Alat dan Bahan Desain Penelitian Pelaksanaan Penelitian 1 Persiapan Wadah

18

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2010 selama 40 hari, di Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar LRPTBPAT Sukamandi, Subang-Jawa Barat.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu : 1. Akuarium berukuran 60 x 30 x 40 cm sebanyak 12 buah 2. Cawan Petri 3. Hi-Blow untuk aerasi 4. Timbangan analitik 5. Water Quality cheker 6. Serok ikan 7. Plankton net 8. Galon 9. Bak pemeliharaan sementara 10. Selang sipon 11. Penggaris 19 12. Mikroskop 13. Ember plastik Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Larva ikan patin pasupati setelah menetas dengan bobot rata-rata 0,0008 gram. Larva yang digunakan sebanyak 30.000 ekor. 2. Pakan selama pemeliharaan artemia, tubifex dan pellet ukuran crumble 0,425 x 0,71 mm ; 0,71 x 1 mm, dan 1 x 2,3 mm. Pellet yang diberikan mengandung protein 40, moisture 11 , lemak 6, dan serat 3.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah : Model statistik yang digunakan adalah Mattjik dan Sumertajaya, 2002 : Yij = μ + τi + εij Keterangan : Yij : Pengaruh kepadatan tebar pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ : Rataan umum τi : Pengaruh kepadatan tebar ke-i εij : Galat percobaan kepadatan tebar ke-i dan ulangan ke-j 20 D. Pelaksanaan Penelitian D.1 Persiapan Wadah Wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 60 x 30 x 40 cm sebanyak 12 buah. Akuarium diisi air sebanyak 40 liter, pengukuran menggunakan gelas ukur . Akuarium dilengkapi dengan aerasi. Persiapan ini dilakukan dua hari sebelum penebaran benih dilakukan. D.2 Penebaran Benih Benih yang digunakan adalah larva dari hasil pembenihan buatan. Larva yang menetas dari corong penetasan kemudian diambil menggunakan serok dan dimasukkan ke dalam baskom dan ditempatkan ke dalam bak pemeliharaan sementara. Kemudian dilakukan perhitungan larva sesuai perlakuan yang diberikan. Larva ditimbang dan diukur panjangnya dengan cara disampel. Sampel dilakukan dengan mengambil 10 ekor larva untuk setiap akuarium. Kemudian larva yang telah dihitung dimasukkan ke dalam akuarium sesuai perlakuan 25 ekorliter, 50 ekorliter, 75 ekorliter dan 100 ekorliter. D.3 Perlakuan Kepadatan Tebar Larva ikan patin pasupati dipelihara di akuarium dengan kepadatan tebar yang berbeda, yaitu 25 ekorliter, 50 ekorliter, 75 ekorliter, dan 100 ekorliter. Umur larva yang ditebar adalah satu hari setelah larva menetas dari hasil pembenihan buatan dan dilakukan pemeliharaan selama 40 hari. Pengacakan perlakuan dilakukan dengan sistem pengundian. 21 D.4 Pemeliharaan Selama pemeliharaan diberikan tiga jenis pakan yaitu nauplii artemia, tubifex dan pellet. Pakan awal yang diberikan pada larva ikan patin pasupati adalah nauplii artemia sp. Pakan jenis ini diberikan pertama kali setelah larva berumur + 36 jam dan diberikan selama 2 hari. Frekuensi pemberian nauplii artemia sp diberikan setiap 2 jam. Di hari ke 3 sampai 7 pemberian pakan nauplii artemia sp diberikan setiap 3 jam. Pakan kedua berupa tubifex yang diberikan setelah umur larva 7 sampai 14 hari. Selanjutnya diberikan pakan buatan berukuran crumble 0,425 x 0,71 mm. Pakan ini diberikan setelah ikan berumur 15 hari. Untuk umur 19 sampai 23 diberikan pakan berupa pellet dengan ukuran crumble 0,71 x 1 mm. Pellet ini diberikan setiap 3 jam sekali. Sedangkan umur 24 sampai 40 hari diberikan pakan berupa pellet dengan ukuran 1 x 2,3 mm dengan 6 kali pemberian pakan selama satu hari. Pellet yang diberikan mengandung protein tinggi 40, moisture 11 , lemak 6, serat 3 . Pertumbuhan dapat diketahui dengan melakukan sampling setiap 10 hari sekali. Pengamatan kualitas air dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu selama pemeliharaan. Pengukuran kualitas air ini dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 WIB dan sore hari sekitar pukul 16.30 WIB. Pengamatan amonia dan nitrit dilakukan sebanyak satu kali selama satu minggu. Kualitas air dipertahankan dengan cara penyiponan setiap hari. Sipon dilakukan dengan menggunakan selang kecil. Penggantian air dilakukan setelah dilakukan penyiponan setiap harinya. Penggantian air sebanyak dua kali dalam sehari dilakukan setelah benih diberi pakan berupa pellet, pada pagi dan sore hari. Air yang terbuang dari aktivitas 22 sipon akan diganti dengan air yang diambil dari sumber air atau tandon menggunakan selang air dan disaring menggunakan plankton net.

E. Parameter yang Diamati