BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa kembalinya seluruh organ reproduksi kebentuk seperti sebelum hamil, yang dimulai setelah plasenta lahir sampai dengan enam minggu empat-
puluh dua hari. Periode ini meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial.
Kondisi ini sering luput dari perhatian ibu dan keluarga, karena perhatian utama lebih tertuju pada ibu dan bayi dimasa kehamilan dan persalinan. Padahal justru sebaliknya,
karena resiko kesakitan dan kematian ibu dan bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan Sarwono,2008. Berdasarkan hasil penelitian, diperkirakan 60 kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama Ambarwati dan Wulandari, 2012.
Setiap ibu atau wanita, pasti mempunyai reaksi emosi yang berbeda dalam menghadapi masa hamil, persalinan, dan nifas. Setiap reaksi yang muncul tergantung
kepada : kepribadian ibu masing-masing, pengalaman masa lalu, krisis hidup yang pernah dialami ibu, pendidikan, pengetahuan dan lain-lain Suryati, 2008.
Saat menghadapi persalinan anak pertama adalah suatu pengalaman baru yang merupakan masa-masa sulit bagi seorang wanita. Kecemasan yang terjadi pada setiap
wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita
waktu, emosi dan energi, sementara itu wanita tetap dibebani untuk mengurus kebutuhan rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sulit untuk menyesuaikan dirinya sendiri,
orang lain maupun lingkungan sekitarnya Arindra, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa contoh perubahan yang akan di alami selama masa tersebut, yaitu perubahan perasaan. Dengan adanya perubahan perasaan, itu berarti menandakan
adanya respon alami terhadap rasa lelah selama menjalani masa kehamilannya. Perubahan yang lainnya antara lain perubahan emosional dimana kehadiran seorang
bayi dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan ibu dalam hubungannya dengan suami, orang tua, maupun anggota keluarga lainnya. Disamping itu, perubahan fisik
juga akan terasa sangat mengganggu bagi ibu. Misalnya, kenaikan berat badan, perubahan ukuran pada payudara, dan lain-lain Maryunani: 2009.
Kecemasan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Baby Blues dan Post Natal Depresion. Baby blues termasuk depresi ringan yang terjadi pada
ibu-ibu setelah melahirkan, dimana ibu ini merasa sedih yang hebat tanpa sebab yang jelas. Sedangkan Post natal depresion merupakan suatu masa terganggunya psikologis
ibu setelah melahirkan, yang berkaitan dengan alam perasaan sedih yang berlebihan. Dari sebuah hasil penelitian, ditemukan kasus ibu yang mendapat Baby blues dan Post
natal depression didapati bahwa “satu dari dua ibu yang melahirkan 50 pernah mengalami Baby blues, dan sekitar 10 akan berlanjut menjadi Post natal depression”.
Sedangkan hasil penelitian yang lainnya mengatakan bahwa “ 10-22 ibu-ibu yang baru pertama kali melahirkan menderita Post partum Psychosis”Suryati, 2008.
Kecemasan adalah ketegangan atau rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui. Kecemasan merupakan salah satu karakteristik dari depresi post partum yang spesifik. Gejala depresi sering timbul seiring dengan gajala
kecemasan.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa dampak negatif dari ibu yang terkena kecemasan pasca persalinan, yaitu: minat dan ketertarikan ibu pada bayi berkurang dan tidak menunjukkan respon
yang positif terhadap kehadiran bayi yang dilahirkannya. Dalam hal ini, ibu tidak mampu merawat bayinya secara optimal karena ibu merasa tidak berdaya dan kurang
percaya diri, sehingga ibu lari dari tanggung jawabnya sendiri Suryati, 2008. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kecemasan
yang dialami oleh ibu primipara dalam menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih pasar II Patumbak. Klinik Fitri Asih merupakan klinik yang berada di daerah Kecamatan
Patumbak tepatnya Pasar II. Selain letaknya yang cukup strategis mudah di jangkau oleh masyarakat, klinik ini juga melayani persalina gratis karena menerima pasien yang
menggunakan JAMPERSAL seperti yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Sehingga banyak pasien yang memilih untuk bersalin di Klinik tersebut. Selain itu juga, pelayanan
yang diberikan aman dan berkualitas.
B. Perumusan Masalah