5.2.2 Distribusi responden berdasarkan jenis gangguan pendengaran
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 22 responden, responden yang pendengarannya normal pada telinga kanan sebanyak 8 36,4 responden,
sedangkan telinga kiri sebanyak 10 45,5 responden, responden yang mengalami gangguan pendengaran konduktif pada telinga kanan sebanyak 3
13,6 responden, sedangkan telinga kiri sebanyak 2 9,1 responden, responden yang mengalami gangguan pendengaran sensorineural pada telinga
kanan sebanyak 3 13,6 responden, sedangkan telinga kiri sebanyak 2 9,1 responden, dan responden yang mengalami gangguan pendengaran campuran
pada telinga kanan sebanyak 8 36,4 responden,sedangkan pada telinga kiri sebanyak 8 36,4 responden.
Distribusi paling banyak adalah responden dengan pendengaran normal. Hal ini disebabkan para pekerja bekerja dibagian mesin dengan waktu yang tidak
terlalu lama yaitu hanya sekitar 2-6 jam hari dengan interval waktu hanya 30-45 menit berada di dalam ruang mesin. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja,
Transmigrasi, dan Koperasi No. SE-01MEN1978 menyatakan nilai ambang batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan nilai rata-
rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40
jam seminggu Buchari,2007. Sedangkan distribusi terbanyak kedua adalah gangguan pendengaran campuran. Gangguan pendengaran campuran adalah
kondisi dimana gangguan pendengaran mempunyai unsur konduktif dan sensorineural dimana hasil pemeriksaan audiometri menunjukkan hantaran tulang
lebih dari 25 dB, hantaran udara lebih besar dari hantaran tulang, dan terdapat gap. Hal ini disebabkan para pekerja mengalami gangguan telinga luar atau
telinga tengah disertai dengan gangguan pendengaran akibat kebisingan lingkungan kerja.
Sesuai dengan laporan tahunan balai Hiperkes Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2004, hasil pengukuran pada 76 perusahaan menunjukkan 33,2
intensitas bising berada diatas nilai ambang batas 85 dB, kehilangan
Universitas Sumatera Utara
pendengaran 89,9 dengan tipe gangguan yang menonjol adalah tipe campuran 43,5 dan konduktif 46,4 Mallapiang, 2008.
Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang jenis-jenis gangguan pendengaran berdasarkan etiologi gangguan pendengaran di RSUP. H. Adam
Malik Tahun 2009 berdasarkan hasil pemeriksaan audiometri, dari 54 pasien didapatkan sebanyak 44 orang 81,5 mengalami gangguan pendengaran
konduktif, sebanyak 2 orang 3,7 mengalami gangguan pendengaran sensorineural, sedangkan sebanyak 8 orang 14,8 mengalami gangguan
pendengaran campuran Yathavan, 2011.
5.2.3 Distribusi responden berdasarkan derajat gangguan pendengaran