Pembatasan Masalah Asumsi-asumsi Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

D. Pembatasan Masalah

1. Memusatkan pada analisis data nilai produksi komoditi pertanian di Kabupaten Kudus dan nilai produksi komoditi pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Kudus. 2. Komoditi pertanian yang diteliti adalah komoditi pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Kudus pada tahun 2005-2006, yang datanya tersedia, dipublikasikan, dan kontinuitasnya terjaga. 3. Harga komoditi yang digunakan adalah harga rata-rata komoditi pertanian di tingkat produsen periode tahun 2005-2006.

E. Asumsi-asumsi

1. Kebutuhan barang akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi sendiri dan kekurangannya akan dibeli dari kecamatan lain yang berada di dalam wilayah Kabupaten Kudus maupun di luar Kabupaten Kudus. 2. Terdapat pola permintaan yang sama antara kecamatan di Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Kudus. 3. Biaya antara untuk masing-masing komoditi pertanian di setiap kecamatan di Kabupaten Kudus dianggap sama.

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Wilayah adalah suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya bergantung secara internal. Dalam penelitian ini, yang dimaksud wilayah adalah kecamatan di Kabupaten Kudus. 2. Komoditi adalah barang perdagangan atau bahan keperluan. Dalam penelitian ini komoditi diartikan sebagai produk yang dihasilkan oleh suatu usahakegiatan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia di Kabupaten Kudus. 3. Komoditi pertanian adalah komoditi yang dihasilkan oleh suatu kegiatan di sektor pertanian. Dalam penelitian ini, komoditi pertanian meliputi komoditi pada lima sub sektor pertanian yaitu komoditi sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan, dan sub sektor perikanan di Kabupaten Kudus. 4. Nilai produksi komoditi pertanian adalah hasil balas jasa dari suatu komoditi pertanian, yang diperoleh dengan mengalikan jumlah produksi suatu komoditi pertanian dalam satu tahun dengan harga rata-rata komoditi pertanian di tingkat produsen dalam satu tahun di Kabupaten Kudus yang dinyatakan dalam satuan Rupiah Rp. 5. Komoditi pertanian basis adalah komoditi pertanian yang mampu memenuhi kebutuhan di Kabupaten Kudus serta dapat diekspor ke wilayah lain, yang ditunjukkan dengan nilai LQ1. 6. Komoditi pertanian nonbasis adalah komoditi pertanian yang hanya mampu memenuhi kebutuhan di wilayahnya dan tidak dapat diekspor ke wilayah lain, yang ditunjukkan dengan nilai LQ=1. Atau dapat juga berarti komoditi pertanian yang tidak mampu memenuhi kebutuhan di wilayahnya dan tidak dapat diekspor ke wilayah lain, yang ditunjukkan dengan nilai LQ1 di Kabupaten Kudus. 7. Komponen Pertumbuhan Proporsional PP menunjukkan pertumbuhan suatu komoditi pertanian dibandingkan dengan pertumbuhan komoditi pertanian yang lain di Kabupaten Kudus, yang mengindikasikan adanya pengaruh faktor eksternal, misalnya struktur pasar dan kebijakan pemerintah. Apabila nilai PP positif menunjukkan bahwa suatu komoditi pertanian mempunyai pertumbuhan cepat, sedangkan apabila nilai PP negatif menunjukkan bahwa suatu komoditi pertanian mempunyai pertumbuhan lambat. 8. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW menunjukkan pertumbuhan suatu komoditi pertanian di wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus dibandingkan dengan komoditi pertanian yang sama di wilayah lain, yang mengindikasikan adanya pengaruh dari lokal atau faktor internal. Apabila nilai PPW positif menunjukkan bahwa suatu komoditi pertanian mempunyai daya saing yang baik, sedangkan apabila nilai PPW negatif menunjukkan bahwa suatu komoditi pertanian tidak mempunyai daya saing. 9. Komoditi pertanian basis yang menjadi prioritas pengembangan utama adalah komoditi pertanian yang mampu memenuhi kebutuhan di wilayahnya dan dapat diekspor ke wilayah lain, mempunyai pertumbuhan cepat dibandingkan komoditi pertanian lain, dan memiliki daya saing dibandingkan dengan komoditi pertanian yang sama di wilayah lain. Dalam penelitian ini, komoditi pertanian yang menempati prioritas pengembangan utama adalah komoditi pertanian yang memiliki nilai LQ1, PP positif, dan PPW positif di Kabupaten Kudus. 10. Ekspor adalah menjual produkjasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain di dalam negara maupun ke luar negeri. Dalam penelitian ini, ekspor adalah menjual komoditi pertanian ke luar wilayah kecamatan baik di dalam wilayah Kabupaten Kudus maupun ke luar wilayah Kabupaten Kudus. 11. Keunggulan kompetitif adalah keunggulan suatu komoditi pertanian karena mempunyai potensi besar dan memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan komoditi pertanian lainnya, yang disebabkan karena adanya faktor internal di Kabupaten Kudus.

III. METODE PENELITIAN