d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari materi pembelajaran e.
Mendorong dan mengisnpirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pada pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran f.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan g.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik dalam sistem penyajiannya
Keterkaitan antara pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik yaitu pembelajaran tematik yang menggunakan dasar penggabungan beberapa mata pelajaran menggunakan tema yang telah
disesuaikan, dan fungsi dari pendekatan saintifik adalah untuk menjadi metode pembelajaran yang akan membantu proses pembelajaran menjadi lebih mudah yang telah disesuaikan dengan
tujuan dari pembelajaran dan penyampaian materi tersebut.
2.2 Pendekatan Saintifik
Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik atau ilmiah dalam pembelajaran. Permendikbud No.56 tahun 2013 tentang
standar proses pendidikan dasar dan menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah.
Pembelajaran dengan pendektan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta
didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan saintifik, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, todak bergantung pada informasi searah dari
guru Imas dan Berlin, 2014. Menurut Sudarwan, dalam abdul, 2014. Pendekatan saintifik bercirikan penonjolan dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-
prinsip atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut :
1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda atau dongeng semata
2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-pesetta didik terbebas
dari prangsangka yang menyimpang dari alur beripikir logis. 3.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistik, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau
materi pembelajaran. 4.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama laindan substansi atau materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.