hasil pemeriksaan sidang serta pertimbangan putusan yang akan dijatuhkan memenuhi keadilan bagi korban.
2. Kerangka Konseptual Konseptual adalah suatu kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-
konsep khusus yang ingin atau akan diteliti.Suatu konsep merupakan suatu abstraksi
dari gejala yang akan diteliti.
9
a. Tindak Pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan
diancam dengan pidana, dimana pengertian perbuatan meliputi perbuatan yang sifatnya aktifmelakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh hukum
dan perbuatan yang bersifat pasif tidak berbuat sesuatu yang sebenernya diharuskan oleh hukum.
10
b. Pertanggungjawaban pidana adalah sesuatu perbuatan pidana yang harus
dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang dilakukan.
11
c. Pelaku adalah orang yang melakukan dan menjadi penanggung jawab
mandiri.
12
d. Perkosaan adalah seorang pria yang memaksa pada seorang wanita bukan
istrinya untuk melakukan persetubuhan dengannya dengan ancaman kekerasan, yang mana diharuskan kemaluan pria telah masuk ke dalam
kemaluan seorang wanita yang kemudian mengerluarkan air mani. e.
Polisi adalah suatu pranta umum yang mengatur tata tertib orde hokum.
13
9
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum.UI-Press.Jakarta. 1986:hlm.132.
10
Teguh Prasetyo.Op.Cit.hlm.50.
11
Roeslan Saleh. Dalam Ibror Alhadat.Op.Cit.Hlm.126.
12
Wijono Projodikoro. Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia. Eresco.Jakarta.2003:Hlm.89.
f. Korban adalah mereka yang menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat
tindakan orang lain yang mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi yang
menderita.
14
E. Sistematika Penulisan I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup penelitian, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan tinjauan kepustakaan, metode
penelitian dan sistematika penulisan. II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang batasan mangenai pengertian tindak pidana, pengertian pertanggungjawaban pidana, pengertian tindak pidana pemerkosaan, pengertian
polisi. III. METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yang menunjukkan tentang langkah-langkah dalam pendekatan masalah, sumber dan
jenis data , teknik pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data.
13
wikipedia
14
Arif Gosita. Masalah Korban Kejahatan.Akademika pressindo. Jakarta. 1983. Hlm.41.
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas dan menjawab permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya : Pertama, pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana
pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum polisi. Kedua, dasar pertimbangan hakim
dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum polisi
. V. PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari jawaban permasalahan yang menjadi objek penelitian dan saran-saran dari penulis dalam penyelesaian permasalahan yang ada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana
Pertanggungjawaban pidana mengandung makna bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam undang-undang,
maka orang tersebut patut mempertanggungjawabkan perbuatan sesuai dengan kesalahannya
15
. Untuk dapat dipidananya si pelaku, disyaratkan bahwa tindak pidana yang dilakukannya itu harus memenuhi unsur-unsur yang telah ditentukan dalam
undang-undang sehingga pelaku secara sah dapat dikenai pidana karena perbuatannya.
Pertanggungjawaban pidana
menurut hukum
pidana adalah
kemampuan bertanggungjawab seseorang terhadap kesalahan. Pertanggungjawaban dalam hukum
pidana menganut asas tiada pidana tanpa kesalahan geen straf zonder schuld. Walaupun tidak dirumuskan dalam undang-undang, tetapi dianut dalam praktik.
Tidak dapat dipisahkan antar kesalahan dan pertanggungjawaban atas perbuatan.
16
15
Andi Hamzah. Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka Cipta. Jakarta. 2001: Hlm.12.
16
Adami Chazawi . Pelajaran Hukum Pidana 1. Jakarta : Rajagrafindo Persada. 2007 : Hlm.151.
Untuk adanya kesalahan, terdakwa harus :
a. Melakukan perbuatan pidana sifat melawan hukum;
b. Diatas umur tertentu mampu bertanggung jawab;
c. Mempunyai suatu bentuk kesalahan yang berupa kesengajaan atau kealpaan;
d. Tidak adanya alasan pemaaf.
17
Menurut Roeslan Saleh
18
, orang yang mampu bertanggung jawab harus memenuhi tiga syarat :
1. Dapat menginsyafi makna perbuatannya.
2. Dapat menginsyafi bahwa perbuatan itu tidak dapat dipandang patut dalam
pergaulan masyarakat. 3.
Mampu untuk menentukan niat atau kehendaknya dalam melakukan perbuatan.
Kemampuan bertanggungjawab sebagai unsur kesalahan, maka untuk membuktikan adanya kesalahan tersebut harus dibuktikan lagi. Masalah kemampuan
bertanggungjawab ini terdapat dalam Pasal 44 Ayat 1 KUHP : “Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya karena
jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau ter ganggu karena cacat, tidak dipidana”. Bila
tidak dipertanggungjawabkan itu disebabkan hal lain, misalnya jiwanya tidak normal dikarenakan dia masih muda, maka Pasal tersebut tidak dapat dikenakan.
17
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002 : Hlm.165.
18
Roeslan Saleh. Dalam Ibror Alhadat.Op.Cit.Hlm.126.