PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. METODE PENELITIAN 3.1. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.

Kesimpulan 49 5.2. Saran 49 DAFTAR PUSTAKA 50 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Organ Pernapasan Manusia 17 Gambar 2.2. Pangkal Tenggorok Laring 19 Gambar 2.3. Batang Tenggorok Trakea 19 Gambar 2.4. Struktur Bronkus dan Bronkiolus 20 Gambar 2.5. Struktur Paru-Paru 21 Gambar 3.1 Skema prosedur penelitian 28 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif 9 Tabel 2.2. Komposisi Udara yang Keluar Masuk Paru-Paru 23 Tabel 3.1. Desain Penelitian 26 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Pembelajaran Sistem Respirasi Manusia 29 Tabel 3.3 Butir Soal yang digunakan Sebagai Instrumen Penelitian 34 Tabel 3.4. Skala Lima Norma Absolut 36 Tabel 3.5. Kriteria Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal 37 Tabel 4.1. Nilai Hasil Pretes dan Postes 40 Tabel 4.2. Persentase Tingkat Penguasaan Siswa 41 Tabel 4.3. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 42 Tabel 4.4. Persentase Ketercapaian Indikator 42 Tabel 4.5. Penilaian Aktivitas Siswa 43 Tabel 4.6. Persentase Setiap Aktivitas Siswa 44 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Silabus 53 LAMPIRAN 2 Rancana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 56 LAMPIRAN 3 Kisi-Kisi Soal 66 LAMPIRAN 4 Instrumen Sudah Valid 67 LAMPIRAN 5 Kunci Jawaban 72 LAMPIRAN 6 Lembar Jawaban Siswa 73 LAMPIRAN 7 Lembar Kerja Siswa LKS 74 LAMPIRAN 8 Lembar Observasi 78 LAMPIRAN 9 Perhitungan Validitas 84 LAMPIRAN 10 Perhitungan Validitas Excel 87 LAMPIRAN 11 Perhitungan Reliabilitas 88 LAMPIRAN 12 Perhitungan Reliabilitas Excel 89 LAMPIRAN 13 Perhitungan Taraf Kesukaran 90 LAMPIRAN 14 Perhitungan Taraf Kesukaran Excel 92 LAMPIRAN 15 Perhitungan Daya Beda Soal 93 LAMPIRAN 16 Perhitungan Daya Beda Soal Excel 95 LAMPIRAN 17 Uji Instrumen 96 LAMPIRAN 18 Rekapitulasi Nilai Pretes dan Postes 98 LAMPIRAN 19 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians 100 LAMPIRAN 20 Perhitungan Tingkat Penguasaan Siswa 102 LAMPIRAN 21 Perhitungan Ketuntasan Belajar 104 LAMPIRAN 22 Perhitungan Tingkat Ketercapaian Indikator 106 LAMPIRAN 23 Perhitungan Tingkat Ketercapaian Indikator Excel 107 LAMPIRAN 24 Perhitungan Lembar Observasi 108 LAMPIRAN 25 Perhitungan Lembar Observasi Excel 109 LAMPIRAN 26 Dokumentasi Penelitian 111 LAMPIRAN 27 Tabel R 118 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting bagi siswa dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan. Dalam dunia pendidikan kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat berperan penting untuk memajukan mutu pendidikan dengan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian proses belajar mengajar semestinya berjalan dengan baik dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai macam model- model pembelajaran agar siswa tidak bosan dengan materi pelajaran yang disampaikan. Masalah yang cukup penting dalam proses belajar mengajar adalah aktivitas belajar siswa yang rendah, sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sering kali adalah model konvensional atau dengan model ceramah. Model ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja Slameto, 2010. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 1 Tanjungmorawa pada tanggal 8 Desember 2015, dikatakan bahwa lebih kurang 50 siswa dari seluruh populasi mendapatkan nilai 75, dimana Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata pelajaran biologi di sekolah tersebut adalah 75. Dari keterangan yang di sampaikan guru tersebut, masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, seperti siswa tidak memperhatikan guru, siswa enggan bertanya, ketika diberikan suatu pertanyaan, sangat sedikit siswa yang mau menjawab petanyaan guru, dan ketika dimintai pendapat, siswa lebih banyak diam. Adapun faktor yang mempengaruhi kurangnya keaktifan siswa tersebut diantaranya latar belakang siswa, kesiapan belajar siswa, jam mata pelajaran, serta model pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Kebanyakan siswa memiliki rasa segan kepada guru sehingga membuat siswa enggan untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami, untuk itu dengan adanya model pembelajaran yang melibatkan peran semua siswa, akan melatih siswa untuk terbiasa bertanya mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui. Seperti halnya model pembelelajaran tipe two stay two stray akan meningkatkan keaktifan siswa mengenai materi pelajaran yang sedang berlangsung dan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi tersebut. Model pembelajaran tipe two stay two stray sesuai untuk materi respirasi karena model pembelajaran ini dapat merangsang siswa untuk aktif dalam bertanya dan menjawab, serta dapat meningkatkan rasa keingintahuan siswa mengingat banyaknya konsep-konsep pada sistem pernapasan manusia dengan cara bekerjasama dalam kelompok dan bertukar informasi dengan kelompok lain sehingga mempermudah siswa dalam pemahaman materi. Melalui model ini siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan akan dibagikan materi yang berbeda kepada setiap kelompok sehingga masing-masing kelompok memahami materi yang diberikan kepada kelompoknya lalu membagikan informasinya kepada kelompok lain, sehingga semua siswa diharapkan dapat menguasai konsep-konsep sistem respirasi manusia secara keseluruhan. Menurut Fitriyah 2012 penggunaan model pembelajaran kooperatif two stay two stray efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup di MTs Negeri Sulang-Rembang. Wardhani 2012 mengemukakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray disertai media audio-visual mampu meningkatkan kualitas pembelajaran biologi siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 20112012. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, perlu diketahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray untuk melihat keefektifan terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem respirasi manusia. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjungmorawa Tahun Pembelajaran 20152016 ”.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI KELAS VIII DI SMPN 01 GONDANGLEGI

0 15 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-2 DI SMA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

0 4 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH

1 23 105

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PLUS MIFTAHUL ULUM SUMENEP

0 0 9

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY – TWO STRAY (TS-TS) DI KELAS XII IPA.1 SMAN 1 PASAMA

0 0 12

MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 12

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SDN 27 PONTIANAK TENGGARA

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12