PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN PERAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(1)

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Instansi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul DIY)

THE EFFECT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCY, UNDERSTANDING OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARD, INTERNAL CONTROL SYSTEM AND

THE ROLE OF SUPPORTING INFRASTRUCTURE ON THE QUALITY OF REGENCY FINANCIAL STATEMENTS

(Empirical Study at Government Institutions in Gunung Kidul Regency DIY)

Oleh

MIFTAHUL JANNAH 20130420377

FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

ii SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL, DAN PERAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris pada Instansi Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul DIY)

THE EFFECT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCY,

UNDERSTANDING OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARD, INTERNAL CONTROL SYSTEM AND THE ROLE OF SUPPORTING INFRASTRUCTURE ON THE QUALITY OF REGENCY FINANCIAL

STATEMENTS

(Empirical Study at Government Institutions in Gunung Kidul Regency DIY)

Diajukan Oleh MIFTAHUL JANNAH

20130420377

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

Rizal Yaya ., SE., M.Sc.,Ak., Ph.D., CA Tanggal, 02 Desember 2016 NIK: 19731218799904 143 068


(3)

iii

PENDUKUNG TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris pada Instansi Pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul DIY)

THE EFFECT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCY,

UNDERSTANDING OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARD, INTERNAL CONTROL SYSTEM AND THE ROLE OF SUPPORTING INFRASTRUCTURE ON THE QUALITY OF REGENCY FINANCIAL

STATEMENTS

(Empirical Study at Government Institutions in Gunung Kidul Regency DIY)

Diajukan Oleh

MIFTAHUL JANNAH 20130420377

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

Tanggal 17 Desember 2016 Yang terdiri dari

Rizal Yaya., SE., M.Sc.,Ak., Ph.D., CA Ketua Tim Penguji

Drs. Afrizal Tahar., SH., M.Acc., Ak., CA

Anggota Tim Penguji

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Muhamammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si NIK. 19660604199201 143 016

Sigit Arie Wibowo., SE., M.Acc., Ak., CA Anggota Tim Penguji


(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Miftahul Jannah Nomor Mahasiswa : 20130420377

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul:

KOMPETENSI

SUMBER DAYA MANUSIA, PEMAHAMAN STANDAR

AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL

DAN

PERAN

SARANA

PRASARANA

PENDUKUNG

TERHADAP

KUALITAS

LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empris pada Instansi

Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 02 Desember 2016


(5)

v

Allah mengangkat derajat orang yang beriman dan

orang-orang yang berilmu beberapa derajat, Allah maha mengetahui

atas apa-apa yang kalian kerjakan

. (Q.S Al-Mujadilah :11)

Rasulullah

Shallallahu „alaihi wasallam

memuji para penuntut ilmu

di dalam sabdanya.

“Barang siapa menempuh jalan guna mencari Ilmu, maka Alloh

memudahkan baginya jalan menuju surga.” ( HR Muslim

)

Imam As-

Syafi’i mengatakan:

ْ َ

َا َ َ

اَيْنّدل

ِ ْيَ َ َ

ِ ْ ِ ْلاِ

,

ْ َ َ

َا َ َ

َ َ ِ ْا

ِ ْيَ َ َ

ِ ْ ِ ْلاِ

Artinya:

“Barang siapa menghendaki (kebaikan) dunia, maka

hendaknya ia menggunakan ilmu, dan barang siapa menghendaki

kebaikan

akhirat, maka hendaknya menggunakan ilmu”

Tidak ada salahnya untuk mecoba daripada tidak sama sekali,

pasti Allah memberi jalan, Allah maha pemurah

Jangan terlalu berharap kepada selainNya, pengharapan yang

lebih ke sesama manusia tidak sebanding dengan pengharapan

kepada Tuhan.

(Penulis)


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Kupersembahkan untuk…. Untuk Ibunda dan Ayahanda tercinta Untuk adik-adikku tersayang


(7)

vii

Asalamu’alikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal dan Peran Sarana Prasarana Pendukung terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”.

Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi instansi pemerintah daerah, khususnya lokasi penelitian penulis yaitu Gunung Kidul dan dapat memberikan ide, maupun masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dosen Pembimbing Bapak Rizal Yaya., SE., M.Sc., Ak., Ph.D., CA yang dengan penuh kesabaran dalam memberikan masukan dan bimbingan selama penulis menyelesaikan karya tulis ini.

2. Semua dosen-dosen fakultas ekonomi dan bisnis universitas muhammadiyah Yogyakarta khususnya untuk dosen-dosen prodi akuntansi yang telah memberikan ilmu serta pengalaman studinya kepada saya.


(8)

viii

3. Ibu dan Bapak serta semua keluarga yang telah memberikan semangat dan perhatian kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

4. Kepad kakak Hairul Fatoni yang bersedia membantu menyebar kuesioner ke Instansi Pemda Gunung Kidul.

5. Kepada kakak Fathurrahman yang senantiasa memberikan semangat dan selalu memberikan tekanan untuk menyelesaikan karya tulis ini.

6. Untuk semua teman-teman ayu, wina, anisa, neni, mba fatma yang selalu memberikan dukungan, bantuan serta semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Sebagai kata akhir, semua kesempurnaan hanya milik Allah SWT, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk penyusunan karya tulis dengan topik yang sama.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 02 Desember 2016


(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. TujuanPenelitian... 9

E. Manfaat Penelitian... 10

1) Secara Teoritis ... 10

2) Secara Praktis ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. LANDASAN TEORI ... 11

1) Teori Stewardship ... 11

2) Teori Akuntabilitas ... 13

3) Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 16

4) Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan ... 17

5) Sistem Pengendalian Internal ... 20

6) Sarana Prasarana Pendukung ... 22

B. PENELITIAN TERDAHULU ... 23

C. MODEL PENELITIAN ... 25

D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 26

BAB III METODA PENELITIAN ... 35

A. Obyek Penelitian ... 35

B. Jenis Data ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36


(10)

x

a) Variabel Dependen ... 37

b) Variabel Independen ... 38

1) Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 38

2) Pengaruh Pemahaman Terhadap Standar Akuntansi Pemerintah ... 39

3) Sistem Pengendalian Internal ... 39

4) Sarana dan Prasarana Pendukung ... 40

F. Uji Kualitas Data... 40

1) Uji Validitas ... 40

2) Uji reliabilitas ... 41

G. Uji Asumsi Klasik ... 41

1) Uji Normalitas ... 41

2) Uji Multikolonearitas ... 42

3) Uji Heteroskedasitas ... 43

H. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 43

1) Koefisien Detirminasi ... 44

2) Uji Signifikansi Simultan (Statistik F) ... 44

3) Uji Parsial ( Uji Statistik t) ... 45

4) Model Regresi ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN ... 47

1) Deskripsi Penelitian ... 47

B. ANALISIS DESKRIPTIF ... 48

1) Deskripsi Responden... 48

2) Stratistik Deskriptif ... 50

C. UJI KUALITAS INSTRUMEN ... 52

1) Uji Validitas ... 52

2) Uji Reliabilitas ... 57

D. UJI ASUMSI KLASIK ... 58

1) Uji Normalitas ... 58

2) Uji Multikolonearitas ... 59

3) Uji Heteroskedastisitas ... 61

E. ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS... 61

1) Koefisien determinasi (R2) ... 61

2) Uji Signifikansi Simultan (Statistik F) ... 62

3) Uji Parsial ( Uji Statistik t) ... 63

F. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DAN ANALISIS DATA ... 65

G. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 67

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(11)

xi

3.1. Tabel skor skala likert ... 36

4.1. Hasil Penyebaran Kuesioner ... 47

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 49

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 50

4.5. Hasil Uji Deskriftif ... 51

4.6. Hasil Uji Validitas Variabel KSDM ... 52

4.7. Hasil Uji Validitas Variabel PSAP ... 53

4.8. Hasil Uji Validitas Variabel SPI ... 54

4.9. Hasil Uji Validitas Variabel SPP ... 55

4.10. Hasil Uji Validitas Variabel KLKPD ... 56

4.11. Hasil Uji Reliabilitas ... 57

4.12. Hasil Uji Normalitas ... 58

4.13. Hasil Uji Multikolinearitas ... 59

4.14. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 62

4.16. Hasil Uji Simultan Statistik F ... 63

4.17. Hasil Uji Simultan (Uji Statistik t) ... 64


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR


(13)

(14)

(15)

This research aims to analyze the effect of human resources competency, understanding of government accounting standard, internal control system and the role of supporting infrastructure on the quality of regency financial statements (empirical study at government institutions in gunung kidul regency DIY). There are 150 respondents in this resesearch. This research uses purposive sampling method. SPSS V15 is used to analyze hypotheses in this research.

Based on the result of this research are human resources competency influence positively on quality of regency financial statements. Understanding of government accounting standard influence positively, but not significant. Internal control system and the role supporting infrastructure influence positively on quality of regency financial statements.

Keywords: Multiple Regression, Human Resources Competency, Understanding of Government Accounting Standard, Internal Control System, The Role of Supporting Infrastructure, Quality of Regency Financial Report.


(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan paradigma baru ini diwujudkan melalui kebijakan-kebijakan otonomi daerah yang diatur dalam undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Dalam rangka mewujudkan otonomi daerah, pemerintah daerah mengeluarkan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang sekarang diubah menjadi PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang harus diterapkan untuk memperoleh hasil laporan keuangan yang berkualitas baik. Untuk dapat mewujudkan tata kelola yang baik (good governance) pemerintah harus melakukan berbagai upaya-upaya yang dapat menciptakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

Pengelolaan keuangan daerah mencakup beberapa aspek baik dalam bidang peraturan, kelembagaan, sistem informasi keuangan daerah, dan peningkatan sumber daya manusia. Pengukuran kinerja pemerintah adalah hal yang sangat penting untuk menciptakan suatu kinerja yang berbasis akuntabilitas serta transparansi dan peningkatan


(17)

pelayanan terhadap masyarakat (Halim dan Laurensius 2005). Untuk mengelola pemerintahan dengan benar, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seharusnya memiliki kewenangan yang jelas dalam pengelolaannya.

Bentuk media pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintah diatur dalam undang-undang No 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara. Pada Pasal 31. disebutkan bahwa gubernur /bupati/walikota menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian serta pengambilan keputusan, harus sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan.

Informasi akuntansi yang terdapat dalam sebuah laporan keuangan pemerintah daerah seharusnya dapat bermanfaat baik dalam pengertian, aktivitas yang dapat bermanfaat dalam pengambilan sebuah keputusan dan dapat dipahami oleh para pengguna (Huang et al, 1999 dalam Xu et al, 2003). Agar bermanfaat, informasi akuntansi harus memenuhi beberapa karakteristik kualitatif laporan keuangan yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yakni (1) Relevan, (2) Andal, (3) dapat dibandingkan, dan (4) dapat dipahami.

Apabila informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dapat memenuhi atau sesuai dengan kriteria


(18)

3

karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Masyarakat menuntut kepada pemerintah untuk menciptakan laporan keuangan sesuai dengan karakteristik kualitatif yang telah dijelaskan diatas. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat pertanggungjawaban manajemen suatu pemerintah terhadap publik.

Penerapan akuntansi yang baik serta pengawasan yang optimal dari pihak internal maupun eksternal terhadap kualitas laporan keuangan pada sebuah instansi pemerintah dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sehingga kinerja penyelenggaraan urusan-urusan pemerintah dapat optimal.

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberi opini jenis ini, artinya auditor berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, perusahaan/pemerintah dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, jika terdapat kesalahan, kesalahan tidak dianggap material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.


(19)

Kompetensi sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan sudah sesuai dengan karakterisitik kualitatif penyusunan, maka laporan yang dihasilkan oleh suatu lembaga pemerintahan dapat digunakan dalam hal pengambilan keputusan.

Menurut Nasruddin (2008), sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan sebuah instansi ataupun organisasi, disebabkan bahwa sumber daya manusia memiliki nilai peran yang sangat tinggi disebabkan oleh kemampuan, pengetahuan dan keterampilan. Kualitas SDM memegang peranan penting dalam sebuah organisasi oleh karena itu pemerintah pusat dan daerah perlu secara serius menyusun perencanaan dan penempatan SDM dibidang akuntansi pemerintahan.

SAP merupakan salah satu acuan dalam menyusun laporan keuangan. SAP merupakan landasan dasar yang penting dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dengan adanya pemahaman yang baik terhadap SAP, maka akan dapat menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang disusun sesuai SAP akan menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan handal serta berguna dalam menentukan keputusan. Standar akuntansi pemerintahan merupakan pedoman di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.


(20)

5

Standar akuntansi pemerintahan adalah syarat mutlak yang harus dijadikan pedoman agar kualitas laporan keuangan di Indonesia dapat ditingkatkan (PP No. 71 Tahun 2010).

Sistem Pengendalian Internal adalah suatu kegiatan/proses yang dilakukan sesuai dengan tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh semua kalangan di instansi pemerintah untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP No. 60 tahun 2008).

Hal yang perlu diperhatikan yaitu kompetensi sumber daya manusia, penerapan serta pemahaman standar akuntansi pemerintahan serta bagaimana sistem pengendalian internal dan sarana prasarana pendukung yang ada disebuah instansi dapat beroperasi dan berguna untuk mencapai hasil yang efektif, efisien serta mencegah kerugian keuangan Negara demi kepentingan masyarakat dan kesejahteraan daerah.

Adapun hasil audit BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2014 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, lima LKPD atau 83,33% dari total enam LKPD memperoleh opini WTP. Perolehan opini WTP atas LKPD tahun 2014 sama dengan tahun 2013.


(21)

Perkembangan Opini BPK Atas LKPD Tahun 2011-2014 dapat Dilihat Pada Tabel 1.1.

No Pemerintah Kabupaten/Kota Opini LKPD 2011 2012 2013 2014 1 Daerah Istimewa Yogyakarta WTP WTP WTP WTP

2 Kota Yogyakarta WTP WTP WTP WTP

3 Kabupaten Bantul WDP WTP WTP WTP

4 Kabupaten Sleman WTP WTP WTP WTP

5 Kabupaten Kulon Progo WDP WDP WTP WTP 6 Kabupaten Gunung Kidul WDP WDP WDP WDP Sumber : Website BPK RI

Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul siap memperbaiki raih-an opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menuju Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK. Kamis, 31 Maret 2016. “Kami sudah berusaha mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, sehingga semoga kami bisa memperbaiki capaian opini tahun lalu. ”Demikian harap Immawan Wahyudi di Kantor Perwakilan BPK

Yogyakarta”. Parna juga pernah mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul yang telah menyerahkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah TA 2015 tepat waktu sesuai amanah undang-undang. (www.yogyakarta.bpk.go.id/?p=8533).

Seiring berjalannya waktu, pemerintah Kabupaten Gunung Kidul melakukan berbagai upaya seperti membenahi Sistem Pengendalian Internal yang masih lemah, memperbaiki struktur maupun sistem penataan barang milik Negara/Daerah dengan tertib, serta memperbaiki ketentuan ketidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku, memberikan pelatihan terhadap pegawai/staff yang memiliki kelemahan dalam penyusunan laporan keuangan, serta kurang


(22)

7

memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemerintah daerah. Semua kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul tersebut dijadikan sebagai sebuah poin penting oleh Pemerintah Daerah yang harus diperbaiki agar dapat memperoleh opini audit WTP dari BPK RI.

Berdasarkan informasi yang diperoleh diatas maka, peneliti melakukan penelitian mengenai aspek yang dapat mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Adapun judul penelitian yang akan diangkat yaitu “Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal dan Sarana Prasarana pendukung dapat mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”.

B. BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang dibahas pada penelitian ini yaitu mencakup SKPD yang ada di Kabupaten Gunung Kidul, serta membahas hasil kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada seluruh dinas dan instansi pemerintahan di Gunung Kidul yang dapat dipengaruhi oleh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal, serta peran Sarana Prasarana Pendukung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada lokasi penelitian yang berbeda dan waktu melakukan penelitian yaitu pada tahun 2016, serta


(23)

menambahkan satu variabel independen dari penelitian sebelumnya yaitu variabel peran sarana prasarana pendukung.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut; 1. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh

entitas penyusun laporan keuangan dapat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

2. Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dapat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

3. Apakah Sistem Pengendalian Internal dapat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah?

4. Apakah Peran Sarana dan Prasarana pendukung dapat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah;

1. Untuk menemukan bukti empiris kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh entitas penyusun laporan keuangan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.


(24)

9

2. Untuk menemukan bukti empiris pemahaman standar akuntansi pemerintahaan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

3. Untuk menemukan bukti empiris sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

4. Untuk menemukan bukti empiris sarana dan prasarana pendukung berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini baik secara teoritis dan praktis adalah;

1) Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan literatur dalam perkembangan ilmu akuntansi berkaitan dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang dapat dipengaruhi oleh kompetensi sumber daya manusia, pemahaman standar akuntansi pemerintahan, sistem pengendalian internal, dan peran sarana prasarana pendukung. Serta memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya dalam bidang akuntansi sektor publik.


(25)

2) Secara Praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan atau himbauan bagi lembaga pemerintahan daerah dalam menerapkan standar-standar akuntansi pemerintahan, agar menghasilkan output laporan keuangan yang bermutu baik, agar dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Memberi sumbangan referensi bagi pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan mengenai akuntabilitas laporan keuangan.

Bagi masyarakat sebagai stakeholder eksternal, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mendeteksi tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dan mendorong agar lebih berpartisipasi dalam mengawasi serta mendorong peningkatan kinerja pemerintah daerah dengan baik.


(26)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1) Teori Stewardship (Stewardship theory)

Stewardship theory (Donaldson dan Davis, 1991),

menggambarkan bahwa tidak ada suatu keadaan situasi para manajemen termotivasi untuk tujuan-tujuan individu melainkan lebih fokus untuk tujuan sasaran utama yaitu kepentingan organisasi. Asumsi filosofi mengenai teori stewardship dibangun berdasarkan sifat manusia yaitu dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, serta dapat berlaku jujur untuk pihak lainnya. Dengan kata lain, stewardship theory memandang bahwa manajemen dapat berperilaku baik untuk kepentingan publik dan umumnya maupun shareholders pada khususnya (Daniri 2005). Teori ini menggambarkan hubungan yang kuat antara kepuasan dan kesuksesan organisasi. Tercapainya kesuksesan dalam sebuah organisasi dapat dicapai dengan cara maksimalisasi utilitas principals

dan manajemen. Teori stewardship dapat diterapkan dalam penelitian akuntansi organisasi sektor publik seperti organisasi pemerintahan dan non profit lainnya. (Haliah, 2012).

LKPD merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pelaksanaan good governance. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam


(27)

pembuatan LKPD, Pemerintah Daerah harus mengungkapkan secara jelas dan rinci terkait data akuntansi dan informasi-informasi lainnya secara relevan. LKPD yang dibuat oleh Pemerintah Daerah akan bermanfaat bagi berbagai kalangan pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut. Pihak-pihak tertentu dapat memanfaatkan LKPD tersebut untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi.

Pada awal perkembangannya, akuntansi organisasi sektor publik bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan informasi antara

stewards dengan principals. Akuntansi sebagai alat penggerak akuntansi serta diikuti dengan perubahan yang semakin kompleks, adanya spesialisasi dalam akuntansi serta perkembangannya dalam organisasi sektor publik, selaku principals sangat sulit untuk melakukan sendiri fungsi-fungsi pengelolaan. Pemisahan antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan sangat jelas. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta pertanggungjawaban atas pengelolaan kekayaan Negara, peran akuntansi sangat diperlukan.

Secara prinsip akuntansi merupakan alat pengendalian diri, sebagai sarana pelaporan aktivitas manajer atas pengelolaan sumber daya manusia dan keuangan. Dengan adanya keterbatasan, pemilik sumber daya menyerahkan amanah pengelolaan sumber daya kepada pihak lain (stewards/manajemen) yang lebih siap. Kontrak hubungan antara principals dengan stewards didasari dengan kepercayaan, kolektif sesuai dengan tujuan organisasi. Stewardship theory


(28)

13

merupakan model yang dapat diterapkan dalam organisasi sektor publik.

Implikasi teori stewardshipterhadap penelitian ini yaitu dapat menjelaskan eksistensi pemerintah daerah sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya dapat menampung aspirasi masyarakat, dapat memberikan pelayanan yang baik bagi publik, mampu membuat pertanggungjawaban keuangan yang diamanahkan kepadanya, sehingga tujuan ekonomi terpenuhi serta kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara maksimal.

2) Teori Akuntabilitas

Akuntabilitas (accountability) secara bahasa dapat diartikan sebagai pertanggungjawaban (Ihyaul, ulum 2004). Akuntabilitas berarti pertanggungjawaban, baik oleh orang-orang maupun instansi yang telah ditentukan atas pilihan serta tindakannya. Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabannya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban. Akuntabilitas publik terdiri dari 1) Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi (akuntabilitas


(29)

vertikal). 2) Pertanggungjawaban terhadap masyarakat luas (akuntabilitas horizontal). Mardiasmo (2002:20).

Istilah akuntabilitas sering diartikan memiliki makna yang sama dengan stewardship yaitu sebagai pertanggungjawaban. Akan tetapi stewardship lebih mengacu pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan efisiensi tanpa dibebani kewajiban melaporkan. Sedangkan akuntabilitas pengacu pada pertanggungjawaban oleh seseorang yang diberi amanah kepada pemberi tanggungjawab serta berkewajiban untuk membuat pelaporan pengungkapan secara rinci dan jelas.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Hubungan antar Penyelenggaran Negara menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “asas akuntabilitas” adalah yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih menekankan pertanggungjawaban horizontal tidak memperhatikan tanggung jawab vertikal saja. Tujuan yang berikutnya adalah perlu dibuat laporan keuangan eksternal yang dapat menggambarkan kinerja lembaga sektor publik.


(30)

15

Akuntabilitas adalah pertanggungjelasan dari seseorang atau sekelompok orang yang diberi amanah untuk menjalankan tugas tertentu kepada pihak pemberi amanah baik secara vertikal maupun secara horizontal. Teori akuntabilitas berkaitan dengan kemampuan memberi jawaban yang jelas kepada otoritas yang lebih tinggi atas tindakan seseorang/sekelompok orang terhadap masyarakat luas dalam sebuah organisasi (Rasul, 2003).

Mardiasmo (2005:21) menjelaskan empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu: 1. Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum (Accountability

for Probity and Legality)

Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.

2. Akuntabilitas Proses

Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas proses termanifestasi melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsive, dan murah biaya.


(31)

3. Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal.

4. Akuntabilitas Kebijakan

Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

Keterkaitan teori akuntabilitas dengan penelitian ini yaitu, dikarenakan bahwa pemerintah daerah merupakan organisasi sektor publik yang bertugas untuk mensejahterakan masyarakat dengan cara memenuhi aspek akuntabilitas atau pertanggungjelasan dalam memimpin, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada pemerintah pusat dan masyarakat.

3) Kompetensi Sumber Daya Manusia

Pengertian kompetensi dalam penjelasan pasal 3 PP No. 101 Tahun 2000 bahwa, yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh PNS berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan jabatannya. Kemampuan sumber daya manusia


(32)

17

merupakan hal yang penting dalam mencapai keberhasilan serta tujuan dalam sebuah organisasi. Dalam organisasi sektor pubik sangat ditekankan pada kemampuan pelayanan yang baik terhadap masyarakat sehingga organisasi sektor publik memiliki reputasi kinerja yang unggul serta akuntabel dipandangan masyarakat.

Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan pasal 1 ayat 10 menyatakan bahwa Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.

Kompetensi sumber daya manusia yaitu menggambarkan karaterisitik pengetahuan, keterampilan, perilaku dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan pekerjaan atau peran secara efektif (Wirawan, 2009;9).

4) Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan

Lahirnya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah membuat perubahan hebat terhadap pola pengelolaan keuangan pemerintah di Indonesia. Standar tersebut dikukuhkan dengan


(33)

terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dana. Sekarang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menggunakan basis kas, kas menuju akrual (cash towards accrual) sampai basis akrual.

SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemahaman SAP merupakan suatu pengetahuan yang sangat mendasar dalam menyusun pelaporan keuangan. Dimana dengan adanya pemahaman yang baik maka akan berdampak terhadap kualitas pelaporan keuangan yang baik pula, serta berpengaruh terhadap kinerja suatu pelaporan keuangan daerah.

Laporan keuangan pemerintah daerah harus memiliki beberapa karakteristik kualitatif yang disyaratkan. Adapun karakterisitik kualitatif laporan keuangan pemerintah daerah yang merupakan persyaratan normatif sebagaimana disebutkan dalam


(34)

19

Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah (PP N0 24 Tahun 2005) adalah:

1. Relevan, yaitu informasi yang didalamnya memuat tentang informasi yang dapat memengaruhi kepuasan pengguna dan dapat membantu mereka dalam menemukan titik keluarnya, baik sebagai alat untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, atau masa kini, dan untuk memprediksi peristiwa yang akan terjadi dimasa depan. Informasi yang relevan memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

 Manfaat prediktif (predictive value). Informasi yang dapat membantu untuk memprediksi masa depan, dengan melihat suatu peristiwa masa lalu dan mempertimbangkannya, serta berdasarkan kejadian masa kini.

 Tepat Waktu (timeliness). Informasi yang disajikan secara tepat waktu yaitu sesuai dengan kebutuhan dan dapat dimanfaatkan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan.

2. Lengkap, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dibutuhkan dan dapat memengaruhi pengambilan keputusan. 3. Andal, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dapat dipercaya

dan tidak menimbulkan kesalahan material, menyajikan informasi secara benar dan jujur, serta dapat diverifikasi kesalahannya. 4. Netralitas, yaitu informasi yang dapat digunakan oleh siapapun


(35)

5. Dapat dibandingkan, yaitu informasi yang dimuat dapat dibandingkan dengan periode yang lalu serta dapat dibandingkan dengan entitas lain yang bergerak dalam bidang yang sama.

6. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, harus dapat dipahami oleh semua kalangan ataupun pihak pengguna laporan keuangan. Dinyatakan dalam bentu serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna laporan keuangan.

Jika informasi yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi atau sesuai dengan kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang terdapat dalam peraturan pemerintah No. 24 Tahun 2005 berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Masyarakat menuntut kepada pemerintah untuk menciptakan laporan keuangan sesuai dengan karakteristik kualitatif yang telah dijelaskan diatas. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat pertanggungjawaban manajemen suatu pemerintah terhadap publik.

5) Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai


(36)

21

mengenai pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan. Ada tiga fungsi yang terlihat dari definisi tersebut yaitu: (a) keterandalan pelaporan keuangan, (b) efisiensi dan efektivitas operasi, dan (c) kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem Pengendalian Internal merupakan kegiatan pengendalian terutama atas pengelolaan sistem informasi yang bertujuan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu alat yang dapat digunakan sebagai tolak ukur atas kinerja pencapaian. Pengendalian intern tidak terbatas hanya pada rencana organisasi, namun juga prosedur dan catatan yang berkaitan dengan proses menentukan keputusan yang mengarah pada otorisasi pimpinan atas transaksi tertentu. Pengendalian intern ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa LKPD disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan efektifitas kegiatan operasi, serta merupakan pondasi good governance dan garis pertama dalam melawan ketidakabsahan data dan informasi dalam penyusunan laporan keuangan (Sukmaningrum 2012).


(37)

6) Sarana Prasarana Pendukung

Sarana dan prasarana pendukung adalah suatu ukuran tentang tingkat pelayanan yang tersedia pada sarana yang memadai. Sangat, sulit rencana-rencana kegiatan yang telah ditetapkan instansi dapat tercapai jika sarana prasarana tidak memadai. Pada Instansi pemerintah harus memperhatikan mengenai kebutuhan dan perlengkapan operasional karena hal tersebut merupakan alat penunjang keberhasilan suatu visi, misi dan sasaran dalam sebuah organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi adalah perilaku/sikap akuntan menggunakan teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan kinerja. Teknologi informasi selain berfungsi sebagai (hardware dan software) untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga memiliki fungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyampaian dan penyebaran informasi.

Suatu teknologi informasi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data, dan jaringan. Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thomson et.al. (1991) dalam Wijana (2007), merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Diukur berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan.


(38)

23

Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Diharapkan dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi akan dapat menciptakan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu. Pemerintah Daerah harus dapat mengembangkan dan memanfaat kemajuan teknologi informasi yang ada untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola keuangan daerah dan menyampaikan Informasi Keuangan Daerah terhadap pelayanan publik.

B. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan oleh Devi Roviyantie (2013) dengan judul Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Penerepan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Dimana hasil penelitiannya, bahwa Kompetensi Sumber Daya Manusia sangat dibutuhkan dalam kualitas laporan keuangan daerah.

Penelitian yang dilakukan oleh Riani Nurhayati (2013) dengan judul pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Dimana hasil penelitiannya, bahwa dengan penerapan SAP maka akan menjadi pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang


(39)

berkualitas dalam rangka untuk membentuk suatu tata pemerintahan yang baik (Good Governance).

Menurut penelitian yang telah dilakukan Priyamana et al,

(2014) dan menunjukkan bahwa pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap keterandalan laporan keuangan.. Hal ini berarti dengan adanya penerapan sistem pengendalian internal yang baik, maka kualitas laporan keuangan pemerintah daerah akan semakin membaik.

Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) membuktikan secara empiris bahwa Pengendalian Internal Akuntansi Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap nilai Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang dinyatakan dengan ketepatwaktuan dan keterandalan.

Celviana Winidyaningrum (2010) melakukan penelitian tentang Kapasitas Sumber Daya Manusia, pemanfatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Internal, berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Dalam penelitian Priyamana et al, (2014) menunjukkan terdapat pengaruh positif antara pemanfaat teknologi informasi dengan keterandalan laporan keuangan.


(40)

25

C. MODEL PENELITIAN

H3 (+)

Gambar 2.1. Model Penelitian X1 Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Y

Kualitas

Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah

X2 Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) X3

Pemahaman Sistem Pengendalian Internal

(SPI)

X4

Sarana dan Prasarana Pendukung

H2 (+)

H4 (+) H1 (+)


(41)

D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1) Hubungan antara Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Sumber Daya Manusia yang kompeten akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia pemerintah daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah. Kapasitas SDM sangat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah, hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan, pemahaman terhadap tanggung jawab yang diberikan, serta pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh lembaga instansi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja yang dihasilkan. Untuk penyusunan laporan keuangan selajutnya, manajemen harus ditata ulang oleh individu yang berlatarbelakang/ahli dalam bidang ilmu akuntansi.

Keputusan Kepala BKN No. 46A Tahun 2007 menyebutkan bahwa Kompetensi adalah kemampuan dan karateristik yang dimiliki oleh masing-masing Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya. Sehingga Pegawai Negeri Sipil dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya secara professional, efektif dan efisien. Kurangnya pemahaman pegawai terhadap tugas dan fungsinya serta hambatan


(42)

27

dalam penyelesaian pengelolaan data akan berdampak pada keterlambatan penyelesaian tugas yang harus diselesaikan, salah satunya adalah penyelesaian tepat waktu dalam penyusunan penyajian laporan keuangan.

Keterlambatan dalam penyajian laporan keuangan berarti bahwa laporan keuangan tidak memenuhi nilai informasi yang disyaratkan, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan kurang baik. Dalam hal ini kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi pada bidang akuntansi khususnya dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah sangat diperlukan. Apabila kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki bagus, maka akan menghasilkan laporan keuangan yang baik, begitu sebaliknya.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali hubungan antara kemampuan atau kapabilitas sumber daya manusia dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah serta pelaporan yang dapat dilakukan secara tepat waktu.

Logikanya bahwa suatu kompetensi sumber daya manusia dapat berpengaruh dalam penyusunan laporan keuangan daerah yang berkualitas, karena suatu pekerjaan yang tidak didasari oleh sebuah pengetahuan/kompetensi maka tidak dapat menghasilkan suatu kinerja yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, jika sebuah pekerjaan dilakukan dengan kemampuan yang baik, maka akan sangat berpengaruh pada kinerja baik untuk jangka pendek maupun untuk


(43)

jangka panjang. Tidak ada suatu pekerjaan yang dapat dihasilkan dengan baik, jika tidak memiliki kompetensi.

Penelitian yang dilakukan Indah (2008) memberikan bukti bahwa sumber daya manusia berpengaruh terhadap kesiapan penerapan PP No. 24 tahun 2005. Penelitian Rahmayati (2012) dan Choirunisah (2008) menemukan bukti bahwa kemampuan sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Negara/lembaga. Penelitian Agus Ali Suharto (2012) tentang pengaruh kualitas sumber daya manusia, komitmen dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada inspektorat kabupaten kediri mengemukakan bahwa kualitas sumber daya manusia mempengaruhi kinerja pegawai inspektorat kabupaten kediri. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Kusuma (2014) menghasilkan bahwa Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh signifikan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian tersebut menandakan bahwa nilai informasi yang baik berarti laporan keuangan tersebut berkualitas. . Maka pengembangan hipotesisnya sebagai berikut.

H1: Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Gunung Kidul.


(44)

29

2) Hubungan antara Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

PP 71 Tahun 2010 menyebutkan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa upaya peningkatan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah dan untuk memperoleh hasil pengukuran kinerja yang lebih baik dan memfasilitasi manajemen keuangan atau aset yang lebih transfaran dan akuntabel, maka penerapan SAP sangat ditekankan. Penerapan SAP yang sudah sesuai dalam pemenuhan kewajiban pelaporan pertanggungjawaban keuangan daerah merupakan penentu kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.

Hal ini memberikan bukti bahwa pemahaman terhadap peraturan, penempatan sesuai latar belakang pendidikan, pemahaman uraian pekerjaan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan sangat diperlukan agar penerapan SAP dapat diwujudkan

Penerapan SAP diyakini memiliki dampak yang baik. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Riani Nurhayati (2013) menjadi pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang berkualitas dalam rangka untuk membentuk suatu tata pemerintahan yang baik (Good Governance). Pemahaman terhadap SAP memang sangat penting, dikarenakan untuk menghasilkan


(45)

laporan keuangan yang berkualitas maka, pemahaman SAP harus benar-benar dikuasai dan dipahami serta dapat diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan. Hipotesisnya sebagai berikut:

H2: Pemahaman Terhadap Standar Akuntansi Pemerintah Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Gunung Kidul.

3) Hubungan antara Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sistem pengendalian intern pemerintah adalah proses yang integral pada kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Dilihat dari tujuannya, sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua (Bastian dan Gatot, 2002: 204), yaitu : 1). Pengendalian intern akuntansi, dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan organisasi dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Sebagai contoh, adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. 2). Pengendalian administrative, dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya


(46)

31

kebijakan manajemen. Contohnya adalah adanya pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Dalam penelitian Irine Chintya (2015) tentang pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern pemerintah terhadap kinerja instansi pemerintah di kota solok (studi pada SKPD kota Solok). Hasil penelitian Irine menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh terhadap kinerja instansi pemerintah di kota Solok. Sukmaningrum (2012), Fadhila (2013) dan Lubis (2014) membuktikan secara empiris bahwa pengendalian internal pemerintah daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Dari uraian diatas peneliti menggunakan kembali variabel Sistem Pengendalian Internal kedalam penelitian dikarenakan perbedaan lokasi geografis dari penelitian terdahulu.

Logikanya bahwa, pengendalian internal ini sangat berkaitan dengan strategi, aktivitas transaksi kemudian proses akhir pelaporan yang dilakukan pada setiap pemerintah daerah. Selain itu SPI juga merupakan salah satu tolak ukur yang harus dipantau agar antara perencanaan dengan hasil yang dihasilkan seimbang. Jika strategi yang telah ditentukan sesuai, makan SPI pada instansi pemerintah daerah sudah baik. Berdasarkan uraian tersebut diduga terdapat


(47)

hubungan positif antara penerapan SPI pada kualitas LKPD sehingga penulis mengajukan hipotesis:

H3: Penerapan Sistem Pengendalian Internal Berpengaruh Positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunung Kidul

4) Hubungan antara Sarana Prasarana Pendukung dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi diharapkan mampu meningkatkan kinerja organisasi. Salah satu manfaat utama dari penggunaan teknologi informasi dalam organisasi yaitu pekerjaan dapat terselesaikan lebih cepat. Divisi-divisi dalam organisasi diharapkan dapat menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dan mempercepat proses pertukaran atau arus informasi antar divisi sehingga hasil kinerja menjadi lebih bagus. Berkaitan dengan aspek pencatatan dan pelaporan, pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi diharapkan dapat membantu.

Maka disini peneliti menggolongkan pemanfaatan teknologi informasi ke dalam sarana prasarana pendukung, karena lebih luas pembahasannya jika pemanfaatan Teknologi Informasi digolongkan menjadi sarana prasarana pendukung. Adapun sarana prasarana pendukung disini yang tergolong diantaranya yaitu, pemanfaatan komputer, printer, serta pemanfaatan internet untuk memudahkan


(48)

33

aktivitas terkait dengan Software maupun Hadware untuk kualitas laporan keuangan yang baik, serta memanfaatkan fasilitas yang ada untuk kebutuhan instansi pemerintah, yang berkaitan dengan Teknologi Informasi.

Nurillah As Syifa (2014) melakukan penelitian untuk menentukan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kapasitas SDM berpengaruh positif. Penelitian yang dilakukan oleh Celviana Winidyaningrum (2010), Kapasitas SDM dan pemanfatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap keterandalan pelaporan keuangan. Pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern berpengaruh positif terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarakan penjelasan diatas yaitu:

H4: Pemanfaatan Sarana Prasarana Pendukung Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul


(49)

Dapat ditarik kesimpulan tujuan dari penlitian ini adalah 1)

untuk menganalisis adanya pengaruh antara kompetensi sumber daya

manusia yang dimiliki pegawai penyusun laporan keuangan daerah

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten gunung

kidul. 2) untuk membuktikan secara empiris adanya pengaruh

pemahaman standar akuntansi pemerintah terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah kabupaten gunung kidul. 3) untuk mengetahui

pengaruh sistem pengendalian internal pemerintah terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah kabupaten gunung kidul. 4) untuk

menganalisis adanya pengaruh sarana dan prasarana pendukung

terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten gunung

kidul. 5) untuk menganalisis dan membuktikan secara empiris adanya

pengaruh dari semua variabel independen yang dipilih terhadap


(50)

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. OBYEK PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian studi empiris yang dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.

B. JENIS DATA

Umar (2005), menyatakan jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah Data Primer dan Data Sekunder. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari sumbernya oleh peneliti melalui proses penyebaran kuesioner kepada responden sesuai objek yang diteliti dan bersifat up to date.

C. JENIS DATA

Umar (2005), menyatakan jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah Data Primer Adapun kriteria responden pada penelitian ini yaitu pegawai/staf pada bagian akuntansi/keuangan pada instansi pemerintah yang meliputi kepala staf bagian dan para staf subbagian akuntansi/keuangan.


(51)

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menyebarkan kuesioner dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden atau pengguna laporan keuangan terkait permasalahan yang akan diteliti di instansi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Adapun hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada responden terpilih, hasilnya akan diolah menggunakan software SPSS. Adapun skala yang digunakan untuk mengukur yaitu skala likert (skala sikap) mempunyai gradasi dari sangat positif ke sangat negative (Sugiyono, 2013:93). Kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah selesai diisi oleh responden kemudian akan diukur menggunakan skala likert antara 1 sampai dengan 5 yang memilik makna yaitu:

Tabel Skor Skala Likert 3.1.

NO KETERANGAN SKOR KETERANGAN SKOR

1. Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Memahami Sekali 1 2. Tidak Setuju 2 Hanya Sedikit Memahami 2

3. Netral 3 Sebagian Memahami 3

4. Setuju 4 Memahami 4

5. Sangat Setuju 5 Sangat Memahami Sekali 5

E. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi Operasional yaitu aspek penelitian yang dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengukur variabel.


(52)

37

Definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat penting bagi para peneliti lain dalam rangka membuat suatu penelitian yang sejenis dengan variabel yang sama. Dengan adanya informasi tersebut, peneliti akan mengetahui bagaimana cara melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apakah peneliti akan melanjutkan prosedur pengukuran yang sama atau menggunakan prosedur yang baru, Peneliti yang satu dengan peneliti yang lain memiliki definisi yang berbeda terhadap satu judul penelitian.

Variabel Penelitian merupakan sesuatu hal yang memang memiliki sifat dan mempunyai variasi tertentu, yang sengaja dibuat untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1994). Penelitian ini menggunakan dua macam variabel penelitian yaitu, varibel bebas dan variabel terikat.

a) Variabel Dependen

Variabel Dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti (Sekaran 2006). Variabel terikat pada penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah peneliti ambil sebagai variabel dependen karena kualitas pelaporan keuangan daerah yang disusun oleh instansi Pemerintah Kabupaten


(53)

Gunung Kidul masih relatif rendah dan masih mendapatkan opini wajar dengan pengecualian. Laporan keuangan yang baik yaitu sudah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari BPK. Kabupaten Gunung Kidul belum meraih status wajar tanpa pengecualian, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Gunung Kidul

b) Variabel Independen

Variabel Independen (Variabel bebas) adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat baik secara positif maupun negatif (Sekaran 2006). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, dan Peran Sarana Prasarana Pendukung.

1) Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi Sumber daya manusia merupakan komponen yang penting dalam menyusun sebuah laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan standar penyusunan serta batas waktu yang telah ditentukan. Laporan keuangan yang dihasilkan mencerminkan kompetensi sumber daya yang dimiliki oleh setiap individu yang ada di instansi Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.


(54)

39

2) Pengaruh Pemahaman Terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan

Pemahaman Terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan, Peneliti jadikan sebagai variabel bebas karena merupakan salah satu komponen yang dapat berpengaruh terhadap kualitas pelaporan. Pemahaman terhadap SAP merupakan faktor-faktor penting dalam penyusunan laporan keuangan serta merupakan pemahaman dasar yang harus benar-benar dipahami.

3) Sistem Pengendalian Internal

Sistem Pengendalian Internal peneliti jadikan sebagai variabel independen karena merupakan salah satu bentuk alat kontrol yang dapat dilakukan pada internal sebuah organisasi, untuk menilai sejauh mana kinerja yang telah dihasilkan. Peranan pengendalian internal ini sangat dibutuhkan untuk mengukur apakah pemerintahan sudah berjalan secara efisiensi, efektif serta ekonomis, hal ini sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat serta dana yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat sudah sesuai atau tidak dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pemerintah daerah.

4) Sarana dan Prasarana Pendukung

Sarana dan Prasarana Pendukung peneliti jadikan sebagai variabel independen karena sarana yang digunakan untuk kegiatan


(55)

pelaporan keuangan sangat mendukung dan membantu kualitas laporan yang dihasilkan. Sarana prasarana membahas tentang teknologi informasi yang dapat mendukung kegiatan pelaporan. Dengan adanya alat teknologi seperti komputer, printer dll dapat memudahkan pekerjaan dalam penginputan data, proses, serta output yang dihasilkan lebih terpercaya jika dalam pemrosesannya sudah berjalan sesuai dengan prosedur.

Akan tetapi jika sarana serta prasarana pendukung yang digunakan masih bersifat sederhana, maka laporan keuangan yang dihasilkan kualitasnya masih relatif rendah. Selain itu dalam mempublikasikan hasil kinerja dari suatu instansi pemerintah dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang baik orang yang bukan berpenduduk di gunung kidul maupun yang sedang membutuhkan laporan keuangan tersebut.

F. UJI KUALITAS DATA 1) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid/tidaknya suatu kuesioner dan untuk melakukan pengukuran tingkat keandalan alat ukur yang digunakan. Apabila koefisien korelasinya menunjukkan signifikan 0,50 atau jika rhitung > rtabel dan nilai positif maka pernyataan/indikator instrument yang digunakan adalah valid (Ghozali, 2009).


(56)

41

2) Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas data digunakan untuk mengukur apakah hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda atau berubah jika dilakukan pengukuran ulang terhadap subjek yang sama. Penelitian Sugiyono (2009) menyatakan Instrumen dikatakan reliable apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, alat ukur dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha > 0,60.

G. UJI ASUMSI KLASIK

Adapun langkah-langkah yang dilakukan jika menggunakan uji regresi berganda menggunakan beberapa Uji Asumsi Klasik yang harus dipenuhi diantaranya: Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, Uji Heteroskedisitas. Adapun rinciannya sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melakukan pengujian apakah dalam model regresi antara variabel terikat dengan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik yaitu yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample Kolmogorov Sminorv test (1-Sampel K-S). Uji ini dilakukan dengan


(57)

membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikasi 0,05. Apabila nilai siginifikansi hitung lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal.

2) Uji Multikolonearitas

Uji multikolonearitas memiliki tujuan apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel Independent). Model regresi yang baik yaitu yang tidak saling berkorelasi antar variabel bebas. Jika diantara variabel bebas saling berkorelasi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal. Ortogonal yaitu variabel independen yang masing-masing variabel memiliki nilai korelasi variabel bebas = 0. Mutikolonearitas dapat dilihat dari (1) Nilai Toleransi dan Lawannya, (2) Valiance Inflation Faktor (VIF). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas dari Multikolonearitas jika mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan angka Tolerancenya mendekati 1. Tolerance merupakan variabel-variabel bebas yang terpilih dan tidak dapat dijelaskan dengan variabel-variabel bebas lainnya. Nilai cut off yang sering digunakan adalan nilai Tolerance 0,10 atau = nilai VIF diatas 10 (Ghozali 2005). Tidak terdapat multikonearitas antar variabel independen jika VIF < 10, dan nilai Tolerance > 0,1. Terdapat multikoloneritas antar variabel independen jika VIF >10, dan nilai Tolerance <0,1.


(58)

43

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas merupakan ketidak samaan varian dari residual untuk semua pengamatan dari model regresi. Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika residual dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap, berarti dapat dikatakan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas (Gozali 2011). Uji Hetoreskedastisitas menggunakan uji Glejser dengan tingkat signifikan α= 5%. Model regresi dapat dikatan Heteroskedastisitas jika nilai α lebih besar dari 5%.

H. ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS Analisis Regresi Berganda

Untuk melakukan analisis data, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda adalah analisis regresi yang terdiri dari dua atau lebih variabel-variabel Independen. Menurut Ghozali (2011), untuk memperoleh kebenaran dari prediksi dan pengujian regresi yang dilakukan, maka perlu melakukan berbagai cara untuk mencari nilai Koefisien Determinasi, Uji Simultan Dan Uji Parsial.


(59)

1) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali 2005). Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi R2 yang merupakan besaran non negatif. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan 1. Jika r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara dua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali. Bila r = +1, atau mendekati 1 maka korelasi antara dua variabel dikatakan positif dan sangat kuat. Menurut Ghozali (2011), banyak peneliti menyarankan untuk menggunakan adjusted R2 daripada R2. Hal ini disebabkan bahwa jika terdapat penambahan satu variabel Indpenden maka R2 akan meningkat. Sedangkan pada Adjusted R2 akan mengalami kenaikan atau penurunan jika ada penambahan variabel independen dalam bentuk atau model regresi.

2) Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)

Uji signifikansi simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali 2005). Jika hasil F test diperoleh nilai F hitung lebih besar dari df dan signifikansi jauh di bawah derajat kepercayaan yang ditentukan maka model regresi dapat dikatakan variabel independen secara bersama-sama atau simultan


(60)

45

mempengaruhi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya: Signifikan bila r value < a (0,05).

3) Uji Parsial ( Uji Statistik t)

Statistik t berfungsi untuk menerangkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan varibel dependen (Ghozali 2011). Uji nilai t memiliki tingkat signifikansi 5%. Kriterianya yaitu ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

yaitu diterima jika nilai sig t < α (0,05).

4) Model Regresi

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+b4X4 + e Keterangan:

Y : Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah A : Konstanta

B1-B4 : Koefisien regresi

b1 : Slope regresi atau koefisien regresi dari X1 b2 : Slope regresi atau koefisien regresi dari X2 b3 : Slope regresi atau koefisien regresi dari X3 b4 : Slope regresi atau koefisien regresi dari X4 X1 : Kompetensi Sumber Daya Manusia

X2 : Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan X3 : Sistem Pengendalian Internal Pemerintah X4 : Sarana dan Prasarana Pendukung f e : Kesalahan residual (error turn)

Persamaan tersebut di atas kemudian dianalisis menggunakan SPSS 15,0 dengan tingkat signifikansi 5% (a = 0,05).


(61)

(62)

47 BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1) Deskripsi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan Sarana Prasarana Pendukung terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Data penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban responden atas penyebaran kuesioner kepada pegawai/staf bagian keuangan pada SKPD Gunung Kidul.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan diperoleh data yang terlihat pada tabel 4.1. berikut yang menunjukkan secara singkat mengenai jumlah sampel dan tingkat pengembalian kuesioner yang dijawab oleh responden.

Tabel 4.1.

Hasil Penyebaran Kuesioner

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang disebar 150

Kuesioner yang kembali 132

Kuesioner yang tidak kembali 18

Kuesioner yang tidak diisi lengkap (cacat) 12

Kuesioner yang diolah 120

Tingkat pengembalian kuesioner (Response rate) :

132/150x100% 88%


(63)

Dari tabel 4.1. menunjukkan bahwa 150 kuesioner yang disebar kepada responden, kuesioner yang dikembalikan kepada peneliti sejumlah 132 kuesioner atau dengan kata lain penelitian ini mempunyai respon rate sebesar 88%. Dari 132 yang dikembalikan tersebut, terdapat kuesioner yang tidak diisi lengkap (cacat) sebanyak 12 kuesioner, sehingga data yang dapat digunakan untuk analisis sebanyak 120 kuesioner.

B. ANALISIS DESKRIPTIF 1) Deskripsi Responden

Berikut ini merupakan gambaran tentang karakteristik responden yang akan diteliti. Karakteristik yang digunakan untuk menggambarkan subjek penelitian sebanyak 120 responden yaitu dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur, dan pendidikan terakhir.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini:

Table 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Perempuan 72 60%

Laki-laki 48 40%

Total 120 100%


(64)

49

Berdasarkan tabel 4.2. dan grafik 4.1. menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah berjenis kelamin Perempuan yaitu 72 orang (60%) dan sisanya sebanyak 48 orang (40%) adalah laki-laki.

b. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini:

Table 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

< 20 Tahun 2 1,7%

20-35 Tahun 52 43,3%

36-50 Tahun 47 39,2%

>50 Tahun 19 15,8%

Total 120 100%

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah yang memiliki kisaran umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 52 orang dengan persentase 43,3%, kemudian responden terbanyak kedua adalah yang memiliki kisaran umur 36-50 tahun yaitu sebanyak 47 orang dengan persentase 39,2%, serta yang memiliki kisaran umur diatas 50 tahun yaitu sebanyak 19 orang dengan persentase 15,8% dan yang memiliki tingkat responden paling kecil yaitu responden yang berada pada kisaran umur kurang dari 20 tahun yaitu sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 1,7%.


(1)

Correl ati on s

1 ,566** ,409** ,526** ,577** ,304** ,397** ,444** ,298** ,344** ,516** ,468** ,207* ,464** ,290** ,341** ,678** ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,023 ,000 ,001 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,566** 1 ,791** ,559** ,497** ,393** ,481** ,561** ,478** ,341** ,471** ,460** ,408** ,465** ,306** ,282** ,759**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,002 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,409** ,791** 1 ,668** ,509** ,472** ,500** ,545** ,378** ,336** ,490** ,431** ,298** ,399** ,319** ,393** ,745**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,526** ,559** ,668** 1 ,737** ,415** ,391** ,473** ,305** ,472** ,479** ,359** ,204* ,281** ,191* ,344** ,696**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,025 ,002 ,037 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,577** ,497** ,509** ,737** 1 ,345** ,482** ,459** ,343** ,440** ,493** ,296** ,142 ,198* ,074 ,292** ,648**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,121 ,030 ,420 ,001 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,304** ,393** ,472** ,415** ,345** 1 ,559** ,624** ,516** ,454** ,490** ,425** ,063 ,329** ,205* ,346** ,649**

,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,493 ,000 ,024 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,397** ,481** ,500** ,391** ,482** ,559** 1 ,619** ,437** ,374** ,376** ,299** ,236** ,298** ,287** ,269** ,664**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,009 ,001 ,001 ,003 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,444** ,561** ,545** ,473** ,459** ,624** ,619** 1 ,584** ,385** ,428** ,468** ,271** ,396** ,290** ,388** ,743**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,298** ,478** ,378** ,305** ,343** ,516** ,437** ,584** 1 ,581** ,494** ,358** ,232* ,425** ,380** ,468** ,675**

,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011 ,000 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,344** ,341** ,336** ,472** ,440** ,454** ,374** ,385** ,581** 1 ,556** ,359** ,082 ,380** ,432** ,383** ,642**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,373 ,000 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,516** ,471** ,490** ,479** ,493** ,490** ,376** ,428** ,494** ,556** 1 ,697** ,068 ,459** ,414** ,541** ,739**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,462 ,000 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,468** ,460** ,431** ,359** ,296** ,425** ,299** ,468** ,358** ,359** ,697** 1 ,125 ,570** ,398** ,522** ,672**

,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,174 ,000 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,207* ,408** ,298** ,204* ,142 ,063 ,236** ,271** ,232* ,082 ,068 ,125 1 ,519** ,356** ,238** ,438**

,023 ,000 ,001 ,025 ,121 ,493 ,009 ,003 ,011 ,373 ,462 ,174 ,000 ,000 ,009 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,464** ,465** ,399** ,281** ,198* ,329** ,298** ,396** ,425** ,380** ,459** ,570** ,519** 1 ,599** ,506** ,688**

,000 ,000 ,000 ,002 ,030 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,290** ,306** ,319** ,191* ,074 ,205* ,287** ,290** ,380** ,432** ,414** ,398** ,356** ,599** 1 ,503** ,567**

,001 ,001 ,000 ,037 ,420 ,024 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,341** ,282** ,393** ,344** ,292** ,346** ,269** ,388** ,468** ,383** ,541** ,522** ,238** ,506** ,503** 1 ,637**

,000 ,002 ,000 ,000 ,001 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,009 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

,678** ,759** ,745** ,696** ,648** ,649** ,664** ,743** ,675** ,642** ,739** ,672** ,438** ,688** ,567** ,637** 1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlat ion Sig. (2-tailed) N KLKPD_1 KLKPD_2 KLKPD_3 KLKPD_4 KLKPD_5 KLKPD_6 KLKPD_7 KLKPD_8 KLKPD_9 KLKPD_10 KLKPD_11 KLKPD_12 KLKPD_13 KLKPD_14 KLKPD_15 KLKPD_16 KLKPD

KLKPD_1 KLKPD_2 KLKPD_3 KLKPD_4 KLKPD_5 KLKPD_6 KLKPD_7 KLKPD_8 KLKPD_9 KLKPD_10 KLKPD_11 KLKPD_12 KLKPD_13 KLKPD_14 KLKPD_15 KLKPD_16 KLKPD

Correlation is significant at the 0.01 level (2-t ailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-t ailed). *.


(2)

LAMPIRAN 9

1.

UJI RELIABILITAS KSDM

2.

UJI RELIABILITAS PSAP

3.

UJI RELIABILITAS SPI

Reliabi lity Statisti cs

,917

17

Cronbach's

Alpha

N of Items

Reliability Statistics

,965

9

Cronbach's

Alpha

N of Items

Reliabi lity Statisti cs

,853

9

Cronbach's


(3)

5.

UJI RELIABILITAS KLKPD

Reliabi lity Statisti cs

,799

8

Cronbach's

Alpha

N of Items

Reliabi lity Statisti cs

,912

16

Cronbach's


(4)

LAMPIRAN 10

1.

UJI NORMALITAS

2.

UJI MULTIKOLONEARITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

120

,0000000

4,74873528

,086

,055

-,086

,940

,340

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parameters

a,b

Absolute

Positiv e

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.

a.

Calculated f rom data.

b.

Coeffici ents

a

10,310

4,297

2,399

,018

,187

,061

,233

3,059

,003

,618

1,619

,071

,065

,078

1,089

,278

,702

1,425

,689

,136

,408

5,074

,000

,557

1,796

,434

,153

,232

2,836

,005

,536

1,866

(Constant)

KSDM

PSAP

SPI

SPP

Model

1

B

Std. Error

Unstandardized

Coef f icients

Beta

Standardized

Coef f icients

t

Sig.

Tolerance

VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: KLKPD

a.


(5)

5,974

2,775

2,153

,033

,005

,040

,016

,137

,891

-,006

,042

-,016

-,143

,887

-,107

,088

-,152

-1,224

,223

,039

,099

,050

,396

,693

(Constant)

KSDM

PSAP

SPI

SPP

Model

1

B

St d. Error

Unstandardized

Coef f icients

Beta

St andardized

Coef f icients

t

Sig.

Dependent Variable: ABS_Resid

a.


(6)

LAMPIRAN 11

1)

Koefisien Determinasi

2)

Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)

3)

Uji Parsial ( Uji Statistik t)

Model Summary

b

,766

a

,587

,572

4,831

2,015

Model

1

R

R Square

Adjusted

R Square

St d. Error of

the Estimate

Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), SPP, PSAP, KSDM, SPI

a.

Dependent Variable: KLKPD

b.

ANOVA

b

3807,692

4

951,923

40,794

,000

a

2683,508

115

23,335

6491,200

119

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors: (Const ant), SPP, PSAP, KSDM, SPI

a.

Dependent Variable: KLKPD

b.

Coeffici ents

a

10,310

4,297

2,399

,018

,187

,061

,233

3,059

,003

,618

1,619

,071

,065

,078

1,089

,278

,702

1,425

,689

,136

,408

5,074

,000

,557

1,796

,434

,153

,232

2,836

,005

,536

1,866

(Constant)

KSDM

PSAP

SPI

SPP

Model

1

B

Std. Error

Unstandardized

Coef f icients

Beta

Standardized

Coef f icients

t

Sig.

Tolerance

VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: KLKPD

a.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Provinsi Lampung.

3 60 82

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pemanfataan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Internal Terhdap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

3 22 209

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN PERAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

1 7 24

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 16

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, DAN PENERAPAN Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern, dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(Stud

0 3 18

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerinta

0 6 13

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya manusia Pada Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Standar Akuntansi Pemerintah serta Implikasinya pada Kualitas Laporan keuangan Pemerintah Daerah.

1 2 25

PENGARUH PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP), PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PATI

1 3 17

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PERAN AUDIT INTERNALTERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN VARIABEL MODERASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH - Perbanas Institutional Rep

3 7 19

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

0 0 14