanya

pengurangan silika atau basa-basa yang terjadi pada bahan
induk vulkanik.

Adanya seskuioksida ini menyebabkan tanah-

tanah menjadi merah atau coklat kemerahan dengan granulasi
tinggi (Sanchez, 1976) .
Secara genesis, basa-basa seperti Ca, Mg, K, dan Na
dari tanah Latosol cepat dibebaskan. Keadaan kemasaman
rendah ini didampingi oleh cepatnya bahan organik melapuk
dan membebaskan segera basa-basa yang terdapat dalam senyawa organik.

Sebagai hasilnya pelarutan silikat dirangsang,


sedangkan pelarutan Fe, Al, dan Mn dihambat.

Bila drainase

memuaskan maka berlangsung oksidasi yang sangat intensif.
Jadi, dengan berlangsungnya hancuran terbentuklah bahan
erwarna merah atau kuning, kaya akan seskuioksida dan
.in akan silikat.

Tingkat kehilangan silikat dan penimbunan seskuioksida
sangat nyata (Humbert, 1984 dalam Soepardi, 1983)
Hardjowigeno (1987), menyatakan bahwa Latosol memiliki
kejenuhan basa kurang dari 50 persen dengan kemasaman
berkisar dari masam hingga agak masam

(pH H20 4 , 5

-


6,4).

Tekstur lempung hingga liat, struktur glanular, remah
hingga gumpal lemah, konsistensi gembur, kandungan unsur
hara dan KTK rendah (Yogaswara, 1977).
Kapasitas tukar kation Latosol rendah, karena sebagian
disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat hidro-oksida. Selain itu Latosol
didominasi oleh mineral liat tipe 1:1, kaolinit. Kaolinit
ini mempunyai KTK rendah (3 - 15 me/100g) , tidak mengembang
dan mengkerut, dan sedikit substitusi isomorfik (Soepardi,
1983) .
Di dalam taksonomi tanah (Soil Survey Staff, 1992)
Latosol diklasifikasikan ke dalam beberapa order diantaranya Ultisol, Oxisol, Alfisol dan Inceptisol.

Sedangkan

menurut Pusat Penelitian Tanah (1982), Latosol diklasifikasikan ke dalam Kambisol dan Lateritik dengan sifat tanah
remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan
batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150
Cm) dan umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horison

kambik.

Kehilangan Unsur Hara

Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad,
1989). Kerusakan yang terjadi pada

tanah yang tererosi

berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah seperti
kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya
sifat kimia tanah.
Menurut Schwabs et. dl., (1964) kehilangan unsur hara
melalui erosi sama pentingnya dengan kehilangan tanah itu
sendiri. Erosi menyebabkan terangkutnya bahan organik dan
partikel-partikel tanah yang halus.

Dengan terangkutnya


partikel tanah yang halus itu mengakibatkan terjadinya
penurunan kesuburan tanah, karena pada partikel-partikel
inilah sebagian besar unsur hara terikat.
Hanson (1972) mengemukakan selain erosi masalah yang
paling serius di daerah tropik basah adalah tingginya
kehilangan hara melalui pencucian.

Curah hujan yang tinggi

berhubungan dengan rasio perkolasi yang tinggi dan kapasitas tukar kation tanah yang rendah dapat meningkatkan
kehilangan unsur hara.

Kehilangan unsur hara melalui erosi

lebih besar dibandingkan dengan yang terangkut tanaman
(Jones et. al., 1991).

PENGARUH PEMBERIAN Bm


ORGANIK DAN KAPUR TERHADAP

KETERSEDIAAN DAN KEHILANGAN UNSUR HARA (N, P, K, Ca, Mg, Na)
PADA MODEL TERAS BANGKU MASYARAKAT SELAMA S A W MUSIM
TANAM KEDELAI (Glycine mat- (L) Merr.) PADA LATOSOL COKLAT
KEMERAHAN CIMARIAS SUMEDANG

Oleh :

ACHMAD MJR BACHTIAR
A 26 1337

JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANAN BOGOR
1996

Kamkanlah...Skipa gigih menempuh kebehzih kadanghla fergelincir Mu bangkit kembali
W r m g ia tersesat, lalu berhasil menapai sasanm
lvodmrgiatergoresluka, lolupulihkembali...

Sekali dua ia g a g 4 tempi ti&
mehd&n senjam
lid& rerpunis asa ...a$au kehihgrm cnhrrya hmaprm
Janganlah puius asu m k i lama 'kantercup' ...
Bila ditopnng kernbaran 'kan terliha! jnkm k e h r
.
S i u p sabar...'kanberhasil mencap. nynyuan..
......Alhanuiulillah

" Kepunyaun Allah-lah segala yang ado di lungit aim di bumi;
dan kepoda Allah-lah dikembalikan segula m a n . "
M i 'Inira~z:109)

Oleh sebab itu... Ujang...
'Mohonlah perrobngan kepoda Allah d m bersnbarluh, s m g g u h n y o

bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusdakan-Nya kepado siapa yrmg
dikehenaW-Nyu dan'hamba-hnmba-@a dan kesudahan yang haik
adolah bagi orangarang yang berrakwa. "
(Al-A'mrg :125)


Kupersemkhhn m a k e c i h ini, untuk :
Ymg tercintu.. .
Kedua orang tuaku, yang senaniiasu mengiringiku dengan
Do 'a aim Kmih sayang ymg raG hennenn-hentiinya.
Ymg tersuyung.. .
Adik-udikh; Anna.

Rifn, Lusi (ulm.) dan neng Niu

Dan.. .
Tuk' Sehrnnun Bwtgo... yang tumbuh semerbak diantora
bunga-bunga.. . 'yang hu2nnn'dahm ws hidupla.. ..
keM.............

Amien, Ya Rabb.. ...

Namun demikian dibandingkan tanah lain di Indonesia Latosol
tergolong baik secara fisik, tetapi tingkat kesuburannya
rendah

(Kellog, 1949 d a l m Soepardi, 1983).

Leiwakabessy (1988) menyatakan bahwa tanah-tanah Latosol umumnya memerlukan pemupukan N, P, K, Ca, Mg dan mungkin beberapa unsur mikro tertentu. Semakin tua umur tanah
maka semakin banyak hara yang perlu ditambahkan, karena
pada tanah-tanah tua proses pencucian sudah berlangsung
lama. Selain itu pengapuran perlu dipertimbangkan.
Latosol memiliki kandungan seskuioksida yang tinggi.
Oleh karena itu, tanah ini memiliki nisbah antara silika
seskuioksida termasuk rendah berkisar antara
sampai

1

:

15.

1

:

5

Sifat-sifat ini sebagai akibat adanya

pengurangan silika atau basa-basa yang terjadi pada bahan
induk vulkanik.

Adanya seskuioksida ini menyebabkan tanah-

tanah menjadi merah atau coklat kemerahan dengan granulasi
tinggi (Sanchez, 1976) .
Secara genesis, basa-basa seperti Ca, Mg, K, dan Na
dari tanah Latosol cepat dibebaskan. Keadaan kemasaman
rendah ini didampingi oleh cepatnya bahan organik melapuk
dan membebaskan segera basa-basa yang terdapat dalam senyawa organik.

Sebagai hasilnya pelarutan silikat dirangsang,

sedangkan pelarutan Fe, Al, dan Mn dihambat.

Bila drainase

memuaskan maka berlangsung oksidasi yang sangat intensif.
Jadi, dengan berlangsungnya hancuran terbentuklah bahan
erwarna merah atau kuning, kaya akan seskuioksida dan
.in akan silikat.

Tingkat kehilangan silikat dan penimbunan seskuioksida
sangat nyata (Humbert, 1984 dalam Soepardi, 1983)
Hardjowigeno (1987), menyatakan bahwa Latosol memiliki
kejenuhan basa kurang dari 50 persen dengan kemasaman
berkisar dari masam hingga agak masam

(pH H20 4 , 5

-

6,4).

Tekstur lempung hingga liat, struktur glanular, remah
hingga gumpal lemah, konsistensi gembur, kandungan unsur
hara dan KTK rendah (Yogaswara, 1977).
Kapasitas tukar kation Latosol rendah, karena sebagian
disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat hidro-oksida. Selain itu Latosol
didominasi oleh mineral liat tipe 1:1, kaolinit. Kaolinit
ini mempunyai KTK rendah (3 - 15 me/100g) , tidak mengembang
dan mengkerut, dan sedikit substitusi isomorfik (Soepardi,
1983) .
Di dalam taksonomi tanah (Soil Survey Staff, 1992)
Latosol diklasifikasikan ke dalam beberapa order diantaranya Ultisol, Oxisol, Alfisol dan Inceptisol.

Sedangkan

menurut Pusat Penelitian Tanah (1982), Latosol diklasifikasikan ke dalam Kambisol dan Lateritik dengan sifat tanah
remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan
batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150
Cm) dan umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horison
kambik.

Kehilangan Unsur Hara

Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad,
1989). Kerusakan yang terjadi pada

tanah yang tererosi

berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah seperti
kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya
sifat kimia tanah.
Menurut Schwabs et. dl., (1964) kehilangan unsur hara
melalui erosi sama pentingnya dengan kehilangan tanah itu
sendiri. Erosi menyebabkan terangkutnya bahan organik dan
partikel-partikel tanah yang halus.

Dengan terangkutnya

partikel tanah yang halus itu mengakibatkan terjadinya
penurunan kesuburan tanah, karena pada partikel-partikel
inilah sebagian besar unsur hara terikat.
Hanson (1972) mengemukakan selain erosi masalah yang
paling serius di daerah tropik basah adalah tingginya
kehilangan hara melalui pencucian.

Curah hujan yang tinggi

berhubungan dengan rasio perkolasi yang tinggi dan kapasitas tukar kation tanah yang rendah dapat meningkatkan
kehilangan unsur hara.

Kehilangan unsur hara melalui erosi

lebih besar dibandingkan dengan yang terangkut tanaman
(Jones et. al., 1991).

Dokumen yang terkait

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max .L Merill) Terhadap Pemberian Abu Vulkanik Sinabung dan Pupuk Kandang Ayam

2 44 84

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max(L.) Merrill) Terhadap Pemberian Debu Vulkanik Hasil Erupsi Gunung Sinabung Dan Pupuk Kandang Sapi

1 49 79

Respons Dua Varietas Tanaman Kedelai Hitam (Glycine soja) Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Organik

1 42 92

Tanggap Tanaman Kedelai (Glycine mca L. Merill.) Terhadap Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) dan Rhizobium Pada Tanah Ultisol

1 22 102

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Terhadap Pemberian Pupuk Hayati Cair Pada Beberapa Taraf Pemberian Pupuk Anorganik

0 26 114

Tanggap Tanaman Kedelai Di Tanah Gambut Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Bahan Perbaikan Tanah

1 35 168

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Kota dan Pupuk P

1 23 90

Pengaruh Pemberian Batuan Basalt dan Bahan Organik terhadap PErtumbuhan dan Serapan N, P, K, Ca, Mg Tanaman Kedelai (Glycine max L Merr) dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Pada Podsolik Merah Kuning Jasinga

0 4 191

Pengaruh Pemberian Bahan Organik, Kapur dan TSP terhadap Kedelai (Glycine max L. Merr) pada Latosol (Ortoxic Tropudult) di Darmaga

0 7 82

Pengaruh Pemberian Mulsa dan Pengelolaan Tanah terhadap Kehilangan Bahan Organik N, P, K, Ca, dan Mg melalui Erosi selama Satu Musim Tanam Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Varietas Pelanduk pada Dystropept Oksik Darmaga

1 17 92