Pembangunan Rumah Untuk Masyarakat Korban Bencana Gempa & Tsunami Di Desa Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Maret 2005

Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 01, April 2005 : 34-41

PEMBANGUNAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT KORBAN
BENCANA GEMPA & TSUNAMI DI DESA SUAK NIE, KECAMATAN
JOHAN PAHLAWAN, KABUPATEN ACEH BARAT, MARET 2005

N Vinky Rahman
Staf Pengajar pada Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Abstrak. Peristiwa Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami yang terjadi pada hari Minggu, tanggal 26 Desember
2004, di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, telah menimbulkan korban ratusan ribu jiwa meninggal dan
hilang, serta kerusakan sarana dan prasarana dan hancurnya ratusan ribu rumah tempat tinggal penduduk.
Meulaboh adalah salah satu kota di Aceh yang mengalami kerusakan paling parah akibat peristiwa tersebut.
Hal ini disebabkan karena kota ini adalah kota kabupaten terbesar yang terletak pada sisi paling Barat propinsi
NAD dan yang terdekat dengan pusat gempa. Juga kondisi geografis wilayahnya yang berupa semenanjung,
sehingga datangnya gelombang Tsunami terjadi dari banyak arah, yang menghancurkan sarana dan prasarana
hingga tingkat yang memusnahkan Hal yang menjadi salah satu prioritas untuk membantu masyarakat yang
terkena musibah di daerah tersebut adalah membangun kembali fasilitas sarana prasarana yang hancur
tersebut. Membangun perumahan adalah target yang paling dekat yang saat ini sedang dilaksanakan, baik
yang dilakukan dengan bantuan pemerintah, swasta, lembaga swadaya mayarakat, maupun oleh penduduk yang
tertimpa musibah. Penulis yang ikut urun terlibat membantu salah satu lembaga swadaya masyarakat (dengan
bantuan donatur asing) yang sedang membantu pembangunan perumahan penduduk di Meulaboh, dalam hal

ini mencoba memaparkan sekelumit tentang pembangunan perumahan di salah satu desa yang mengalami
rehabilitasi (desa Suak Nie) dan hal-hal yang menyangkut perencanaan dan pelaksanaannya.
Katakunci: Perumahan Pasca Bencana, Partisipasi Masyarakat

1.

Pendahuluan

Keinginan masyarakat untuk memperbaiki dan
menata ulang kehidupannya untuk kembali
seperti semula, setelah mengalami bencana yang
mereka hadapi menjadi sangat sulit, dikarenakan
bencana yang terjadi telah menghilangkan
sebagian
besar
potensi
yang
dimiliki
masyarakat, dalam hal ini yang paling utama
adalah potensi ekonomi.

Wilayah yang mengalami kehancuran dan
kerusakan karena bencana tersebut antara lain
dialami oleh Kecamatan Johan Pahlawan,
Kabupaten Aceh Barat (Ibukota: Meulaboh),
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Peta Meulaboh

34

Universitas Sumatera Utara

PEMBANGUNAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT KORBAN BENCANA GEMPA
& TSUNAMI DI DESA SUAK NIE, KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN,
KABUPATEN ACEH BARAT, MARET 2005I

Kecamatan Johan Pahlawan yang terdiri dari 21
Desa/Kelurahan, dengan 15 desa / kelurahan
yang wilayahnya berada di tepi laut dan
langsung berhadapan dengan Samudra Indonesia
(dimana terletak pusat gempa berkekuatan 8,9

skala Richter) dan menjadi sasaran bencana
secara langsung.

N. Vinky Rahman

2. kehilangan pekerjaan; dan
3. keterbatasan atau hilangnya kemampuan
ekonomi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Kondisi di atas menghendaki partisipasi semua
pihak untuk membantu masyarakat Aceh menata
ulang kehidupannya kembali secara normal.

Kondisi Meulaboh (setelah Tsunami), dimana 95
% rumah penduduk rata dengan tanah
2.

Peta Kecamatan Johan Pahlawan
Menurut data yang diperoleh dari Kecamatan
Johan Pahlawan, diketahui jumlah penduduk

sebelum bencana adalah sebanyak 61.491 jiwa;
dan jumlah penduduk yang dinyatakan
meninggal atau hilang (sesuai dengan laporan
masyarakat) adalah sebanyak 5.266 jiwa.
Selanjutnya, bencana ini telah menyebabkan
terjadinya pengungsian dengan pola dan jumlah
pengungsi sebagai berikut :
1. berada di tempat pengungsian, sebanyak
3.452 orang;
2. mengungsi di rumah penduduk atau
famili, sebanyak 35.396 orang; dan
3. mengungsi keluar daearah sebanyak
495 orang.
Adapun
penyebab
langsung
terjadinya
pengungsian penduduk, secara umum terdiri dari
3 faktor, yaitu:
1. kehilangan tempat tinggal;


LSM Dan Yayasan Pendonor

Yayasan KKSP, yang terlibat membantu
masyarakat Aceh yang tertimpa musibah
(menyalurkan sumbangan sandang, pangan dan
perumahan) adalah merupakan Lembaga
Swadaya Masyarakat yang dibentuk sejak tahun
1984, dan disahkan melalui akte notaris tahun
1988 (akte Yayasan No. 10, Tahun 1988);
selanjutnya diperbaharui dengan Akte Notaris
No. 443/YAY/PROB/2001. Alamat Kantor:
Jalan Setia Budi Gg. Rambe N0. 2 – Medan..
Dalam kaitannya dengan terjadinya Bencana di
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yayasan
KKSP (LSM dimana penulis ikut urun
mendukung
kegiatannya)
menggalang
sumberdaya dan tenaga ahli dari berbagai

sumber masyarakat yang bersifat tidak
mengikat, yang semata-mata ditujukan untuk
kepentingan kemanusiaan; untuk membantu
masyarakat yang tertinmpa musibah, dengan
pedoman yang tidak bertentangan dengan
hukum, agama, dan adat istiadat masyarakat
setempat.
Berkaitan
dengan
kondisi
perumahan
masyarakat korban gempa dan tsunami, yayasan
swadaya masyarakat ini (KKSP) menyalurkan

35

Universitas Sumatera Utara

Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 01, April 2005 : 34-41


bantuan lembaga pendonor asing untuk
pembangunan rumah siap huni. Adapun
Lembaga yang membantu dalam hal pendanaan
pembangunan rumah penduduk korban bencana
ini adalah TDH Belanda dan TDH Jerman.
Penyaluran bantuan pendonor yang telah
dilakukan, sejak minggu IV Bulan Desember
2005 hingga saat ini (Minggu I Februari 2005),
antara lain:

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pada
tanggal 5 Februari 2005, seluruh rumah
penduduk di desa ini mengalami rusak total atau
rata dengan tanah, sehingga tidak ada lagi rumah
penduduk yang tersisa di wilayah desa Suak Nie
ini.

1. Mengirim
bahan
kebutuhan

pokok,
diantaranya: bahan pangan, obat-obatan,
sandang, perlengkapan anak sekolah, dan
buku agama. Pengiriman bahan kebutuhan
pokok berdasarkan kebutuhan masyarakat
dan kemampuan pihak yayasan penyalur
bantuan.
2. Mengirim tenaga relawan.
Pengiriman
relawan ini berdasarakan kebutuhan
masyarakat dan kemampuan pihak yayasan..

Jalan menuju desa Suak Nie

3. Membantu pembangunan rumah warga yang
kehilangan tempat tinggal. Pembangunan
rumah warga dilakukan berdasarkan
kebutuhan warga dan kemampuan pihak
donatur dan yayasan penyalur bantuan.
3.


Kondisi Perumahan Di Kecamatan
Johan Pahlawan Setelah Bencana

Dampak Bencana yang menjadi masalah utama
saat ini dan dimasa depan, diantaranya adalah
rusaknya perumahan penduduk; seperti yang
terjadi di Kecamatan Johan Pahlawan
Berdasarkan data Kecamatan Johan Pahlawan,
kondisi tingkat kerusakan rumah perumahan
penduduk pada 17 desa (dari 21 desa yang ada),
sebagai berikut:
1. Rusak ringan, sebanyak 216 rumah;
2. Rusak Berat, sebanyak 310 rumah;
3. Rusak Total, sebanyak 3.831 rumah.
Desa Suak Nie, di Kecamatan Johan
Pahlawan, adalah merupakan salah satu desa
yang terkena dampak bencana paling berat.
Jumlah penduduk desa ini sebelum bencana
sebanyak 258 (47 KK); jumlah korban

meninggal/hilang akibat bencana (yang sudah
melapor) sebanyak 138 jiwa (53,5%). Seluruh
rumah penduduk (47 rumah) musnah atau rusak
total.

36

Tapak Desa Suak Nie (setelah Tsunami)
Mengingat persentase tingkat kehancuran
perumahan penduduk di desa Suak Nie, desa ini
kemudian menjadi pilihan awal untuk
direhabilitasi
4.

Target Dan Tujuan Yayasan

Target
Untuk Desa Suak Nie, yayasan memiliki target
untuk mendirikan rumah sebanyak 47 unit siap
huni untuk 47 KK untuk menggantikan rumah

yang lama penduduk tetap di Desa Suak Nie,
Kecamatan
Johan
Pahlawan.
Proyek
pembangunan ini juga akan menjadi acuan untuk
proyek bantuan pembangunan perumahan pada
desa-desa yang lain kemudian.

Universitas Sumatera Utara

PEMBANGUNAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT KORBAN BENCANA GEMPA
& TSUNAMI DI DESA SUAK NIE, KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN,
KABUPATEN ACEH BARAT, MARET 2005I

Tujuan
Memandirikan masyarakat (47 KK) desa Suak
Nie dalam hal kepemilikan rumah sebagai dasar
pengembangan masyarakat yang mandiri di
masa depan.
5.

Lokasi Dan Pertapakan Pembangunan

Penentuan lokasi pembangunan Rumah oleh
yayasan penyalur dan donatur dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:

N. Vinky Rahman

dengan kategori rusak berat dan rusak total atau
musnah. Kesediaan masyarakat untuk menerima
bantuan diwujudkan melalui Surat Pernyataan..
Untuk awalnya, lokasi pembangunan rumah
dilakukan pada Desa Suak Nie, Kecamatan
Johan Pahlawan.
Adapun perencanaan
pertapakan rumah yang akan dibangun,
disesuaikan dengan letak tanah milik warga
penerima bantuan, izin pemerintah daerah
setempat, serta pertimbangan-pertimbangan
secara teknis perencanaan dan pelaksanaan.

1. Rapat Koordinasi Pemerintah Kabupaten dan
NGO’S. Rapat kordinasi ini diperlukan untuk:
(a) menghindari tumpang tindih rencana kerja
pemerintah dengan NGO’S, dan antar sesama
NGO
dalam
pembangunan
perumahan
penduduk; dan (b) menghindari masalah tata
ruang dan perizinan pembangunan perumahan
penduduk di masa depan. Rapat koordinasi telah
dilakukan pada tanggal 11 April 2005, dengan
fasilitator Dinas Cipta karya dan Sumberdaya
Air Kabupaten Aceh Barat.
2. Rapat Koordinasi dengan Camat dan Kepala
Desa/Kelurahan. Rapat kordinasi dengan Camat
dan Kepala Desa adalah tindak lanjut dari rapat
kordinasi dengan Pemerintah Kabupaten, yang
ditujukan untuk memperkuat hasil rapat
kordinasi pemerintah dengan NGO’S.
3. Assesment dan Sosialisasi oleh tim yang
dibentuk oleh yayasan dan donatur. Kegiatan
Assesment, ditujukan untuk menilai secara
langsung kebenaran data/informasi tentang
kondisi perumahan yang dikategorikan rusak
berat dan rusak total atau musnah di desa yang
dialokasikan untuk pembangunan rumah. Hasil
assessmen, secara ringkas dapat disimpulkan:
data / informasi tentang kerusakan rumah adalah
benar dan layak untuk dibantu. Selanjutnya,
dilakukan
kegiatan
sosialisasi
kepada
masyarakat calon penerima bantuan, yang
ditujukan untuk memberi gambaran tentang
rencana
yayasan
dan
donatur
dalam
pembangunan perumahan penduduk, dan
menetapkan tingkat kesediaan masyarakat untuk
menerima bantuan rumah dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh yayasan dan donatur. Hasil
sosialisasi adalah kesediaan masyarakat untuk
menerima bantuan rumah dengan persyaratan
yang ditetapkan.
4. Kesediaan Masyarakat. Anggota Masyarakat
yang dibantu adalah yang memiliki rumah

Peta penyebaran pembangunan unit rumah
Adapun izin yang diperoleh oleh yayasan
penyalur dan donatur untuk pelaksanaan
pembangunan rumah tersebut di atas, adalah
sesuai surat: A.n. Bupati Aceh Barat, Sekretaris
Daerah
Kabupaten
(Mewakili),
No.
640/283/VI/2005, Tgl. 14 April 2005
6.

Peran Institusi

Realisasi rencana bantuan yayasan penyalur
bantuan untuk membangun rumah penduduk
sebanyak 47 unit di desa Suak Nie,
membutuhkan peran dari institusi dan
masyarakat sebagai berikut:
1. Peran Pemerintah Pemerintah Tingkat Desa
/ Kecamatan / Kabupaten ; yaitu
memberikan
izin
terhadap
rencana
pembangunan rumah di desa Suak Nie,
sehingga tidak bertentangan dengan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku. Jika ada beban biaya untuk peran
pemerintah ini, maka beban biaya tersebut
adalah menjadi tanggungjawab pemerintah.

37

Universitas Sumatera Utara

Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 01, April 2005 : 34-41

2. Peran Masyarakat Penerima Bantuan.
Anggota Masyarakat penerima bantuan
adalah membantu menyediakan lahan serta
tenaga pekerja dalam melaksanakan
pembangunan rumah.

Gambar Perencanaan

3. Peran Yayasan Penyalur dan donatur.
Adalah menyediakan desain rumah, bahan
bangunan, peralatan, dan tenaga ahli
perumahan yang diperlukan.

7.

Perencanaan Pembangunan

Perencanaan
pelaksanaan
pembangunan,
meliputi aspek desain, dimensi bangunan,
penggunaan material, peralatan, dan tenaga kerja
yang diperlukan
7.1.

Tampak Depan

Desain Bangunan

Desain, ukuran dan penggunaan material
bangunan rumah direncanakan oleh arsitek yang
membantu yayasan dengan mempertimbangkan
masukan-masukan dari masyarakat (dalam hal
ini calon pengguna/pemilik rumah dan pemda
setempat) hasil musyawarah yang telah terlebih
dahulu dicapai.
Hasil musyawarah dengan masyarakat,
pemerintah daerah serta pertimbangan teknis
pelaksanaan. untuk desa ini direncanakanlah
bangunan semi permanen (dinding separuh
bata), dengan luas lantai 36 m2 (2 ruang tidur,
ruang tamu dan ruang keluarga, dan satu kamar
mandi, seperti gambar di bawah). Adapun unuk
material bangunan diupayakan adalah yang
lazim digunakan oleh masyarakat serta mudah
diperoleh di lokasi, seperti material galian (batu,
pasir, tanah timbun) dan kayu. .Untuk material
yang tidak tersedia atau sulit didapat, seperti
semen, besi, paku seng dll, diupayakan dipasok
dari Medan.

38

Denah
7.2. Tenaga Kerja
Pada perencanaan awal (hasil musyawarah
dengan masyarakat), dicapai kesepakatan pihak
yayasan menyediakan tenaga arsitek, tenaga
kerja pelaksanaan (tukang), serta pengawas
bangunan yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan.. Sedangkan masyarakat desa
menyediakan tenaga kerja untuk membantu
pelaksanaan (tukang dan pembantu tukang) dan
tenaga lapangan yang jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan. Pada pelaksanaannya di
lapangan, semua tenaga tukang disediakan oleh
pihak yayasan, sedangkan masyarakat hanya
dapat menyediakan tenaga pembantu tukang

Universitas Sumatera Utara

PEMBANGUNAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT KORBAN BENCANA GEMPA
& TSUNAMI DI DESA SUAK NIE, KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN,
KABUPATEN ACEH BARAT, MARET 2005I

N. Vinky Rahman

(kenek). Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
hal :
1. jumlah pekerja yang terbatas dan
tuntutan
standarisasi
kemampuan
pekerja
2. waktu pelaksanaan yang terbatas
3. masalah nonteknis lain seperti honor
kerja, dll.

1. Delapan unit rumah sudah selesai
pembangunan fisik tinggal pengecatan dan
pemasangan instalasi listrik.

Untuk tenaga tukang ini, akhirnya semua
direkrut oleh yayasan dari kota Medan. Adapun
sistem kerjanya, dibuat dengan sistem kontrak
pemborongan upah perunit bangunan (kira-kira
2,5 – 3 juta rupiah untuk per unit bangunan).
Pembayaran dilakukan bertahap berdasarkan
termyn pekerjaan selesai.

4. Duapuluh unit rumah berlokasi terpisah dari
27 rumah lainnya, dengan kondisi site yang
berbeda (lahan basah). Atas musyawarah
bersama, . akan dibangun rumah dengan tipe
panggung untuk kawasan ini juga harus
dibuatkan sarana transportasi sendiri untuk
menjangkau lokasi tersebut. Kondisi ini
menyebabkan pembangunan ini terlambat
dari 27 rumah lainnya.

7.3. Peralatan
Peralatan pekerjaan yang diperlukan untuk
pembangunan (peralatan pertukangan dan
transportasi) disediakan oleh pihak yayasan
donatur.
7.4. Rencana Anggaran Biaya
Rencana
anggaran
biaya
pelaksanaan
pembangunan untuk satu unit rumah (tidak
termasuk biaya-biaya persiapan, akomodasi
dan upah pekerja) adalah sebesar
Rp
19,560,000.,-. Realisasinya, biaya pelaksanaan
ini dapat ditekan, mengingat material alam yang
terkadang mudah dan dapat diperoleh secara
gratis di lapangan, seperti batu, tanah dan kayu.
Tapi
kemudian
kelebihan
biaya
ini
dikompensasikan dengan biaya yang harus
dikeluarkan untuk pembuatan jalan proyek,
transportasi, dan biaya-biaya lainnya.

8.

Jadwal Pelaksanaan Dan Realisasi
Pembangunan

Kegiatan pembangunan dilakukan selama 4
bulan yang dimulai dari bulan April sampai
dengan Agustus 2005. diharapkan pada minggu
pertama bulan September, bangunan rumah
secara kolektif sudah dapat diserahkan kepada
anggota masyarakat penerima bantuan.
Hingga tulisan ini dibuat (Juni 2005), progress
kemajuan pekerjaan pembangunannya adalah:

2. Tujuhbelas unit: pada tahap plester, cat,
pemasangan pintu dan instalasi listrik.
3. Dua unit pada tahap pembersihan lahan dan
pembuatan cor pondasi.

Selanjutnya, pada pelaksanaannya, masih
terdapat masalah-masalah di lapangan, seperti
pemasangan yang tidak sesuai dengan
perencanaan, kerapian pekerjaan, perbedaan
standar pembuatan, keterlambatan pasokan
material, keterlambatan pelaksanaan, dan halhal lain yang menghambat pekerjaan
berdasarkan kondisi lokasi. Hal tersebut
kemudian akan diperbaiki dan dibenahi serta
menjadi input untuk pekerjaan pembangunan
lain di lokasi-lokasi yang berbeda selanjutnya.

Realisasi Pembangunan
Realisasi pelaksanaan pembangunan dilakukan
sesaui dengan perencanaan awal, namun pada
kenyataannya, terdapat juga perubahanperubahan dalam hal desain bangunan. Hal
tersebut disebabkan penyesuaian yang dibuat
sesuai karakteristik permasalahan di lapangan,
seperti :
1. kondisi lapangan yang berbeda secara fisik,
misalnya kondisi struktur tanah, bergambut,
berawa, dan sebagainya. Sebagai contoh
adalah pembuatan rumah panggung untuk
Desa Suak Nie II, dimana kondisi tanahnya
yang berair/berawa
2. material yang sulit diperoleh sesuai
spesifikasi awal, misalnya kayu.
3. permintaan calon penghuni rumah yang
masih dalam batas-batas dapat ditolerir, baik
itu dari segi teknis maupun pembiayaannya.

39

Universitas Sumatera Utara

Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 01, April 2005 : 34-41

Foto-foto Bangunan

Alternatif desain bangunan (arah pelana yang
diputar), dengan ukuran dan desain denah rumah
yang tidak berubah

Tipe bangunan sesuai perencanaan awal

40

Rumah Panggung untuk lokasi
Desa Suak Nie II (ukuran dan desain denah
bangunanpun tidak berubah)

Universitas Sumatera Utara

PEMBANGUNAN RUMAH UNTUK MASYARAKAT KORBAN BENCANA GEMPA
& TSUNAMI DI DESA SUAK NIE, KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN,
KABUPATEN ACEH BARAT, MARET 2005I

N. Vinky Rahman

Proses Pelaksanaan

5. Pemasangan rangka atap
1. Persiapan lahan

2. Penggalian dan pengecoran pondasi

3. Pemasangan sloof dan dinding bata

4. Pemasangan rangka dinding

5. Pemasangan atap

6. Pemasangan dinding

7. Penyelesaian akhir

41

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat

1 84 70

Pengaruh Risiko Bencana Tsunami Wilayah Pesisir Terhadap Kesiapsiagaan Kepala Keluarga Di Desa Pasir Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat

0 24 196

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik-klinik Bersalin Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

1 61 46

Kajian Yuridis Pengadaan Tanah Untuk Relokasi Korban Tsunami Di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

5 54 127

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 4 70

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA KORBAN BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI Kebermaknaan Hidup Pada Korban Bencana Gempa Dan Tsunami DI Nanggroe Aceh Darussalam.

0 1 18

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

0 0 1

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWAN KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

0 0 61

GAMBARAN PERILAKU PENJUAL PESTISIDA DI DESA UJONG BAROH KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

0 0 48