Desain Penelitian Prosedur Penelitian

diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia Sukardi, 2009: 16.

1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat quasi eksperimen dengan pola non-equifalent control group design. Kelompok sampel ditentukan secara random. Kelas I Kelas X 1 melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai kelas eksperimen dan kelas II Kelas X 2 melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS sebagai kelas pembanding. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut: R 1 : O 1 A 1 O 2 R 2 : O 3 A 2 O 4 Sugiyono, 2011: 116 Keterangan: R1 : Kelas eksperimen ditetapkan secara random R2 : Kelas pembanding ditetapkan secara random O1 O3 : Pretest O2 O4 : Posttest A1 :Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT A2 : Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

2. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah. a. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas yang menjadi populasi kemudian digunakan sebagai sampel dalam penelitian. b. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan teknik cluster random sampling. c. Memberikan tes awalpre test pada semua subjek berkenaan dengan variabel dependen. Tes ini berguna untuk mengetahui kesetaraan dua kelompok. d. Memberikan perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas pembanding. Pada kelas eksperimen guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, pada masing-masing kelompok terdapat anak yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah. Tiap anak diberi nomor. Guru membagikan materi pelajaran dan soal di tiap kelompok yang akan dibahas kemudian tiap kelompok akan membahas materi dan soal tersebut. Siswa akan mencari tahu sendiri materi yang belum dipahami dengan mendiskusikannya bersama teman satu kelompok, mereka juga bersama-sama menelaah materi dengan membaca buku referensi. Kemudian guru memanggil nomor siswa untuk menjawab soal, siswa yang dipanggil kemudian menjawab soal di depan kelas. Setiap siswa dituntut untuk siap dipanggil untuk menjawab soal. Di akhir pembelajaran guru mengulas secara singkat jawaban yang teapat atas pertanyaan-pertanyaan kemudian menyimpulkan bersama siswa. Sedangkan untuk kelas pembanding, guru meggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS, guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sekaligus memotivasi peserta didik untuk belajar. selanjutnya, guru menyampaikan informasi sebagai apersepsi dan penjelasan mengenai materi atau soal yang akan dibahas. Langkah selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.yang terdiri dari empat orang, masing-masing kelompok terdapat anak yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan rendah. Guru membagikan materi pelajaran dan soal untuk didiskusikan bersama teman sekelompoknya. Kemudian mereka berdiskusi dan saling mengutarakan pendapat di antara anggota kelompok tersebut dalam membahas materi pembelajaran dan soal yang telah ditentukan tersebut. Setelah dirasa cukup, maka dua orang anggota kelompok akan bertamu kepada kelompok yang lainnya untuk saling mendiskusikan dan berbagi informasi di antara anggota kelompok lainnya yang mereka kunjungi sementara itu, dua orang yang tinggal akan menerima dua tamu dari kelompok lainnya. Setelah diskusi selesai mereka kembali kepada kelompok masing-masing dan memberikan hasil temuan mereka dari kelompok lain dan mendiskusikannya kembali. Langkah yang terakhir, bersama guru mereka akan melakukan evaluasi atas apa yang telah mereka diskusikan bersama. e. Pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas pembanding sama yaitu 4 kali pertemuan. f. Melakukan tes akhirpost test pada kedua kelompok subjek untuk mengetahui tingkat kondisi subjek yang berkenaan dengan variabel dependen.

B. Populasi dan Sampel

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI

1 14 65

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 83

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012/2013

0 11 72

STUDI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012/2013

0 18 94

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

6 25 59

PENGGUNAAN MODEL KOMBINASI TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 18 59

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJAR

0 6 88

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE

1 16 67

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2

2 4 81

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10