49
Keterangan:
r
xy
= koefisien korelasi Product Moment N = banyaknya item
X = angka mentah untuk variabel X Y= angka mentah untuk variabel Y
Uji validitas pada penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi product moment. suatu instrument dinyatakan valid jika r hitung r tabel.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah “indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan” Singarimbun, 1989:140. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
mengukur gejala yang sama.
2 2
11
1 1
t b
V k
k r
keterangan: r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b
= jumlah varian butiritem
2 t
V
= varian total
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
xy
50
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas r
11
0,6.
8. Teknik Analisis Data
Penelitian ini bersifat eksplanatif sehingga teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data infrensial. Berikut adalah penjabaran teknik
analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini berdasarkan jenis data masing-masing variabel, antara lain:
a. Regresi Linear Sederhana
Teknik uji regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan
umum regresi linear sederhana adalah Sugiyono, 2008: 270 : Keterangan:
Y’ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X= 0
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b + maka naik
tetapi bila - maka terjadi penurunan. X =
Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Y’ = a +bX
51
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah dan perkembangan PT. Madubaru PG-PS Madukismo
Yogyakarta di tahun 1941 mempunyai banyak sekali pabrik gula, di wilayah yang kurang lebih luasnya 3.1850.80 km
2
terdapat 17 pabrik gula, yaitu : PG Randu Gunting, PG Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG Wonocatur, PG
Padokan, PG Bantul, PG Barongan, PG Sewu Galur, PG Gondonglipuro, PG Pundong, PG Gesikan, PG Rewulu, PG Demakijo, PG Cebongan, PG Beran, PG
Medari, dan PG Sendangpitu. Seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya banyak pabrik gula yang
mengalami gulung tikar, hal ini disebabkan karena harga gula yang jeblok. Selain itu, pada tahun 1931 terjadi kesepakatan perdagangan gula yang
kemudian dikenal sebagai Charbourne Agreement, dimana dalam perjanjian itu disebutkan bahwa pemerintah Belanda diharuskan mengurangi jum lah produksi.
Pulau Jawa hanya mendapatkan jatah 1,4 ton per tahun jumlah produksinya yang tadinya sekitar 3 ton. Inilah kemudian, yang menyebabkan tumbangnya pabrik
– pabrik gula, tak terkecuali di Yogyakarta. Sekitar sembilan pabrik gula saja yang
masih mampu bertahan akibat perjanjian ini, yakni: PG Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG Padokan, PG Gondang Lipuro, PG Gesikan, PG Cebongan,
PG Beran serta PG Medari. Sangat disayangkan pada masa setelah kemerdekaan, pabrik
–pabrik gula yang masih tersisa itu dibumi hanguskan oleh Belanda. Tepatnya, pada tanggal