Penelitian Terdahulu LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Ropingi dan Listiarini 2003 mengenai “Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Pati Berdasar Analisis LQ dan Shift Share ”, menggunakan analisis gabungan LQ dan Shift Share untuk menentukan sektor-sektor yang benar-benar merupakan sektor unggulan di Kabupaten Pati yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Sektor-sektor tersebut dinilai dari sisi basis atau nonbasis, keunggulan komparatif, dan laju pertumbuhannya. Hasil dari gabungan kedua analisis tersebut memberikan usulan alternatif program pengembangan regional Kabupaten Pati sebagai berikut: 1. Pengembangan sektor prioritas pertama adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. 2. Pengembangan sektor prioritas kedua, tidak ada sektor yang memenuhi. 3. Pengembangan sektor prioritas ketiga meliputi sektor industri dan jasa. 4. Pengembangan sektor prioritas keempat meliputi sektor pertambangan dan penggalian, bangunan, perdagangan, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. 5. Pengembangan sektor prioritas pertama adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. 6. Pengembangan sektor prioritas kelima, tidak ada sektor yang memenuhi. 7. Pengembangan sektor prioritas alternatif meliputi sektor pertanian dan keuangan. Hasil dari gabungan kedua analisis juga dapat memberikan usulan alternatif program pengembangan regional Kabupaten Pati, khususnya sektor pertanian, sebagai berikut: 1. Pengembangan sektor prioritas pertama, tidak ada yang memenuhi. 2. Pengembangan sektor prioritas kedua meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, dan perikanan. 3. Pengembangan sektor prioritas ketiga, tidak ada yang memenuhi. 4. Pengembangan sektor prioritas keempat meliputi sub sektor peternakan. 8 5. Pengembangan sektor prioritas ketiga, tidak ada yang memenuhi. 6. Pengembangan sektor prioritas alternatif meliputi sub sektor kehutanan. Prihkhananto 2006 dalam penelitiannya mengenai “Penentuan Wilayah Basis Komoditi Pertanian Unggulan dalam Menghadapi Otonomi Daerah di Kabupaten Temanggung” menggunakan analisis Location Quotient LQ dan shift share dalam penentuan komoditi pertanian unggulan di Kabupaten Temanggung. Berdasarkan analisis LQ, komoditi pertanian yang menjadi komoditi pertanian basis adalah jagung, bawang putih, lombok, kelengkeng, kopi arabika, kopi robusta, jahe, kunyit, tembakau, aren, domba, dan ayam buras. Untuk mengetahui kemampuan bersaing suatu komoditi perlu diketahui komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. Berdasarkan analisis shift share , komoditi pertanian yang mampu bersaing dengan komoditi dari daerah lain adalah padi, kacang panjang, kubis, lombok, kelengkeng, pisang, kopi arabika, cengkeh, aren, dan sapi potong. Berdasarkan analisis gabungan LQ dan shift share diketahui bahwa komoditi lombok, kelengkeng, kopi arabika, dan aren merupakan komoditi pertanian unggulan untuk Kabupaten Temanggung karena komoditi tersebut mampu memenuhi kebutuhan kabupaten dan mengekspor ke daerah lain serta mempunyai kemampuan bersaing dengan komoditi pertanian lain. Ropingi dan Agustono 2007 dalam penelitiannya mengenai “Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditi Pertanian di Kabupaten Boyolali Pendekatan Shift-Share Analisis”, berdasarkan analisis LQ komoditi sektor pertanian yang menjadi basis ekonomi di Kabupaten Boyolali tahun 2005 di tiap-tiap kecamatan beragam jenis komoditinya. Kecamatan yang paling banyak jumlah komoditi sektor pertanian yang menjadi basis ekonomi adalah Kecamatan Mojosongo 25 jenis komoditi sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Ampel 8 jenis komoditi. Berdasarkan analisis Shift Share tahun 2004-2005 diketahui bahwa Komoditi pertanian yang tumbuh cepat diantaranya komoditi bahan pangan penyedia karbohidrat adalah jagung, bahan pangan penyedia protein adalah kacang tanah, kedelai, komoditi peternakan adalah sapi potong, kambing, domba; komoditi sayur-sayuran adalah wortel, sawi, cabe, bawang merah, mentimun; komoditi buah-buahan adalah durian, pisang, jambu air, jeruk nesar, jeruk siam, dan komoditi perkebunan adalah jahe, kencur, teh, kopi arabika. Komoditi pertanian basis yang tergolong berdaya saing baik diantaranya komoditi bahan pangan adalah padi, jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu, ubi jalar; komoditi hortikultura adalah bawang merah, bawang daun, sawi, tomat, kubis, durian, pepaya, mangga, pisang; komoditi perkebunan adalah asem, kelapa, teh, kencur; komoditi peternakan adalah sapi perah, sapi potong, domba, kambing, ayam buras. Jenis komoditi pertanian basis dan wilayah pengembangannya di Kabupaten Boyolali diantaranya sapi perah di Kecamatan Cepogo dan Boyolali, komoditi padi di Kecamatan Teras, Sawit, Banyudono, Nogosari, dan Andong; Sapi potong di Kecamatan Ampel, Klego, Andong dan Juwangi; komoditi pepaya di Kecamatan Mojosongo, kopi robusta di Kecamatan Ampel, komoditi sayur-sayuran wortel, kubis, bawang merah, bawang daun di Kecamatan Selo; komoditi kencur di Kecamatan Simo, Klego dan Nogosari; komoditi kacang tanah di Kecamatam Sambi, Nogosari, Andong dan Juwangi. Penelitian-penelitian di atas digunakan sebagai bahan referensi dari penelitian ini karena Kabupaten Pati, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Boyolali berada dalam lingkup wilayah yang sama dengan Kabupaten Kudus, yaitu dalam lingkup wilayah Jawa Tengah. Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati memiliki struktur perekonomian yang hampir sama yaitu kontribusi PDRB sektor pertanian menduduki peringkat ketiga setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam perekonomian wilayahnya. Selain itu, metode analisis yang digunakan dalam ketiga referensi penelitian tersebut sama dengan metode analisis pada penelitian ini yaitu didekati dengan menggunakan analisis Location Quotient dan Shift Share SSA.

B. Tinjauan Pustaka