Mekanisme Pembiayaan Murabahah di BMT Nurul Falah 1. Pengertian Pembiayaan Murabahah.

48 Biaya administrasi tersebut diambil oleh manajemen BMT dengan mengasumsikan biaya apa saja yang akan dikeluarkan oleh pihak BMT dalam setiap tahunnya untuk keperluan administrasi BMT dan biaya yang harus ditanggung oleh BMT dalam menjalani bisnis ini, dengan asumsi tersebut maka tidak adanya standar yang menyatakan tentang biaya-biaya yang terkait dengan pembiayaan suatu nasabah. Selain itu hal ini juga ditempuh untuk menutupi dari pengeluaran yang dikeluarkan oleh BMT kepada nasabah yang permohonan pembiayaannya tidak disetujui oleh BMT. Keuntungan yang disepakati dalam pembiayaan Murabahah adalah hasil dari pembicaraan dari pihak nasabah dengan pihak BMT Nurul Falah dimana dalam pembicaraan tersebut menentukan berapa besar keuntungan yang akan diambil oleh pihak BMT, hal ini dikarenakan Murabahah merupakan pembiayaan dengan prinsip jual beli. Akan tetapi, setiap lembaga keuangan pastilah mempunyai batas limit dari keuntungan yang harus mereka peroleh kerena lembaga keuangan tentunya membutuhkan dana yang cukup untuk menggaji karyawan dan operasionaal kantor. Adapun batas limit yang diterapkan di BMT Nurul Falah yaitu sebanding dengan 2 perbulan dari harga dasar suatu barang tersebut. Dalam pembiayaan Murabahah terutama yang bertujuan untuk pembelian kendaraan bermotor nasabah dapat memberikan uang muka kepada BMT dalam pembelian kendaraan bermotor, dan besarnya uang muka yaitu 30 dari harga pembelian motor. Hal ini terkait dengan sifat dari pembiayaan ini yang 49 menggunakan prinsip jual beli dalam operasionalnya, maka dari itu pihak BMT hanya memberikan pembiayaan menurut besarnya kekurangan dari pembelian kendaraan bermotor tersebut. Mark up dari pembiayaan yang menggunakan uang muka adalah disesuaikan dengan besarnya kekurangan dari pembelian tersebut. Dalam pembebanan mark up kepada nasabah tentunya setiap lembaga keuangan mempunyai standarisasi yang berbeda-beda. Demikian pula yang ada di BMT Nurul Falah dimana standarisari mark up mengalami perubahan dari semenjak berdiri BMT ini. Standarisasi mark up BMT dari semenjak berdiri sampai tahun 2015 sebesar sebanding dengan 2,3 perbulan dari pembiayaan yang disetujui. Akan tetapi ketika tahun 2014 sampai sekarang pihak BMT memberikan standar sebesar sebanding dengan 2 perbulan dari pembiayaan yang disetujui. Turunnya standarisasi tersebut tidak lepas dari turunnya SBI pada waktu itu. 45 Sebuah lembaga keuangan yang beroperasi dengan sistem syari’ah BMT Nurul Falah dalam mengucurkan dana kepada masyarakat berupa pembiayaan juga berprinsip syari’ah. Seperti kita ketahui pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang berprinsip sesuai dengan jual beli, maka dari itu dalam pelaksanaannya pun haruslah demikian. Dalam jual beli adanya tawar menawar dari pihak penjual dan pembeli, ini juga berlaku di BMT Nurul Falah yang 45 Wawancara dengan Bapak Bahrudin, Bag. Div. Pembiayaan BMT Nurul Falah pada tanggal 03 Agustus 2015 50 menggunakan pembiayaan ini dimana pihak nasabah diberikan hak untuk menawar mark up yang akan ditentukan oleh pihak BMT. Sistem pembayaran dari pembiayaan Murabahah dapat dilakuakan secara tunai dan angsuran. Secara tunai yaitu ketika nasabah pesan barang dan barang sudah ada maka pihak nasabah dapat langsung membayarnya dengan kontan, adapun secara angsuran yaitu nasabah dapat mengangsur setiap bulannya sampai batas waktu pembayaran yang disepakati selesai. Adapun untuk jatuh tempo pembayaran pihak BMT memberikan batas maksimal jatuh tempo adalah dua tahun, karena pembiayaan ini adalah pembiayaan kepemilikan barang yang mana sifat dari pembiayaan ini rata-rata untuk kepentingan konsumtif. Untuk perhitungan angsuran dibedakan antara angsuran pokok dan angsuran mark up, angsuran pokok adalah angsuran dari kekurangan untuk pembelian barang, adapun angsuran mark up adalah angsuran keuntungan yang diterima oleh BMT sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Khusus untuk pembiayaan dengan tujuan pembelian sepeda motor dengan menggunakan uang muka terjadi perbedaan dalam angsuran, akan tetapi perbedaan tersebut tidak pada mark up akan tetapi dikarenakan jatuh tempo yang disepakati berbeda. Jaminan merupakan sesuatu yang harus ada dalam suatu pembiayaan. Karena, jaminan merupakan suatu bentuk keterikatan antara pihak lembaga penyedia dana dengan pihak pemuhon dana. Hal ini juga yang berlaku di BMT Nurul Falah dimana seseorang yang mengajukan pembiayaan haruslah 51 melampirkan jaminan yang akan dijaminkan kepada pihak BMT. BMT Nurul Falah dalam mengartikan jaminan adalah segala sesuatu yang dapat dinominalkan, adapun besarnya jaminan adalah sesuai dengan batas limit dari pengajuan pembiayaan oleh pemohon pembiayaan. Bentuk dari jaminan yang biasa digunakan oleh pemohon dalam mengajukan pembiayaan bisa berupa BPKB ataupun sertifikat tanah dari pemohon, selain dari jaminan tersebut pihak pemohon juga bisa menjaminkan barang seperti TV, kulkas dll. Akan tetapi, untuk jaminan yang berupa TV atau kulkas tersebut hanya dibolehkan untuk jenis pembiayaan yang nominalnya tidak lebih dari Rp.500.000. hal ini dikarenakan nilai jaminan haruslah sesuai dengan batas limit dari permohonan pembiayaan. 46 Apabila nantinya terjadi kemacetan dalam pengangsuran maka posisi jaminan akan tetap, akan tetapi, ketika waktu jatuh tempo belum dapat melunasinya dan dilakukan proses rescuduling maka nilai dari jaminan tersebut akan ditaksir ulang sesuai dengan sisa dari angsuran yang harus dibayarkan oleh nasabah tersebut. Apakah masih sesuai dengan batas limit dari pembiayaan atau tidak sesuai dan diperlukan tambahan jaminan lagi. Penyitaan atau penarikan jaminan oleh pihak BMT dapat dilakukan apabila setelah dilakukan penelitian pihak nasabah dianggap tidak adanya suatu niatan untuk melunasinya. Adapun jaminan yang berupa kendaraan bermotor proses 46 ibid 52 rescuduling hanya boleh dilakukan sebanyak dua kali, setelah dua kali maka nasabah diwajibkan untuk membayar kekurangan dari angsuran atau akan ada penarikan dari jaminan, hal ini dikarenakan nilai dari motor tersebut semakin tahun maka akan semakin turun dan hal itu tidak sesuai lagi dengan batas limit jaminan yang ditetapkan. Adapun yang menggunakan jaminan berupa sertifikat tanah maka proses rescuduling dapat dilakukan sampai tiga kali dan dari pihak nasabah ataupun dari keluarga diwajibkan untuk menebus apa yang menjadi jaminan. Adapun besarnnya tebusan yaitu sesuai dengan kekurangan dari angsuran nasabah. Di BMT Nurul Falah aplikasi Murabahah di terapkan pada dua macam pembiayaan: a. Pembiayaan Modal Usaha. Pembiayaan Modal Usaha di berikan kepada mereka yang ingin memperoleh barang yang digunakan untuk menunjang usaha mereka atau untuk berwirausaha. Seperti untuk pembelian motor yang nantinya digunakan untuk bekerja sebagai tukang ojek atau untuk pembelian alat- alat kantor yang mana digunakan untuk memperluas dan mempernyaman kantor yang digunakan untuk usaha dan juga pembelian komputer untuk mendirikan usaha rental komputer. Adapun mekanismenya sama dengan pembiayaan yang lain hanya di tambah dengan anggunan yang akan di jaminkan kepada pihak BMT. b. Pembiayaan Pemilikan Barang 53 Pembiayaan Pemilikan Barang diberikan kepada mereka yang membutuhkan barang untuk kepentingan konsumtif seperti pembelian sepeda motor untuk digunakan sendiri dan renovasi rumah baik dari segi bahan bangunannya atau perabotnya. Adapun mekanismenya sama dengan pembiayaan yang diberikan dengan akad lainnya, hanya kalau itu di lakukan oleh kelompok atau perusahan maka harus menyertakan data kelompoknya dan slip gaji mereka serta akta pendirian suatu perusahaan tersebut. 2. Syarat dan Ketentuan Pembiayaan di BMT Nurul Falah 47 1. Syarat Pembiayaan - Sumber pendapatan tetap - Mengisi formulir pembiayaan yang lengkap - Mengisi surat pernyataan - Fotocopy KTPSIMpengenal lain suamiistri - Fotocopy kartu keluarga - Dapat dipercaya - Ada agunan - Membayar administrasi 2 dari pembiayaan yang diajukan - Materai 3000 sebanyak 3 lembar 47 Hasil wawancara dengan Bapak Bahrudin, Loc. cit. 54 - Menandatangi akad - Membuka tabungan Rp. 200.000,- 3 Mekanisme Pembiayaan Murabahah di BMT Nurul Falah 1. Prosedur Pengajuan 48 a. Nasabah mengajukan pembiayaan bisa langsung datang ke BMT Nurul Falah atau melalui marketing BMT Nurul Falah b. Customer Servise menanyakan keperluan nasabah, sekaligus menanyakan dari mana tahu BMT Nurul Falah c. Customer Servise memberikan penjelasan tentang persyaratan untuk mengajukan pembiayaan yang terdiri dari: - FC KTP suami istri - FC Kartu Keluarga - FC Akta Nikah - FC surat bukti kepemilikan agunan milik sendirikeluarga kandung jika diperlukan - Slip Gaji terakhir untuk karyawan swasta dan PNS d. Nasabah mengisi formulir dan menyerahkan persyaratan yang diminta pihak BMT Nurul Falah 48 Hasil wawancara dengan Bapak Bahrudin, Loc. cit. 55 e. Customer Servise mengecek persyaratan, jika ada kekurangan nasabah harus melengkapi persyaratan tersebut f. Kemudian bagian marketing melakukan survey kepada nasabah mengenai karakter, kondisi usaha, dan mencocokan data pada Surat Permohonan Pembiayaan SPP dengan kondisi nasabah yang sebenarnya, kemudian memeriksa berkas administrasi dan dokumen lainnya yang dibutuhkan. Hasil survey selanjutnya direkam dalam Laporan Hasil Pemeriksaan SPP untuk di analisa dan diteruskan kepada direksi. g. Pihak direksi selanjutnya mempertimbangkan hasil analisa pembiayaan dan memutuskan apakah pembiayaan disetujui untuk direalisasikan atau tidak. h. Untuk pembiayaan yang disetujui, maka admin. pembiayaan kemudian mempersiapkan akad pembiayaan murabahah dan berbagai dokumen yang dibutuhkan: Slip Setoran, Nota Pencairan Uang, Slip Penarikan, Tanda Terima Jaminan, Surat Pernyataan, Surat Pendebetan Rekening, Surat Kuasa Pendebetan Rekening, Surat Kuasa Pemindahtanganan Agunan dan Kartu Jadwal Angsuran. i. Apabila hasil survey menunjukan bahwa hasil pembiayaan tidak layak sehingga tidak dapat direalisasikan, maka marketing akan melakukan survey ulang kepada nasabah. Dalam hal ini nasabah dapat mengganti agunan apabila agunan nasabah tidak disetujui. 56 j. Mengadakan akad antara nasabah dengan BMT Nurul Falah. k. Dokumen yang lain yaitu bukti penyetoran, nota pencairan uang dan slip penarikan diteruskan ke bagian teller untuk pencairan dana pembiayaan. l. Bagian teller menyerahkan uang tunai kepada nasabah atau mentransfernya ke rekening tabungan nasabah. 2. Mekanisme Pembiayaan Umum Yang Diterapkan di BMT Nurul Falah Pengajuan Pembiayaan oleh Nasabah Pemenuhan data dan Dokumen Survey usaha dan jaminan Analisis Pembiayaan Penyusunan usulan pengajuan pembiayaan 1. Penandatangan akad 2. Pengikatan Jaminan 3. Pencairan Pembiayaan Tolak Persetujuan Komite 57 Keterangan: 1. Calon Nasabah datang untuk mengajukan pembiayaan BMT Nurul Falah. 2. Calon nasabah mengisi formulir serta menyerahkan data data yang dibutuhkan oleh pihak BMT. 3. Kemudian pihak BMT mensurvey usaha yang dimiliki oleh calon nasabah dan juga mensurvey jaminan yang diberikan oleh calon nasabah. 4. Admin Pembiayaan menganilis pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah. 5. Setelah dianalisis oleh admin pembiayaan kemudian menyusun usulan pengajuan pembiayaan yang diserahkan kepada kepala BMT Nurul Falah. 6. Kepala BMT menyetujui dan memutuskan pembiayaan yang diberikan sebatas maksimun dan selebihnya atas persetujuan direksi dan komisaris. 7. Jika pengajuan pembiayaan tidak disetujui maka akan ditolak. 8. Jika pengajuan pembiayaan disetujui oleh pihak BMT maka BMT akan membuat akad pembiayaan 9. Kemudian calon nasabah menandatangani akad, pengikat jaminan dan dilakukan pencairan pembiayaaan. 58

BAB IV EFEKTIFITAS PEMBIAYAAN MURABAHAH

DI BMT NURUL FALAH A. Analisis Terhadap Praktek Pembiayaan Murabahah di BMT Nurul Falah Lahirnya pembiayaan murabahah merupakan manifestasi dari akad murabahah yang secara histori dan normative digunakan dalam lembaga keuangan seperti BMT Nurul Falah. Pembiayaan murabahah yang dilakukan di BMT Nurul Falah mula – mula dimulai dari pengajuan pembiayaan yang dilakukan oleh pemohon pembiayaan dengan datang ke BMT Nurul Falah dengan membawa surat permohonan, yang mana dalam surat tersebut tercakup tujuan pembiayaan, jenis barang, sumber dana dan jangka waktu yang akan diambil oleh nasabah, setelah itu pemohon mengisi data untuk keperluan survey dari pihak BMT Nurul Falah. Setelah data lengkap maka pihak BMT Nurul Falah melakukan survey untuk menentukan kelayakan nasabah apakah memang layak untuk diberikan pembiayaan. Apabila dalam melakukan penelitian itu nasabah dinilai layak dan berhak mendapatkan pembiayaan maka dilakukan akad murabahah yang mana dalam akad tersebut tercakup berapa pembiayaan yang disetujui, jangka waktu pembayaran, jaminan serta mark up yang disetujui oleh kedua belah pihak setelah nasabah melakukan pencairan dana maka pembayaran biaya administrasi sebesar 2 dari total pembiayaan yang disetujui. 59 Akad merupakan ikatan kata antara si penjual dan pembeli. Umpa manya; ”aku jual barang kepadamu dengan harga sekian” kata si penjual “aku beli barangmu dengan harga sekian” sahut si pembeli, perkataan penjual dikatakan ijab dan kata si pembeli dikatakan qabul. 49 Adapun mengenai ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh BMT Nurul Falah bagi seseorang yang ingin mengajukan pembiayaan khusunya pembiayaan Murabahah di BMT Nurul Falah penulis anggap sudah sesuai dengan koridor Hukum Islam yang dalam hal ini adalah konsep jual beli dalam Islam, karena kalau dilihat dari ketentuan tersebut adanya syarat-syarat yang sesuai dengan syarat-syarat yang menjadikan sah dalam akad jual beli, seperti: i adanya orang yang berakad, yang mana dalam hal ini yang terjadi di BMT Nurul Falah adalah pihak pemohon sebagai pembeli dan pihak BMT Nurul Falah sebagai penjual. ii Ma‟kud alaih obyek akad yaitu sesuatu hal yang akan dibiayai oleh BMT Nurul Falah yaitu barang yang diminta oleh pemohon, serta iii adanya akad atau shighot, dalam hal ini sudah tertuang dalam surat perjanjian pembiayaan Murabahah. Jual beli belum dikatakan sah apabila belum terjadinya ijab qabul, sebab ijab qabul menunjukkan rela atau tidak rela seseorang dalam berakad. Dimana dalam pembiayaan di BMT Nurul Falah yaitu antara nasabah dengan pihak BMT Nurul Falah. Hal ini sesuai dengan surat An- Nisa’ ayat 29 yang berbunyi: 49 Idris Ahmad Wijaya, Fiqh Syafi‟i, Jakarta: Balai Pustaka, 1997 hlm 74 60 ض ت ع جت ت أ إ ط أ كأت آ أ ك إ سف أ قت ح Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantantara kamu.” 50 Pada dasarnya ijab qabul harus dilakukan dengan lisan, akan tetapi kalau tidak memungkinkan karena bisu, jauh dari barang yang dibeli maka boleh dengan perantara surat menyurat yang mengandung arti ijab qabul. 51 Dalam mekanisme pembiayaan Murabahah yang terjadi di BMT Nurul Falah ijab qabul dilakukan dengan surat menyurat yaitu dengan adanya surat perjanjian akad Murabahah yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yang mana dalam surat tersebut terdapat jumlah pembiayaan yang disetujui, jaminan yang dijaminkan, margin yang disepakati serta jatuh tempo yang disepakati antara nasabah dengan pihak BMT Nurul Falah. Dalam pembiayaan yang terjadi di BMT Nurul Falah dimana barang yang akan diminta untuk dibelikan oleh BMT Nurul Falah pihak nasabah harus menyertakan ciri- ciri yang jelas serta data suplaier yang diminta untuk membeli barang disana. Selain barang tesebut dibelikan oleh BMT Nurul Falah pihak BMT Nurul Falah juga mempunyai kebijakan dimana nasabah diberikan wewenang dengan penuh tanggung 50 M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah: Pesan, kesan dan keserasian Al Qur‟an volume 2, jakarta: Lentera Hati, 2002 hlm 411 51 Ibid hlm 74

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BAITUL MAAL WA TAMWILL (BMT) AT TAUBAH BANGIL

1 36 19

Evaluasi Pengendalian Internal Pembiayaan Murabahah Pada BMT Sidogiri

1 20 9

Pengaruh kompetensi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan yayasan Az-Zahra di Pondok Petir, Sawangan, Depok.

2 9 162

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mitra Dalam Memilih Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Di Bmt Berkah Madani Cimanggis Depok

3 12 105

STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PEMBIAYAAN MURĀBAHAH (Studi Kasus KJKS BMT Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Murābahah(Studi Kasus KJKS BMT Kube Colomadu Sejahtera).

0 3 15

PERAN PRODUK PEMBIAYAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PADA BMT NURUL BAROKAH SAMBI, BOYOLALI Peran Produk Pembiayaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada BMT Nurul Barokah Sambi, Boyolali (Studi Kasus BMT Nurul Barokah Sambi, Boyolali).

9 12 17

PENDAHULUAN Peran Produk Pembiayaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada BMT Nurul Barokah Sambi, Boyolali (Studi Kasus BMT Nurul Barokah Sambi, Boyolali).

0 0 8

PERAN PRODUK PEMBIAYAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PADA BMT NURUL BAROKAH SAMBI, BOYOLALI Peran Produk Pembiayaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada BMT Nurul Barokah Sambi, Boyolali (Studi Kasus BMT Nurul Barokah Sambi, Boyolali).

0 0 16

pandangan keristen tentang poligami stud

0 2 18

Risiko Akad dalam Pembiayaan Murabahah pada BMT di Yogyakarta (dari Teori ke Terapan)

0 0 15