7. Analisis Pertumbuhan Vegetatif
7.1 Tinggi Tanaman cm
Tinggi tanaman diukur berumur 27 hari setelah tanam sampai awal pembentukan bunga pada tanaman 56 hari setelah tanam.
7.2 Bobot Brangkasan g
Pengamatan bobot brangkasan dilakukan pada masa vegetative maksimal diamati dilapang umur sekitar 37 – 57 HST. Bobot brangkasan yaitu akar,
batang, daun, dan bunga yang dikeringkan didalam oven pada suhu 80oC selama 48 jam sampai beratnya konstan.
7.3 Distribusi Fotosintat 7.3.1
Distribusi fotosintat akar
Rumus Distribusi Fotosintat Akar :
7.3.2 Distribusi fotosintat batang
Rumus Distribusi Fotosintat Batang :
7.3.3 Distribusi fotosintat daun
Rumus Distribusi Fotosintat Daun :
8. Produksi Tanaman Tomat
8.1 Jumlah Buah Tomat butirtanaman.
Jumlah buah dari panen umur 71 HST – 93 HST diambil lima sampel tanaman dengan kriteria setengah dari bagian buahnya sudah berwarna kuning
kemerahan fase semburat breaker.
8.2 Produksi Buah per Tanaman g.
Sejumlah buah dari lima sampel tanaman per petak perlakuan, dipanen kemudian ditimbang bobot buahnya, dengan kriteria buah sudah setengah dari
bagian buahnya berwarna kuning kemerahan fase semburatbreaker. Data dirata-ratakan dari panen ke dua dan ke tiga.
8.3 Produksi Buah per Petak g.
Sejumlah buah dari 1 petak perlakuan, dipanen kemudian ditimbang bobot buahnya, minimal lima sampel tanaman per petak perlakuan.
Gambar 9. Buah tomat siap panen A, Buah tomat yang telah di panen B, Buah tomat yang layak jual C, Buah tomat yang tidak layak jual D.
9. Kualitas Buah Tomat
9.1 Kandungan Gula Total oBrix
Kadar gula total diukur dengan refractometer. Buah tomat dibelah menjadi dua bagian kemudian peras buah yang telah dipotong dan diteteskan cairan juice
tomat tersebut pada permukaan kaca refractometer. Pembacaan skala
A B
C D
dilakukan dengan cara meneropong dan mengarahkan alat pada tempat yang terang.
Gambar 10. Alat refractometer yang digunakan untuk mengukur kadar gula A, Pembacaan skala dengan meneropong dan mengarahkan pada tempat
yang terang B.
A B
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1. Kompos lamtoro tidak meningkatkan serapan hara N, P, K pada daun,
bobot brangkasan, distribusi fotosintat, produksi buah dan kandungan gula pada tomat. Tetapi kompos lamtoro meningkatkan tinggi tanaman tomat.
2. Larutan MOL memberikan respon yang baik pada pertumbuhan tanaman tomat. Larutan MOL bonggol pisang memberikan angka tertinggi pada laju
tumbuh tanaman, larutan MOL cebreng memberikan angka tertinggi pada serapan N dan serapan K2O, sedangkan larutan MOL urin memberikan
angka tertinggi pada tinggi tanaman. 3. Interaksi kompos lamtoro dan larutan MOL meningkatkan laju tumbuh
tanaman tomat dan tinggi tanaman tomat.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pupuk kompos dan larutan MOL dengan
tanaman dan dosis yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, J. 2000. Peranan Bahan Organik Tanah dalam Sistem Usaha Tani Konservasi. Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan. Jakarta.
Adrianton, 2010. Pertumbuhan dan Nilai Gizi Tanaman Rumput Gajah pada Berbagai Interval Pemotongan. Jurnal Agroland Vol. 173 : 192 – 197
Adrianton, 2011. Aspek Fisiologi Rumput Gajah Terhadap Interval dan Tinggi Pemangkasan serta Pemberian Air Yang Berbeda. Media Litbang Sulteng
Vol. 42 : 105 – 110 Aktiviyani, S. 2008. Pengelolaan Pemupukan pada Pertanian Padi Organik dengan
Metode System of Rice Intensification SRI di Desa Sukakarsa Kabupaten Tasikmalaya. Tesis Pasca Sarjana PSDH-LHT SITH. ITB. Bandung.
Alex, S. 2011. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Alfandi, 2006. Pengaruh Tinggi Pemangkasan Ratoon dan Pupuk Nitrogen Terhadap Produksi Padi Oryza sativa L Kultivar Ciherang.
Jurnal Agrijati 2 : 1 – 7 Ameriana, M. 1995. Pengaruh Petunjuk Kualitas Terhadap Persepsi Konsumen
Mengenai Kualitas Buah. Buletin Penelitian Hortikultura 274 : 8 – 14 Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.108
hlm Baharuddin, Badawi, dan Zaenab, M. 2005. Uji Efektivitas Formulasi Seed
Coating Berbahan Aktif Bakteri Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis Untuk Pengendalian Penyakit Layu Fusarium Fusarium
oxysporum Pada Tanaman Tomat. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PBJ dan PFJ XVI Komda Sulsel. Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Fapertahut UNHAS. Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Tomat. C.V.Yrama Widya.
Jakarta.132 hlm. Budianto, A.V.F, Farida, N.,Loru kii, K. 2007. Perbandingan Hasil Tanaman
Jagung pada Kondisi Tanpa Pupuk, Dipupuk NPK dan Dipupuk Bokashi Kirinyu Chromolaena odorata L. Agroteksos Vol. 171 : 39 – 45