daerah bening holozone yang mengelilingi koloni mikroba pelarut fosfat. Koloni tersebut kemudian dimurnikan pada media baru dan dipindahkan ke tabung reaksi
yang berisi media Pikovskaya, disimpan pada suhu 4 C untuk pengujian
selanjutnya.
4. Uji potensi pada media padat
Mikroba pelarut fosfat yang murni selanjutnya diuji kemampuannya
melarutkan fosfat dalam cawan petri berisi media Pikovskaya padat steril. Bahan
yang digunakan dalam pembuatan media uji ini sama dengan bahan media Pikovskaya pada tahap isolasi, namun Ca
3
PO
4 2
gL pada media isolasi diganti dengan AlPO
4,
FePO
4
, dan batuan fosfat rock phosphate dengan dosis 5 gL media. Media uji dimasukkan dalam cawan petri dan dibiarkan mengeras.
Selanjutnya biakan murni ditumbuhkan pada media uji. Tiap biakan murni diulang sebanyak 3 kali untuk mendapatkan rataan hasil yang valid. Inkubasi dilaksanakan
selama 7 hari. Mikroba pelarut fosfat yang membentuk holozone paling cepat dengan diameter paling besar secara kualitatif di sekitar koloni menunjukkan
besar kecilnya potensi mikroba pelarut fosfat dalam melarutkan unsur P dari bentuk yang tidak terlarut. Dihitung potensi mikroba dengan menggunakan nilai
indeks pelarutan yaitu nisbah antara diameter zona jernih terhadap diameter koloni Premono, 1998.
5. Uji potensi pada media cair
Mikroba pelarut fosfat yang terpilih selanjutnya diuji kemampuannya melarutkan fosfat pada media Pikovskaya cair. Sebanyak 50 ml media
Pikovskaya cair ditempatkan dalam Erlenmeyer 250 ml dan sebanyak 1 jarum ose mikroba pelarut fosfat diinokulasikan pada media cair tersebut, selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
diinkubasi secara diam dilakukan selama 7 hari pada suhu kamar. Untuk bakteri inkubasi dilakukan pada shaker sedangkan jamur inkubasi dilakukan secara diam.
Setelah proses inkubasi selesai, kultur disentrifugasi dengan kecepatan 7000 rpm selama 10 menit sampai terjadi pemisahan filtrat dengan mikroba sehingga
terbentuk endapan. Diambil filtrat jernih menggunakan pipet dan dijaga agar endapan tidak terikut. Filtrat jernih ditentukan kadar P-tersedianya dengan
metode kolorimetri dan dihitung dengan Bray-II. Mikroba yang paling besar meningkatkan P terlarut secara kuantitatif pada media merupakan mikroba yang
efektif dan potensial. Setelah itu pH medium diukur dengan pH meter untuk mengetahui pengaruh pelarutan fosfat oleh mikroba terhadap pH media.
Pengujian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali ulangan dan dua faktor perlakuan. Masing-masing faktor tersebut adalah :
1. Faktor I : isolat MPF
F1 = Jamur 1 F2 = Jamur 2
F3 = Jamur 7 F4 = Bakteri 4
2. Faktor II : Sumber P
P1 = Ca
3
PO
4
P2 = AlPO
4
P3 = FePO
4
P4 = Batuan fosfat rock phosphate
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian terdapat 48 satuan percobaan 4 x 4 x 3 dengan kombinasi perlakuan sebagai berikut :
F1P1 F2P1 F3P1 F4P1
F1P2 F2P2 F3P2 F4P2 F1P3 F2P3 F3P3 F4P3
F1P4 F2P4 F3P4 F4P4 Yijk = µ +
αi + βj + αβij + ∑ijk Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan pada percobaan ke- k yang memperoleh perlakuan
taraf ke-i dari faktor I dan taraf ke-j dari faktor II µ = Nilai tengah umum
αi = Perlakuan faktor I pada taraf ke-i
βj = Perlakuan faktor II pada taraf ke-j αβij = Pengaruh interaksi dari faktor I ke-i dan faktor II ke-j
∑ijk = Galat percobaan dari satuan percobaan ke-k pada kombinasi taraf ke-i faktor I dan taraf faktor II
Untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan maka akan dilakukan analisis sidik ragam Anova. Apabila F-hitung nyata atau sangat nyata maka
dilanjutkan dengan uji lanjutan berdasarkan uji jarak Duncan Duncan Multiple Range Test.
6. Identifikasi mikroba pelarut posfat yang potensial melarutkan fosfat