Pertumbuhan Penduduk LANDASAN TEORI

Hal ini tentu saja berdampak sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah perkotaan. Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa banyak penduduk yang pindah dari desaan ke kota, atau dengan kata lain penduduk melakukan urbanisasi. Secara demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal; migrasi penduduk khususnya dari wilayah perdesaan rural ke wilayah perkotaan urban; serta reklasifikasi, yaitu perubahan status suatu desa lokalitas, dari lokalitasrural menjadi lokalitas urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkandalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik. Pertambahan penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian sedangkan migrasi dan reklasifikasi memberikan andil dua pertiga kepada kenaikan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia, dalam kurun 1990-1995. Dengan kata lain migrasi sesungguhnya masih merupakan faktor utama dalam penduduk perkotaan di Indonesia. Kegiatan industri dan jasa di kota-kota tersebut yang semakin berorientasi pada perekonomian global, telah mendorong perkembangan fisik dan sosial ekonomi kota, namun semakin memperlemah keterkaitannya dengan ekonomi lokal, khususnya ekonomi perdesaan. Dampak yang paling nyata hanyalah meningkatnya permintaantenaga kerja, yang pada gilirannya sangat memacu laju pergerakan penduduk dari desa ke kota.

2.4 Pertumbuhan Penduduk

Penduduk adalah hasil tingkat kelahiran, tingkat migrasi dan tingkat kematian. Demografi biasa digunakan untuk menyebut studi tentang sifat dan interaksi ketiga tingkat tersebut, serta pengaruh perubahan ketiganya terhadap komposisi dan pertumbuhan penduduk Howthorn, 1970: 3. Hingga abad ke-17 pertumbuhan penduduk sangat lambat dan tidak tetap dikarenakan perang, epidemik, kekurangan gizi dan kelaparan. Sejak pertengahan abad ke-17 pertumbuhan penduduk dunia telah melonjak naik, terutama karena sangat menurunnya tingkat kematian sehingga manusia rata-rata hidup lebih lama. Suatu rumus yang sederhana tetapi penting yaitu 70 dibagi dengan tingkat pertumbuhan Universitas Sumatera Utara penduduk tiap tahun, banyak digunakan oleh ahli demografi untuk memperkirakan kapan jumlah penduduk menjadi dua kali lipat Haupt dan Kane, 1978: 46. Apabila tingkat pertumbuhan penduduk 2 persen, maka jumlah penduduk akan menjadi dua kali lipat dalam waktu 35 tahun. Apabila tingkatnya 1,9 persen, maka waktu yang diperlukan untuk menjadi dua kali lipat adalah sekitar 37 tahun. Menjelang permulaan abad ke-20, tampak mortalitas telah menurun di banyak negara barat dan fertilitas juga mulai menurun. Pengalaman historis ini yang mendorong apa yang sekarang dianggap teori pokok dalam demografi, yaitu teori transisi demografi atau teori transisi. Pada dasarnya transisi demografi menguraikan tentang perubahan dari satu situasi stasioner situasi dengan pertumbuhan penduduk nol ke situasi yang lain. Sebelum terjadi transisi tingkat kematian tinggi, dan tingkat kelahiran juga tinggi. Tahap transisi terjadi apabila mortalitas turun dan disusul turunnya tingkat kelahiran. Sesudah tahap transisi, tingkat kelahiran dan kematian akan sama lagi, yaitu keduanya rendah. Banyak masalah untuk menerapkan teori transisi kepada negara-negara berkembang. Pada suatu tingkat generalisasi, teori itu dengan tepat meramalkan bahwa di negara-negara berkembang, mortalitas akan lebih turun dari pada fertilitas, tetapi kurang tepat meramalkan kapan dan bagaimana fertilitas dapat turun. Namun demikian, Freedman berpendapat bahwa tingkat moderenisasi tipe Barat yang tinggi, tidak harus dialami suatu negara untuk mencapai penurunan fertilitas. Ia menekankan dua faktor yang mungkin penting di RRC, Indonesia, Korea, Taiwan dan Muangthai yaitu menyalurkan ide kepada rakyat bahwa mereka dapat membatasi fertilitas mereka sendiri, dan menyediakan alat-alat kontrasepsi agar dapat diperoleh dengan mudah. Di Indonesia, keluarga berencana mungkin merupakan sektor pembangunan yang justru lebih maju dari pada sektor- sektor lainnya. Ciri pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan antara faktor kelahiran, kematian dan migrasi yang merupakan suatu keadaan yang unik. a. Fertilitas Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Fertilitas menunjukkan Universitas Sumatera Utara jumlah anak lahir hidup dan lebih mudah dihitung untuk wanita, sebab merekalah yang melahirkan anak. Satu cara sederhana untuk mengukur fertilitas adalah mengambil rata-rata anak lahir hidup dari wanita golongan usia tertentu. Wanita yang mampu melahirkan seorang anak hidup, secara biologis adalah subur fekund, sedangkan wanita yang tidak ammpu melahirkan anak lahir hidup adalah steril. b. Mortalitas Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Tingkat kematian saling berbeda antara kelompok penduduk satu dan kelompok penduduk yang lainnya. Tingkat kematian penduduk laki-laki biasanya lebih tinggi dari pada tingkat kematian penduduk perempuan. Tingkat kematian penduduk dewasa muda lebih rendah dari pada tingkat kematian bayi, anak, dan penduduk usia lanjut. Penduduk negara maju mempunyai tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan penduduk negara yang sedang berkembang. c. Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politiknegara ataupun batas administratifbatas bagian dalam suatu negara. Ada dua dimensi penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi, yaitu dimensi waktu dan dimensi daerah. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan migrasi, adanya desentralisasi dalam pembangunan.

2.5 Jenis-jenis Pertumbuhan Penduduk