Pengaruh Pemberian Bahan Organik dan Kapur terhadap Ketersediaan dan Kehilangan Unsur Hara (N, P, K, Ca, Mg, Na) pada Model Teras Bangku Masyarakat selama Satu Musim Tanam Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) pada Latosol Coklat Kemerahan Cimarias Sumedang
PENGARUH PEMBERIAN Bm
ORGANIK DAN KAPUR TERHADAP
KETERSEDIAAN DAN KEHILANGAN UNSUR HARA (N, P, K, Ca, Mg, Na)
PADA MODEL TERAS BANGKU MASYARAKAT SELAMA S A W MUSIM
TANAM KEDELAI (Glycine mat- (L) Merr.) PADA LATOSOL COKLAT
KEMERAHAN CIMARIAS SUMEDANG
Oleh :
ACHMAD MJR BACHTIAR
A 26 1337
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANAN BOGOR
1996
Kamkanlah...Skipa gigih menempuh kebehzih kadanghla fergelincir Mu bangkit kembali
W r m g ia tersesat, lalu berhasil menapai sasanm
lvodmrgiatergoresluka, lolupulihkembali...
Sekali dua ia g a g 4 tempi ti&
mehd&n senjam
lid& rerpunis asa ...a$au kehihgrm cnhrrya hmaprm
Janganlah puius asu m k i lama 'kantercup' ...
Bila ditopnng kernbaran 'kan terliha! jnkm k e h r
.
S i u p sabar...'kanberhasil mencap. nynyuan..
......Alhanuiulillah
" Kepunyaun Allah-lah segala yang ado di lungit aim di bumi;
dan kepoda Allah-lah dikembalikan segula m a n . "
M i 'Inira~z:109)
Oleh sebab itu... Ujang...
'Mohonlah perrobngan kepoda Allah d m bersnbarluh, s m g g u h n y o
bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusdakan-Nya kepado siapa yrmg
dikehenaW-Nyu dan'hamba-hnmba-@a dan kesudahan yang haik
adolah bagi orangarang yang berrakwa. "
(Al-A'mrg :125)
Kupersemkhhn m a k e c i h ini, untuk :
Ymg tercintu.. .
Kedua orang tuaku, yang senaniiasu mengiringiku dengan
Do 'a aim Kmih sayang ymg raG hennenn-hentiinya.
Ymg tersuyung.. .
Adik-udikh; Anna.
Rifn, Lusi (ulm.) dan neng Niu
Dan.. .
Tuk' Sehrnnun Bwtgo... yang tumbuh semerbak diantora
bunga-bunga.. . 'yang hu2nnn'dahm ws hidupla.. ..
keM.............
Amien, Ya Rabb.. ...
Namun demikian dibandingkan tanah lain di Indonesia Latosol
tergolong baik secara fisik, tetapi tingkat kesuburannya
rendah
(Kellog, 1949 d a l m Soepardi, 1983).
Leiwakabessy (1988) menyatakan bahwa tanah-tanah Latosol umumnya memerlukan pemupukan N, P, K, Ca, Mg dan mungkin beberapa unsur mikro tertentu. Semakin tua umur tanah
maka semakin banyak hara yang perlu ditambahkan, karena
pada tanah-tanah tua proses pencucian sudah berlangsung
lama. Selain itu pengapuran perlu dipertimbangkan.
Latosol memiliki kandungan seskuioksida yang tinggi.
Oleh karena itu, tanah ini memiliki nisbah antara silika
seskuioksida termasuk rendah berkisar antara
sampai
1
:
15.
1
:
5
Sifat-sifat ini sebagai akibat adanya
pengurangan silika atau basa-basa yang terjadi pada bahan
induk vulkanik.
Adanya seskuioksida ini menyebabkan tanah-
tanah menjadi merah atau coklat kemerahan dengan granulasi
tinggi (Sanchez, 1976) .
Secara genesis, basa-basa seperti Ca, Mg, K, dan Na
dari tanah Latosol cepat dibebaskan. Keadaan kemasaman
rendah ini didampingi oleh cepatnya bahan organik melapuk
dan membebaskan segera basa-basa yang terdapat dalam senyawa organik.
Sebagai hasilnya pelarutan silikat dirangsang,
sedangkan pelarutan Fe, Al, dan Mn dihambat.
Bila drainase
memuaskan maka berlangsung oksidasi yang sangat intensif.
Jadi, dengan berlangsungnya hancuran terbentuklah bahan
erwarna merah atau kuning, kaya akan seskuioksida dan
.in akan silikat.
Tingkat kehilangan silikat dan penimbunan seskuioksida
sangat nyata (Humbert, 1984 dalam Soepardi, 1983)
Hardjowigeno (1987), menyatakan bahwa Latosol memiliki
kejenuhan basa kurang dari 50 persen dengan kemasaman
berkisar dari masam hingga agak masam
(pH H20 4 , 5
-
6,4).
Tekstur lempung hingga liat, struktur glanular, remah
hingga gumpal lemah, konsistensi gembur, kandungan unsur
hara dan KTK rendah (Yogaswara, 1977).
Kapasitas tukar kation Latosol rendah, karena sebagian
disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat hidro-oksida. Selain itu Latosol
didominasi oleh mineral liat tipe 1:1, kaolinit. Kaolinit
ini mempunyai KTK rendah (3 - 15 me/100g) , tidak mengembang
dan mengkerut, dan sedikit substitusi isomorfik (Soepardi,
1983) .
Di dalam taksonomi tanah (Soil Survey Staff, 1992)
Latosol diklasifikasikan ke dalam beberapa order diantaranya Ultisol, Oxisol, Alfisol dan Inceptisol.
Sedangkan
menurut Pusat Penelitian Tanah (1982), Latosol diklasifikasikan ke dalam Kambisol dan Lateritik dengan sifat tanah
remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan
batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150
Cm) dan umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horison
kambik.
Kehilangan Unsur Hara
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad,
1989). Kerusakan yang terjadi pada
tanah yang tererosi
berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah seperti
kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya
sifat kimia tanah.
Menurut Schwabs et. dl., (1964) kehilangan unsur hara
melalui erosi sama pentingnya dengan kehilangan tanah itu
sendiri. Erosi menyebabkan terangkutnya bahan organik dan
partikel-partikel tanah yang halus.
Dengan terangkutnya
partikel tanah yang halus itu mengakibatkan terjadinya
penurunan kesuburan tanah, karena pada partikel-partikel
inilah sebagian besar unsur hara terikat.
Hanson (1972) mengemukakan selain erosi masalah yang
paling serius di daerah tropik basah adalah tingginya
kehilangan hara melalui pencucian.
Curah hujan yang tinggi
berhubungan dengan rasio perkolasi yang tinggi dan kapasitas tukar kation tanah yang rendah dapat meningkatkan
kehilangan unsur hara.
Kehilangan unsur hara melalui erosi
lebih besar dibandingkan dengan yang terangkut tanaman
(Jones et. al., 1991).
PENGARUH PEMBERIAN Bm
ORGANIK DAN KAPUR TERHADAP
KETERSEDIAAN DAN KEHILANGAN UNSUR HARA (N, P, K, Ca, Mg, Na)
PADA MODEL TERAS BANGKU MASYARAKAT SELAMA S A W MUSIM
TANAM KEDELAI (Glycine mat- (L) Merr.) PADA LATOSOL COKLAT
KEMERAHAN CIMARIAS SUMEDANG
Oleh :
ACHMAD MJR BACHTIAR
A 26 1337
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANAN BOGOR
1996
Kamkanlah...Skipa gigih menempuh kebehzih kadanghla fergelincir Mu bangkit kembali
W r m g ia tersesat, lalu berhasil menapai sasanm
lvodmrgiatergoresluka, lolupulihkembali...
Sekali dua ia g a g 4 tempi ti&
mehd&n senjam
lid& rerpunis asa ...a$au kehihgrm cnhrrya hmaprm
Janganlah puius asu m k i lama 'kantercup' ...
Bila ditopnng kernbaran 'kan terliha! jnkm k e h r
.
S i u p sabar...'kanberhasil mencap. nynyuan..
......Alhanuiulillah
" Kepunyaun Allah-lah segala yang ado di lungit aim di bumi;
dan kepoda Allah-lah dikembalikan segula m a n . "
M i 'Inira~z:109)
Oleh sebab itu... Ujang...
'Mohonlah perrobngan kepoda Allah d m bersnbarluh, s m g g u h n y o
bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusdakan-Nya kepado siapa yrmg
dikehenaW-Nyu dan'hamba-hnmba-@a dan kesudahan yang haik
adolah bagi orangarang yang berrakwa. "
(Al-A'mrg :125)
Kupersemkhhn m a k e c i h ini, untuk :
Ymg tercintu.. .
Kedua orang tuaku, yang senaniiasu mengiringiku dengan
Do 'a aim Kmih sayang ymg raG hennenn-hentiinya.
Ymg tersuyung.. .
Adik-udikh; Anna.
Rifn, Lusi (ulm.) dan neng Niu
Dan.. .
Tuk' Sehrnnun Bwtgo... yang tumbuh semerbak diantora
bunga-bunga.. . 'yang hu2nnn'dahm ws hidupla.. ..
keM.............
Amien, Ya Rabb.. ...
Namun demikian dibandingkan tanah lain di Indonesia Latosol
tergolong baik secara fisik, tetapi tingkat kesuburannya
rendah
(Kellog, 1949 d a l m Soepardi, 1983).
Leiwakabessy (1988) menyatakan bahwa tanah-tanah Latosol umumnya memerlukan pemupukan N, P, K, Ca, Mg dan mungkin beberapa unsur mikro tertentu. Semakin tua umur tanah
maka semakin banyak hara yang perlu ditambahkan, karena
pada tanah-tanah tua proses pencucian sudah berlangsung
lama. Selain itu pengapuran perlu dipertimbangkan.
Latosol memiliki kandungan seskuioksida yang tinggi.
Oleh karena itu, tanah ini memiliki nisbah antara silika
seskuioksida termasuk rendah berkisar antara
sampai
1
:
15.
1
:
5
Sifat-sifat ini sebagai akibat adanya
pengurangan silika atau basa-basa yang terjadi pada bahan
induk vulkanik.
Adanya seskuioksida ini menyebabkan tanah-
tanah menjadi merah atau coklat kemerahan dengan granulasi
tinggi (Sanchez, 1976) .
Secara genesis, basa-basa seperti Ca, Mg, K, dan Na
dari tanah Latosol cepat dibebaskan. Keadaan kemasaman
rendah ini didampingi oleh cepatnya bahan organik melapuk
dan membebaskan segera basa-basa yang terdapat dalam senyawa organik.
Sebagai hasilnya pelarutan silikat dirangsang,
sedangkan pelarutan Fe, Al, dan Mn dihambat.
Bila drainase
memuaskan maka berlangsung oksidasi yang sangat intensif.
Jadi, dengan berlangsungnya hancuran terbentuklah bahan
erwarna merah atau kuning, kaya akan seskuioksida dan
.in akan silikat.
Tingkat kehilangan silikat dan penimbunan seskuioksida
sangat nyata (Humbert, 1984 dalam Soepardi, 1983)
Hardjowigeno (1987), menyatakan bahwa Latosol memiliki
kejenuhan basa kurang dari 50 persen dengan kemasaman
berkisar dari masam hingga agak masam
(pH H20 4 , 5
-
6,4).
Tekstur lempung hingga liat, struktur glanular, remah
hingga gumpal lemah, konsistensi gembur, kandungan unsur
hara dan KTK rendah (Yogaswara, 1977).
Kapasitas tukar kation Latosol rendah, karena sebagian
disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat hidro-oksida. Selain itu Latosol
didominasi oleh mineral liat tipe 1:1, kaolinit. Kaolinit
ini mempunyai KTK rendah (3 - 15 me/100g) , tidak mengembang
dan mengkerut, dan sedikit substitusi isomorfik (Soepardi,
1983) .
Di dalam taksonomi tanah (Soil Survey Staff, 1992)
Latosol diklasifikasikan ke dalam beberapa order diantaranya Ultisol, Oxisol, Alfisol dan Inceptisol.
Sedangkan
menurut Pusat Penelitian Tanah (1982), Latosol diklasifikasikan ke dalam Kambisol dan Lateritik dengan sifat tanah
remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan
batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150
Cm) dan umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horison
kambik.
Kehilangan Unsur Hara
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad,
1989). Kerusakan yang terjadi pada
tanah yang tererosi
berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah seperti
kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya
sifat kimia tanah.
Menurut Schwabs et. dl., (1964) kehilangan unsur hara
melalui erosi sama pentingnya dengan kehilangan tanah itu
sendiri. Erosi menyebabkan terangkutnya bahan organik dan
partikel-partikel tanah yang halus.
Dengan terangkutnya
partikel tanah yang halus itu mengakibatkan terjadinya
penurunan kesuburan tanah, karena pada partikel-partikel
inilah sebagian besar unsur hara terikat.
Hanson (1972) mengemukakan selain erosi masalah yang
paling serius di daerah tropik basah adalah tingginya
kehilangan hara melalui pencucian.
Curah hujan yang tinggi
berhubungan dengan rasio perkolasi yang tinggi dan kapasitas tukar kation tanah yang rendah dapat meningkatkan
kehilangan unsur hara.
Kehilangan unsur hara melalui erosi
lebih besar dibandingkan dengan yang terangkut tanaman
(Jones et. al., 1991).
ORGANIK DAN KAPUR TERHADAP
KETERSEDIAAN DAN KEHILANGAN UNSUR HARA (N, P, K, Ca, Mg, Na)
PADA MODEL TERAS BANGKU MASYARAKAT SELAMA S A W MUSIM
TANAM KEDELAI (Glycine mat- (L) Merr.) PADA LATOSOL COKLAT
KEMERAHAN CIMARIAS SUMEDANG
Oleh :
ACHMAD MJR BACHTIAR
A 26 1337
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANAN BOGOR
1996
Kamkanlah...Skipa gigih menempuh kebehzih kadanghla fergelincir Mu bangkit kembali
W r m g ia tersesat, lalu berhasil menapai sasanm
lvodmrgiatergoresluka, lolupulihkembali...
Sekali dua ia g a g 4 tempi ti&
mehd&n senjam
lid& rerpunis asa ...a$au kehihgrm cnhrrya hmaprm
Janganlah puius asu m k i lama 'kantercup' ...
Bila ditopnng kernbaran 'kan terliha! jnkm k e h r
.
S i u p sabar...'kanberhasil mencap. nynyuan..
......Alhanuiulillah
" Kepunyaun Allah-lah segala yang ado di lungit aim di bumi;
dan kepoda Allah-lah dikembalikan segula m a n . "
M i 'Inira~z:109)
Oleh sebab itu... Ujang...
'Mohonlah perrobngan kepoda Allah d m bersnbarluh, s m g g u h n y o
bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusdakan-Nya kepado siapa yrmg
dikehenaW-Nyu dan'hamba-hnmba-@a dan kesudahan yang haik
adolah bagi orangarang yang berrakwa. "
(Al-A'mrg :125)
Kupersemkhhn m a k e c i h ini, untuk :
Ymg tercintu.. .
Kedua orang tuaku, yang senaniiasu mengiringiku dengan
Do 'a aim Kmih sayang ymg raG hennenn-hentiinya.
Ymg tersuyung.. .
Adik-udikh; Anna.
Rifn, Lusi (ulm.) dan neng Niu
Dan.. .
Tuk' Sehrnnun Bwtgo... yang tumbuh semerbak diantora
bunga-bunga.. . 'yang hu2nnn'dahm ws hidupla.. ..
keM.............
Amien, Ya Rabb.. ...
Namun demikian dibandingkan tanah lain di Indonesia Latosol
tergolong baik secara fisik, tetapi tingkat kesuburannya
rendah
(Kellog, 1949 d a l m Soepardi, 1983).
Leiwakabessy (1988) menyatakan bahwa tanah-tanah Latosol umumnya memerlukan pemupukan N, P, K, Ca, Mg dan mungkin beberapa unsur mikro tertentu. Semakin tua umur tanah
maka semakin banyak hara yang perlu ditambahkan, karena
pada tanah-tanah tua proses pencucian sudah berlangsung
lama. Selain itu pengapuran perlu dipertimbangkan.
Latosol memiliki kandungan seskuioksida yang tinggi.
Oleh karena itu, tanah ini memiliki nisbah antara silika
seskuioksida termasuk rendah berkisar antara
sampai
1
:
15.
1
:
5
Sifat-sifat ini sebagai akibat adanya
pengurangan silika atau basa-basa yang terjadi pada bahan
induk vulkanik.
Adanya seskuioksida ini menyebabkan tanah-
tanah menjadi merah atau coklat kemerahan dengan granulasi
tinggi (Sanchez, 1976) .
Secara genesis, basa-basa seperti Ca, Mg, K, dan Na
dari tanah Latosol cepat dibebaskan. Keadaan kemasaman
rendah ini didampingi oleh cepatnya bahan organik melapuk
dan membebaskan segera basa-basa yang terdapat dalam senyawa organik.
Sebagai hasilnya pelarutan silikat dirangsang,
sedangkan pelarutan Fe, Al, dan Mn dihambat.
Bila drainase
memuaskan maka berlangsung oksidasi yang sangat intensif.
Jadi, dengan berlangsungnya hancuran terbentuklah bahan
erwarna merah atau kuning, kaya akan seskuioksida dan
.in akan silikat.
Tingkat kehilangan silikat dan penimbunan seskuioksida
sangat nyata (Humbert, 1984 dalam Soepardi, 1983)
Hardjowigeno (1987), menyatakan bahwa Latosol memiliki
kejenuhan basa kurang dari 50 persen dengan kemasaman
berkisar dari masam hingga agak masam
(pH H20 4 , 5
-
6,4).
Tekstur lempung hingga liat, struktur glanular, remah
hingga gumpal lemah, konsistensi gembur, kandungan unsur
hara dan KTK rendah (Yogaswara, 1977).
Kapasitas tukar kation Latosol rendah, karena sebagian
disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat hidro-oksida. Selain itu Latosol
didominasi oleh mineral liat tipe 1:1, kaolinit. Kaolinit
ini mempunyai KTK rendah (3 - 15 me/100g) , tidak mengembang
dan mengkerut, dan sedikit substitusi isomorfik (Soepardi,
1983) .
Di dalam taksonomi tanah (Soil Survey Staff, 1992)
Latosol diklasifikasikan ke dalam beberapa order diantaranya Ultisol, Oxisol, Alfisol dan Inceptisol.
Sedangkan
menurut Pusat Penelitian Tanah (1982), Latosol diklasifikasikan ke dalam Kambisol dan Lateritik dengan sifat tanah
remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan
batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150
Cm) dan umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horison
kambik.
Kehilangan Unsur Hara
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad,
1989). Kerusakan yang terjadi pada
tanah yang tererosi
berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah seperti
kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya
sifat kimia tanah.
Menurut Schwabs et. dl., (1964) kehilangan unsur hara
melalui erosi sama pentingnya dengan kehilangan tanah itu
sendiri. Erosi menyebabkan terangkutnya bahan organik dan
partikel-partikel tanah yang halus.
Dengan terangkutnya
partikel tanah yang halus itu mengakibatkan terjadinya
penurunan kesuburan tanah, karena pada partikel-partikel
inilah sebagian besar unsur hara terikat.
Hanson (1972) mengemukakan selain erosi masalah yang
paling serius di daerah tropik basah adalah tingginya
kehilangan hara melalui pencucian.
Curah hujan yang tinggi
berhubungan dengan rasio perkolasi yang tinggi dan kapasitas tukar kation tanah yang rendah dapat meningkatkan
kehilangan unsur hara.
Kehilangan unsur hara melalui erosi
lebih besar dibandingkan dengan yang terangkut tanaman
(Jones et. al., 1991).
PENGARUH PEMBERIAN Bm
ORGANIK DAN KAPUR TERHADAP
KETERSEDIAAN DAN KEHILANGAN UNSUR HARA (N, P, K, Ca, Mg, Na)
PADA MODEL TERAS BANGKU MASYARAKAT SELAMA S A W MUSIM
TANAM KEDELAI (Glycine mat- (L) Merr.) PADA LATOSOL COKLAT
KEMERAHAN CIMARIAS SUMEDANG
Oleh :
ACHMAD MJR BACHTIAR
A 26 1337
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANAN BOGOR
1996
Kamkanlah...Skipa gigih menempuh kebehzih kadanghla fergelincir Mu bangkit kembali
W r m g ia tersesat, lalu berhasil menapai sasanm
lvodmrgiatergoresluka, lolupulihkembali...
Sekali dua ia g a g 4 tempi ti&
mehd&n senjam
lid& rerpunis asa ...a$au kehihgrm cnhrrya hmaprm
Janganlah puius asu m k i lama 'kantercup' ...
Bila ditopnng kernbaran 'kan terliha! jnkm k e h r
.
S i u p sabar...'kanberhasil mencap. nynyuan..
......Alhanuiulillah
" Kepunyaun Allah-lah segala yang ado di lungit aim di bumi;
dan kepoda Allah-lah dikembalikan segula m a n . "
M i 'Inira~z:109)
Oleh sebab itu... Ujang...
'Mohonlah perrobngan kepoda Allah d m bersnbarluh, s m g g u h n y o
bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusdakan-Nya kepado siapa yrmg
dikehenaW-Nyu dan'hamba-hnmba-@a dan kesudahan yang haik
adolah bagi orangarang yang berrakwa. "
(Al-A'mrg :125)
Kupersemkhhn m a k e c i h ini, untuk :
Ymg tercintu.. .
Kedua orang tuaku, yang senaniiasu mengiringiku dengan
Do 'a aim Kmih sayang ymg raG hennenn-hentiinya.
Ymg tersuyung.. .
Adik-udikh; Anna.
Rifn, Lusi (ulm.) dan neng Niu
Dan.. .
Tuk' Sehrnnun Bwtgo... yang tumbuh semerbak diantora
bunga-bunga.. . 'yang hu2nnn'dahm ws hidupla.. ..
keM.............
Amien, Ya Rabb.. ...
Namun demikian dibandingkan tanah lain di Indonesia Latosol
tergolong baik secara fisik, tetapi tingkat kesuburannya
rendah
(Kellog, 1949 d a l m Soepardi, 1983).
Leiwakabessy (1988) menyatakan bahwa tanah-tanah Latosol umumnya memerlukan pemupukan N, P, K, Ca, Mg dan mungkin beberapa unsur mikro tertentu. Semakin tua umur tanah
maka semakin banyak hara yang perlu ditambahkan, karena
pada tanah-tanah tua proses pencucian sudah berlangsung
lama. Selain itu pengapuran perlu dipertimbangkan.
Latosol memiliki kandungan seskuioksida yang tinggi.
Oleh karena itu, tanah ini memiliki nisbah antara silika
seskuioksida termasuk rendah berkisar antara
sampai
1
:
15.
1
:
5
Sifat-sifat ini sebagai akibat adanya
pengurangan silika atau basa-basa yang terjadi pada bahan
induk vulkanik.
Adanya seskuioksida ini menyebabkan tanah-
tanah menjadi merah atau coklat kemerahan dengan granulasi
tinggi (Sanchez, 1976) .
Secara genesis, basa-basa seperti Ca, Mg, K, dan Na
dari tanah Latosol cepat dibebaskan. Keadaan kemasaman
rendah ini didampingi oleh cepatnya bahan organik melapuk
dan membebaskan segera basa-basa yang terdapat dalam senyawa organik.
Sebagai hasilnya pelarutan silikat dirangsang,
sedangkan pelarutan Fe, Al, dan Mn dihambat.
Bila drainase
memuaskan maka berlangsung oksidasi yang sangat intensif.
Jadi, dengan berlangsungnya hancuran terbentuklah bahan
erwarna merah atau kuning, kaya akan seskuioksida dan
.in akan silikat.
Tingkat kehilangan silikat dan penimbunan seskuioksida
sangat nyata (Humbert, 1984 dalam Soepardi, 1983)
Hardjowigeno (1987), menyatakan bahwa Latosol memiliki
kejenuhan basa kurang dari 50 persen dengan kemasaman
berkisar dari masam hingga agak masam
(pH H20 4 , 5
-
6,4).
Tekstur lempung hingga liat, struktur glanular, remah
hingga gumpal lemah, konsistensi gembur, kandungan unsur
hara dan KTK rendah (Yogaswara, 1977).
Kapasitas tukar kation Latosol rendah, karena sebagian
disebabkan oleh kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat hidro-oksida. Selain itu Latosol
didominasi oleh mineral liat tipe 1:1, kaolinit. Kaolinit
ini mempunyai KTK rendah (3 - 15 me/100g) , tidak mengembang
dan mengkerut, dan sedikit substitusi isomorfik (Soepardi,
1983) .
Di dalam taksonomi tanah (Soil Survey Staff, 1992)
Latosol diklasifikasikan ke dalam beberapa order diantaranya Ultisol, Oxisol, Alfisol dan Inceptisol.
Sedangkan
menurut Pusat Penelitian Tanah (1982), Latosol diklasifikasikan ke dalam Kambisol dan Lateritik dengan sifat tanah
remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan
batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150
Cm) dan umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horison
kambik.
Kehilangan Unsur Hara
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang
subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya
kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air (Arsyad,
1989). Kerusakan yang terjadi pada
tanah yang tererosi
berupa kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah seperti
kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya
sifat kimia tanah.
Menurut Schwabs et. dl., (1964) kehilangan unsur hara
melalui erosi sama pentingnya dengan kehilangan tanah itu
sendiri. Erosi menyebabkan terangkutnya bahan organik dan
partikel-partikel tanah yang halus.
Dengan terangkutnya
partikel tanah yang halus itu mengakibatkan terjadinya
penurunan kesuburan tanah, karena pada partikel-partikel
inilah sebagian besar unsur hara terikat.
Hanson (1972) mengemukakan selain erosi masalah yang
paling serius di daerah tropik basah adalah tingginya
kehilangan hara melalui pencucian.
Curah hujan yang tinggi
berhubungan dengan rasio perkolasi yang tinggi dan kapasitas tukar kation tanah yang rendah dapat meningkatkan
kehilangan unsur hara.
Kehilangan unsur hara melalui erosi
lebih besar dibandingkan dengan yang terangkut tanaman
(Jones et. al., 1991).