terjadi pada usia muda, dimana fibromyalgia sering terjadi pada usia menengah, dan penyakit osteoarthritis dan polymyalgia rheumatica sering terjadi pada usia
lanjut. Diperoleh mean umur sampel pada penelitian ini adalah 64,53 tahun dengan standard deviasi sebesar 9,879.
5.2.3 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Suku
Dari hasil penelitian Tabel 5.4. sampel yang paling banyak menderita rematik adalah sampel yang bersuku Batak Karo. Hal ini dikarenakan lokasi
penelitian yang berada di kawasan Padang Bulan, dimana berdasarkan data dari Kelurahan Padang Bulan, penduduk di kawasan Padang Bulan mayoritas adalah
suku Batak Karo yaitu sebesar 6172 53,3 orang. Terbanyak kedua diduduki oleh sampel yang bersuku Batak Toba. Sampel yang paling sedikit adalah suku Aceh.
5.2.4 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari hasil penelitian Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa sampel yang paling banyak menderita penyakit rematik adalah sampel yang mengikuti pendidikan
sampai jenjang SMA, diikuti oleh sampel yang mengikuti pendidikan sampai jenjang AkademikPerguruan Tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Yekti 2009 yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin berpotensi mengidap penyakit sendi dibandingkan dengan
tingkat pendidikan yang lebih rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perubahan pola makan dan gaya hidup.
5.2.5 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Pekerjaan
Dari hasil penelitian Tabel 5.6. sampel yang paling banyak menderita rematik adalah sampel yang tidak bekerjapension yaitu sebanyak 27 35,5
orarng. Hal ini mungkin terjadi karena mayoritas sampel adalah lanjut usia sehingga tidak bekerja lagipensiun. Seiring dengan bertambahnya usia, resiko terjadinya
rematik juga akan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Olwin 2009 yang menyatakan bahwa semakin bertambah usia, resiko rematik juga
semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Terbanyak kedua diduduki oleh sampel yang bekerja sebagai petaniburuhpetanipedagang, yaitu sebanyak 24 31,6 orang. Hal ini mungkin
terjadi dikarenakan rematik sering berkaitan dengan profesi seseorang. Seorang buruhpedagang yang sering memikul beban berat tidak jarang terserang rasa pegal
di daerah beban pikulan dan sendi-sendi yang menahan berat badan seperti lutut, panggul, dan tangan.
Terbanyak ketiga diduduki oleh sampel yang bekerja sebagai pegawai, yaitu sebanyak 18 23,7. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan sampel tersebut selalu
bekerja dengan sikap badan yang salah. Sikap duduk dan sikap menulis atau mengetik yang salah yang dilakukan berulang kali dalam waktu bertahun-tahun
dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit rematik.
5.2.6 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Jenis Penyakit
Dari hasil penelitian Tabel 5.7. jenis rematik yang paling banyak diderita sampel adalah osteoarthritis OA, yaitu sebanyak 59 77,6 orang. Hal ini
mungkin terjadi
dikarenakan mayoritas
sampel bekerja
sebagai petaniburuhpedagang yang sering memikul beban berat sehingga menambah
resiko terjadinya penyakit osteoarthritis. Dari 59 orang sampel penelitian ini, 42 71,2 orang adalah perempuan. Hal ini dapat disebabkan karena perempuan lebih
beresiko terkena penyakit osteoarthritis dibandingkan laki-laki dimana menurut Brandt 2005, menyatakan bahwa osteoarthritis OA lebih sering terjadi pada
perempuan daripada laki-laki, terutama osteoarthritis lutut. Sementara 17 28,8 orang sampel adalah laki-laki.
Terbanyak kedua diduduki oleh reumatoid artritis RA, yaitu sebanyak 17 22,4 orang. Diantara 17 orang sampel penderita reumatoid artritis, 13 76,5
orang diantaranya adalah perempuan. Sedangkan laki-laki hanya sebanyak 4 23,5 orang. Hal ini sejalan dengan pendapat Lipsky 2005, yang menyatakan
bahwa perempuan tiga kali lebih beresiko terkena penyakit reumatoid artritis dibandingkan dengan laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
5.2.7 Karakteristik Penderita Rematik Berdasarkan Lokasi Nyeri