Manifestasi Gagal Ginjal Kronik GGK

daging sehingga hasil perhitungan LFG menjadi besar Denker dan Brenner, 2013. Dari hasil perhitungan tersebut maka derajat penyakit GGK dapat diklasifikasikan berdasarkan stadium sesuai dengan yang tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Klasifikasi Penyakit ginjal Kronik Berdasarkan LFG Stadium LFG mLmenit per 1,73 m 2 Keterangan 1 90 Kerusakan nefron awal 2 60-89 Kerusakan nefron ringan 3 30-59 Kerusakan nefron sedang 4 15-29 Kerusakan nefron berat 5 15 Uremia  dialisis Sumber: National Kidney Foundation

2.7 Manifestasi Gagal Ginjal Kronik GGK

Gagal ginjal kronik umumnya menimbulkan gangguan yang tidak sulit terlihat pada sebagian sistem atau organ tubuh, antara lain: 1. Gangguan pada sistem gastrointestinal a. Anoreksia, nausea dan vomitus, yang berhubungan dengan gangguan metabolisme protein didalam usus, terbentuknya zat-zat toksik akibat metabolisme bakteri usus seperti ammonia dan metil guanidin, serta sembabnya mukosa usus. Universitas Sumatera Utara b. Foeter uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur diubah oleh bakteri dimulut menjadi ammonia sehingga napas berbau ammonia. akibat yang lain adalah stomatitis dan parotitis. c. Cegukan hiccup sebabnya yang pasti belum diketahui. d. Gastritis erosif, ulkus peptik, dan colitis uremik. 2. Gangguan pada kulit a. Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat penimbunan urokrom. Gatal-gatal dengan ekkroriasi akibat toksin uremik dan pengendapan kalsium di pori-pori kulit. b. Ekimosis akibat gangguan hematologis. c. Urea frost : akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat, jarang dijumpai. d. Bekas-bekas garukan karena gatal. 3. Gangguan pada sistem hematologi a. Anemia sering terjadi pada penderita GGK yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti berkurangnya produksi eritroprotein, hemolisis, defisiensi besi dan fibrosis sumsum tulang belakang. b. Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia. c. Gangguan fungsi leukosit . 4. Gangguan sistem saraf dan otot a. Restless leg syndrome: penderita akan merasa pegal pada saat kakinya digerakkan. Universitas Sumatera Utara b. Burning feet syndrome : rasa kesemutan seperti terbakar yang muncul pada telapak kaki. c. Enselopati metabolik :lemah tidak bisa tidur , gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklorus, dan kejang. d. Miopati: kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot ekstremitas proksimal. 5. Gangguan pada sistem kardiovaskuler a. Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan aktivitas sistem renin-angiostenin-aldosteron. b. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis, efusi pericardial, penyakit jantung koroner akibat astelosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan cairan dan hipertensi. c. Gangguan irama denyut jantung akibat atelosklerosis dini, dan gangguan elektrolit dan kalsifikasi metastatik. d. Edema akibat penimbunan cairan. 6. Gangguan pada sistem endokrin a. Gangguan seksual, yang disebabkan karena menurunnya produksi testoteron spermatogenesis. b. Gangguan metabolisme glukosa, pada gagal ginal dengan klirens 15 mLmenit terjadi penurunan klirens metabolik insulin yang menyebabkan waktu paruh hormon aktif memanjang. Keadaan ini dapat menyebabkan kebutuhan obat penurun glukosa akan berkurang. c. Gangguan metabolisme lemak dan vitamin D. Universitas Sumatera Utara 7. Gangguan pada sistem lain a. Tulang: osteodistrofi renal yaitu osteomalasia, osteitis fibrosa, osteosklerosis dan kalsifikasi metastatik. b. Asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik sebagai hasil metabolisme. c. Elektrolit: hiperfosfatemia, hiperkalemia, hipokalsemia. Gagal ginjal akan menyebabkan ketidakseimbangan homeostatik pada seluruh tubuh, gangguan pada suatu sistem akan berpengaruh pada sistem lain, sehingga suatu gangguan metabolik dapat menimbulkan kelainan pada berbagai sistem atau organ tubuh Suhardjono dkk, 2001. Universitas Sumatera Utara

2.8 Epidemiologi Gagal Ginjal Kronik GGK