Pengaruh Perputaran Total aktiva dan Rasio Hutang atas Modal Terhadap Pengembalian Modal Sendiri Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

(1)

The Influence of Total Asset Turnover And Debt Equity Ratio Toward Return On EquityAt Mining Sector Listed In Indonesia Stock Exchange

Period 2009 - 2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

AGUS FIRMANSYAH 21109075

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

(3)

ix LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.3 Rumusan Masalah ... 9

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Kegunaan Penelitian... 10

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Keuangan ... 13

2.1.1.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 13


(4)

x

2.1.3 Rasio Leverage ... 19

2.1.3.1 Debt Equity Ratio ... 20

2.1.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Debt Equity Ratio ... 20

2.1.3.3 Rumus Debt Equity Ratio ... 21

2.1.4 Rasio Profitabilitas ... 22

2.1.4.1 Return On Equity ... 22

2.1.4.2 Kegunaan Return On Equity ... 23

2.1.4.3 Rumus Return On Equity ... 23

2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 24

2.2 Kerangka Pemikiran ... 25

2.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap ROE ... 26

2.2.2 Pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap ROE ... 28

2.3 Hipotesis ... 29

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian... 31

3.2.1 Desain Penelitian ... 32

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 35

3.4 Sumber Data ... 37

3.5 Teknik Penentuan Data ... 38

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.7 Rancangan Analisi dan Pengujian Hipotesis ... 41

3.7.1 Rancangan Analisis ... 41


(5)

xi

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 53

4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 59

4.1.1.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 59

4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 62

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 63

4.1.2.1 Perkembangan Perputaran Total Aktiva ... 63

4.1.2.2 Perkembangan Debt Equity Ratio ... 67

4.1.2.3 Perkembangan Return on Equity ... 71

4.1.3 Analisis Verifikatif ... 75

4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 75

4.1.3.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 81

4.1.3.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva – ROE... 83

4.1.3.2.2 Pengaruh Debt Equity Ratio – ROE ... 86

4.2 Pembahasan ... 89

4.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap ROE ... 89

4.2.2 Pengaruh Debt Equity Ratio Terhadap ROE ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 99


(6)

vi

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Rasio Hutang Atas Modal Terhadap Pengembalian Modal Sendiri Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berusaha untuk menanggulanginya. kritik dan saran sangat membangun penulis harapkan agar skripsi ini lebih baik lagi.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mandapat bimbingan, pengarahan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan Skripsi ini. Selain itu penulis


(7)

vii

Komputer Indonesia

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

4. Ibu Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak., selaku Dosen Wali Ak-2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 5. Seluruh Staf Dosen Pengajar Universitas Komputer Indonesia yang telah

membekali Penulis dengan pengetahuan

6. Staf Kesekretariatan Program Studi Akuntansi terima kasih banyak untuk pelayanan dan informasinya

7. Kedua orangtuaku yang selalu memberikan doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

8. Kedua adikku yang telah memberikan doa, dorongan, dan semangat untuk dapat menyelesaikan skripsi ini

9. Kawan-kawan seperjuangan, Faizal, Reddy, Rizki, Aziz, Afil, Shinta, Jesica, Ria, Elsa, dan Melinda yang selalu memberikan semangat, bantuan, dukungan, dan doa untuk Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini


(8)

viii

sebutkan satu persatu

Akhir kata semoga amal baik yang telah diberikan kepada Penulis mendapat imbalannya yang setimpal dari Allah SWT dan Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, Juli 2013 Penulis,

Agus Firmansyah NIM: 21109075


(9)

95

Arfan Ikhsan. (2009). Pengantar Praktis Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Arfan Ikhsan. & I.B. Teddy, Prianthara. (2009). Akuntansi Untuk Manajer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arif Singapurwoko dan Muhammad, Shalahuddin Mustofa El-Wahid. (2011). The Impact of Financial Leverage to Profitability Study of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, (32), 136-148

Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit GPFE

Chairul Maroom. (2002). Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Yogyakarta: Andi Charles T.Horngren., Walter T.Harrisonn Jr., Michael A. Robinson., Thomas

H.Secokusumo. (1998). Akuntansi di Indonesia Buku Dua. Jakarta : Salemba Empat

D.M.N.S.W. Dissanayake. (2012). The Determinants Of Return On Equity: Evidense From Srilankan Microfianance Institutions. Researchers World - Journal of Arts, Science & Commerce, 26-35

Darsono dan Ashari. (2010). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

David Halomoan Manurung. & Nurseffi Dwi Wahyuni. (2012). Produktivitas Aset Tujuh Emiten Batu Bara Turun diakses pada 22 Februari 2013 dari http://old.indonesiafinancetoday.com/read/29528/Produktivitas-Aset-Tujuh-Emiten-Batu-Bara-Turun

Dedi Kusmayadi. (2009). Pengaruh Total Asset Turnover dan Equity Multiflier Terhadap Return On Equity. Jurnal Magister Manajemen, 1(2), 25-36

Donald E Kieso., Jerry J Weygandt., Terry D Warfield., (2007). Akuntansi Intermediate Jilid 1. Penerbit Erlangga

Eugene F. Brigham and Joel, F Houston. (2001), Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga.


(10)

Eugene F. Brigham and Joel F Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Eugene F. Brigham and Joel F Houston.(2009). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Eugene F.Brigham dan Joel F. Houston. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi 11 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat

Fitria Andayani. (2012) 2013, Kinerja Sektor Tambang Indonesia Masih Tertekan.

Diakses pada 15 Februari 2013 dari

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/12/12/10/metfqg-2013-kinerja-sektor-tambang-indonesia-masih-tertekan

Gujarati Damodar N. (2008). Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.

Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo. Husein Umar. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.

James C. Van Horne. ,dan Jhon M.Wachowicz,Jr. (1997). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat.

Jerry J.Weygandt., Donald E.Kieso., Paul D.Kimmel. (2008). Accounting Principles Pengantar Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Joel G. Siegel, Jae K. Shim. (2005). Kamus Istilah Akuntansi, Jakarta : Elex Meida Komputindo

Jopie Jusuf. (2008). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers

Kuswadi. (2005). Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Lia, Ria, Dan Bani. (2012). Taktik Grup Bakrie Lunasi Utang Lewat Utang Obligasi Brau Sepi Peminat. Diakses pada 21 Februari 2013 dari http://www.neraca.co.id/index.php/harian/article/22477/Taktik.Grup.Bakrie.Lu nasi.Utang.Lewat.Utang


(11)

Mulyadi. (2006). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Yogyakarta: STIE YKPN.

Novan Dwi Putranto & Rahmawati. (2012). Rasio Utang Berau Tertinggi di Antara Emiten Batu Bara. Diakses pada 21 Februari 2013 dari

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/37741/Rasio-Utang-Berau-Tertinggi-di-Antara-Emiten-Batu-Bara

Robert Ang (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian Capital Market) : Mediasoft Indonesia, First Edition.

Robert Pius Pardede., Triandi., Egi Febriani. (2006). Analisis Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Equity Multiplier Dengan Metode Common Size Terhadap Upaya Meningkatkan Kemampulabaan Studi Kasus Pada PT (Persero) Angkasa Pura II. Jurnal Ilmiah Ranggagading. 6 (2)

Singgih Santoso. (2008). SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.

Soemarso. (2002). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.

Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Sofyan Syafri Harahap. (2009). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 3, Yogyakarta : AMP YKPN

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D (7th ed). Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto S.K. (2009). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.


(12)

Tio Sukanto. (2012). (Kinerja Emiten Pertambangan) AEI: Harga Komoditas Turun Pengaruhi Laba Emiten. Diakses pada 19 Februari 2013 dari http://m.inilah.com/read/detail/1890294/aeiharga-komoditas-turun-pengaruhi-laba-emiten.

Tony Wijaya. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Umi Narimawati, Sri Dewi A., & Lina I. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

Yulia Fitri, (2008). Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage, dan Rasio Intensitas Modal terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ichsan Gorontalo, 3(1)

Zoe Ventoura, Financial Indices And Profitability: An Empirical Investigation. International Business & Economic Research Journal, 1 (6)

www.bapenas.com

www.gajimu.com www.idx.co.id www.realminers.com


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Akuntansi menjadi peran penting dalam menjalankan ekonomi, keputusan yang diambil oleh para individu, pemerintah, dan badan usaha lain seringkali ditentukan oleh penggunanya berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Tujuan utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses pencatatan, pelaporan dan penginterprestasian data-data ekonomi yang digunakan sebagai pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus memiliki karakter seperti akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap hal ini lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan bersaing. (Arfan Ikhsan dan I.B. Teddy Prianthara 2009:3).

Data akuntansi digunakan untuk memahami penyebab suatu perusahaan memiliki kinerja seperti sekarang dan meramalkan arah yang akan dituju. Laporan keuangan digunakan oleh manajer untuk memperbaiki kinerja dengan mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan selama ini menggunakan analisis rasio-rasio keuangan. (Brigham dan Houston 2010:132)

Rasio digunakan untuk membantu sebuah entitas bisnis dalam mengevaluasi hasil keuangan dan ekonomi dari orientasi laba operasi sepanjang periode akuntansi. Pada umumnya terdapat tiga kelompok luas dari pengguna yang tertarik dalam menilai rasio, yaitu operasi internal manajemen, kreditor


(14)

potensial dan kreditor saat ini, serta kepemilikan organisasi (Arfan Ikhsan dan I.B. Teddy Prianthara, 2009:96)

Rasio yang mengukur profitabilitas memainkan peranan yang besar dalam pengambilan keputusan. Rasio-rasio ini dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Pengukuran profitabilitas yang sering digunakan adalah return on equity. Rasio ini menunjukkan hubungan antara laba bersih dan investasi pemegang saham biasa dalam perusahaan. (Charles T.Horngren dkk, 1998:914).

Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan return on equity menunjukkan tingkat yang mereka peroleh. Rasio-rasio lainnya memberikan informasi tentang seberapa baik aset perusahaan seperti persediaan, piutang usaha, aset tetap yang dikelola, dan bagaimana perusahaan mendapatkan dana. Semua faktor ini mempengaruhi return on equity dan manajemen menggunakan rasio lainnya, terutama untuk membantu menyusun rencana yang dapat memperbaiki rata-rata return on equity dalam jangka panjang. (Brigham dan Houston, 2010:133)

Semakin tinggi laba perusahaan setelah pajak maka akan semakin tinggi return on equity, besarnya laba perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aktivitas penjualannya yang tercermin melalui net profit margin dan aktivitas penjualan perusahaan dengan memanfaatkan total assetnya yang tercermin melalui rasio perputaran total aktiva. perputaran total aktiva yang tinggi akan menandakan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva didalam menghasilkan penjulaan. Penjualan yang tinggi


(15)

memberikan kesempatan pada perusahaan dalam menggunakan aktiva yang lebih efisien. Secara umum, semakin tinggi perputaran total aktiva suatu perusahaan, maka semakin efisien perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya. Selain itu, tingginya perputaran total aktiva akan mengurangi pinjaman perusahaan kepada pihak lain, dengan perputaran yang tinggi ini maka biaya-biaya yang tidak perlu (biaya bunga pinjaman) akan dapat dikurangi. Pengurangan biaya-biaya yang tidak perlu inilah yang juga akan meningkatkan laba operasional perusahaan. Dari uraian tersebut maka meningkatnya tingkat perputaran total aktiva akan memungkinkan peningkatan perolehan laba operasional. (Dedi Kusmayadi, 2009)

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan tidak stabil. (Agus Sartono 2008: 248)

Pada dasarnya secara teoritis, nilai suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan penggunaan utang. Keuntungan dari penggunaan utang adalah bunga yang dibayarkan dapat mengurangi pajak yang dibayarkan dan dengan demikian menurunkan biaya efektif dari utang. (Brigham dan Houston, 2006:5)

Perusahaan dengan tingkat peminjaman hutang yang lebih kecil mempunyai kemungkinan mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga yang lebih besar (Charles T. Horngren dkk, 1998:913). Untuk menilai batasan yang digunakan perusahaan dalam meminjam uang, dapat digunakan debt equity ratio. Dengan debt equity ratio yang tinggi perusahaan akan menanggung risiko kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan utuk memperoleh laba yang meningkat. Debt equity ratio yang tinggi berdampak pula pada peningkatan


(16)

pertumbuhan laba, berarti memberikan efek keuntungan bagi perusahaan. (Kuswadi, 2005).

Dikutip dari bappenas.go.id, Sektor pertambangan memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, terutama sebagai sumber penerimaan negara untuk pembiayaan pembangunan nasional serta peranannya sebagai pendukung utama konsumsi energi nasional.

Dikutip dari republika.co.id, Komite Ekonomi Nasional (KEN) memproyeksikan kinerja sektor pertambangan di Indonesia tahun depan masih akan tertekan. Hal ini seiring dengan harga komoditas pertambangan di pasar internasional yang tengah menurun. Menurut ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tandjung, turunnya harga komoditas pertambangan disebabkan permintaan terhadap komoditas ini yang diperkirakan masih akan melemah seiring dengan lesunya kondisi perekonomian global. (Fitria Andayani)

Dikutip dari inilah.com, Ketua umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Airlangga Hartarto menilai, menurunnya harga komoditas tambang mengakibatkan laba perusahaan atau emiten pertambangan ikut turun. Hal ini memang dianggap normal, dimana ketika harga komoditasnya turun, maka profitnya juga akan menurun. (Tio Sukanto)

Dikutip dari Neraca.co.id, Direktur Utama PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) Rosan P. Roeslani mengatakan, jatuhnya harga komoditas menjadi beban bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja keuangan. Maka salah satu cara menyiasatinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi dinilai dapat menjadi alternatif pendanaan guna meng-cover kinerja perseroan. Namun


(17)

menurut pengamat obligasi PT Penilai Harga Efek Indonesia, Fakhrul Aufa, penyerapan obligasi yang dilakukan oleh BRAU selaku pemain sektor pertambangan tampaknya akan terkoreksi dengan melihat kondisi sektor komoditas yang mengalami penurunan. Terlebih sampai dengan pertengahan tahun depan, sektor tersebut diperkirakan masih akan melemah. Dengan kondisi produk yang tidak cukup baik tersebut, secara otomatis tentu akan berpengaruh terhadapprofitdan cashflowperusahaan. ( Lia, Ria, dan Bani )

Dikutip dari Indonesiafinancetoday.com, obligasi dan utang jangka panjang beberapa emiten sektor pertambangan berdampak pada peningkatan rasio utang perusahaan. Dimana perusahaan menggunakan dana obligasi tersebut untuk

membayar tagihan utang, pembayaran akuisisi, serta membiayai proyek dan pengadaan sejumlah aset. (Novan Dwi Putranto & Rahmawati)

Dikutip dari Indonesiafinancetoday.com, Penambahan aset tetap, seperti kapal tunda dan kapal tongkang, alat-alat berat maupun kendaraan berdampak pada peningkatan produktivitas aktiva PT. Harum Energy. Sementara itu produktivitas aktiva yang diukur oleh rasio perputaran aktiva PT Garda Tujuh Buana meningkat seiring dengan tambang perusahaan yang mulai berproduksi setelah semester I 2011. Namun Fuganto Widjaja, Direktur Utama Golden Energy Mines, sebagai salah satu emiten pertambangan yang menargetkan peningkatan penjualan yang dipicu dari kenaikan produksi perusahaan mengatakan, kenaikan volume penjualan yang hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu itu tidak serta merta membuat pendapatan perusahaan pada tahun ini akan naik dua kali lipat dari tahun lalu, hal itu disebabkan asumsi harga jual rata-rata tahun ini lebih


(18)

rendah dibandingkan harga jual tahun lalu. (David Halomoan Manurung & Nurseffi Dwi Wahyuni)

Tingkat pengembalian ekuitas perusahaan setiap tahunnya cenderung berfluktuatif, begitupun dengan beberapa perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 1.1 menggambarkan perubahan debt equity ratio yang diikuti oleh perubahan return on equity pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2011.

Tabel 1.1

Perubahan Debt Equity Ratio dan Return on Equity Pada Beberapa Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2009 – 2011 No Perusahaan

Debt Equity Ratio Return on Equity

2009 2010 2011 2009 2010 2011

1 BUMI 433.94 434.39 526.33 14.07 20.17 18.28 2 CTTH 204.42 165.90 187.20 26.81 17.03 1.21 3 ELSA 119.57 88.98 130.46 24.41 3.26 (1.58) 4 INCO 28.22 30.38 36.86 10.78 26.04 18.87 5 MEDC 187.90 179.58 202.50 2.71 10.82 10.43 6 PKPK 155.53 142.88 148.75 11.42 4.21 (1.54) 7 SUGI 1.46 3.38 15.91 (6.24) 5.74 (0.02) 8 TINS 41.56 39.92 42.89 9.15 22.42 19.51

Sumber : www.idx.co.id

Dari data diatas dapat terlihat bahwa tingkat debt equity ratio PT. PT. Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Citatah Tbk (CTTH), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), PT. Medco Energi International Tbk (MEDC),


(19)

PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), PT. PT Sugih Energy Tbk (SUGI), dan PT Timah Tbk (TINS) pada tahun 2011 mengalami peningkatan, namun berbanding terbalik dengan hasil return on equity kedelapan emiten ini yang justru mengalami penurunan. Dengan debt equity ratio yang tinggi, maka aliran modal yang diterima perusahaan pun tinggi sehingga perusahaan akan memanfaatkan aliran modal tersebut untuk menunjang produktivitas perusahaan. Dengan hasil produksi yang meningkat, maka perusahaan pun akan mendapatkan return on equity yang tinggi pula.

Beberapa perusahaan sektor pertambangan mengalami kenaikan tingkat debt equity ratio namun tidak diikuti kenaikan return on equity di tahun 2011. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat obligasi yang tinggi guna meningkatkan kinerja perusahaan, namun perusahaan belum dapat memanfaatkan aliran modal yang tinggi tersebut dalam menunjang produktivitas perusahaan, sehingga perusahaan masih belum dapat meningkatkan return on equity sesuai dengan yang diharapakan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Bringham dan Houston (2010) bahwa penggunaan utang akan mengungkit (leverage) atau memperbesar pengembalian atas ekuitas atau return on equity.

Debt equity ratio meningkat, namun return on equity mengalami penurunan, seharusnya apabila debt equity ratio naik maka return on equity pun meningkat. ketika return on equity mengalami penurunan menandakan bahwa kinerja yang kurang baik dalam pencapaian laba perusahaan. Tetapi perusahaan masih dapat meningkatkan return on equity dengan cara memaksimalkan produktivitas aset dalam menghasilkan penjualan yang terlihat dari rasio


(20)

perputaran total aktiva, dimana return on equity perusahaan akan meningkat seiring dengan peningkatan pada rasio perputaran total aktiva sebagaimana yang dinyatakan oleh Bringham dan Houston (2001) yang mengungkapkan bahwa tingkat return on equity dipengaruhi oleh rasio perputaran total aktiva.

Berdasarkan gambaran latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Perputaran Total Aktiva Dan Rasio Hutang Atas Modal Terhadap Pengembalian Modal Sendiri Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah :

1. Tingkat debt equity ratio PT. PT. Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Citatah Tbk (CTTH), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT. Vale Indonesia Tbk (INCO), PT. Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), PT. PT Sugih Energy Tbk (SUGI), dan PT Timah Tbk (TINS) pada tahun 2011 mengalami peningkatan, namun berbanding terbalik dengan hasil return on equity kedelapan emiten ini yang justru mengalami penurunan. Sektor pertambangan menerbitkan tingkat obligasi yang tinggi guna meningkatkan kinerja perusahaan, namun perusahaan belum dapat memanfaatkan aliran modal yang tinggi tersebut dalam menunjang produktivitas perusahaan, sehingga hanya meningkatkan debt equity ratio perusahaan namun masih belum dapat meningkatkan return on equity sesuai dengan yang diharapkan.


(21)

2. Ketika return on equity mengalami penurunan menandakan bahwa kinerja yang kurang baik dalam pencapaian laba perusahaan, tetapi perusahaan diperkirakan dapat meningkatkan return on equity dengan cara memaksimalkan produktivitas aset dalam menghasilkan penjualan yang terlihat dari rasio perputaran total aktiva. Namun hasil yang menunjukkan bahwa return on equity perusahaan tengah mengalami penurunan menandakan bahwa kurang efisennya produktivitas aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan, sehingga berdampak pada penurunan tingkat laba perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari bertambahnya asset perusahaan berupa penambahan kapal tunda dan kapal tongkang, alat-alat berat maupun kendaraan yang belum dapat menunjang laba perusahaan

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva terhadap return on equity pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

2. Seberapa besar pengaruh debt equity ratio terhadap return on equity pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011


(22)

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap return on equity pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2011.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris mengenai : 1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh perputaran total aktiva terhadap

return on equity pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh debt equity ratio terhadap return on equity pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat memberi masukan mengenai perputaran total aktiva dan debt equity ratio serta pengaruhnya terhadap return on equity pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di masa yang akan datang.


(23)

2. Bagi Investor

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan perputaran total aktiva dan debt equity ratio.

1.5.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman dalam hal akuntansi mengenai perputaran total aktiva, debt equity ratio dan return on equity.

2. Bagi Akademika

Sebagai bagian pemenuhan dan referensi atau bahan rujukan untuk menambah ilmu pengetahuan maupun untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai perputaran total aktiva, debt equity ratio dan return on equity.

1.6 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Data diperoleh dengan mengambil data sekunder yang didapat melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan Pusat Informasi Pasar Modal yang beralamat di Jl. Veteran No. 10 Bandung


(24)

1.6.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2012 sampai dengan Juli 2013.

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

N

O Kegiatan

2012 2013

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1

Persiapan Judul Persiapan Teori Pengajuan Judul Mencari Perusahaan

2

Penulisan UP Bimbingsn UP

Seminar UP Revisi UP 3 Pengumpulan UP 4 Pengolahan Data

5

Bimbingan Skripsi Sidang Skripsi Revisi Skripsi Pengumpulan Draf Skripsi


(25)

13

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Keuangan

Menurut Jerry J. Weygandt (2008:395) menyatakan rasio adalah:

“Hubungan antara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematika antara satu kualitas dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk presentase, tingkat, atau proporsi sederhana.”

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:297) Rasio keuangan adalah : “Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, kas dan total asset, harga pokok produksi dan total penjualan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah hubungan diantara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan dan dinyatakan dalam bentuk presentase, tingkat, atau proporsi sederhana.

2.1.1.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Brigham dan Houston (2010:134) rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Rasio likuiditas atau liquidity ratio

Rasio-rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Ukuran rasio likuiditas terdiri dari :


(26)

a. Rasio Lancar atau Current Ratio

Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

b. Rasio Cepat atau Quick Ratio

Rasio ini dihitung dengan mengurangi persediaan dengan aset lancar, kemudian membagi sisanya dengan kewajiban lancar.

2. Rasio Manajemen Aset atau Asset Management Ratio

Rasio-rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengatur aset perusahaannya. Ukuran rasio manajemen aset terdiri dari :

a. Rasio Perputaran Persediaan atau Inventory Turnover Ratio

Rasio ini dihitung dari membagi penjualan dan persediaan. Rasio ini mennjukkan berapa kali pos persediaan berputar sepanjang tahun. b. Rasio Perputaran Aset Tetap atau Fixed Asset Turnover Ratio

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan pabrik dan peralatannya. Rasio ini adalah rasio penjualan terhadap aset tetap bersih perusahaan.

c. Rasio Perputaran Total Aset atau Total Assets Turnover Ratio

Rasio ini mengukur perputaran seluruh aset perusahaan dan dihitung dengan membagi penjualan dengan total aset.

3. Rasio Manajemen Hutang atau Leverage Ratio

Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang. Ukuran rasio manajemen hutang terdiri dari :

a. Rasio Total Hutang terhadap Total Asset atau Debt Ratio

Rasio ini mengukur presentase dana yang diberikan oleh kreditor. Total utang termasuk seluruh kewajiban lancar dan utang jangka panjang.


(27)

b. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga atau Time Interest Earned

Suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga tahunan.

4. Rasio Profitabilitas atau profitability ratio

Sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset dan hutang pada hasil operasi. Ukuran rasio profitabilitas terdiri dari :

a. Rasio Margin Laba atas Penjualan atau Profit Margin on Sales

Rasio ini mengukur laba bersih penjualan, dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan.

b. Rasio Pengembalian atas Total Aset atau return on Asset

Rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset.

c. Rasio Pengembalian Ekuitas Biasa atau Return on Equity

Rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.

5. Rasio Nilai Pasar atau Valuation ratio

Sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Ukuran rasio nilai pasar terdiri dari :

a. Rasio Harga/Laba atau Price/Earnings Ratio

Rasio yang menunjukkan jumlah yang dibayarkan investor untuk setiap laba berjalan

b. Rasio Harga/Arus kas atau Price/Cash Flow Ratio

Rasio yang menunjukkan jumlah yang akan dibayarkan investor untuk setiap arus kas perusahaan

c. Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku atau Market/Book Ratio

Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan.


(28)

2.1.1.2 Keunggulan Analisis Rasio

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:298) analisis rasio memiliki keunggulan seperti :

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model produksi (z-score)

5. Menstandarisir ukuran perusahaan

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik (time series)

7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan produksi di masa yang akan datang.

2.1.2 Rasio Aktivitas

Menurut Donald.E.Kieso et all (2007:222) menyatakan bahwa :

“Rasio aktvitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki.”

Sedangkan Menurut Sutrisno (2000 : 327) menyatakan :

“Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas

perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki dan sumber dananya.

Dalam mengukur rasio aktivitas dapat menggunakan beberapa rasio, salah satu diantaranya adalah Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover).


(29)

2.1.2.1 Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009: 309) menyatakan bahwa:

“Perputaran total aktiva adalah rasio yang mengukur volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.”

Sedangkan Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty (2004:75) menyatakan : “Perputaran total aktiva adalah rasio yang mengukur seberapa banyak penjualan yang bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran total aktiva adalah rasio yang menunjukkan perputaran aktiva sebuah perusahaan yang diukur melalui volume penjualan, dimana semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin baik pula penjualan perusahaan tersebut.

2.1.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perputaran Total Aktiva

Perputaran total aktiva digunakan untuk mengukur seberapa efektifnya pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Sehingga jika perputaran total aktiva perusahaan tinggi maka akan semakin efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya. Beberapa faktor yang mempengaruhi perputaran total aktiva yaitu :

a. Penjualan

Menurut Chairul Maroom (2002:28) menyatakan:

“Penjualan artinya penjualan barang dagang sebagai usaha pokok yang biasanya dilakukan secara teratur.”


(30)

b. Total Aktiva

Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (2005: 31) menyatakan:

“Aktiva merupakan sumber ekonomi yang diharapkan memberi manfaat dalam usaha. Sebuah aktiva mempunyai tiga sifat yang sangat penting yaitu, kemungkinan mendapat manfaat ekonomi di masa yang akan datang, pengawasan oleh kesatuan, hasil dari kejadian atau transkasi sebelumnya.“

Aktiva terbagi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap

Menurut Soemarso (2003 :245) menyatakan bahwa aktiva lancar adalah :

“Kas dan aktiva – aktiva lain yang dapat di tukarkan menjadi uang kas dan

dapat di jual dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan.”

Menurut Mulyadi (2006: 591) menyatakan bahwa aktiva tetap adalah :

“Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat

ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut aktiva tetap berwujud.”

2.1.2.3 Rumus Perputaran Total Aktiva

Menurut Arfan Ikhsan dan I.B Teddy Prianthara, (2009:109) untuk mengetahui besarnya rasio perputaran total aktiva maka digunakan rumus sebagai berikut :

Perputaran Total Aktiva = Penjualan x 100 % Total Aktiva

Penjualan yang dimaksud dalam rumus perhitungan di atas adalah penjualan bersih perusahaan dalam satu periode akuntansi yang dilihat dari laporan laba rugi perusahaan. Dan total aktiva adalah seluruh total aktiva


(31)

perusahaan, yaitu hasil penjumlahan aktiva lancar dan aktiva tetap dalam satu periode akuntansi

2.1.3 Rasio Leverage

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008;306) rasio leverage adalah :

“Rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap

modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).”

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009: 154) menyatakan :

“Rasio leverage adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh

mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan

dalam struktur modal perusahaan.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage adalah Rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset dimana perusahaan menggunakan utang dalam struktur permodalannya.

Menurut Kasmir (2010: 153) tujuan perusahaan dengan menggunakan leverage yaitu:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor)

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga)

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang

5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva

6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang

7. Untuk menilai berapa dana pinajaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.


(32)

Dalam mengukur rasio leverage dapat menggunakan beberapa rasio, salah satu diantaranya adalah rasio utang atas modal (debt equity ratio/DER).

2.1.3.1 Rasio Utang Atas Modal (Debt Equity Ratio)

Menurut James C.Van Horne (2005:209) menyatakan definisi debt equity ratio adalah sebagai berikut :

“Rasio utang dengan ekuitas menunjukan sejauh mana pendanaan dari utang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas.”

Sedangkan menurut Darsono dan Ashari, (2010,54-55) :

Debt equity ratio masuk di dalam rasio Leverage atau Solvabilitas, rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini juga disebut dengan rasio pengungkit (Leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa debt equity ratio adalah rasio utang dengan ekuitas menunjukan sejauh mana pendanaan dari utang yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

2.1.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Debt Equity Ratio

Debt equity ratio merupakan rasio utang dengan ekuitas yang menunjukan sejauh mana pendanaan dari utang dan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi debt equity ratio yaitu :


(33)

a. Hutang

Menurut Arfan Ikhsan (2009:2) menyatakan :

“Hutang adalah Pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain, baik sudah maupun belum jatuh tempo yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang.”

b. Ekuitas

Menurut Arfan Ikhsan (2009:3) Ekuitas adalah :

“Tingkat residual dalam aktiva dari suatu entitas yang tinggal setelah pengurangan kewajiban-kewajiban. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas adalah tingkat kepemilikan.”

2.1.3.3 Rumus Debt Equity Ratio

Menurut Arfan Ikhsan dan I.B Teddy Prianthara, (2009:105) untuk mengetahui besarnya debt equity ratio utang atas modal maka digunakan rumus sebagai berikut :

Debt Equity Ratio = Total Hutang x 100 % Total Modal

Arfan Ikhsan dan I.B Teddy Prianthara menambahkan:

“Jika hasil yang didapatkan dari rumus diatas menunjukkan semakin tinggi angka rasio, berarti semakin tinggi resiko yang dihadapi oleh para kreditor, karena debt equity ratio yang tinggi mengindikasikan makin tinggi hutang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Pada kondisi seperti ini, apabila perusahaan memerlukan tambahan dana untuk memperluas operasinya, perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan untuk meminjam dana dari kreditor. Total hutang yang dimaksud dalam rumus perhitungan di atas adalah seluruh total utang perusahaan, yaitu hasil penjumlahan utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam satu periode akuntansi. Sedangkan total modal adalah seluruh total modal perusahaan, yaitu hasil penjumlahan modal sendiri dan modal saham yang ada di perusahaan.”


(34)

2.1.4 Rasio Profitabilitas

Menurut Sutrisno (2007;254) menyatakan :

“Profitabilitas adalah rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan.”

Menurut Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa :

“Profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.

Dalam mengukur profitabilitas dapat menggunakan beberapa rasio, salah satu diantaranya adalah return on equity (ROE).

2.1.4.1 Pengembalian Modal Sendiri (Return on Equity)

Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (2005: 378) ROE adalah :

“Statistik yang mencerminkan keuntungan pemilik usaha. Ini sama dengan laba bersih dibagi dengan rata-rata modal pemilik.”

Sedangkan menurut Jopie Jusuf (2008:71) menyatakan bahwa :

Return on equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa return on equity yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut, yang


(35)

dinyatakan sebagai suatu persentase dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.

2.1.4.2 Kegunaan Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

Nilai dari return on equity ini dijadikan sebagai ukuran tingkat efektivitas suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas (investasi modal dalam bentuk saham pada perusahaan) yang dimiliki perusahaan. Jika nilai ROE naik atau tinggi, maka hal tersebut dijadikan sebagai indikasi bahwa perusahaan dapat memanfaatkan investasi yang ada dengan baik dan mampu menghasilkan keuntungan. Hal ini membuat investor tertarik untuk membeli saham, sehingga harga saham akan meningkat. Rasio yang paling penting adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat yang mereka peroleh (Brigham & Houston, 2010: 133).

2.1.4.3 Rumus Pengembalian Modal Sendiri (ROE)

Menurut Brigham dan Houston (2010:149) return on equity dapat dihitung dengan rumus :

Return On Equity = Laba Bersih x 100 % Ekuitas Biasa


(36)

Laba bersih yang dimaksud dalam rumus perhitungan di atas adalah laba bersih perusahaan dalam satu periode akuntansi yang dilihat dari neraca perusahaan. Dan ekuitas biasa adalah seluruh total modal perusahaan, yaitu hasil penjumlahan modal sendiri dan modal saham yang ada di perusahaan.

2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama

Pengarang Judul Hasil Persamaan Perbedaan Sumber

1. Arif

Singapurwoko dan Muhammad Shalahuddin Mustofa El-Wahid

The Impact of Financial Leverage to Profitability Study of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange

Total asset turnover on the other hand, is found to have significant affect to ROE. Memiliki kesamaan menganalisis pengaruh Total Asset Turnover terhadap return on equity Penelitian Arif. S dan M. Shalahuddin. M.E yang tidak disertakan dalam penelitian ini adalah debt equity ratio

terhadap return on equity European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences ISSN 1450-2275 Issue 32 (2011) 2. Dedi

Kusmayadi

Pengaruh Total Asset Turnover dan

Equity Multiflier

Terhadap Return On Equity

Total asset turnover

dan Equity multiplier

baik secara simultan maupun parsial berpengaruh positif terhadap terhadap

return on equity

Memiliki kesamaan menganalisis pengaruh Total Asset Turnover terhadap return on equity Penelitian Dedi Kusmayadi yang tidak disertakan dalam penelitian ini adalah debt equity ratio

terhadap return on equity Jurnal Magister Manajemen Vol.1 No.2 Desember 2009

3 Robert Pius Pardede, Triandi dan Egi Febriani

Analisis Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Equity Multiplier Dengan Metode Common Size Terhadap Upaya Meningkatkan Kemampulabaan Studi Kasus Pada PT (Persero) Angkasa Pura II

Total Asset Turnover

mempunyai hubungan yang positif dengan kemampulabaan yang diproxikan dengan

Return on Equity,

dimana apabila Total Asset Turnover naik maka kemampulabaan akan naik Memiliki kesamaan menganalisis pengaruh Total Asset Turnover terhadap return on equity Penelitian Robert Pius Pardede, Triandi dan Egi Febriani yang tidak disertakan dalam penelitian ini adalah debt equity ratio

terhadap return on equity

Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol 6 No.2 Oktober 2006 : 88-92


(37)

4. D.M.N.S.W. Dissanayake,

The Determinants Of Return On Equity: Evidense From Srilankan Microfianance Institutions Debt/Equity ratios are statistically significant predictor variables in

determining return on Equity

Memiliki kesamaan menganalisis pengaruh debt equity ratio terhadap return on equity Penelitian D.M.N.S.W. Dissanayake yang tidak disertakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover

terhadap return on equity Researchers World -Journal of Arts, Science & Commerce E-ISSN 2229-4686 ISSN 2231-4172

5 Zoe Ventoura Financial Indices And Profitability: An Empirical Investigation.

The positive and statistically

significant impact of both debt-to equity ratio and investment

level on firms’

profitability (return on equity)

Memiliki kesamaan menganalisis pengaruh debt equity ratio terhadap return on equity Penelitian Zoe Ventoura yang tidak disertakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover

terhadap return on equity International Business & Economic Research Journal Volume 1, Number 6 6. Yulia Fitri Pengaruh Pangsa

Pasar, Rasio Leverage, dan Rasio Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Secara parsial dapat disimpulkan bahwa

DER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

ROE perusahaan. Tanda positif pada koefisien DER

menunjukkan bahwa

DER mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROE

perusahaan.

Memiliki kesamaan menganalisis pengaruh debt equity ratio terhadap return on equity Penelitian Yulia Fitri yang tidak disertakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover

terhadap return on equity

Jurnal Ichsan Gorontalo Vol.3 No.1 Februari – April 2008 ISSN : 1907-5324

2.2 Kerangka Pemikiran

Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah kelangsungan dari usaha yang dijalaninya. Untuk kelangsungan usahanya tersebut, perusahaan diharuskan untuk mencapai keuntungan dari hasil usahanya yang diharapkan terus meningkat dari setiap tahunnya. Perusahaan dapat memanfaatkan aset perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas. Aset yang bertambah diharapkan akan dapat menunjang produktivitas perusahaan salah satunya dalam hal penjualan. Dengan tingkat penjualan yang meningkat dimana dihasilkan dari produktivitas aktivanya


(38)

yang efisien akan tergambar dalam rasio perputaran total aktiva, hal ini jelas akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan yang tercermin dan peningkatan return on equity menggambarkan bahwa perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya dengan baik, selain itu dengan tingkat laba yang meningkat juga menggambarkan bahwa manajemen perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya perusahaan dalam menghasilkan produktivitas.

Profitabilitas yang meningkat juga akan menjadi nilai lebih bagi perusahaan dimata kreditur. Dengan profitabilitas yang terus meningkat kreditur akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan, dengan begitu perusahaan akan mendapatkan aliran modal yang tinggi dari hasil pinjaman para kreditur (debt equity ratio). Suatu keuntungan dimana perusahaan yang mendapat kepercayaan lebih dari para kreditur yang tercermin dalam tingkat debt equity ratio yang tinggi, dimana dengan aliran modal yang tinggi maka perusahaan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan angka produksi yang tentunya akan meningkatkan pula keuntungan yang didapat.

2.2.1 Pengaruh Perputaran Total Aktiva terhadap Return On Equity

Laba menjadi nilai penting yang harus dicapai oleh suatu perusahaan. Peningkatan laba setiap tahunnya sangat diharapkan oleh perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan pada satu periode dapat terlihat dalam laporan keuangan.

Semakin tinggi laba perusahaan setelah pajak maka akan semakin tinggi return on equity, besarnya laba perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aktivitas penjualannya yang tercermin melalui net profit margin dan aktivitas penjualan perusahaan dengan


(39)

memanfaatkan total asetnya yang tercermin melalui rasio perputaran total aktiva. perputaran total aktiva yang tinggi akan menandakan semakin efisien penggunakaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjulaan. semakin tinggi perputaran total aktiva suatu perusahaan semakin efisien perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya. Maka meningkatnya tingkat perputaran perputaran total aktiva akan memungkinkan peningkatan perolehan laba operasional. (Dedi Kusmayadi, 2009)

Perputaran total aktiva yang merupakan salah satu rasio aktivitas menunjukkan sebarapa jauh produktivitas aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Menurut Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa :

“Tingkat Return on Equity yang meningkat karena dipengaruhi oleh Total

Asset Turonver.”

Menurut Robert Ang (1997) mengungkapkan bahwa :

“Sangat dimungkinkan bahwa hubungan antara Total Assets Turnover dengan ROE adalah positif. Semakin besar perputaran total aktiva akan semakin baik karena berarti semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan.”

Sedangkan menurut Arif Singapurwoko dan Muhammad Shalahuddin Mustofa El-Wahid menyatakan bahwa :

“Total asset turnover on the other hand, is found to have significant affect to Return on equity.”

Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa perputaran total aktiva mempunyai pengaruh signifikan terhadap return on equity.


(40)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran total aktiva berpengaruh terhadap return on equity, artinya ketika perputaran total aktiva sebuah perusahaan naik maka return on equity pun akan ikut meningkat.

2.2.2 Pengaruh Debt Equity Ratio terhadap Return On Equity

Pengaruh debt equity ratio terhadap return on equity diungkapkan oleh Bringham dan Houston (2010) yang menyatakan bahwa :

“Penggunaan utang akan mengungkit (leverage) atau memperbesar

pengembalian atas ekuitas atau return on equity. Semakin tinggi debt equity ratio menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini sangat memungkinkan meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga besar. Dengan demikian pengaruh antara debt equity ratio dengan return on equity adalah positif, hal tersebut didukung oleh pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan terakhir.”

Selain itu D.M.N.S.W. Dissanayake menyatakan bahwa :

“Debt to equity ratios are statistically significant predictor variables in determining return on equity.”

Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa Debt to equity ratios secara statistik merupakan variable yang signifikan dalam menentukan return on equity.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa debt equity ratio berpengaruh terhadap return on equity, artinya ketika debt equity ratio sebuah perusahaan naik maka return on equity pun akan ikut meningkat.


(41)

Brigham & Houston (2001)

Brigham & Houston (2010)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011: 64) hipotesis adalah sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan semnetara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.”

Total Asset Turnover 1. Penjualan

2. Total Asset

Arfan Ikhsan dan I.B Teddy Prianthara (2009:109)

Debt Equity Ratio 1. Total Hutang 2. Total Ekuitas

Arfan Ikhsan dan I.B Teddy

Return on Equity 1. Laba Bersih 2. Total Ekuitas

Brigham dan Houston (2010:149)


(42)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Perputaran total aktiva berpengaruh signifikan terhadap return on equity pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011

2. Debt equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return on equity pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011


(43)

31

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005: 303) mengemukakan bahwa:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yan menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah perputaran total aktiva, debt equity ratio dan return on equity pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati (2010: 29) mengemukakan bahwa:

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2011: 199) metode deskriptif adalah:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”


(44)

Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui kondisi perputaran total aktiva, debt equity ratio dan return on equity Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati (2010:29) menyatakan bahwa:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Dalam penelitian ini, metode verifikatif digunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap return on equity Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2011. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan regresi berganda

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. (Umi Narimawati,2010: 30)

Desain penelitian menurut Moh.Nazir (2009: 84) adalah :

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam


(45)

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010: 30) adalah: 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menetapkan judul penelitian

Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi difokuskan pada faktor penentu return on equity. Dengan demikian dapat ditetapkan judul pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap Return on Equity pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi

Dalam penelitian ini permasalahan yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah adanya perputaran total aktiva dan debt equity ratio kurang efisien merupakan penyebab perolehan return on equity yang cenderung menurun.

3. Menetapkan rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap return on equity pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI.

4. Menetapkan tujuan penlitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap


(46)

return on equity pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan teori berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Penulis menetapkan hipotesis dalam penelitian ini terdapat pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap return on equity pada Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan

Dalam penelitian ini konsep perputaran total aktiva mengacu kepeda pendapat Sofyan Syafri Harahap (2009: 309), debt equity ratio adalah konsep Darsono dan Ashari, (2010:54-55), selanjutnya return on equity mengacu kepada pendapat Jopie Jusuf (2008:71).

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan, teknik penentuan sampelnya dengan menggunakan teknik sampling purposive, teknik pengumpulan datanya di dapat dari dokumentasi dan studi kepustakaan.

8. Melakukan analisis data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.


(47)

Berdasarkan tahapan diatas, maka tabel desain penelitian penulis adalah :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian Jenis

Penelitian

Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Verificative Verificative Survey

Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI

Cross Sectional T-2 Verificative Verificative

Survey

Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI

Cross Sectional Sumber: Umi Narimawati dkk (2010)

Dari tabel diatas, penelitian penulis dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis pengaruh signifikan perputaran total aktiva terhadap return on equity dengan cara melakukan pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit analisis yaitu Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI 2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis pengaruh signifikan

debt equity ratio terhadap return on equity dengan cara melakukan pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit analisis yaitu Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Penjelasan variabel penelitian menurut Sugiyono (2011: 63) yaitu:


(48)

“Sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel Independen (X)

Pengertian variabel independen menurut Sugiyono (2011: 64) yaitu: “Variabel independen (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”

Karena itu yang menjadi variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini adalah perputaran total aktiva dan debt equity ratio. 2. Variabel Dependen (Y)

Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono (2011: 64)yaitu: “Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Karena itu yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat pada penelitian ini adalah return on equity.


(49)

Adapun tabel operasionalisasi sesuai dengan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

Perputaran total aktiva (X1)

Rasio yang mengukur volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Sofyan Syafri Harahap (2009: 309)

x 100%

Rasio

Debt equity ratio (X2)

Rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

Darsono dan Ashari, (2010:54-55)

x 100 %

Rasio

Return on equity

Rasio yang mengukur berapa besar

pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut. Jopie Jusuf (2008:71)

x 100 %

Rasio

3.4 Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tentang pengaruh perputaran total aktiva, debt equity ratio dan return on equity adalah data


(50)

sekunder. Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009: 137) adalah Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data

Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder berupa laporan keuangan Perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009 - 2011 yang diperoleh melalui situs resmi BEI yang beralamatkan www.idx.co.id dan Pusat Informasi Pasar Modal yang beralamat di Jl. Veteran No. 10 Bandung.

3.5 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel. (Umi Narimawati,2010: 37)

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2010: 37) populasi adalah:

“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangan tahun 2009-2011 yaitu sebanyak 37 perusahaan dengan 3 tahun penelitian sehingga jumlah populasi adalah 111 laporan keuangan.

2. Sampel

Menurut Umi Narimawati (2010: 38) sampel adalah:

“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian.”


(1)

R = 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui besarnya pengaruh perputaran total aktiva dan debt equity ratio terhadap return on

equity. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variabel indepeneden

(X) dan variabel dependen (Y) disebut dengan persamaan regresi.

Bentuk persamaan dari regresi linier berganda menurut Sugiyono (2010) yaitu:

Y = Return on equity

a = Nilai Konstanta

X1 = Variabel bebas X1 (PTA)

X2 = Variabel bebas X2 (debt equity ratio) b1,b2 = Koefisien arah garis

3. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam regresi berganda analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Menurut Umi Narimawati (2010: 49), pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:

Besarnya koefisien korelasi -1 ≤ r ≤ 1: Apabila (-) berarti terdapat hubungan

negative

Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif

4. Koefisien Determinasi

Analisis Koefisien Determinasi (Kd) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = R2

x 100% Keterangan:

Kd = Koefisien Determinasi R2 = Nilai koefisien korelasi 3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik T dengan langkah-langakh sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis antara variabel bebas perputaran total aktiva terhadap variabel terikat return on equity. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0 : β1 = 0 Perputaran total aktivatidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity

Ha : β2 ≠ 0 Perputaran total aktivamemiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity

b. Menentukan hipotesis antara variabel bebas debt equity ratio terhadap variabel terikat

retun o equity. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:

H0 : β1 = 0 Debt equity ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity

Ha : β2 ≠ 0 Debt equity ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on

equity


(2)

4 Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Analisis Deskriptif

1. Perputaran Total Aktiva

Berdasarkan perhitungan peneliti, diketahui bahwa rata-rata perputaran total aktiva Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2011 cenderung mengalami fluktuatif. Nilai rata-rata perputaran total akiva tertinggi diperoleh pada tahun 2009 sebesar 69.33% dan nilai perputaran total aktiva terendah diperoleh pada tahun 2010 sebesar 64.36%. Pada tahun 2009-2010 perputaran total aktiva sektor pertambangan mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena produksi perusahaan yang menurun seiring dengan kurang efisiensinnya aktiva sektor pertambangan dalam menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan perputaran total aktiva yang dapat disebabkan karena perusahaan menambah aktiva perusahaan seperti kapal tunda, kapal tongkang, alat-alat berat dan kendaraan. Penambahan asset tersebut berkontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan, penambahan asset yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mendorong tingkat penjualan, sehingga produktivitas aktiva perusahaan meningkat. Dengan kondisi ini dapat dinilai bahwa perputaran total aktiva sektor pertambangan diindikasikan baik, dimana semakin tinggi perputaran total aktiva suatu perusahaan, maka semakin baik pula perusahaan tersebut dalam menghasilkan penjualan.

2. Debt Equity Ratio

Berdasarkan perhitungan peneliti, diketahui bahwa rata- rata debt equity ratio Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2011 cenderung mengalami fluktuatif. Nilai rata-rata debt equity ratio tertinggi diperoleh pada tahun 2009 sebesar 190.69% dan nilai perputaran total aktiva terendah diperoleh pada tahun 2010 sebesa 111.22%. Pada tahun 2009-2010 debt equity ratio sektor pertambangan mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena modal sektor pertambangan yang bersumber dari internal perusahaan seperti modal saham dan saham yang beredar lebih tinggi dari modal yang bersumber dari eksternal perusahaan seperti hutang. Ini juga dapat diasumsikan bahwa kepercayaan para kreditur terhadap sektor pertambangan tengah mengalami penurunan. Pada tahun 2010-2011 debt equity ratio mengalami peningkatan. Hal ini dapat disebabkan karena sektor pertambangan menambah modal eksternal perusahaan dengan cara penerbitan tingkat obligasi perusahaan guna meningkatkan kinerja sektor pertambangan yang tengah menurun akibat turunnya harga komoditas, ini menandakan bahwa kepercayaan kreditur akan sektor pertambangan kembali meningkat. Dengan kondisi ini menandakan bahwa debt equity ratio sektor pertambangan diindikasikan baik, dimana semakin tinggi debt equity ratio menggambarkan bahwa permodalan sektor pertambangan tinggi, hal ini sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam menjalankan usahanya mengingat sektor pertambangan merupakan salah satu sektor dengan kebutuhan modal yang tinggi.

3. Return on Equity

Berdasarkan tabel dan diagram di atas, diketahui bahwa rata- rata return on equity Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2011 cenderung mengalami penurunan. Nilai rata-rata return on equity tertinggi diperoleh pada tahun 2009 sebesar 11.64% dan nilai return on equity terendah diperoleh pada tahun 2011 sebesa 5.72%. Dapat dilihat pada tahun 2009-2011 return on equity sektor pertambangan mengalami penurunan. Hal ini dipicu oleh turunnya kinerja perusahaan sektor pertambangan yang disebabkan oleh kurangnya permintaan komoditi pertambangan dari pasar internasional


(3)

perusahaan berkewajiban untuk melakukan pengembalian atas modal yang ditanam kreditur tersebut

4.2 Analisis Verifikatif

1. Pengaruh Perputaran Total Aktiva terhadap Return on Equity

Korelasi perputaran total aktiva dengan return on equity sebesar 0,337 dengan arah positif. Nilai korelasi sebesar 0,337 berada diantara 0,200-0,399 yang tergolong dalam kriteria korelasi rendah. Artinya, perputaran total aktiva memiliki hubungan yang rendah dengan return on equity. Selain itu, arah positif menggambarkan bahwa ketika perputaran total aktiva perusahaan meningkat, maka return on equity perusahaan akan mengalami peningkatan. Besarnya pengaruh perputaran total aktiva dengan return on

equity adalah sebesar 11,35% dan sisanya sebesar 88,65% dipengaruhi oleh variable

lain seperti : net profit margin, dan equity multiplier. Nilai statsistik uji t yang diperoleh menunjukkan thitung variabel perputaran total aktiva sebesar 2,056 dengan nilai signifikansi 0,048. Karena nilai thitung (2,056) lebih besar dari ttabel (2,034) maka pada tingkat kekeliruan 5% dapat diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, pada tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa perputaran total aktiva memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI.

2. Pengaruh Debt Equity Ratio terhadap Return on Equity

Korelasi debt equity ratio dengan return on equity sebesar 0,515 dengan arah positif. Nilai korelasi sebesar 0,515 berada diantara 0,400-0,599 yang tergolong dalam kriteria korelasi sedang. Artinya, debt equity ratio memiliki hubungan yang sedang dengan return

on equity. Selain itu, arah positif menggambarkan bahwa ketika debt equity ratio

perusahaan meningkat, maka return on equity perusahaan akan mengalami peningkatan. Besarnya pengaruh debt equity ratio dengan return on equity adalah sebesar 26,52% dan sisanya sebesar 73,48% dipengaruhi oleh variable lain seperti: modal kerja, likuiditas, arus kas, dan pangsa pasar. Nilai statsistik uji t yang diperoleh menunjukkan thitung variabel debt equity ratio sebesar 3,449 dengan nilai signifikansi 0,002. Karena nilai thitung (3,449) lebih besar dari ttabel (2,034) maka pada tingkat kekeliruan 5% dapat diputuskan untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, pada tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa debt equity ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on equity pada sektor pertambangan yang terdaftar di BEI.

4.3 Pembahasan

1. Pengaruh Perputran Total Aktiva terhadap Return on Equity

Perputaran total aktiva memiliki thitung sebesar 2,056 yang menandakan bahwa perputaran total aktiva berpengaruh signifikan terhadap retun on equity. Artinya perputaran total aktiva dapat digunakan untuk memprediksi return on equity dan hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan kepada seluruh anggota populasi. Dengan pengaruh tersebut menunjukkan bahwa faktor perputaran total aktiva perusahaan dapat menjadi indikator bagi perusahaan dalam meningkatkan return on equity perusahaan. Dengan perputarann total aktiva yang tinggi menandakan tingkat penjualan yang dihasilkan dari aktiva perusahaan meningkat, sehingga hal ini menjadikan kecenderungan untuk dapat meningkatkan return on equity perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran aktiva perusahaan adalah langkah yang tepat dan mampu untuk menghasilkan laba.


(4)

2. Pengaruh Debt Equity Ratio terhadap Return on Equity

Debt equity ratio memiliki thitung sebesar 3,449 yang menandakan bahwa debt equity ratio

berpengaruh signifikan terhadap retun on equity. Artinya debt equity ratio dapat digunakan untuk memprediksi return on equity dan hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan kepada seluruh anggota populasi. Dengan pengaruh tersebut menunjukkan bahwa faktor debt equity ratio perusahaan dapat menjadi indikator bagi perusahaan dalam meningkatkan return on equity perusahaan. Dengan debt equity ratio yang tinggi menandakan tingkat pinjaman kepada perusahaan meningkat, dengan tingkat pinjaman yang tinggi maka kesempatan perusahaan untuk mengambil keputusan ekonomi lebih besar, salah satunya perusahaan dapat meningkatkan tingkat produksi yang tentunya juga akan meningkatkan return on equity perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa debt equity ratio perusahaan adalah langkah yang tepat dan mampu untuk menghasilkan return on equity

5 Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai pengaruh Perputaran total aktiva dan Debt equity ratio terhadap Return on equity yang dilakukan pada 12 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan data tahunan dari laporan keuangan sebanyak 3 periode dari periode 2009-2011diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perputaran total aktiva memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap return on equity dengan tingkat korelasi rendah. Artinya, perputaran total aktiva tidak terlalu berpengaruh dominan dalam meningkatkan return on equity.

2. Debt equity ratio memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap

return on equity dengan tingkat korelasi sedang. Artinya, debt equity ratio cukup

berpengaruh dalam meningkatkan return on equity. sehingga debt equity ratio memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap return on equity dibandingkan perputaran total aktiva.

2. Saran

1. Dengan tingkat korelasi rendah, perputaran total aktiva tidak terlalu dominan dalam mempengaruhi return on equity, sehingga perusahaan tidak perlu terlalu memperhatikan factor ini dan dapat memperhatikan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi return on equity yang tidak diteliti pada penelitian ini, seperti : net

profit margin, equity multiplier, modal kerja, likuiditas, arus kas dan pangsa pasar

2. Dengan tingkat korelasi yang sedang, debt equity ratio dinilai mampu mempengaruhi tingkat return on equity lebih tinggi, sehingga sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan dan meningkatkan lagi debt equity rationya guna memperoleh tingkat return on equity yang diharapkan .


(5)

6 Daftar Pustaka

Agus Sartono. (2008). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Arfan Ikhsan. & I.B. Teddy, Prianthara. (2009). Akuntansi Untuk Manajer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arif Singapurwoko dan Muhammad, Shalahuddin Mustofa El-Wahid. (2011). The Impact of Financial Leverage to Profitability Study of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. European Journal of Economics, Finance and

Administrative Sciences, (32), 136-148

Charles T.Horngren., Walter T.Harrisonn Jr., Michael A. Robinson., Thomas H.Secokusumo. (1998). Akuntansi di Indonesia Buku Dua. Jakarta : Salemba Empat

Darsono dan Ashari. (2010). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Dedi Kusmayadi. (2009). Pengaruh Total Asset Turnover dan Equity Multiflier Terhadap Return On Equity. Jurnal Magister Manajemen, 1(2), 25-36

D.M.N.S.W. Dissanayake. (2012). The Determinants Of Return On Equity: Evidense From Srilankan Microfianance Institutions. Researchers World - Journal of Arts, Science &

Commerce, 26-35

Eugene F. Brigham and Joel, F Houston. (2001), Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga.

Eugene F. Brigham and Joel F Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi

Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Eugene F.Brigham dan Joel F. Houston. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi

11 Buku 1. Jakarta : Salemba Empat

Gujarati Damodar N. (2008). Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill. Husein Umar. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.

James C. Van Horne. ,dan Jhon M.Wachowicz,Jr. (1997). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat.

Joel G. Siegel, Jae K. Shim. (2005). Kamus Istilah Akuntansi, Jakarta : Elex Meida Komputindo

Jopie Jusuf. (2008). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Kuswadi. (2005). Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan

Akuntansi Biaya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Robert Ang (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian

Capital Market) :Mediasoft Indonesia, First Edition.

Sofyan Syafri Harahap. (2009). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 3,

Yogyakarta : AMP YKPN

Suharyadi dan Purwanto S.K. (2009). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. Umi Narimawati, Sri Dewi A., & Lina I. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.


(6)

60 62 64 66 68 70

2009

2010

2011

P

e

rput

aran

To

tal

A

kt

iv

a

(%)

Tahun

Rata- Rata Perputaran Total Aktiva

0 50 100 150 200

2009

2010

2011

R

asi

o

U

tang

A

tas M

odal

(%)

Tahun

Rata- Rata Debt Equity Ratio

0 2 4 6 8 10 12

2009

2010

2011

R

e

tur

n

on

E

qui

ty

(%)

Tahun

Rata- Rata Return on Equity

Gambar 4.1

Diagram Perkembangan Perputaran Total Aktiva Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2011

Gambar 4.2

Diagram Perkembangan Debt Equity Ratio Sektor Pertambangan

Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2011

Gambar 4.3

Diagram Perkembangan Return on Equity Sektor Pertambangan Yang Terdaftar ftfDi BEI Periode 2009-2011


Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva Dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 51 93

Pengaruh Struktur Modal dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 81 86

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN KOMPONEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 4 28

Pengaruh rasio hutang dan perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 7 1

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Pengembalian Investasi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 11 1

Pengaruh Perputaran Total Aktiva (TATO) Dan Rasio Hutang (DR) Terhadap Tingkat Pengembalian Modal (ROE) Pada Perusahaan Industri Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009-2013)

0 5 1

Peranan Marjin Laba Bersih Dan Rasio Hutang Atas Modal Yang Berimplikasi Pada Fluktuatif Pengembalian Saham Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

0 2 1

Pengaruh Perputaran Piutang dan Rasio Utang Modal Terhadap Pengembalian Atas Aset (Studi Kasus pada Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

3 25 65

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) Dan Rasio Hutang Atas Modal (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2010-2014)

3 58 139

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23