Bahaya PONV Strategi Untuk Mengurangi PONV Ondansetron

xix a. Jenis pembedahan : bedah mata, bedah THT, bedah abdominal usus, bedah ginekologi mayor beresiko menyebabkan PONV sebesar 58, bedah tiroidektomi menyebabkan PONV sebesar 63-84, dan bedah ortopedi. b. Lama pembedahan : pembedahan lebih dari satu jam meningkatkan insiden PONV. d. Faktor Postoperatif Nyeri paska bedah, pergerakan dan makan yang terlalu dini setelah pembedahan dapat menjadi resiko terjadinya PONV.

3. Bahaya PONV

Insiden PONV harus dicegah karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, antara lain Muhardi et al., 1989; Silbernagl, 2006; Salim Mulyana, 2007: a. Meningkatkan angka kesakitan yang mencakup dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit hipokalemia dan hiponatremi, ruptur esofagus, tegangan jahitan dan dehiscence, pendarahan dan hipertensi pembuluh darah. Apabila kronis dapat menyebabkan malnutrisi. b. Isi lambung yang padat dapat menyumbat jalan napas dengan akibat asfiksia, hipoksia, dan hiperkapnia. c. Asam lambung yang masuk ke dalam bronkus dapat menyebabkan refleks depresi jantung. Asam lambung yang sampai ke rongga mulut dapat menyebabkan inflamasi mukosa rongga xx mulut dan pembentukan karies gigi. Dapat pula terjadi laserasi linier pada mukosa perbatasan esofagus dan lambung yang disebut Mallory Weiss syndrome. d. Asam lambung akan merusak jaringan paru dan menyebabkan pneumonia aspirasi sindroma Mendelson. Gejala: sesak napas, syok, sianosis, suara ronkhi basah pada kedua paru, edema paru. Pasien biasanya meninggal karena gagal jantung dan napas.

4. Strategi Untuk Mengurangi PONV

Strategi untuk mengurangi PONV adalah Watcha et al, 1992; Hitchcock, 1997: 1. Mengidentifikasi pasien dan pembedahan yang beresiko tinggi terhadap kejadian PONV 2. Mempertimbangkan antiemetik profilaktik untuk kelompok resiko 3. Menggunakan berbagai tindakan untuk mengurangi pencetus PONV 4. Memilih teknik anestesi yang meminimalkan timbulnya PONV xxi Patofisiologi timbulnya mual dan muntah Swanson dan Orkin, 1983 Cerebellum CTZ Vestibular labyrinth Hipoksia Nyeri Psikologi Penglihatan,Rasa,Bau Cortical Pusat Muntah Obat Radiasi Metabolik Penyakit  Jantung  Bilier  Gastrointestinal  Genitourinarius MUNTAH Gerakan TIK xxii

5. Ondansetron

a. Fisiologi Serotonin Serotonin, 5-Hidroksi-Triptamin 5-HT terdapat dalam jumlah yang besar pada trombosit dan traktus gastrointestinal sel enterochromafin dan pleksus myentericus. Serotonin juga merupakan neurotransmiter penting pada sistem saraf pusat, meliputi retina, sistem limbik, hipotalamus, cerebelum, dan medula spinalis. Serotonin dibentuk dari proses hidroksilasi dan dekarboksilasi triptofan. Fisiologi serotonin sangat kompleks karena serotonin sendiri memiliki tujuh tipe reseptor dengan banyak subtipe. Salah satu reseptornya yang berperan dalam mekanisme terjadinya mual dan muntah adalah 5-HT 3 , ditemukan pada traktus gastrointestinal dan area postrema otak. Pada traktus gastrointestinal, serotonin menginduksi pembentukan asetilkolin pada pleksus myentericus melalui reseptor 5-HT 3 yang menyebabkan bertambahnya peristaltik, sedangkan pengaruh pada sekresi lemah Katzung, 1998. b. Sifat Umum Ondansetron Ondansetron merupakan obat selektif terhadap reseptor antagonis 5-Hidroksi-Triptamin 5-HT 3 di otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran cerna. Di mana selektif dan kompetitif untuk mencegah mual dan muntah setelah operasi dan radioterapi. Ondansetron memblok reseptor di gastrointestinal dan area postrema di CNS Philip et al., 2002. c. Farmakokinetik dan Farmakodinamik 1. Farmakokinetik Ondansetron dapat diberikan secara oral dan parenteral. Pada pemberian oral, dosis yang diberikan adalah 4-8 mgkgBB. Pada intravena diberikan dosis tunggal ondansetron xxiii 0,1 mgBB sebelum operasi atau bersamaan dengan induksi Goodman dan Gilman, 2001. Pada pemberian oral, obat ini diabsorbsi secara cepat. Ondansetron di eliminasi dengan cepat dari tubuh. Metabolisme obat ini terutama secara hidroksilasi dan konjugasi dengan glukoronida atau sulfat di hati Sulistia et al., 2007. Pada disfungsi hati terjadi penurunan kadar plasma dan berpengaruh pada dosis yang diberikan. Kadar serum dapat berubah pada pemberian bersama fenitoin fenobarbital dan rifampin Omoigui, 1997. Efek ondansetron terhadap kardiovaskuler sampai batas 3 mgkgBB masih aman, clearance ondansetron pada wanita dan orang tua lebih lambat dan bioavailabilitasnya 60, ikatan dengan protein 70-76, metabolisme di hepar, diekskresi melalui ginjal dan waktu paruh 3,5-5,5 jam. Mula kerja kurang dari 30 menit, lama aksi 6-12 jam John, 2005; Pranowo, 2006; Kovac, 2000. 2. Farmakodinamik Ondansetron adalah golongan antagonis reseptor serotonin 5-HT 3 merupakan obat yang selektif menghambat ikatan serotonin dan reseptor 5-HT 3 . Obat-obat anestesi akan menyebabkan pelepasan serotonin dari sel-sel mukosa enterochromafin dan dengan melalui lintasan yang melibatkan 5-HT 3 dapat merangsang area postrema menimbulkan muntah. Pelepasan serotonin akan diikat reseptor 5-HT 3 memacu aferen vagus yang akan xxiv mengaktifkan refleks muntah. Serotonin juga dilepaskan akibat manipulasi pembedahan atau iritasi usus yang merangsang distensi gastrointestinal Pranowo, 2006. Efek antiemetik ondansetron terjadi melalui: a. Blokade sentral pada area postrema CTZ dan nukleus traktus solitarius melalui kompetitif selektif di reseptor 5-HT 3 b. Memblok reseptor perifer pada ujung saraf vagus yaitu dengan menghambat ikatan serotonin dengan reseptor pada ujung saraf vagus White, 1999; Tong, 2003. d. Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi pengobatan dengan ondansetron adalah pencegahan mual dan muntah yang berhubungan dengan operasi dan pengobatan kanker dengan radioterapi dan sitostatika. Kontraindikasi pengobatan dengan ondansetron adalah keadaan hipersensitivitas dan penyakit hati Sulistia, 2007. e. Efek Samping Keluhan yang umum ditemukan ialah konstipasi. Gejala lain dapat berupa sakit kepala, flushing, mengantuk, gangguan saluran cerna, nyeri dada, susah bernapas, dsb Sulistia, 2007. f. Penggunaan Klinik Ondansetron digunakan untuk pencegahan mual dan muntah yang berhubungan dengan operasi dan pengobatan kanker dengan radioterapi dan sitostatika. Ondansetron biasa diberikan secara oral dan intravena atau intramuskuler. Awal kerja diberi 0,1-0,2 mgkgBB secara perlahan melalui intravena atau infus untuk 15 menit sebelum tindakan operasi. Dan disusul pemberian oral dengan dosis 4-8 mgkgBB tiap 12 jam selama 5 hari Sulistia, 2007. xxv

6. METOKLOPRAMID

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kejadian Mual Muntah Pada Pemberian Tramadol Suppositori 100 mg Dan Tramadol Intravena 100 mg Sebagai Analgetik Paska Bedah Pada Operasi Ekstremitas Bawah Dengan Spinal Anestesi

1 78 66

Perbandingan Efek Akupunktur pada Titik Pericardium 6 (PC6) dengan Ondansetron 4mg Intravena untuk Mencegah Mual Muntah Paska Operasi Pada Pasien yang Dilakukan Anestesi Umum Intubasi dengan Skor APFEL 3-4

4 46 70

Perbandingan Kombinasi Ondansetron 2mg IV Dengan Deksametason 4mg IV Dan Ondansetron 4 mg IV Dengan Deksametason 4mg IV Sebagai Profilaksis Pada Pasien Resiko Tinggi Mual Muntah Setelah Operasi Yang Menjalani Tindakan Operasi Dengan Anestesi Umum Intubas

7 51 69

Perbandingan Penurunan Resiko Kejadian Mual Muntah Paska Operasi Dengan Pemberian Midazolam 0,035 mg/kg/iv dan Ondansetron 4 mg/iv Pada Pasien Dengan Skor Apfel 3-4 yang Dilakukan Anestesi Umum

3 75 118

Evaluasi penggunaan obat anti muntah pada pasien Retinoblastoma anak yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais

2 13 80

BAB II Mual dan Muntah

93 627 50

Efektivitas Ondansetron Infus Kontinyu dengan Bolus Intravena pada Mual dan Muntah Pasca Bedah Sesar atau Laparatomi dengan Anastesi Epidural - Ubaya Repository

0 0 2

Kejadian Mual Muntah PascaLaparatomi (PONV) setelah Pemberian Granisetron Dibandingkan setelah Pemberian Kombinasi Ondansetron Deksametason | Sudjito | Cermin Dunia Kedokteran 1 SM

3 9 4

Perbandingan efektivitas premedikasi ondansetron dan deksametason dalam mencegah mual dan muntah pasca operasi SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

3 4 55

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ONDANSETRON DAN METOKLOPRAMID DALAM MENEKAN MUAL DAN MUNTAH PASKA LAPARATOMI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 2 51