Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Usia Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Suku Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 5.8. Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Skala Nyeri 5.2. Pembahasan 5.2.1 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil penelitian Tabel 5.1. diketahui bahwa mayoritas sampel penderita rematik adalah perempuan yaitu sebanyak 55 72,4 orang, sedangkan laki-laki hanya sebanyak 21 27,6 orang. Menurut Brandt 2005, perempuan mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi terkena rematik dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. Mengapa perempuan lebih banyak terkena rematik, disebutkan belum diketahui secara pasti, namun diduga karena adanya kaitannya dengan faktor genetik dan hormonal. Menurut Cush 2005, gout artritis, ankylosing spondylitis, dan Reiter’s syndrome sering terjadi pada laki-laki, sementara itu reumatoid artritis, osteoarthritis, dan fibromyalgia sering terjadi pada perempuan. Dapat disimpulkan bahwa sampel penderita paling banyak adalah perempuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 yang menyatakan prevalensi rematik lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

5.2.2 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian Tabel 5.2. sampel yang paling banyak menderita penyakit rematik adalah sampel dalam rentang usia 61-70 tahun 35,5. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Olwin 2009 yang menyatakan bahwa semakin bertambah usia, resiko rematik juga semakin meningkat. Menurut Cush 2005 penyakit rematik seperti SLE, demam rematik, dan Reiter’s syndrome sering Skala Frekuensi Persentase Mean ± SD Nyeri Ringan 4 5 6,6 Nyeri Sedang 4 –7 70 92,1 Nyeri Hebat 7 1 1,3 Total 76 100,0 5,50 1,065 Universitas Sumatera Utara terjadi pada usia muda, dimana fibromyalgia sering terjadi pada usia menengah, dan penyakit osteoarthritis dan polymyalgia rheumatica sering terjadi pada usia lanjut. Diperoleh mean umur sampel pada penelitian ini adalah 64,53 tahun dengan standard deviasi sebesar 9,879.

5.2.3 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Suku

Dari hasil penelitian Tabel 5.4. sampel yang paling banyak menderita rematik adalah sampel yang bersuku Batak Karo. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian yang berada di kawasan Padang Bulan, dimana berdasarkan data dari Kelurahan Padang Bulan, penduduk di kawasan Padang Bulan mayoritas adalah suku Batak Karo yaitu sebesar 6172 53,3 orang. Terbanyak kedua diduduki oleh sampel yang bersuku Batak Toba. Sampel yang paling sedikit adalah suku Aceh.

5.2.4 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari hasil penelitian Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa sampel yang paling banyak menderita penyakit rematik adalah sampel yang mengikuti pendidikan sampai jenjang SMA, diikuti oleh sampel yang mengikuti pendidikan sampai jenjang AkademikPerguruan Tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yekti 2009 yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin berpotensi mengidap penyakit sendi dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perubahan pola makan dan gaya hidup.

5.2.5 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Pekerjaan