Pembentukan Model RBF dengan Pemrograman Prosedur Pembentukan Model

57 3.33 3.34 dengan, : parameter regulasi : vektor peramalan bobot : vektor peramalan nilai output Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan di atas diperoleh persamaan sebagai berikut Orr, 1996:21 : 3.35 dimana adalah matriks identitas berukuran . Jadi diperoleh persamaan normal untuk peramalan bobot adalah sebagai berikut : 3.36

3. Pembentukan Model RBF dengan Pemrograman

Matlab Menjadi hal yang sangat penting menentukan bagaimana bentuk jaringan RBF yang optimum untuk menghasilkan error minimum. Pada proses pembentukan model ini digunakan program Matlab. Program utama yang dijalankan adalah rbfDesign dan globalRidge Lampiran 5 dan 6. Program rbfDesign digunakan untuk membangkitkan matriks desain untuk RBF Neural Network dengan variabel input , pusat dan nilai 58 varians fungsi aktivasi, dan tipe fungsi. Program rbfDesign sebagai berikut: = r es n , , , pt ns dimana, : matriks desain : yang merupakan vektor input : adalah titik pusat neuron tersembunyi : adalah nilai varians neuron tersembunyi pt ns : tipe RBF Tipe RBF yang digunakan pada skripsi ini adalah fungsi multikuadratik dan dituliskan ‘b’ yaitu ditambahkan neuron bias pada jaringan yaitu matrik . Program globalRidge bertujuan untuk menentukan bobot optimum. Pemanggilan program globalRidge adalah: am = a d e , , dimana, : matriks desain : vektor input : dugaan nilai parameter regulasi positif dengan default 0,5 Berdasarkan program rbfDesign, adanya penambahan neuron bias menyebabkan adanya bobot bias. Bobot bias akan ditambahkan pada kombinasi linier fungsi output . 59

4. Prosedur Pembentukan Model

RBF Berdasarkan uraian di atas, dapat disususn suatu prosedur pembentukan model RBF pada deret berkala sebagai berikut : a. Identifikasi model Identifikasi model bertujuan untuk menentukan banyak neuron input pada struktur jaringan RBF. Penentuan input dilakukan dengan melihat lag-lag yang signifikan pada plot ACF. b. Menentukan nilai pusat dan varians Nilai pusat dan varians ditentukan menggunakan metode K-means . Metode K-means mengelompokkan data inpu t menjadi beberapa kelompok atau kluster sehingga nilai pusat dan varians setiap kluster dapat dihitung. Banyak kluster menentukan banyak neuron tersembunyi pada jaringan. c. Pembagian data Pada proses ini data dibagi menjadi dua bagian yaitu data training dan data testing . Beberapa komposisi data training dan data testing yang sering digunakan masing-masing 80 dan 20, 75 dan 25, 60 dan 40, dan sebagainya Anugerah, 2007:23. d. Menentukan jaringan yang optimum Menentukan jaringan yang optimum dilakukan dengan menentukan banyak neuron tersembunyi dan eliminasi input yang akan membentuk subuah model terbaik. Model terbaik ditentukan dengan cara trial and error terhadap beberapa macam arsitektur yang 60 mungkin dengan menggunakan fungsi aktivasi multkuadratik . Penentuan model terbaik juga dilakukan dengan memperhatikan nilai MAPE dan MSE terkecil. Pada proses ini, dengan mengunakan metode kuadrat terkecil Least Square dan Global Ridge Regression diperoleh pula nilai-nilai bobot. e. Uji kesesuaian model Tahap Diagnostik Model dianggap baik jika residual dari hasil pembelajaran data training bersifat acak yang artinya white noise terpenuhi. Pengecekan ini dapat dilihat dari plot ACF atau PACF residual yang dihasilkan. Pada tahap ini jika residual tidak white noise maka model tidak sesuai atau bisa dikatakan model tidak bisa digunakan. f. Peramalan Langkah terakhir adalah peramalan dengan melakukan perhitungan menggunakan fungsi output.

C. Aplikasi Model