Efisiensi Tiang pancang Perhitungan dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

lxxxiii Tabel 4.3. Penurunan Elastis Tiang Tunggal Lokasi titik Penurunan untuk tiang friksi Penurunan untuk tiang dukung ujung Penurunan elastis tiang tunggal BH-1 2,44 mm 2,56 mm 12,20 mm Maka dengan memperoleh hasil penurunan yang lebih kecil dari batas penurunan maksimum yaitu 12,20 mm 25,4 mm dapat disimpulkan bahwa pondasi aman terhadap penurunan elastis.

4.5. Efisiensi Tiang pancang

Nilai pengali terhadap kapasitas daya dukung ultimit tiang tunggal dengan memperhatikan pengaruh kelompok tiang disebut efisiensi tiang. Adapun data tiang kelompok: m= 12 n= 2 S= 1500 mm D= 600 mm Gambar 4-1. Kelompok tiang � = ��� �� � � � = ��� �� 0.6 1.50 = 21,801 ̊ • Metode Converse – Labore Formula AASHO Syarat jarak antar tiang Universitas Sumatera Utara lxxxiv � ≤ 1,57. �.�.� �+�−2 1,5 m ≤ 1,57 ∗0,6∗12∗2 12+2 −2 1,5 m ≤ 1,88 m … … … … … … … … … … … … . . Aman �� = 1 − � 90 � − 1� + � − 1� � . � �� = 1 − 21,801 90 2 − 1 ∗ 12 + 12 − 1 ∗ 2 12 . 2 �� = 1 − 0,343 = 0,657 ≈ 0,66 Tabel 4.4. Tabel Daya dukung ultimit tiang pancangMetode Converse – Labore Formula Metode Efisiensi Jumlah Tiang Daya dukung tiang tunggal Ton Daya Dukung Tiang Kelompok Ton SPT 0,66 24 779,34 12344,75 DANISH 0,66 24 439,82 6966,76 ENR 0,66 24 488,90 7744,18 MEH 0,66 24 255,25 4043,16 • Metode Los Angeles Group � � = 1 − � �. �. �. � �� � − 1 + �� − 1 + √2� − 1� − 1� �� = 1 − 0,6 � ∗ 1,5 ∗ 12 ∗ 2 � 122 − 1 + 212 − 1 + √212 − 12 − 1� �� = 1 − 0,263 = 0,737 ≈ 0,74 Tabel 4.5. Tabel Daya dukung ultimit tiang pancang dengan Metode Los Angeles Metode Efisiensi Jumlah Tiang Daya dukung tiang tunggal Ton Daya Dukung Tiang Kelompok Ton SPT 0,74 24 779,34 13841,08 DANISH 0,74 24 439,82 7811,20 ENR 0,74 24 488,90 8682,86 MEH 0,74 24 255,25 4533,24 Universitas Sumatera Utara lxxxv

4.6. Perhitungan dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Pada Metode Elemen Hingga daya dukung yang akan dihitung adalah daya dukung aksial pondasi tiang pancang.Pemodelan tanah yang digunakan adalah model Mohr – Coulomb dengan analisis axisymmetric, yaitu kondisi awal digambarkan seperempat namun sudah mewakili sisi yang lain karena dianggap simetris. Pada model ini perilaku tanah dianggap bersifat plastis sempurna. Gambar 4-2.Parameter Tanah kohesi, sudut geser dalam , dan berat jenis tanah saturated yang di peroleh dari Allpile. Model Mohr – Coulomb merupakan pemodelan umum dalam penyelidikan tanah dimana model ini membutuhkan parameter seperti Modulus Young, E stiffness modulus, Poisson’s ratio υ, sudut geser dalam ø, kohesi c, sudut dilantansi Ψ, dan berat isi tanah γ.Dari hasil uji SPT dan laboratorium ini diambil dari penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh CV.Citra Soil Konsultan. Karena keterbatasan data, maka sebagian parameter tanah seperti sudut geser dalam ø, berat isi tanah jenuh dan kohesi c, diambil dari bantuan Program Universitas Sumatera Utara lxxxvi Allpile. Sementara untuk γ unsaturated diperoleh dengan cara mengurangi γ saturated sebesar 9,81 berat isi air. Pemodelan dan parameter tanah tiap lapis Tabel 4.7 menyajikan data yang akan mempermudah proses pemodelan tanah dalam program Metode Elemen Hingga. 1. Langkah pertama dalam pemodelan tanah pada program Plaxis adalah mengatur parameter dasar dari model elemen hingga. Hal ini dilakukan pada jendela pengaturan global general setting. 2. Kemudian menggambarkan struktur tanah yang ingin dianalisa. Pilih garis geometri geometry line dengan mengambil lebar sebesar 20d d = diameter tiang dan kedalaman tanah sebesar 30m. Gambar 4-3. Lembar Tab Proyek dari Jendela General setting 3. Untuk membentuk kondisi batas, klik tombol jepit standar maka akan terbentuk jepit penuh pada bagian dasar dan jepit rol pada sisi-sisi vetikal. Universitas Sumatera Utara lxxxvii Gambar 4-4. Gambar struktur tanah yang akan dianalisa Tabel 4.6.Tabel data tiang pancang No Keterangan Nilai 1 Lokasi Bore Hole 1 2 Jenis Pondasi Tiang Pondasi tiang pancang 3 Diameter Tiang m 0,6 4 Panjang Tiang m 21,8 5 Luas Penampang m 2 0,283 6 Modulus Elastisitas E kNm 2 36406043 7 Momen Inersia I m 4 0,00678 8 EA kNm 10295628,96 9 EI kNm 2 m 246832,97 10 Angka Poisson μ 0,12 4. Gambarkanlah struktur tanah tersebut sesuai dengan kedalaman lapisan- lapisan tanah di lapangan.Kemudian masukkan data material dengan Universitas Sumatera Utara lxxxviii dengan menggunakan tombol material sets. Pilih soil interface pada set type . Inputmaterial set pada bore hole1 dengan 5 jenis lapisan tanah, dimana material mode adalah Mohr Coloumb dan material set adalah drained untuk pasir. Sedangkan untuk tiang pancang material mode adalah elastic. Gambarkan tiang bor yang menggunakan tombol pelat plate.Gambarkan sampai kedalaman 22 m. Tabel 4.7 Input Parameter Tanah untuk Program Metode Elemen Hingga Lokasi Bore Hole 1 Kedalaman m No Lap Jenis tanah dan Konsistensi tanah Tebal lap m MAT m Dsat kNm 3 D uns et kN m 3 kx mday ky mday Es kNm 2 μ C kNm 2 ø Ψ 3 1 Silty Sand N=4 3 -2,65 16,5 6,69 8,64 8,64 5500 0,25 0,008 29 loose 6 2 Silty clay N=7 3 - 19,6 9,79 0,000864 0,000864 5000 0,35 41,9 Medium 12 3 Silty sand N=9 6 - 18,2 8,39 8,64 8,64 5500 0,25 0,008 33,5 3,5 Loose 18 4 Silty Sand N=42 6 - 19,2 9,39 8,64 8,64 25000 0,35 0,008 37,5 7,5 Dense 30 5 Silty Sand N=57 12 - 21,2 11,39 86,4 86,4 55200 0,35 0,008 41,2 11,2 Very Dense Universitas Sumatera Utara lxxxix 5. Gambarkan beban permukaan surface load dengan memilih sistem beban terpusat A point loads. 6. Langkah selanjutnya adalah dengan membuat kondisi batas boundary conditions , dengan mengklik tombol standard fixities . Sebagai hasilnya, program akan mendefenisikan tanah seperti mengalami kondisi tumpuan jepit penuh pada bagian dasar dan kondisi tumpuan jepit – rol pada sisi vertikal. 7. Klik pada tombol generatemesh, akan tampil distribusi elemen mesh pada jendela output. Klik tombol Update untuk kembali pada tampilan awal. Kemudian klik tombol initial conditions untuk memodelkan muka air tanah. 8. Klik pada tombol phreatic level untuk menggambarkan kedalaman muka air tanah. Kemudian klik tombol generate water pressure untuk mendefenisikan tekanan air tanah. Gambar 4-5.Input data material set Universitas Sumatera Utara xc 9. Klik tombol kalkulasi calculate untuk memulai perhitungan daya dukung tiang pancang. Gambar 4-6. Besar Nilai Penurunan yang Terjadi Setelah Hasil Perhitungan Berdasarkan perhitungan program Plaxis dihasilkan penurunan sebesar 18,72 mm lebih kecil dari batas penurunan maksimum yaitu 18,72 mm 25,4 mm maka pondasi dinyatakan aman terhadap penurunan. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Plaxis di dapat nilai Σ Msf fase 2 sebelum konsolidasi sebesar 5,109 Gambar 4-7. Maka nilai Q u adalah : Q u = Σ Msf x 500 kN = 5,109 x 500 kN = 2554,5kN= 255,45Ton Universitas Sumatera Utara xci Gambar 4-7. Hasil kalkulasi dan besar nilai MSF pada fase 2 Gambar 4-8. Nilai Phi Reduction Titik Bore Hole 1 pada Fase 4Sesudah Konsolidasi Nilai Σ Msf fase 4 setelah konsolidasi sebesar 5,111 Gambar 4-8. Q u titik bore hole1adalah : Q u = Σ Msf x 500kN = 5,111 x 500kN = 2555,5 kN = 255,55 Ton Universitas Sumatera Utara xcii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Diameter 0,6 Meter Berdasarkan Perhitungan Analitis dan Metode Elemen Hingga (Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Medan – Kualanamu)

3 114 155

Analisis Daya Dukung Pondasi Bored Pile Diameter 0,8 Meter Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Proyek Pembangunan Hotel Sapadia Medan

17 153 144

Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang pada Titik Bore Hole - 01 dengan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus : Hotel Medan Siantar Sinaksak – Pematang Siantar)

3 76 181

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

1 1 13

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

0 0 1

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

0 0 4

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

0 1 63

Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan - Binjai

0 1 2

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG TUNGGAL DIAMETER 0,6 METER BERDASARKAN PERHITUNGAN ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA (PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN

0 0 19

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE DIAMETER 0.8 METER MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA PADA PROYEK

0 4 16