Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

teknik ini merupakan salah satu bentuk kelompok yang anggotanya empat orang, dimana dua diantaranya akan tinggal sebagai pemberi informasi bagi kelompok lain yang datang bertamu, sedangkan dua orang lainnya akan berkunjung ke kelompok lain guna mencari informasi lebih lanjut mengenai tugas yang ada. Menurut Lie 2002 : 62, tahap-tahap dalam model TSTS ini adalah : 1 Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa 2 Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok lain, dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 3 Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain, kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Dari tahap-tahap yang dijabarkan di atas, terlihat bahwa struktur Two Stay Two Stray memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil dan informasi dengan siswa lain. Contoh Pelaksanaan Tindakan Model pembelajaran kooperatif teknik TSTS Model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray TSTS pada saat pembelajaran berlangsung mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Kegiatan Pendahuluan

Guru memotivasi siswa yaitu dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan untuk menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa.

b. Kegiatan Inti

1. Guru meberikan masalah atau soal yang berhubungan dengan pembelajaran dan siswa dituntut untuk memikirkan pemecahan masalah tersebut. 2. Siswa menyelesaikan masalah yang diberikan secara mandiri dalam kelompok masing-masing. 3. Dua orang siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain. 4. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 5. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 6. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas dan menilai aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Kegiatan Penutup

Guru melakukan pemantapan materi sehingga siswa benar-benar memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Pemantapan tersebut dengan cara memberikan latihan serta tugas rumah kepada siswa secara mandiri. Model pembelajaran kooperatif tidak terlepas dari kelemahan di samping kekuatan yang ada padanya. Kelemahan tersebut antara lain terkait dengan kesiapan guru dan siswa untuk terlibat dalam suatu strategi pembelajaran yang memang berbeda dengan pembelajaran yang selama ini diterapkan. Guru yang terbiasa memberikan semua materi kepada para siswanya, mungkin memerlukan waktu untuk dapat secara berangsur-angsur mengubah kebiasaan tersebut. Ketidaksiapan guru untuk mengelola pembelajaran demikian dapat diatasi dengan cara pemberian pelatihan yang kemudian disertai dengan kemauan yang kuat untuk mencobakannya. Sementara itu, ketidaksiapan siswa dapat diatasi dengan cara menyediakan panduan yang antara lain memuat cara kerja yang jelas, petunjuk tentang sumber yang dapat di eksplorasi, serta deskripsi tentang hasil akhir yang diharapkan, sistem evaluasi, dsb. Kendala lain adalah waktu. Strategi pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang cukup panjang dan fleksibel, meskipun untuk topik-topik tertentu waktu yang diperlukan mungkin cukup dua kali tatap muka ditambah dengan kegiatan-kegiatan di luar jam pelajaran. Terlepas dari kelemahannya, model pembelajaran kooperatif mempunyai kekuatan dalam mengembangkan softskillssiswa seperti, kemampuan berkomunikasi, berfikir kritis, bertanggung jawab, serta bekerja sama. Jika kelemahan dapat diminimalkan, maka kekuatan model ini akan membuahkan proses dan hasil belajar yang dapat memacu peningkatan potensi siswa secara optimal. Oleh sebab itu, sangat diharapkan guru mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif. Guru dapat mengembangkan model ini sesuai dengan bidang studinya, bahkan mungkin dari model ini para guru dapat mengembangkan model lain yang lebih meyakinkan.

I. Modifikasi Alat Bantu

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS VI SDN 2 JATIMULYO JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 53 48

MELALUI MODIFIKASI ALAT DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND TENISMEJA PADA SISWA KELAS V SDN TALANG SEPUH TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 11 54

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII SMP MUHADIYAH TALANG PADANG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 7 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PRINGSEWU TIMUR

0 5 39

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PRINGSEWU TIMUR

0 16 36

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI SDN 2 SINARMULYA KECAMATAN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 39

PENINGKATAN GERAK DASAR DRIBBLE DALAM BERMAIN BOLA TANGAN MELALUI MODEL KELOMPOK DI KELAS VI SDN 2 SINGOSARI KECAMATAN TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 2013

0 4 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI SDN 2 SINARMULYA KECAMATAN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BOLAVOLI DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VI SDN KALI BENING TALANG PADANG T. P. 2012/2013

0 4 51

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLAVOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 FAJAR BARU TAHUN AJARAN 2011/2012

1 5 55