109 karena ketidak sesuaian sampel penelitian yang tidak dapat mewakili keseluruhan
populasi, atau dapat pula disebabkan oleh kurang tepatnya pertanyaan maupun pernyataan dalam kuesioner yang tidak mampu menggambarkan variabel secara tepat.
Dalam bab pertama dijelaskan bahwa proses persepsi terjadi dalam tiga hal, yaitu penginderaan sensasi, perhatian atensi, dan interpretasi. Dalam penelitian ini
hubungan terpaan program reality dengan persepsi nilai pergaulan tidak terjadi hubungan yang signifikan. Namun bila kita telaah pada bab penyajian data diketahui bila tingkat
pemahaman mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeritas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2007 – 2009 cenderung tinggi, sedangkan
frekuensi, intensitas, dan kesengajaan cenderung sedang atau rendah. Meskipun demikian tingkat persepsi mahasiswa terhadap nilai-nilai pergaulan lebih cenderung ke sedang
hingga tinggi, hal inilah yang kemudian menyebabkan ketidak sesuaian dengan hipotesa di awal penelitian sehingga hipotesa pertama Hi
1
ditolak.
B. HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KELUARGA
DENGAN PERSEPSI NILAI-NILAI PERGAULAN
Selanjutnya kita akan mencari hubungan antara variabel Interaksi Sosial dengan Keluarga sebagai variabel independen X
2
dengan variabel Persepsi Nilai-nilai Pergaulan sebagai variabel dependen Y. Cara dan langkah-langkah yang digunakan
sama dengan saat mencari hubungan antara variabel Terpaan Program Tayangan Reality dengan variabel Persepsi Nilai Pergaulan. Pertama adalah untuk mengetahui jumlah
ranking nilai yang sama pada variabel X
2
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
110
Tabel 4.3 Jumlah Ranking Sama untuk Variabel X
2
n = 76 Nilai Kembar
t T=
12
3
n n -
8 2
0.5 10
4 5
11 9
60 12
16 340
13 13
182 14
17 408
15 13
182
∑Tx
2
1.177,5
Sumber : Data Kuesioner diolah
Setelah didapat ∑Tx
2
= 1.177,5 dan dengan n sampel = 76, selanjutnya akan dicari nilai
∑X
2 2
dengan rumus sebagai berikut : ∑X
2 2
=
å
- -
1 3
12 Tx
n n
= 1.177,5
12 76
76
3
- -
= 1.177,5
12 900
. 438
- = 36.575 – 1.177,5
∑X
2 2
= 35.397,5 Dengan perhitungan di atas didapat nilai
∑X
2 2
= 35.397,5 sedangkan telah diketahui nilai
∑Y
1 2
= 36.361,5. Dengan demikian dapat dihitung Koefisien Korelasi Tata Jenjang Spearman antara variabel Interaksi Sosial dengan Keluarga sebagai variabel
111 independen dengan variabel Persepsi Nilai Pergaulan sebagai variabel dependen, sebagai
berikut :
r
s
=
å å
å å
å
´ -
+ 2
2 2
2 2
2
Y X
d Y
X
= 5
, 361
. 36
5 ,
397 .
35 2
5 ,
600 .
50 5
, 361
. 36
5 ,
397 .
35 ×
- +
= 25
, 196
. 106
. 287
. 1
2 5
, 600
. 50
759 .
71 ×
-
= 26
, 876
. 35
2 5
, 158
. 21
× =
52 ,
752 .
71 5
, 158
. 21
r
s
= 0,294882 Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai rs = 0,294882 menunjukkan hasil
hubungan yang bersifat positif karena hasil perhitungan rs terletak antara 0,00 dan 1,00. Kemudian agar dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dicari nilai t dengan rumus sebagai
berikut : t =
2
1 2
rs n
rs -
-
t =
2
0,294882 1
2 76
0,294882 -
-
t = 0869554
, 1
74 0,294882
-
= 9130446
, 74
0,294882
112 =
047519 ,
81 0,294882
= 0,294882 x 9,00263956 t = 2,6547
Dari hasil perhitungan di atas nilai t hitung kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik t pada taraf signifikasi 0,1 dan batas kepercayaan 90. Berdasarkan
tabel harga kritik t untuk df = 74 berada diantara df = 60 1,671 dan df = 120 1,658. Nilai t hitung = 2,6547 berarti nilai t hitung t kritik 1,671 2,6547 1,685, maka
terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dengan keluarga dengan persepsi tentang nilai-nilai pergaulan sehingga hipotesa Hi
2
diterima. Keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang menjadi tempat awal
terjadinya proses sosialisasi seseorang. Dalam penelitian ini dapat kita lihat bahwa interaksi sosial mahasiswa dengan keluarganya, yang meliputi frekuensi, intensitas,
maupun pengaruh, cenderung pada kategori tinggi. Tingginya tingkat interaksi sosial seseorang akan turut merubah dan membentuk sikap, tindakan, pola pikir, maupun
tingkah laku individu tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bogardus dan Robert L. Sutherland. Hal ini juga sesuai dengan Teori Hubungan Sosial dari De Fleur.
Dalam penelitian dapat kita lihat bahwa interaksi sosial dengan keluarga turut mempengaruhi persepsi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Univeritas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2007 – 2009, sehingga hipotesa kedua Hi
2
dapat diterima.
C. HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KELOMPOK