Pendidikan Pertanian Transportasi Konstruksi

3. Ketenagakerjaan

Bagian ini menyajikan data jumlah angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan tingkat pengangguran terbuka pada suatu wilayah. Selain itu dapat disajikan juga perbandingan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan kesempatan kerja, serta dapat diungkapkan juga apakah angkatan kerja di daerah tersebut dapat terserap seluruhnya atau bahkan terjadi migrasi angkatan kerja ke daerah lain.

4. Kesejahteraan

Bagian ini menyajikan persentase penduduk miskin di perkotaan dan pedesaan pada suatu wilayah.

C. Perkembangan indikator sektoral terpilih.

Bagian ini menyajikan kondisi beberapa indikator sosial ekonomi pada suatu wilayah yang merupakan dampak dari kebijakan fiskal pemerintah daerah. Informasi pada bagian ini berguna untuk membahas beberapa permasalahan tematik pada bab analisis fiskal regional dengan mengaitkan kondisi sosial ekonomi dengan alokasirealisasi anggaran pada suatu wilayah. Indikator-indikator tersebut dapat disajikan dengan ilustrasi grafis chart, diagram, grafik, tabel-tabel perbandingan, maupun ilustrasi distribusi spasial. Berikut ini adalah beberapa contoh indikator yang dapat disajikan: 1. Kesehatan Bagian ini menyajikan data fasilitas dan tenaga kesehatan pada suatu wilayah di suatu daerah. Data yang disajikan dapat berupa rasio Rumah Sakit,Puskesmas untuk setiap 100.000 penduduk, Selain itu perlu disajikan juga rasio tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, perawat untuk setiap 100.000 penduduk.

2. Pendidikan

Bagian ini menyajikan data partisipasi pendidikan formal Angka Partisipasi Sekolah, persentase buta huruf dan rasio penduduk usia sekolah PUS dengan jumlah sekolah dan guru pada suatu wilayah

3. Pertanian

Bagian ini menyajikan data nilai tukar petani selisih antara biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh petani, dan upah riil buruh tani. Hal ini untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani yang memiliki lahan dan buruh tani penggarap lahan. Selain itu dapat didetilkan menurut kondisi di daerah masing-masing, misalnya untuk daerah penghasil lobster dapat menambahkan grafik peningkatan hasil lobster.

4. Transportasi

Bagian ini menyajikan kondisi jumlah panjang jalan menurut kewenangan pada suatu wilayah, serta jumlah kendaraan bermotor untuk mengetahui kondisi infrastruktur serta tingkat kesejahteraan masyarakat yang menggunakan moda transportasi.

5. Konstruksi

Bagian ini memuat nilai konstruksi yang diselesaikan menurut jenis pekerjaan, serta jumlah perusahaan konstruksi pada suatu wilayah, untuk mengetahui perkembangan kemajuan pembangunan infrastruktur pada wilayah tersebut. Indikator diatas dapat ditambahkan sesuai dengan keadaan di daerah masing-masing, misalnya yang daerah yang PADnya bersumber dari sektor pariwisata dapat menambahkan indikator sektor pariwisata seperti tingkat hunia kamar hotelpenginapan, jumlah akomodasi, rata-rata pekerja dan jumlah tamu per harinya, peningkatan jumlah wisatawan dan rata-rata lama menginap. Indikator-indikator tersebut dapat disajikan dengan ilustrasi grafis chart, diagram, grafik, tabel- tabel perbandingan, maupun ilustrasi distribusi spasial.

BAB III PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT

Bagian ini menyajikan ilustrasi dan narasi yang mengelaborasikan perkembangan realisasi pendapatan pemerintah pusat dan pagu serta realisasi belanja pemerintah pusat APBN pada wilayah tersebut dan pada periode pelaporan tertentu. Eksposisi data pada bagian batang tubuh ini diutamakan ilustrasi grafis, sedangkan tabulasi disajikan pada lampiran. Informasi perkembangan pagu maupun realisasi meliputi satuan nominal dan persentaseproporsi perkembangannya. Disamping itu, data yang disajikan merupakan aggregat provinsi yang bersangkutan, bukan per kabupatenkota. Adapun urutan penyajiannya adalah sebagai berikut:

A. I – account Tingkat Provinsi

Bagian ini menyajikan data I – account tingkat propinsi. Data dapat diambil dari data LKPP UAPPAW Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah.

B. Pendapatan Pemerintah Pusat 1. Penerimaan Perpajakan

Bagian ini menyajikan data mengenai perkembangan penerimaan perpajakan baik itu dari berbagai jenis pajak dan bea masuk. Sebagai contoh dapat dibandingkan data antara penerimaan pajak dengan penerimaan bea masuk di propinsi x pada triwulan I.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat a. Perkembangan PNBP per Jenis PNBP

Memuat realisasi penerimaan negara bukan pajak pada suatu wilayah yang dibedakan menjadi empat jenis yaitu: penerimaan Sumber Daya Alam, Bagian Pemerintah atas Laba BUMN, Penerimaan Bukan Pajak Lainnya serta Pendapatan BLU. Sebagai contoh dapat dibandingkan data antara penerimaan Sumber Daya Alam, Bagian Pemerintah atas Laba BUMN, Penerimaan Bukan Pajak Lainnya serta Pendapatan BLU di propinsi x pada triwulan I.

b. Perkembangan PNBP FungsionalKementerianLembaga

Memuat realisasi penerimaan negara bukan pajak pada suatu wilayah yang disajikan menurut PNBP terpilih, seperti Biaya pembuatan SIM dan denda tilang di Polri, ijin HPH di Kementerian Kehutanan, Biaya PersidanganPerkara di Mahkamah Agung, Biaya Nikah Talak Rujuk dan Cerai NTCR di Kementerian Agama. Sebagai contoh dapat dibandingkan data PNBP SIM, NTCR, Ijin HPH dan Biaya PerkaraSidang pada triwulan I.

C. Belanja Pemerintah Pusat

Bagian ini menyajikan data mengenai perkembangan belanja sebagai salah satu alat kebijakan fiskal sehingga dapat diketahui arah kebijakan fiskal yang sedang dijalankan pemerintah pusat di daerah tersebut.