Metode Potier Zero Power Factor

Tidak diperlukan pembacaan lebih dari sekali karena SCC merupakan suatu garis lurus yang melewati titik awal. Hal ini disebabkan karena tahanan jangkar R a lebih kecil daripada reaktansi sinkron X s , arus hubung singkat I sc tertinggal hampir sebesar 90º terhadap tegangan terinduksi V f . Akibatnya, fluks armatur φ a dan fluks medan φ f berlawanan arah sehingga fluks resultan φ R bernilai kecil. Karena φ R bernilai kecil, pengaruh saturasi akan diabaikan dan arus hubung singkat I sc berbanding lurus dengan arus medan melebihi batas range dari nol sampai melampaui arus nominal

3.6 Metode Potier Zero Power Factor

Metode ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor X l dan pengaruh reaksi jangkar X a - Karakteristik Tanpa beban. . Data yang diperlukan adalah : - Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya nol. Khusus untuk karakteristik beban penuh dengan faktor daya nol dapat diperoleh dengan cara melakukan percobaan terhadap generator seperti halnya pada saat percobaan tanpa beban, yaitu menaikkan arus medan secara bertahap, yang membedakannya supaya menghasilkan faktor daya nol, maka generator harus diberi beban reaktor murni. Arus jangkar dan faktor daya nol saat dibebani harus dijaga konstan. Langkah-langkah untuk menggambar Diagram Potier sebagai berikut : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Pada kecepatan sinkron dengan beban reaktor, atur arus medan sampai tegangan nominal dan beban reaktor arus beban sampai arus nominal. 2. Gambarkan garis sejajar melalui kurva beban nol. Buat titik A yang menunjukkan nilai arus medan pada percobaan faktor daya nol pada saat tegangan nominal. 3. Buat titik B, berdasarkan percobaan hubung singkat dengan arus jangkar penuh. OB menunjukkan nilai arus medan saat percobaan tersebut. 4. Tarik garis AD yang sama dan sejajar garis OB. 5. Melalui titik D tarik garis sejajar kurva senjang udara sampai memotong kurva beban nol dititik J. Segitiga ADJ disebut segitiga Potier. 6. Gambar garis JF tegak lurus AD. Panjang JF menunjukkan kerugian tegangan akibat reaktansi bocor. 7. AF menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi efek magnetisasi akibat reaksi jangkar saat beban penuh. 8. DF untuk penyeimbang reaktansi bocor jangkar JF. Seperti yang di tunjukkan pada Gambar 3.13 dibawah ini : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 3.13 Diagram Lengkap Metode Segitiga Potier Dari Gambar diagram Potier diatas, bisa dilihat bahwa : - V nilai tegangan terminal saat beban penuh. a. V ditambah JF I.X menghasilkan tegangan E. - BH = AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar. - Bila vektor BH ditambah kan ke OG, maka besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk tegangan tanpa beban E VR = bisa diketahui dengan persamaan 3.18 ................................................3.18 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diagram vektor potier juga dapat digambarkan terpisah seperti Gambar 3.14 Berikut: Gambar 3.14 Diagram Vektor Potier Dari Gambar 3.14 di atas dapat diketahui bahwa : a. Untuk faktor daya lagging dengan sudut φ, vektor I digambarkan tertinggal dari V sebesar φ. b. Vektor IRa digambarkan sejajar dengan vektor I dan IXL digambarkan tegak lurus terhadap IRa. c. Garis OJ menunjukkan besar tegangan E dengan besar eksitasinya garis OG yang digambarkan dengan sudut 90º terhadap E garis OJ. d. Garis GI garis BH = garis AF pada gambar 3.13 menunjukkan arus medan yang sebanding dengan reaksi jangkar beban penuh dan digambarkan sejajar dengan vektor arus I. e. Garis OI menunjukkan eksitasi medan untuk tegangan E0. Dimana, vektor E0 tertinggal sebesar 90º terhadap garis OI. f. Garis JK menunjukkan jatuh tegangan akibat reaktansi jangkar IXL. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV ANALISA PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL PADA