Umum Pengukuran parameter Generator Sinkron

2.9 Penentuan Parameter Generator Sinkron Tiga Phasa

Dari kedua test : - Ea dari test beban nol Open Circuit - Ia dari test hubung singkat Short Circuit Diperoleh impedansi sinkron di dapat persamaan 2.26 Zs = a a s a I E jX R = + 2 2 ……………..................……2.26 Karena R a X S , maka impedansi sinkron menjadi : Z s ≈ X s a a I E ≈

BAB III PENGARUH FAKTOR DAYA TERHADAP REGULASI TEGANGAN

GENERATOR SINKRON 3 FASA

3.1 Umum

Cara menentukan pengaturan tegangan untuk mesin – mesin kecil dapat diperoleh dengan cara langsung, yaitu generator sinkron diputar pada kecepatan nominal, eksitasi diatur sehingga menghasilkan tegangan nominal V pada beban penuh, kemudian beban dilepas dengan menjaga agar putaran tetap konstan. Selain itu, arus eksitasi juga harus dijaga konstan. Maka, akan diperoleh harga UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tegangan pada beban nol E Untuk mesin – mesin besar, metode yang digunakan untuk menentukan regulasi tegangan dengan cara langsung sering kali tidak dapat dilakukan. Hal ini disebabkan oleh rating kVA yang sangat tinggi. Terdapat beberapa metode tidak langsung yang hanya memerlukan sejumlah kecil daya jika dibandingkan dengan daya yang diperlukan pada metode langsung. Beberapa metode tersebut antara lain : dan regulasi tegangan dapat dihitung dengan persamaan di atas. a. Metode impedansi sinkron EMF b. Metode ampere lilit MMF c. Metode Potier zero power factor d. Metode New ASA American Standard Association Akan tetapi, dalam Tugas Akhir ini hanya akan dibahas metode Potier zero power factor dengan faktor daya unity, lagging dan leading

3.2 Pengukuran parameter Generator Sinkron

Parameter yang akan ditentukan adalah Reaktansi Sinkron per fasa X s dan tahanan belitan jangkar per fasa R a Langkah awal penentuan parameter adalah dengan melihat karakteristik beban nol Generator.Pada tes ini, generator diputar pada kecepatan ratingnya dan terminalnya terbuka. Arus Medan dinaikkan bertahap dari nol sampai dimana nilai E . A nominal. Pada kondisi ini arus jangkar I a =0, dan E A =V t . UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dari data tes ini didapat karakteristik E A atau V t sebagai fungsi dari arus medan I f . Dengan karakteristik tersebut diperoleh besar E A untuk arus medan I f tertentu. Bentuk karakteristik tes beban nol diperlihatkan pada Gambar 3.1. If, Amp Vt, Volt Karakteristik Hubung Buka Open Circuit Air Gap Line Gambar 3.1 Kurva Karakteristik beban nol Di bawah kondisi saturasi, efek besi pada inti stator mempunyai reluktansi beberapa ribu kali lebih rendah dari pada reluktansi celah udara, sehingga pada saat pertama, semua MMF yang melalui celah udara akan menghasilkan fluksi yang bertambah secara linier. Ketika akhirnya besi mencapai titik saturasi, reluktansi besi akan bertambah secara drastis dan fluksi akan bertambah besar secara lambat sesuai dengan pertambahan MMF. Garis linier pada karakteristik disebut juga garis celah udara. Langkah berikutnya adalah tes hubung singkat. Pada kondisi ini terminal jangkar dihubung singkat melalui ampermeter, selanjutnya arus jangkar I a diperbesar dengan menaikkan arus medan I f . Karakteristik Hubung singkat dapat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dilihat pada Gambar 3.2, pada kondisi ini tegangan terminal V t =0, sedangkan arus jangkar I a I dinyatakan oleh persamaan 3.1 a s a A jX R E + = …..................................................................3.1 Dimana besaran magnitudnya adalah pada persamaan 3.2 I a 2 2 s a A X R E + = ….........................................................3.2 Impedansi mesin dapat dihitung berdasarkan persamaan3.3 Z s 2 2 scc I occ E X R a A s a = + = ………............................3.3 Dimana, E A occ dan I a scc pada arus medan I f yang sama. Ia, Amp If, Amp Karakteristik hubung Singkat Short Circuit Gambar 3.2 Kurva Karakteristik Hubung Singkat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.3 Pengaruh Faktor Daya Terhadap Regulasi Tegangan dan Efisiensi