ix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Silabus 74
Lampiran 2. Penjabaran Indikator Berdasarkan KD 84
Lampiran 3. Format Analisis Bahan Ajar Berdasarkan Kurikulum 2013 91
Lampiran 4. Format Analisis Bahan Ajar Berdasarkan BSNP 93
Lampiran 5. Kisi-kisi Soal Uji Pemahaman Siswa 101
Lampiran 6. Hasil Analisis Bahan Ajar Penerbit Tiga A Bahasan 110
Ikatan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013
Lampiran 7. Hasil Analisis Bahan Ajar Penerbit B Pokok 111
Bahasan Ikatan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013
Lampiran 8. Hasil Analisis Bahan Ajar yang telah dikembangkan 112
Pokok Bahasan Ikatan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013
Lampiran 9. Hasil Analisis Bahan Ajar yang telah dikembangkan 113
Berdasarkan BSNP Kelayakan Isi
Lampiran 10. Hasil Analisis Bahan Ajar yang telah dikembangkan 114
Berdasarkan BSNP Kelayakan Bahasa
Lampiran 11. Hasil Analisis Bahan Ajar yang telah dikembangkan 115
Berdasarkan BSNP Kelayakan Penyajian
Lampiran 12. Nilai Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 116
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini amat tertinggal dibanding negara-negara lain. Berdasarkan data dari The Learning Curve Pearson 2014, Indonesia
menempati urutan terakhir dari 40 negara dalam hal mutu pendidikan. Indonesia menjadi negara dengan mutu pendidikan terburuk di bawah Meksiko, Brazil,
Argentina, Kolombia dan Thailand Imaniar, 2014. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia berdampak pada rendahnya
Sumber Daya Manusia SDM. Berbagai temuan tentang rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia telah dikemukakan dibeberapa forum maupun
media massa. Hasil survei Indeks Pembangunan Manusia Human Development IndexHDI pada tahun 2013 menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat
111 dari 182 negara Asia dan Afrika UNDP, 2013. Rendahnya kualitas sumber daya manusia SDM di Indonesia berkaitan
juga dengan kurangnya pendidikan karakter Liyuwanadefi, 2013. Pendidikan karakter hendaknya ditanamkan sejak dini, salah satu cara menanamkan
pendidikan karakter yaitu melalui pendidikan formal sekolah Winarni, 2013. Namun kenyataannya, karakter peserta didik di Indonesia cenderung negatif.
Tidak jarang kita lihat pemberitaan dimedia massa yang menggambarkan rendahnya karakter peserta didik, seperti kasus tawuran antar pelajar, kecurangan
saat ujian, dan yang paling sering adalah pelanggaran disiplin sekolah Koes, 2012; Depiyanti, 2012; Warsono, 2010; Rifki, 2011.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah mutu pendidikan dan karakter peserta didik adalah dengan melaksanakan
penyempurnaan dan perubahan kurikulum. Mulai tahun ajaran 20132014 pemerintah memberlakukan kurikulum 2013. Berdasarkan Permendikbud No. 59
Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah saintifik dalam pembelajaran dan penilaian
otentik yang menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari pembelajaran. Seiring dengan perkembangan kurikulum, pendayagunaan bahan ajar
harus ditingkatkan kualitasnya Arlitasari, dkk., 2013. Bahan ajar mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar bermutu
harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, serta dapat
menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai Situmorang, 2013. Di samping itu, inovasi pembelajaran dan integrasi
pendidikan karakter di dalam bahan ajar dapat memberi peluang meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan budaya di
Indonesia Situmorang, 2013. Inovasi pembelajaran yang dituangkan di dalam bahan ajar sangat penting sehingga dapat memberikan hasil belajar lebih baik dan
peningkatan kualitas lulusan dalam mengisi lapangan kerja Yusfiani dan Situmorang, 2011; Folb, 2011; Goto, dkk., 2010.
Salah satu jenis dari bahan ajar adalah buku ajar. Buku ajar yang baik harus selalu mengikuti perkembangan teknologi, seni dan realitas kehidupan di
dalam masyarakat yang semakin mengglobal Ho, dkk., 2009; Corrigan, dkk., 2009; Howe, 2009. Buku ajar dapat menjadi media pembelajaran yang sangat
berarti, apabila dipergunakan sebagai alat komunikasi untuk membawa suatu informasi akurat dari sumber belajar kepada pembelajar. Buku ajar merupakan
sumber belajar yang sangat penting untuk mendukung tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran, sehingga diyakini sebagai guru yang baik,
setia, objektif, tidak pernah jemu, dan menjadi jendela informasi Zevenbergen, dkk., 2010; Rudzitis, 2003. Buku ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013 untuk
kelas X SMAMA telah diterbitkan oleh 4 penerbit yaitu Tiga Serangkai, Jatra, Platinum, dan Bina Aksara.
Buku penerbit Tiga Serangkai A dan Jatra B pada pokok bahasan ikatan kimia telah dianalisis oleh beberapa pakar ahli guru dan dosen. Hasil
analisis tersebut menyatakan bahwa buku penerbit A dan B pada pokok bahasan ikatan kimia belum sepenuhnya sesuai dengan kurikulum 2013. Dalam buku
Kimia Berbasis Eksperimen penerbit A dan buku penerbit B, pada pokok bahasan ikatan kimia masih terdapat kesalahan urutan subtopik yang belum sesuai dengan
sistematika keilmuan. Seperti, subtopik senyawa polar dan nonpolar seharusnya disajikan setelah mempelajari ikatan kovalen, namun kenyataannya senyawa polar
dan nonpolar disajikan setelah mempelajari bentuk molekul. Selain itu, uraian
materi yang belum menggambarkan saintifik. Oleh karena masih banyak kekurangan dari buku ajar penerbit A dan B pada pokok bahasan ikatan kimia,
maka perlu dilakukan pengembangan bahan ajar yang bertujuan untuk mewujudkan bahan ajar yang dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar,
indikator, bermakna terhadap prestasi belajar dan memenuhi kriteria standar mutu Gravagna, 2009; Hosler dan Boomer; 2011; Fastre, dkk., 2010. Pendayagunaan
sumber belajar secara maksimal akan dapat menggali ilmu pengetahuan secara lengkap sesuai dengan tingkat perkembangan siswa Jippes, dkk., 2010; Bentley,
dkk., 2010. Pengadaan bahan ajar bermutu dan menanamkan pendidikan karakter menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Lee, dkk., 2010;
Stein, dkk., 2001; Regsdale dan Saylor, 2009. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian pengembangan
bahan ajar kimia pada pokok bahasan ikatan kimia sesuai dengan kurikulum 2013,
dengan judul penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Ikatan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah-masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Apakah judul bahan ajar kimia kelas X semester I penerbit A dan B sesuai dengan kompetensi dasar KD yang harus dicapai?