X’3,0 = 137.480.5 + -15.660.653 + 26.570.5 + -17.060.271 X’3,0 = 67.17
X’3,1 = 137.480.5 + -15.660.271 + 26.57-0.5 + -17.060.653 X’3,1 = 40.07
X’3,2 = 137.480.5 + -15.66-0.271 + 26.57-0.5 + -17.06-0.653 = 70.83 X’3,3 = 137.480.5 + -15.66-0.653 + 26.570.5 + -17.06-0.271 = 96.87
Hasil perhitungan di atas dimasukkan pada matriks X sebagai citra hasil penyisipan seperti pada Gambar 2.21.
11.93 -71.30
10.39 133.99
43.30 138.86
155.18 107.58
56.16 244.93
125.94 17.89
67.17 40.07
70.83 96.87
Gambar 2.21 Matriks X
2.7 Pengukuran Fidelity
Pengukuran fidelity steganografi dapat dihitung dengan menghitung nilai MSE Mean Squared Error dan PSNR Peak Signal to Noise Ratio. PSNR adalah perbandingan
antara nilai maksimum dari sinyal yang diukur dengan besarnya derau yang berpengaruh pada sinyal tersebutMe
galingam, 2010
. PSNR biasanya diukur dalam satuan desibel. PSNR digunakan untuk mengetahui kualitas validasi citra hasil
kompresi. Untuk menentukan PSNR, terlebih dahulu harus ditentukan nilai rata-rata kuadratdari error MSE - Mean Square Error Munir, 2004.
MSE dan PSNR dapat dihitung dengan persamaan 1 dan 2. Pada persamaan 1, Ix,y adalah nilai grey-level citra asli di posisi x,y
, I’ adalah nilai derajat keabuan citra yang telah diberi watermark atau penyisip diposisi x,y, X dan Y adalah
ukuran panjang dan lebar. Pada persamaan 2, m adalah nilai maksimum yang mungkin dimiliki oleh sebuah pixel. Sebagai contoh, untuk data citra 8 bit, nilai
maksimumnya adalah 255Munir, 2004. MSE =
∑ ∑ [ ]
1 PSNR = 10 log
2
Universitas Sumatera Utara
2.8 Penelitian Terdahulu No.
Judul Tahun
Metode Keterangan
1. Metode
Least Significant Bit LSB
Dan End Of File EOF
Untuk Menyisipkan
Teks Ke
Dalam Citra
Grayscale
2008 Least Significant
Bit LSB Dan End
Of File
EOF
Gangguan : Jika file data yang digunakan bukan jenis
file teks, maka ketika file data tersebut di-load ke text
area, akan muncul karakter- karakter tak terbaca yang
merupakan
karakter- karakter kontrol dari file
data yang disertakan oleh aplikasi yang membuat file
data tersebut
2.
Implementasi Steganografi Teknik
EOF Dengan
Gabungan Enkripsi Rijndael,
Shift Cipher Dan Fungsi
Hash MD5
2007 Teknik
EOF Dengan
Gabungan Enkripsi
Rijndael, Shift
Cipher Dan
Fungsi Hash
MD5
Jumlah karakter pesan yang disisipkan
terbatas, sehingga
besarnya citra
harus menyesuaikan
besarnya pesan
yang dikirim. Metode EOF akan
meletakkan pesan di akhir citra sehingga ukuran file
akan bertambah besar, oleh karena itu pesan teks yang
disisipkan tidak terbatas jumlahnya.
3. Implementasi
Steganografi LSB
Dengan Enkripsi
Vigenere Cipher pada citra
JPEG
2012 Steganografi
LSB dengan enkripsi
Vigenere
Cipher
Semakin banyak karakter yang disisipkan maka
semakin berkurang kualitas
citra yang dihasilkan. Hal ini
ditandai dengan
berkurangnya nilai PSNR yang
dihasilkan oleh
masing-masing file citra
uji.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.3 Analisis
3.3.1 General Architecture
General Architecture menggambarkan proses, alur dan interaksi antar komponen
dalam suatu sistem. Desain arsitektur dari suatu sistem yang merepresentasikan struktur data komponen pada aplikasi yang diperuntukkan dalam membangun suatu
sistem Pressman, 2010. Perancangan aplikasi ini akan dijabarkan pada arsitektur umum yang terdiri dari General Architecture Penyisipan dan General Architecture
Ekstraksi.
a. Proses Penyisipan Citra Watermarking
Proses Penyisipan Citra Watermarking menggambarkan proses-proses yang terjadi dalam penyisipan cover citra ke dalam citra penyisip seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Proses Penyisipan Citra Watermarking
Mulai Input Citra Cover
Input Citra Embed Hitung Nilai Piksel
Citra Cover
Hitung Matriks Transform
Hitung Matriks Transpose
DCT Hitung Matriks
Koefisien DCT Penyisipan bit-
bit Embed
Hitung MSE Citra Watermark
Output Nilai MSE
Citra Watermark
Universitas Sumatera Utara
Penguna menjalankan sistem penyisipan dengan menginput file citra cover dan citra embed. Selanjutnya dihitung nilai piksel citra cover. Sistem menghitung koefisien
transform dalam bentuk matriks dan koefisien transpose dalam bentuk matriks dan selanjutnya menghitung matriks koefisien DCT. Penyisipan bit-bit Embed ke dalam
matriks cover image dan menghitung nilai MSE citra Watermarking.
b. Proses Ekstraksi Citra Watermarking
Proses Ekstraksi Citra Watermarking menggambarkan proses-proses yang terjadi dalam ekstraksi citra penyisisip dari dalam citra watermark seperti yang dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Proses Ekstraksi Citra Watermarking
Pengguna menjalankan sistem ekstraksi citra dengan cara menginput citra watermark. Selanjutnya sistem memasukkan citra watermark dan dilakukan perhitungan nilai
piksel citra watermark. Setelah itu sistem menghitung koefisien transform dalam bentuk matriks dan menghitung koefisien transpose dalam bentuk matriks. Lalu sistem
menghitung matriks koefisien DCT dan dilakukan pembacaan bit-bit embed dari citra watermarking. Setelah itu dilakukan rekonstruksi citra embed dalam membentuk citra
embed dari bit-bit ekstraks.
Mulai Input Citra Watermark
Hitung Nilai Piksel Citra Watermrk
Hitung Matriks Transform
Hitung Matriks Transpose
DCT Hitung
Koefisien DCT Pembacaan bit-
bit Embed
Rekonstruksi Citra Embed
Out Put Citra Embed
Universitas Sumatera Utara
3.4 Flow Chart Proses