d. Tahap generalisasi 16 tahun dan selanjutnya
Pada tahap ini anak sudah tidak lagi hanya berminat pada hal-hal praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan
menganalisis suatu fenomena.
3. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya meliputi hampir semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya, seperti: geogarfis, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda,
pekerjaan, kepercayaan, cara berfikir, nilai-nilai masyarakat, seni, olah raga, moral, etika dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-
karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka. Terutama bila karya sastra itu menghadirkan tokoh yang
berasal dari lingkungan mereka atau dengan orang-orang sekitar mereka. Dengan demikian, secara umum guru hendaknya memilih bahan pengajaran dengan
menggunakan prinsip mengutamakan karya-karya sastra yang latar ceritanya dikenal oleh para siswa. Guru hendaknya memahami apa yang diminati oleh para
siswa sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dimiliki oleh para
siswanya Rahmanto, 1998:31. Berdasarkan pendapat di atas, Rahmanto membatasi pemilihan bahan ajar ditinjau
dari aspek latar belakang budaya pada dua hal yaitu 1 guru harus memerhatikan karya sastra yang erat hubungannya dengan latar belakang peserta didik dengan
tujuan agar peserta didik mudah tertarik dan 2 guru hendaknya memilih bahan pengajaran yang latar ceritanya dikenal oleh para siswa sehingga tidak menuntut
gambaran di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dimiliki oleh para siswanya.
Pembatasan yang dilakukan Rahmanto dalam pemilihan bahan ajar sastra berdasarkan aspek latar belakang budaya tersebut dirasa memiliki kekurangan
oleh peneliti, terutama bila diterapkan di negara Indonesia. Hal tersebut karena budaya yang ada di Indonesia memiliki keanekaragaman, oleh karena itu peneliti
memberikan poin tambahan dalam pemilihan bahan ajar sastra ditinjau dari aspek latar belakang budaya yaitu 1 karya sastra dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan baru mengenai budaya yang belum peserta didik ketahui dan 2 dapat membantu melestarikan budaya yang ada.
Terkait implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA, penelitian mengenai citra perempuan dalam novel BBS karya Tere Liye dan Teatrikal Hati karya
Rantau Anggun Binta Al Mamba adalah diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh kepada siswa mengenai peranan perempuan masa kini di
dalam masyarakat. Dengan demikian siswa dapat mengambil nilai-nilai positif dari citra yang ditampilkan oleh tokoh perempuan dalam novel.
III. METODE PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan menyajikan metode penelitian, sumber data, prosedur penelitian, dan teknik pengumpulan dan analisis data dalam penelitian mengenai
citra perempuan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dan Teatrikal Hati karya Rantau Anggun Binta Al Mamba.
3.1 Metode Penelitian
Pada hakikatnya sebuah penelitian dilakukan untuk mencari jawaban dari pertanyaan peneliti dengan menggunakan metode. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Sudjud dalam Arikunto, 2010:
310 mengungkapkan bahwa penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang
orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja.
Bodgan dan Taylor dalam Soewadji, 2012: 51 - 52 mengemukakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif diartikan sebagai salah satu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang- orang yang diamati.
Dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masayarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan
holistik Soewadji, 2012: 52. Dengan penelitian deskriptif kualitatif tersebut peneliti melakukan penelitian berlandaskan citra perempuan yang diidentifikasi
dari novel BBS karya Tere Liye dan novel Teatrikal Hati karya Rantau Anggun Binta Al Mamba berdasarkan dialog-dialog yang dilakukan tokoh perempuan
serta bagaimana cara berpikir tokoh perempuan tersebut, kemudian menilai implikasinya terhadap pembelajaran Sastra di SMA.
3.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh Arikunto, 2010:172. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Bidadari-Bidadari
Surga karya Tere Liye, cetakan XIII terbitan Republika tahun 2013 dengan tebal buku 362 halaman dan novel Teatrikal Hati karya Rantau Anggun dan Binta Al
Mamba terbitan PT Elex Media Komputindo tahun 2013 dengan tebal buku 337 halaman.
3.3
Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1.
Membaca novel secara keseluruhan dengan cermat. 2.
Mencari teori yang sesuai dan mendukung tujuan penelitian. 3.
Mendeskripsikan citra tokoh-tokoh perempuan yang terdapat dalam novel.
4. Membandingkan citra-citra tokoh perempuan yang terdapat dalam kedua
novel. 5.
Menentukan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. 6.
Menarik simpulan dan memberi saran.
3.4
Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisis data adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi tokoh-tokoh perempuan dalam novel.
2. Mengklasifikasikan tokoh-tokoh perempuan dalam novel berdasarkan
kedudukannya di dalam masyarakat. 3.
Mengidentifikasi citra perempuan dalam novel. 4.
Memaparkan citra tokoh-tokoh perempuan dalam novel melalui penokohan oleh pengarang
5. Menyimpulkan citra perempuan yang ditampilkan melalui tokoh-tokoh
perempuan dalam novel BBS karya Tere Liye dan Teatrikal Hati karya Rantau Anggun dan Binta Al Mamba berdasarkan kedudukannya di dalam
masyarakat. 6.
Mengkaji implikasi hasil penelitian citra perempuan dalam novel BBS karya Tere Liye dan Teatrikal Hati karya Rantau Anggun dan Binta Al Mamba
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
V . SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti akan menyajikan simpulan dan saran dari pembahasan mengenai citra perempuan dalam novel novel Bidadari-Bidadari Surga karya
Tere Liye dan Teatrikal Hati karya Rantau Anggun Binta Al Mamba serta implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA.
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis tentang citra tokoh perempuan dalam novel Bidadari- Bidadari Surga karya Tere Liye dan Teatrikal Hati karya Rantau Anggun Binta
Al Mamba serta implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA yang telah diuraikan pada bab IV diambil simpulan sebagai berikut.
1. Citra perempuan dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye
ditampilkan oleh tokoh Laisa, Yashinta, dan Mamak Lainuri. Citra perempuan dalam novel Teatrikal Hati karya Rantau Anggun Binta Al Mamba
ditampilkan oleh tokoh Gwen, Linda, dan Setyani. 2.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan citra perempuan dalam novel BBS dan TH adalah sebagai berikut.
a. Kesamaan citra perempuan yang ditampilkan dalam BBS dan TH adalah
keduanya menampilkan sosok perempuan yang menyayangi keluarga dan sosok perempuan yang mampu menanamkan nilai-nilai agama pada anak.
Citra sebagai perempuan yang menyayangi keluarga ditampilkan oleh tokoh Laisa, Yashinta, Mamak Lainuri dalam BBS dan ditampilkan oleh