Metode pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Analisis Data

c. Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti surat kabar, kamus hukum dan pedoman penulisan karya ilmiah.

D. Metode pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan dengan cara: a. Studi pustaka Cara ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan bahan-bahan teoritis dengan cara mengutip atau meresume bahan-bahan pustaka yang berhubungan dengan obyek penelitian lain yaitu : 1. Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen UUPK. 2. Peraturan Kepala BPOM RI No. Hk.00.05.42.2995 tentang Pengawasan Pemasukan Kosmetik. 3. Peraturan Kepala BPOM RI No. HK.00.05.1.23.3516 tentang Izin Edar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen Makanan dan Makanan Yang Bersumber, Mengandung, Dari Bahan Tertentu dan Atau Mengandung Alkohol. 4. Keputusan Kepala BPOM No. HK.00.05.4.1745 tentang Kosmetik, literatur- literatur, dan sumber lainnya. b. Studi Dokumen Studi Dokumen adalah dengan cara membaca, menelaah, dan mengkaji Surat Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang No. 641Pid.B2006PN.TK. c. Wawancara Wawancara dilakukan secara bebas dengan Bapak Drs. Hartadi,Apt., Ka. Bidang Unit Layanan Pengaduan konsumen BBPOM Bandar Lampung dan Bapak Ramadhan, Apt., Ka. Bidang Unit Penyidikan BBPOM Bandar Lampung.

E. Metode Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seleksi data Seleksi data adalah memeriksa kembali apakah data yang diperoleh itu relevan dan sesuai dengan bahasan, selanjutnya apabila data ada yang salah akan dilakukan perbaikan dan terhadap data yang kurang lengkap akan dilengkapi. 2. Klasifikasi data Klasifikasi data adalah pengelompokan data sesuai dengan pokok bahasan agar memudahkan pembahasan. 3. Sistematika data Sistematika data adalah penelusuran data berdasarkan urutan data yang telah ditentukan sesuai dengan ruang lingkup pokok bahasan secara sistematis.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan cara menafsirkan, menginterpretasikan, dan mengklasifikasikan data yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan dan hasil wawancara dengan menggunakan kerangka teori dan kerangka konsep yang hasilnya diuraikan dan dijelaskan kedalam bentuk kalimat yang jelas, teratur, logis dan efektif sehingga diperoleh gambaran yang jelas tepat, dan dapat ditarik suatu kesimpulan sehingga dari beberapa kesimpulan tersebut dapat diajukan saran-saran.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Peraturan-peraturan mengenai izin edar kosmetik yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini BPOM dalam rangka perlindungan konsumen kosmetik dewasa ini telah cukup memadai, karena setiap sektor yang dirasa bersinggungan dengan izin edar kosmetik telah di keluarkan regulasinya. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap aspek yang di atur dalam masing-masing peraturan tersebut. Sebagai contoh, dalam menanggapi mulai terbukanya pasar domestik Indonesia dalam menerima produk asing telah di antisipasi oleh pemerintah dalam hal ini BPOM dengan mengeluarkan Per. Ka. BPOM tentang Pengawasan Pemasukan Kosmetik. Selain itu Per. Ka. tentang Izin Edar Produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen Makanan dan Makanan Yang Bersumber, Mengandung, Dari Bahan Tertentu dan Atau Mengandung Alkohol yang dikeluarkan dalam rangka antisipasi pemerintah dalam menanggapi isu mengenai adanya kandungan Babi dan Alkohol dalam kosmetik yang meresahkan masyarakat Muslim. Adapun untuk peredaran kosmetik di dalam negeri sendiri telah diatur dalam Kep. Ka. BPOM tentang

Dokumen yang terkait

PERANAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN AKIBAT PEREDARAN PRODUK MAKANAN YANG TIDAK MEMENUHI STANDARISASI MUTU (Studi di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Surabaya)

0 4 2

UPAYA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANDAR LAMPUNG DALAM MENANGGULANGI PEREDARAN KOSMETIK TANPA IJIN EDAR

0 24 58

PERAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN LAMPUNG DALAM PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PENJUALAN OBAT TRADISIONAL TANPA IZIN EDAR

0 12 57

Kinerja Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Bandar Lampung Dalam Mengawasi Peredaran Kosmetik Ilegal Di Propinsi Lampung

1 19 73

PELAKSANAAN PENGAWASAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TERHADAP PEREDARAN KOSMETIK ILEGAL PADA KLINIK KECANTIKAN DI BANDAR LAMPUNG

6 69 92

PERANAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK SUPLEMEN FITNES TANPA IJIN EDAR DI WILAYAH BBPOM DI DENPASAR.

0 0 13

PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS PELANGGARAN PENANDAAN PADA PRODUK KOSMETIK (STUDI PADA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI DENPASAR).

0 0 19

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Produk Kosmetik Berbahaya Yang Mencantumkan Nomor Izin Edar Badan Pengawas Obat Dan Makanan Palsu (Studi Pada : BPOM Medan)

0 5 10

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Produk Kosmetik Berbahaya Yang Mencantumkan Nomor Izin Edar Badan Pengawas Obat Dan Makanan Palsu (Studi Pada : BPOM Medan)

0 0 1

PENEGAKAN HUKUM OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP AIR MINUM DALAM KEMASAN TANPA IZIN EDAR

1 2 23