49
4.2 Analisis Linier Berganda
Analisis linier berganda dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Pengetahuan Kewirausahaan, dan Faktor
Kepribadian terhadap variabel terikat yaitu Keberhasilan Usaha Y.
Tabel 4.7 Analisis Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.449 4.413
.102 .920
Pengetahuan Kewirausahaan
.279 .111
.389 2.524
.018 Faktor Kepribadian
.278 .098
.440 2.854
.008 a. Dependent Variable: Keberhasilan
Usaha
Sumber:Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:
Y = 0,449 + 0,279 X
1
+ 0,278 X
2
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Konstanta a = 0,449, ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel
Pengetahuan Kewirausahaan X
1
, dan Faktor Kepribadian X
2
, = 0, maka Keberhasilan Usaha = 0,449.
b. Koefisien X
1
b
1
= 0,279, ini berarti bahwa variabel pengetahuan
kewirausahaan X
1
berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha, atau dengan kata lain jika pengetahuan kewirausahaan X
1
ditingkatkan sebesar satu-satuan,
Universitas Sumatera Utara
50
maka keberhasilan usaha akan mengalami peningkatan sebesar 0,279. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel pengetahuan
kewirausahaan dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat pengetahuan kewirausahaan maka akan semakin meningkat pula keberhasilan usaha tersebut
pada Usaha Pasar Kuliner di Kota Stabat.
c. Koefisien X
2
b
2
= 0,278, ini berarti bahwa variabel faktor kepribadian X
2
berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha, atau dengan kata lain jika faktor kepribadian X
2
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keberhasilan usaha akan mengalami peningkatan sebesar 0,278. Koefesien bernilai positif artinya terjadi
hubungan positif antara variabel faktor kepribadian dengan keberhasilan usaha, semakin meningkat faktor kepribadian maka akan semakin meningkat pula
keberhasilan usaha pada Usaha Pasar Kuliner di Kota Stabat.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi
data dengan bentuk lonceng. 1. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram, dan grafik normal p-p plot, yang membandingkan antara dua observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1, dan Gambar 4.2
Universitas Sumatera Utara
51
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Gambar 4.1 Pengujian Normalitas Histogram
Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun melenceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistibusi normal. Terbukti bahwa
data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
52
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot
Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data
yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.
2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal,
padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Jika nilai sig probability lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dengan pengertian bahwa data yang dianalisis
berdistribusi normal. Demikian juga sebaliknya jika nilai sig probability lebih
Universitas Sumatera Utara
53
kecil dari 0,05 maka Ho diterima dengan pengertian bahwa data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan
dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov K-S.
Tabel 4.8 Uji Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deniation 1.87149841
Most Extreme Differences Absolute
.156 Positine
.052 Negatine
-.156 Kolmogoron-Smirnon Z
.853 Asymp. Sig. 2-tailed
.461 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.8, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0,461, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5 0.05. dengan kata lain
variabel tersebut berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
Universitas Sumatera Utara
54
tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu :
1. Analisis Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Gambar 4.3 Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
55
2. Analisis Statistik Dasar analisis metode statistik adalah jika variabel bebas signifikan secara
statistik mempengaruhi
variabel terikat,
maka ada
indikasi terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.9 Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
4.025 2.493
1.614 .118
Pengetahuan Kewirausahaan
.033 .063
.111 .528
.602 Faktor Kepribadian
-.087 .055
-.333 -1.578
.126 a. Dependent Variable: Absut
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat Absut. Hal ini
terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
4.3.3 Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor, Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya, Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
Universitas Sumatera Utara
56
dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance 0,1, dan VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant .449
4.413 .102
.920 Pengetahuan
Kewirausahaan .279
.111 .389
2.524 .018
.761 1.314
Faktor Kepribadian
.278 .098
.440 2.854
.008 .761
1.314 a. Dependent Variable: Keberhasilan
Usaha
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat terlihat bahwa data variabel tidak terkena multikolinieritas karena nilai VIF 5 dan nilai Tolerance 0,1 sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi keberhasilan usaha berdasarkan masukan variabel pengetahuan kewirausahaan, dan variabel faktor kepribadian.
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Uji Signifikan Simultan Uji-F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :
Universitas Sumatera Utara
57
Ho : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ho : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika F hitung F tabel pada α= 5
Ho ditolak jika F hitung F tabel pada α= 5 Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df Pembilang = k – 1
df Penyebut = n – k Keterangan :
n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n 30 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh :
1. df pembilang = 3 – 1 = 2 2. df penyebut = 30 – 3 = 27
Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat α = 5.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
106.594 2
53.297 14.167
.000
a
Residual 101.573
27 3.762
Total 208.167
29 a. Predictors: Constant, Faktor Kepribadian, Pengetahuan Kewirausahaan
b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F
hitung
pada kolom F yakni sebesar 14,167 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai
F
tabel
yakni 3,354, dengan tingkat kesalahan α = 5, atau dengan kata lain F
hitung
F
tabel
14,167 3,354. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F
hitung
F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0.000 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas
pengetahuan kewirausahaan, dan faktor kepribadian secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat keberhasilan usaha.
4.4.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial individual terhadap variasi variabel terikat. Kriteria
pengujiannya adalah : Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
59
Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika t hitung t tabel pada α= 5
Ho ditolak jika t hitung t tabel pada α= 5 Hasil pengujian adalah :
Tingkat kesalahan α = 5 dan derajat kebebasan df = n-k n = jumlah sampel, n = 30
k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3 Derajat kebebasan degree of freedomdf =n-k = 30-3 = 27
Uji-t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka t
tabel
yang digunakan adalah t
0,05
27 = 1,703
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji-t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.449 4.413
.102 .920
Pengetahuan Kewirausahaan
.279 .111
.389 2.524
.018 Faktor Kepribadian
.278 .098
.440 2.854
.008 a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa: 1. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan X
1
Nilai t
hitung
variabel pengetahuan kewirausahaan adalah 2,524 dan nilai t
tabel
1,703 maka t
hitung
t
tabel
2,524 1,703 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
60
variabel pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan 0,018 0,05 secara parsial terhadap keberhasilan usaha.
2. Variabel Faktor Kepribadian X
2
Nilai t
hitung
variabel faktor kepribadian adalah 2,854 dan nilai t
tabel
1,703 maka t
hitung
t
tabel
2,854 1,703 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel faktor kepribadian berpengaruh positif dan signifikan 0,008 0,05 secara parsial
terhadap keberhasilan usaha.
4.4.3 Pengujian Koefesien Determinasi R
2
Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≥ 1. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefesien Determinasi R
2
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.716
a
.512 .476
1.93958 a. Predictors: Constant, Faktor Kepribadian, Pengetahuan
Kewirausahaan
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Universitas Sumatera Utara
61
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,716 berarti hubungan antara variabel pengetahuan kewirausahaan dan
faktor kepribadian terhadap kinerja karyawan sebesar 71,6. Artinya hubungannya erat.
2. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,476 berarti 47,6 variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan kewirausahaan dan faktor
kepribadian sedangkan sisanya 52,4 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini seperti efikasi diri, motivasi dan lain sebagainya.
3. Standard Error of Estimated Standar Deviasi artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,93958.
Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha
dengan nilai t
hitung
variabel pengetahuan kewirausahaan adalah 2,524 dan nilai t
tabel
1,703 maka t
hitung
t
tabel
2,524 1,703 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan 0,018
0,05 secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Hal ini sejalan dengan hasil uji linier berganda yang menunjukkan koefesien bernilai positif artinya terjadi
hubungan positif antara variabel pengetahuan kewirausahaan dengan keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
62
usaha, jika pengetahuan kewirausahaan ditingkatkan maka keberhasilan usaha juga akan meningkat pada Usaha Pasar Kuliner di Kota Stabat.
Pengetahuan kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif,
sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik. Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh melalui pendidikan
kewirausahaan, sehingga dengan pengetahuan kewirausahaan yang diperoleh seseorang dapat menjalankan usahanya dengan baik karena pengetahuan
kewirausahaan adalah salah satu faktor yang mampu mendukung dalam keberhasilan usaha yang ditunjang dengan pengalaman, modal, serta keinginan
yang kuat dalam berwirausaha. Dengan pengetahuan kewirausahaan seorang wirausahawan juga mampu berpikir untuk mengembangkan usahanya karena
dengan kompetensi yang dimiliki dan pengalaman yang cukup merupakan modal utama dalam berwirausaha.
Pengetahuan kewirausahaan juga merupakan proses pembelajaran melalui materi-materi maupun dari sumber-sumber lain yang diharapkan dapat
memberikan gambaran dan bekal mengenai kewirausahaan yang nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan seseorang untuk menentukan masa depan dan
diharapkan dapat mendorong seseorang untuk menumbuhkan minat berwirausaha, yang pada akhirnya dapat mencapai keberhasilan usaha yang maksimal dan
mampu membuka lapangan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
63
4.5.2 Pengaruh Faktor Kepribadian Terhadap Keberhasilan Usaha
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel faktor kepribadian memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan
usaha, yang dapat dilihat dari nilai t
hitung
variabel faktor kepribadian adalah 2,854 dan nilai t
tabel
1,703 maka t
hitung
t
tabel
2,854 1,703 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel faktor kepribadian berpengaruh positif dan signifikan 0,008
0,05 secara parsial terhadap keberhasilan usaha. Faktor kepribadian juga merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha.
Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan faktor
sosial, kebudayaan dan lingkungan. Menurut Robins 2006:85 bahwa “Kepribadian merupakan total jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian seorang manajer sangat dipengaruhinya dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain”.
Berdasarkan pengertian tersebut, jelas terlihat bahwa kepribadian sangat mempengaruhi keberhasilan usaha, hal ini disebabkan karena kepribadian
merupakan ciri yang cenderung menunjukkan tingkah maupun prilaku seseorang dalam bersikap sehingga kita dapat menilai apakah seseorang memiliki jiwa
maupun minat dalam berwirausaha atau tidak. Dengan kepribadian kita juga dapat melihat apakah usaha yang dijalankan
dapat berkembang atau tidak sama sekali karena kepribadian yang rapuh akan berdampak negatif terhadap pekerjaan. Kepribadian yang baik yaitu apabila
wirausaha dapat bekerjasama dengan baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif. Di Indonesia kata wiraswasta sering
Universitas Sumatera Utara
64
diartikan sebagai orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah seperti para pedagang, pengusaha, dan orang yang bekerja di perusahaan swasta. Sedangkan
wirausahawan adalah orang yang mempunyai usaha sendiri. Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri. Sikap dan Perilaku
sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan
watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar wirausaha tersebut dapat maju sukses Laura, 2010:152.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Uji-F diketahui bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan dan variabel kepribdian secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
keberhasilan usaha pada usaha pasar kuliner di Kota Stabat. 2. Berdasarkan Uji-t masing-masing variabel pengetahuan kewirausahaan dan
variabel faktor kepribdian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada usaha pasar kuliner di kota Stabat, variabel jiwa
kewirausahaan merupakan
variabel yang
dominan mempengaruhi
keberhasilan usaha dibandingkan variabel kepribadian. 3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan R
2
menunjukkan bahwa adjusted R square sebesar 0,476 berarti 47,6 variabel keberhasilan usaha
dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan kewirausahaan dan faktor kepribadian sedangkan sisanya 52,4 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
terdapat dalam penelitian ini.
5.2 Saran