Teknik Pengumpulan Data Deskripsi Data

Dalam pembagian tingkat kelincahan tingkat tinggi dan rendah terlebih dahulu digunakan tes awal. Hal ini digunakan untuk mengetahui kelompok dengan kemampuan kelincahan tinggi dan kelompok kelincahan rendah. Kemudian masing – masing tingkat kelincahan ini dibagi pula atas dua kelompok dimana pengelompokan ini dilakukan secara acak. Satu kelompok diberi perlakuan dengan pendekatan gaya komando dan satu kelompok lagi diberi perlakuan dengan gaya latihan. Dengan demikian, masing – masing kelompok perlakuan terdapat siswa – siswa yang memiliki tingkat kelincahan tinggi maupun rendah. Maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Stratified Random Sampling.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes dan pengukuran yang meliputi : 1. Untuk mengukur kelincahan dengan LSU Agility Obstacle Course dari Johson Nelson, 1986 petunjuk pelaksanaan terlampir. 2. Tes keterampilan teknik dasar sepakbola dari Yeagley Soccer Batery 1993: 124 – 125 . Petunjuk pelaksanaan terlampir dan jumlah seluruh nilai dari rangkaian tes tersebut dijadikan T – skor.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian analisa data diselesaikan dengan teknik Statistik Analisa Varian ANAVA . Rancangan faktorial 2 x 2 pada taraf signifikasi ɑ : 0.05 dan jika Fo – nya signifikan analisa dilanjutkan dengan uji rentang Newman Keuls Sudjana 1994 : 306 . Untuk memenuhi asumsi dalam ANAVA, maka dilakukan uji Normalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Barlett Sudjana 1996, 466 – 467 ; - 261 . Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen atau tidak. Berikut ini secara singkat dikemukakan mengenai prosedur dan rumus – rumus statistik yang digunakan, terutama yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors Sudjana, 1996 ; 466. Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengamatan X 1 , X 2 , ….X n , dijadikan bilangan baku Z 1 , Z 2 , …..Z n dengan menggunakan rumus : b. Untuk bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Z 1 = P Z=Z 1 . c. Selanjutnya dihitung proporsi Z 1 , Z 2 , …..Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z 1 . Jika proporsi dinyatakan oleh S Z 1 , Maka S d. Hitung selisih F Z 1 – S Z 1 kemudian ditentukan harga mutlaknya e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutkan harta terbesar L hitung

2. Uji Homogenitas

SD X X Z - 1 1  n Z yang Z Z Z banyaknya Z n 1 2 1 1 ...... ,   Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlet. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : a. Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom sample : dk n-1; 1dk ; SD 1 2 , dan dk log 1 2 b. Menghitung varians gabungan dari semua sample Rumus : B = Log SD 1 2 n-1 c. Menghitung X 2 Rumusnya : X 2 = Ln B- n-1 log SD 1 2 Dengan Ln10=2,3026 Hasilnya X 2 hitung kemudian dibandingkan dengan X 2 tabel , pada taraf signifikasi = 0,05 dan dk n-1 d. Apabila X 2 hitung X 2 tabel , maka Ho diterima Artinya varian sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila apabila X 2 hitung X 2 tabel , maka H o ditolak. Artinya varians sampel tidak homogen

3. Analisa Data

    1 - 1 SD 2 1 n SD n   

a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2

Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua faktor Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen Faktorial 2 x 2 Sumber Variasi Dk JK RJK Fo Rata-rata perlakuan A B AB 1 a-1 b-1 a-1b-1 Ry Ay By Aby R A B AB AE BE ABE Kekeliruan Abn-1 Ey E Keterangan : A = Taraf faktorial A N = Jumlah sampel B = Taraf faktorial B

b. Perhitungan Jumlah Kuadrat JK

1. Jumlah Kuadrat Total JKt JKt = X t 2 - X t 2 N 2. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok JK ak JK ak = X 1 2 + X 2 2 + X 3 2 + X 4 2 - X t 2 n 1 n 2 n 3 n 4 N 3. Jumlah Kuadrat Antar Kolom JK A JK A = X A1 2 + X A2 2 - X t 2 n A1 n A2 N 4. Jumlah Kuadrat Antar Baris JK B JK B = X B1 2 + X B2 2 - X t 2 n B1 n B2 N 5. Jumlah Kuadrat Interaksi JK AxB JK AxB = JKak - JK A - JK B 6. Jumlah Kuadrat KesalahanError JKe JKe = JKt - JKak

c. Perhitungan Derajat Bebas db

1. Derajat bebas Jumlah Kuadrat Total db t db t = Nt – 1 2. Derajat bebas Jumlah Kuadrat Antar Kelompok db ak db ak = Sel – 1 3. Derajat bebas Kuadrat Antar Kolom JK A db A = a – 1 4. Derajat bebas Kuadrat Antar Baris JK B db B = b – 1 5. Derajat bebas Jumlah Kuadrat Interaksi db AxB db e = 2 – 12 – 1 = 6. Derajat bebas Jumlah Kuadrat KesalahanError db e db e = N - AxB

d. Perhitungan Rata-Rata Jumlah Kuadrat

1. Rata-Rata Jumlah Kuadrat Antar Kelompok JK ak RJK ak = JK ak db ak 2. Rata-Rata Jumlah Kuadrat Antar Kolom JK A RJK A = JK A db A 3. Rata-Rata Jumlah Kuadrat Antar Baris JK B RJK B = JK B db B 4. Rata-Rata Jumlah Kuadrat Interaksi JK AxB RJK AxB = JK AxB db AxB 5. Rata-Rata Jumlah Kuadrat KesalahanJKe RJKe = JK e db e

e. Perhitungan Rasio – F

1. Rasio F untuk Antar Kolom F – A F - A = RJK A RJKe 2. Rasio F untuk Antar Baris F – B F - A = RJK B RJKe 3. Rasio F untuk Interaksi F – AxB F - B = RJK AxB RJKe F-tabel 0.951,40

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian beserta interpretasinya. Mula – mula disajikan tentang hasil analisis data penelitian yang menggunakan statistik deskriptif, kemudian dilanjutkan pengujian hasil penelitian dengan statistik inferensial yang merupakan pengujiuan hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik analisis varian ANAVA yang memerlukan pengujian persyaratan analisis maka disajikan pula hasil uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Berdasarkan variabel dependen atau respon yang diteliti, berikut disajikan deskripsi data Keterampilan teknik dasar sepakbola siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Sambi Kabupaten Boyolali. Sesudah diberi perlakuan menurut kelompok yang dibandingkan. Tabel 4. Tabel Ringkasan Angka – angka Statistik Deskriptif Data Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Menurut Variabel Penelitian. Tinggi B1 ∑ X1 105,954 ∑ X1 4957,13 N 20 Mean 10,6 Rendah B2 ∑ X3 -112,407 ∑ X3 2321,35 N 20 Mean -11,24 Total ∑ X -6,4531 ∑ X 7278,49 N 40 Mean 0,64 2102,731 5175,765 20 20 9,58 -10,22 95,74661 -27,9091 1216,686 10 -2,79 -74,29 886,0449 10 -7,43 -102,2 133,86 3740,451 10 13,39 -38,1167 1435,313 10 -3,81 Kelincahan B Statistik Metode Mengajar A Latihan A1 Komando A2 Total Hal – hal yang menarik dari nilai yang terdapat dalam tabel tersebut adalah : 1. Pada kelompok perlakuan yang diajar dengan gaya komando mempunyai nilai peningkatan 2102,731. Dan pada kelompok perlakuan yang diajar dengan gaya latihan mempunyai nilai peningkatan 5175,765. Bila kedua data itu dibandingkan maka rata – rata peningkatan keterampilan teknik dasar sepakbola pada kelompok perlakuan yang diajar dengan gaya latihan lebih baik daripada kelompok perlakuan yang diajar dengan gaya komando. 2. Kelompok perlakuan pada siswa yang mempunyai kelincahan tinggi mempunyai nilai peningkatan 4957,13. Dan pada kelompok perlakuan pada siswa yang mempunyai kelincahan rendah mempunyai nilai peningkatan 2321,35. Bila kedua kelompok perlakuan tersebut dibandingkan maka kelompok perlakuan siswa yang kelincahanya tinggi lebih baik daripada kelompok perlakuan pada siswa yang kelincahanya rendah. 3. Untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari nilai rata - rata kemampuan keterampilan teknik dasar sepakbola untuk masing – masing faktor utama penelitian, maka perlu dibuat perbandingan – perbandinganya. Perbandingan nilai rata – rata keterampilan teknik dasar sepakbola sebelum dan sesudah perlakuan, serta nilai rata – rata peningkatanya disajikan sebagai berikut :

B. Pengujian Prasyarat Analisis 1. Hasil Uji Normalitas

Dari data keterampilan teknik dasar sepakbola sebelum diberi perlakuan, setelah dianalisis menggunakan uji Lilliefors, maka diperoleh hasil pengujian seperti tercantum dalam tabel berikut. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors. Kelompok N � � � � Kesimpulan A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 10 10 10 10 0,05 0,05 0,05 0,05 0,11537 0,15775 0,13342 0,1827 0,190 0,190 0,190 0,190 Distribusi Normal Distribusi Normal Distribusi Normal Distribusi Normal Keterangan : A1B1 : Kelompok pembelajaran dengan gaya latihan, kelincahan tinggi A1B2 : Kelompok pembelajaran dengan gaya latihan, kelincahan rendah A2B1 : Kelompok pembelajaran dengan gaya komando, kelincahan tinggi A2B2 : Kelompok pembelajaran dengan gaya komando,kelincahan rendah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Lₒ Lt . Hal ini menunjukan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur Uji Normalitas dapat dilihat dalam lampiran.

2. Hasil Uji Homogenitas

Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlett, maka diperoleh hasil pengujian yang tercantum dalam tabel berikut. Tabel 6. Tabel Hasil Uji Homogenitas. ∑ Kelompok Dk SD 2 gab � 2 ℎ�� � 2 � Kesimpulan 4. 36 2,459 5,879 7,81 Homogen Dari tabel diatas dapat diketahui Xhit Xt hal ini menunjukan bahwa sampel – sampel penelitian pada kelompok latihan dengan metode mengajar, keduanya bersifat homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran. Setelah uji homogenitas dan normalitas dilakukan, maka baru dapat dilakukan analisis varians dua faktor, yaitu untuk kepentingan pengujian hipotesis.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bersandar pada hasil analisis data dan interpretasi analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah – langkah uji rerata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls, dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yana lebih baik. Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KOORDINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

5 23 73

PENGARUH PEMBELAJARAN PASSING SEPAKBOLA ANTARA PENDEKATAN DRILL DAN PENDEKATAN BERMAIN FUTSAL PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 15 69

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 ADIANKOTING TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 8 23

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 9

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA: Studi Eksperimen Pada Siswa Putra di SMP Negeri 9 Bandung.

3 18 49

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN FLEKSIBILITAS TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR DRIBBLE DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA.

0 1 39

(ABSTRAK) PENGARUH PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN SEPAKBOLA YANG DIMODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR GERAK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 2

PERBEDAAN PENGARUH METODE PART WHOLE PART DAN WHOLE PART WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 14

TINGKAT KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA SISWAPESERTA EKSTRAKURIKULERSEPAKBOLA SMP NEGERI 2 SEWON BANTUL TAHUN 2016.

0 3 133

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PLAYEN.

0 11 85