LKP : Rancang Bangun Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem WIFI untuk Layanan Internet Speedy PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

RANCANG BANGUN WEBSITE PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI

MODEM WIFI UNTUK LAYANAN INTERNET SPEEDY

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK

Disusun oleh :

Nama : Triyul Idamsar

NIM : 08.41010.0214

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA


(2)

vi ABSTRAK

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Untuk layanan data dan internet yang disediakan oleh TELKOM, dalam pelaksanaan sehari-harinya dilakukan oleh bagian Divisi Acces Regional V SBU. Divisi ini menangani berbagai pekerjaan terkait dengan pemasangan dan pencabutan serta penanganan gangguan layanan internet maupun telepon/pots. Selama ini, dibagian divisi ini tidak mempunyai dokumen atau pedoman pelayanan instalasi untuk mempermudah semua pekerjaan terkait dengan instalasi layanan internet speedy dalam bentuk apapun.

Berdasarkan permasalahan di atas, Divisi Access Regional V PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk membutuhkan aplikasi yang mampu memberikan penjelasan tentang pedoman pelayanan instalasi modem wifi untuk layanan internet speedy yang ditujukan untuk para teknisi dan setter, terutama untuk teknisi dan setter baru. Aplikasi tersebut adalah Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy, serta website ini bisa diakses oleh masing-masing teknisi sebagai media pembelajaran dalam proses instalasi layanan internet speedy


(3)

ix DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Metode Penelitian... 3

1.7 Sistematika Penulisan... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1 Profil PT. Telekomunkasi Indonesia, Tbk ... 6

2.1 Visi dan Misi ... 7

2.2.1 Visi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 7

2.2.2 Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 7

2.2.3 Tata Kelola Perusahaan ... 7

2.3 Struktur Perusahaan ... 9


(4)

x

3.1 Pengertian Website... 11

3.2 Hyper Text Markup Language (HTML) ... 11

3.3 Cascading Style Sheet (CSS) ... 12

3.4 PHP (Hypertext Prepoccesor) ... 13

3.4.1 Sintaks Program PHP ... 14

3.4.2 Variable Pada PHP ... 14

3.5 Analisa dan Perancangan Sistem ... 15

3.6 MySQL ... 16

3.7 Xampp ... 16

3.7 Prosedur Permintaan Instalasi Layanan Internet Speedy ... 17

3.8 Prosedur Proses Instalasi Layanan Internet Speedy ... 18

3.9 ADSL ... 19

3.9.1 Sejarah ADSL ... 19

3.9.2 Ciri-Ciri ADSL ... 20

3.10 Pemahaman Tentang MDF, RK, FP, BF, DP, dan DW ... 21

3.11 Splitter ... 25

3.12 MDF(Main Distribution Frame) ... 26

3.12.1 Bagian-Bagian MDF ... 27

3.12.2 Peralatan MDF ... 29

3.12.3 Pekerjaan MDF ... 30

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN ... 32

4.1 Analisa Proses ... 32

4.2 Prosedur Permintaan Instalasi Layanan Internet Speedy ... 32


(5)

xi

4.4 Kelengkapan Perangkat Keras Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G) ... 35

4.5 Instalasi Perangkat Keras Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G) ... 37

4.5 Cara Setting Layanan Internet Speedy ... 38

4.6 Mendesain Sistem ... 44

4.7 Site Map ... 45

4.8 Use Case Diagram ... 46

4.9 Class Diagram ... 47

4.10 Struktur Database ... 47

4.11 Mengimplementasikan Sistem ... 48

4.12 Kebutuhan Sistem ... 49

4.13 Hasil Implementasi ... 49

4.14 Melakukan Pembahasan Terhadap Hasil Implementasi Sistem... 49

4.14.1 Penjelasan Pemakaian ... 50

BAB V PENUTUP ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(6)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 User ... 48 Tabel 4.2 Jabatan ... 48


(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kelompok Usaha Telkom ... 10

Gambar 3.1 Diagram Jaringan Akses Jalur Fisik ... 22

Gambar 3.2 Struktur Umum Jaringan Akses Jalur Fisik ... 23

Gambar 3.3 Rumah Kabel (RK)... 24

Gambar 3.4 Distribution Point (DP) ... 25

Gambar 3.5 Splitter ADSL ... 26

Gambar 3.6 Bagian Dalam Ruangan MDF (Main Distribution Frame) ... 27

Gambar 3.7 Terminal Blok Vertikal ... 28

Gambar 3.7 Terminal Blok Horisontal... 29

Gambar 3.8 Kabel Chamber ... 29

Gambar 4.1 Tampak Luar Kemasan Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G) ... 35

Gambar 4.2 Kelengkapan Isi Dari Satu Paket Kemasan Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G) ... 35

Gambar 4.3 Bentuk/Penampilan Perangkat Keras Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G) ... 37

Gambar 4.4 Bagan Instalasi Perangkat Keras Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G) ... 37

Gambar 4.5 Form Login Halaman Konfigurasi Modem ... 38

Gambar 4.6 Halaman Konfigurasi Modem (Status  Device Info)... 39

Gambar 4.7 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Internet)... 39

Gambar 4.8 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Internet  Encapsulation) ... 40


(8)

xiv

Gambar 4.9 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Internet 

PPoE/PPoA) ... 40

Gambar 4.10 Tombol Simpan (Interface Setup  Internet) ... 42

Gambar 4.11 Halaman Website (A) ... 42

Gambar 4.12 Halaman Website (B) ... 42

Gambar 4.13 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Wireless) ... 43

Gambar 4.14 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Wireless  Mupltiple SSIDs Setting) ... 43

Gambar 4.10 Tombol Simpan (Interface Setup  Wireless) ... 44

Gambar 4.11 Site Map Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk layanan Internet Speedy ... 45

Gambar 4.12 Use Case Diagram Website Pedoman Pelayanan Instalasi ... 46

Gambar 4.13 Class Diagram Website Pedoman Pelayanan Instalasi ... 47

Gambar 4.14 Halaman Login ... 50

Gambar 4.15 Halaman Utama (Home) ... 51

Gambar 4.16 Halaman Package Contents ... 52

Gambar 4.17 Halaman Hardware Instalation ... 52

Gambar 4.18 Halaman Setting Speedy ... 53

Gambar 4.19 Halaman Request Instalation Procedure ... 53

Gambar 4.20 Halaman Process Instalation Procedure ... 54

Gambar 4.21 Halaman Change Password ... 54

Gambar 4.22 Halaman Add User ... 55

Gambar 4.23 Halaman View User ... 56


(9)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Kartu Bimbingan ... 60

Acuan Kerja (Rangkap 3)... 61

Garis Besar Rencana Kerja Mingguan ... 62

Log Harian dan Catatan Perubahan Acuan Kerja ... 63

Kehadiran Kerja Praktek ... 64


(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat, perkembangan tersebut tengah berdampak pada segala aspek kehidupan manusia salah satunya adalah bidang industri. Pemanfaatan teknologi pada dunia industri akan sangat membantu dalam peningkatan kualitas dunia industri itu sendiri, dimana dunia industri saat ini dituntut untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat. Kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan akurat sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan yang dapat diandalkan sehingga mempermudah proses pengambilan keputusan selanjutnya.

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Untuk layanan data dan internet yang disediakan oleh TELKOM, dalam pelaksanaan sehari-harinya dilakukan oleh bagian Divisi Acces Regional V SBU. Divisi ini menangani berbagai pekerjaan terkait dengan pemasangan dan pencabutan serta penanganan gangguan layanan internet maupun telepon/pots di wilayah surabaya bagian utara, mulai dari pasang baru sampai penanganan gangguan. Terutama bagi para teknisi dan setter yang sangat berperan penting dalam pekerjaan lapangan dibagian divisi ini. Untuk teknisi dan setter baru terkadang kesulitan untuk melakukan proses instalasi layanan internet speedy ke pelanggan. Disebabkan oleh waktu pelatihan yang bisa dikatakan sangat singkat. Sehingga untuk lebih mengerti dan paham, para teknisi dan setter harus terjun langsung ke lapangan. Dan selama ini, dibagian divisi ini tidak mempunyai dokumen atau pedoman pelayanan instalasi


(11)

untuk mempermudah semua pekerjaan terkait dengan instalasi layanan internet speedy dalam bentuk apapun.

Berdasarkan permasalahan di atas, bagian Divisi Access Regional V PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk membutuhkan aplikasi yang mampu memberikan petunjuk tentang instalasi layanan internet speedy untuk para teknisi & setter, terutama untuk teknisi dan setter baru. Aplikasi tersebut adalah Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy, serta website ini bisa diakses oleh masing-masing teknisi sebagai media pembelajaran dalam proses instalasi layanan internet speedy.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang dan membangun Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2. Bagaimana mempermudah para teknisi dan setter dalam mempelajari pedoman pelayanan instalasi modem wifi untuk layanan internet speedy yang tersedia di dalam website tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah pada website pedoman pelayanan instalasi untuk layanan internet speedy ini adalah sebagai berikut:

1. Website ini berisi tentang pedoman pelayanan instalasi modem wifi untuk layanan internet speedy PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2. Dalam pembuatan website pedoman pelayanan instalasi untuk layanan internet speedy ini menggunakan bahasa pemrograman PHP, HTML, CSS dan untuk databasenya menggunkan MySQL Database.

3. Pembuatan website ini tidak membahas keamanan data yang disebabkan oleh keterbatasan waktu pelaksanaan kerja praktek.


(12)

3

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya, tujuan pembuatan Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan sebuah website yang akan digunakan sebagai salah satu pedoman pelayanan instalasi modem wifi untuk layanan internet sepeedy 2. Isi dari website ini akan memberi penjelasan tentang pedoman pelayanan

instalasi modem wifi untuk layanan internet speedy secara jelas dan disertai dengan gambar agar lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami.

1.5 Manfaat

Website pedoman pelayanan instalasi modem wifi untuk layanan internet speedy ini dapat mendatangkan manfaat bagi pengguna, yaitu:

1. Mempermudah para teknisi dan setter dalam melakukan proses instalasi layanan internet speedy ke pelanggan.

2. Mempersingkat waktu pelatihan teknisi & setter baru, sehingga biaya pelatihan dapat diminimalkan.

1.6 Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan desain Website, yaitu:

1. Observasi

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan pendekatan dengan survey untuk mengetahui masalah apa yang bisa dikerjakan sesuai dengan materi ilmu yang dimiliki. Survey ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan penyelesaian masalah selain itu juga untuk mengetahui langkah-langkah apa yang dilakukan dalam proses instalasi layanan internet speedy ke pelanggan.


(13)

2. Wawancara

Metodologi Wawancara adalah penelitian yang dilakukan selama melakukan kerja praktek di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dengan mencatat semua data-data yang kita butuhkan, kemudian kita olah menjadi sebuah informasi yang lebih akurat demi suksesnya program yang dibuat. Dimana dalam mendapatkan data-data diperoleh dari narasumber.

1.7 Sistematika Penulisan

Di dalam penyusunan laporan ini secara sistematis diatur dan disusun dalam lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub. Adapun urutan dari bab pertama sampai bab terakhir adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan sistem, manfaat bagi penggunanya, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini membahas tentang gambaran umum PT. Telekounikasi Indonesia, Tbk, visi dan misi, tata kelola perusahaan, struktur perusahaan PT. Telekomunikasi indonesia, Tbk.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai berbagai macam teori yang mendukung dalam pembuatan Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Yaitu teori tentang apa itu website, HTML, PHP, CSS, analisa dan perancangan sistem, MySQL, XAMPP, prosedur permintaan instalasi layanan internet speedy, prosedur proses instalasi layanan internet speedy, ADSL, sejarah ADSL, ciri-ciri ADSL, pemahaman tentang MDF, RK, FP, BF, DP, DW, dan Splitter


(14)

5

BAB IV : DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Bab ini akan membahas permasalahan dengan jelas, lengkap dan mudah di pahami sesuai dengan batasan masalah dan solusi yang dapat menjawab permasalahan yang di hadapi.

BAB V : PENUTUP

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan sistem ini serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem ini dimasa yang akan datang.


(15)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil PT. Telekomunkasi Indonesia, Tbk

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (“TELKOM”, ”Perseroan”, “Perusahaan”, atau “Kami”) merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layangan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.

Sebagai BUMN, Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas yang menguasai sebagian besar saham biasa Perusahaan sedangkan sisanya dimiliki oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa listing).

Untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam negeri maupun di tingkat global, kami bertekad melakukan transformasi secara fundamental dan menyeluruh di seluruh lini bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan portofolio, transformasi infrastruktur dan sistem, transformasi organisasi dan sumber daya manusia serta transformasi budaya. Pelaksanaan transformasi ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya diversifikasi bisnis TELKOM dari ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait dengan telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan telepon seluler (Mobile), dan Multimedia (FMM), menjadi portofolio TIME. Konsistensi kami dalam berinovasi telah berhasil memposisikan Perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang berdaya saing tinggi dan unggul dalam bisnis New Wave.

Komitmen kami untuk mendukung mobilitas dan konektivitas tanpa batas diyakini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan ritel maupun korporasi terhadap kualitas, kecepatan, dan kehandalan layanan serta produk yang kami


(16)

7

tawarkan. Hal itu terbukti dengan kontinuitas peningkatan di sisi jumlah pelanggan kami, yakni mencapai 120,5 juta pelanggan per 31 Desember 2010, atau meningkat sebesar 14,6%. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8,3 juta pelanggan merupakan pelanggan telepon kabel tidak bergerak, 18,2 juta pelanggan telepon nirkabel tidak bergerak, dan 94,0 juta pelanggan telepon seluler.

2.1 Visi dan Misi

2.2.1 Visi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Visi dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yaitu:

Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media dan Edutainment (TIME) di kawasan regional.

2.2.2 Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Misi dari PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yaitu:

1. Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.

2. Menjaga model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

2.2.3 Tata Kelola Perusahaan

Konsep penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik

(“Good Corporate Governance” atau “GCG”) dalam organisasi Perusahaan

berlandaskan pada komitmen untuk menciptakan Perusahaan yang transparan, akuntabel, dan terpercaya melalui manajemen bisnis yang dapat dipertanggung jawabkan. Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah penting bagi TELKOM untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai Perusahaan, mendorong pengelolaan Perusahaan yang profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya,


(17)

bertanggungjawab dan adil sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, mitra bisnis serta pemangku kepentingan. Lebih lanjut, Dewan Komisaris, Direksi, manajemen dan karyawan berkomitmen untuk menerapkan praktekpraktek GCG dalam pengelolaan kegiatan usaha TELKOM. Kesadaran akan pentingnya GCG bagi TELKOM adalah karena keinginan untuk menegakkan integritas dalam menjalankan bisnis yang sehat dan berkesinambungan.

Bagi kami, komitmen terhadap penerapan instrumen ini tidak hanya mewakili kewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku di pasar modal namun diyakini sebagai kunci sukses dalam upaya pencapaian kinerja usaha yang efektif, efisien serta berkelanjutan yang sangat diperlukan dalam memenangi persaingan pasar. Selama 2010, sebagai langkah implementasi kebijakan transformasi TELKOM di bidang GCG, kami melalui sub-Direktorat Business Effectiveness telah melakukan desain ulang proses dalam rangka penyelarasan dengan perubahan bisnis Perusahaan. Pelaksanaannya bahkan menjadi bagian dari budaya Perusahaan sehingga tercermin pada sikap dan tingkah laku sehari-hari tidak hanya di tingkatan Komisaris, Direksi dan manajemen namun hingga ke tingkatan karyawan agar tercipta keselarasan guna mencapai visi, misi dan tujuan Perusahaan yang akan melindungi kepentingan para pemegang saham dan pemangku kepentingan dalam jangka panjang. Kami juga mengkomunikasikan dan melakukan sosialisasi, pelatihan serta memetakan akuntabilitas dan tanggung jawab untuk memastikan setiap karyawan memahami dan mengetahui tugas, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai perubahan bisnis dan organisasi dalam Perusahaan. TELKOM berusaha keras menjadi pemimpin dalam tata kelola Perusahaan diantara perusahaan-perusahaan di Indonesia dan telah memenangkan beberapa penghargaan prestisius terkait Tata Kelola Perusahaan yang baik. Selain itu, sebagai Perusahaan publik yang patuh pada peraturan otoritas pasar modal, baik Bapepam-LK maupun SEC, TELKOM menerapkan dan menjunjung tinggi kebijakan serta nilai-nilai yang terkandung dalam praktik tata kelola Perusahaan. Konsistensi dalam penerapannya mengacu pada Praktik-praktik Terbaik Internasional serta Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (“KNKG”) di


(18)

9

Indonesia. Sebagai Perusahaan yang sahamnya terdaftar berdasarkan Section 12 Exchange Act di SEC, TELKOM berkewajiban untuk mematuhi peraturan dan ketentuan yang dimuat dalam Sarbanes Oxley Act Tahun 2002 (“SOA”) serta peraturan yang masih berlaku lainnya. Peraturan ketentuan dalam SOA yang relevan dengan bisnis TELKOM di antaranya:

1. SOA Seksi 404 yang mensyaratkan manajemen TELKOM untuk ber tanggung jawab atas dilakukannya dan dipeliharanya pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan yang memadai sehingga memastikan kehandalan pelaporan keuangan TELKOM dan persiapan penerbitan laporan keuangan yang selaras dengan PSAK. Sejauh ini TELKOM beserta anak Perusahaan telah berkomitmen untuk melakukan kajian dan audit menyeluruh untuk menjamin rancangan dan implementasi ICOFR yang efektif dan terintegrasi dalam laporan keuangan Perusahaan.

2. SOA Seksi 302 yang menghendaki tanggung jawab dari pihak manajemen TELKOM terhadap pembuatan, pemel iharaan dan evaluas I terhadap efektivitas prosedur dan pengendalian pengungkapan untuk memastikan kesesuaian informasi yang diungkapkan dalam laporan dengan Exchange Act dan telah dicatat, diproses dirangkum dan dilaporkan dalam periode waktu yang tersedia untuk kemudian diakumulasikan dan dikomunikasikan kepada manajemen Perusahaan, termasuk Direktur Utama dan Direktur Keuangan, untuk kepentingan pengambilan keputusan terkait dengan pengungkapan yang diperlukan. Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil kajian manajemen terhadap prosedur dan pengendalian pengungkapan ICOFR dan pengungkapan terkait dapat dilihat pada seksi “Prosedur dan Pengendalian”. Kami juga mematuhi dan tunduk terhadap ketentuan yang berlaku di Bapepam-LK dan NYSE mengenai independensi anggota Komite Audit.

2.3 Struktur Perusahaan

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mempunyai beberapa anak perusahaan yang dimana kepemilikan anak perusahaan tersebut dibagi menjadi 4 kriteria :


(19)

1. Kepemilikan langsung > 50 %

2. Kepemilikan langsung antara 20% - 50 % 3. Kepemilikan langsung < 20 %

4. Kepemilikan tidak langsung


(20)

11 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Website

Website merupakan kumpulan halaman web yang saling terhubung dan file-filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan kumpulan halaman yang dinamakan homepage. Homepage berada pada posisi teratas, dengan halaman - halaman terkait berada di bawahnya. Biasanya setiap halaman di bawah homepage disebut child page, yang berisi hyperlink ke halaman lain dalam web. (Agung, 2000: 30).

Website awalnya merupakan suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink, yang memudahkan surfer atau pengguna internet melakukan penelusuran informasi di internet. Informasi yang disajikan dengan web menggunakan konsep multimedia, informasi dapat disajikan dengan menggunakan banyak media, seperti teks, gambar, animasi, suara, atau film.

3.2 Hyper Text Markup Language (HTML)

HTML (Hypertext Markup Language) merupakan suatu script dimana kita bisa menampilkan informasi dan daya kreasi kita melalui internet. HTML sendiri adalah suatu dokumen teks biasa yang mudah untuk dimengerti dibandingkan bahasa pemrograman lainnya, dan karena bentuknya itu maka HTML dapat dibaca oleh platform yang berlainan seperti windows, unix dan lainnya. (Sampurna, 1996: 6)

HTML merupakan bahasa pemrograman fleksibel dimana kita bisa meletakkan script dari bahasa pemrograman lainnya, seperti JAVA, VB, C, dan lainnya. Hypertext dalam HTML berarti bahwa kita dapat menuju ke suatu tempat, misal website atau halaman homepage lain, dengan cara memilih suatu link yang biasanya digaris bawahi atau diwakili oleh suatu gambar. Selain link ke


(21)

website atau homepage halaman lain, hypertext ini juga mengizinkan kita untuk menuju ke salah satu bagian dalam satu teks itu sendiri.

HTML tidak berdiri sendiri, agar ia dapat bertugas dalam membangun halaman web, ia harus ditulis dalam software atau aplikasi tertentu, yang dikenal sebagai HTML Editor. HTML Editor inilah yang bertugas untuk

“menerjemahkan” bahasa HTML menjadi halaman web yang siap dilihat oleh

para surfer di seluruh dunia. Secara umum, ada dua jenis HTML Editor, yaitu text editor dan WYSIWYG editor.

1. Text Editor

Text Editor biasa digunakan oleh mereka yang sudah mahir dalam menggunakan bahasa HTML, karena melalui editor jenis ini anda dapat langsung menuliskan kode-kode HTML satu persatu, sesuai prosedur teknis yang berlaku. Untuk editor jenis ini, kita dapat menggunakan notepad.

2. WYSIWYG Editor

WYSIWYG Editor adalah solusi bagi mereka yang belum mahir dalam menggunakan bahasa HTML. Pada jenis aplikasi ini, kita dapat membangun halaman web dengan lebih mudah, karena apa yang terlihat di layar akan sama dengan hasil yang anda dapatkan. WYSIWYG adalah singkatan dari What You See Is What You Get. Untuk editor jenis ini , kita dapat menggunakan aplikasi Microsoft Word, Excel, Access, PowerPoint, Outlook, FrontPage dan yang cukup popular Macromedia Dreamweaver.

3.3 Cascading Style Sheet (CSS)

Style Sheets merupakan feature yang sangat penting dalam membuat Dynamic HTML. Meskipun bukan merupakan suatu keharusan dalam membuat web, akan tetapi penggunaan style sheets merupakan kelebihan tersendiri.

Suatu style sheet merupakan tempat dimana anda mengontrol dan memanage style-style yang ada. Style sheet mendeskripsikan bagaiman tampilan


(22)

13

document HTML di layar. Anda juga bias menyebutnya sebagai template dari documents HTML yang menggunakanya.

Kita juga bisa membuat efek-efek sepesial di web anda dengan menggunakan style sheet. Sebagai contoh anda bisa membuat style sheet yang mendefinisikan style untuk <H1> dengan style bold dan italic dan berwarna biru. Atau pada tag <P> yang akan di tampilkan dengan warna kuning dan menggunakan font verdana dan masih banyak lagi yang bisa anda lakukan dengan style sheet. Secara teoritis anda bisa menggunakan style sheet technology dengan HTML. Akan tetapi pada prakteknya hanya Cascading Style Sheet (CSS) technology yang support pada hampir semua web Browser. Karena CSS telah di setandartkan oleh World Wide Web Consortium (W3C) untuk di gunakan di web browser. (Wikipedia_b, 2011)

3.4 PHP (Hypertext Prepoccesor)

PHP adalah kependekan dari PHP Hypertext Preprocessor, bahasa interpreter yang mempunyai kemiripan dengan bahasa C dan Perl yang mempunyai kesederhanaan dalam perintah, yang digunakan untuk pembuatan aplikasi web. (Sidik, 2004: 3)

PHP/F1 merupakan nama awal dari PHP (Personal Home Page / Form Interface). Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff. PHP awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP. PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML.


(23)

3.4.1 Sintaks Program PHP

PHP adalah bahasa yang dirancang untuk mudah diletakkan di dalam kode HTML. Banyak dijumpai kode PHP yang menyatu denan kode HTML. Kode PHP diawali dengan tag <?php dan diakhiri dengan tag ?>.

Berikut ini contoh kode PHP yang sederhana. <?php

Echo ”hello world” ?>

Perintah echo di dalam PHP berguan untuk mencetak nilai, baik teks maupun numerik ke layar web browser. Selain echo, kita juga dapat menggunakan perintah print yang mempunyai fungsi sama dengan echo.

3.4.2 Variable Pada PHP

Variabel digunakan untuk menyimpan suatu nilai, seperti text, angka atau array. Ketika sebuah variabel dibuat, variabel tersebut dapat dipakai berulang-ulang. Pada PHP semua variabel harus dimulai dengan karakter '$'. Variabel PHP tidak perlu dideklarasikan dan ditetapkan jenis datanya sebelum kita menggunakan variabel tersebut. Hal itu berarti pula bahwa tipe data dari variabel dapat berubah sesuai dengan perubahan konteks yang dilakukan oleh user. Secara tipikal, variabel PHP cukup diinisialisasikan dengan memberikan nilai kepada variabel tersebut.

Contoh berikut akan mencetak "PHP" : $text = "PHP";


(24)

15

Identifier dalam PHP adalah case-sensitive, sehingga $text dengan $Text merupakan variabel yang berbeda. Built-in function dan structure tidak case-sensitive, sehingga echo dengan ECHO akan mengerjakan perintah yang sama. Identifier dapat berupa sejumlah huruf, digit/angka, underscore, atau tanda dollar tetapi identifier tidak dapat dimulai dengan digit/angka. Adapun aturan penamaan variabel :

1. Nama variabel harus diawali dengan sebuah huruf atau garis bawah (underscore) “_”

2. Nama variabel hanya boleh mengandung karakter alpha-numeric dan underscore (a-Z, 0-9, dan _ )

3. Nama variabel tidak boleh mengandung spasi.

3.5 Analisa dan Perancangan Sistem

Analisa sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. (Hartono, 1999: 129)

Analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap peracangan sistem. Setelah analisa sistem dilakukan, tahap selanjutnya adalah perancangan sistem. Perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama, yaitu memenuhi kebutuhan kepada pemakai dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik lainnya yang terlibat.


(25)

3.6 MySQL

MySQL adalah database server relasional yang gratis di bawah lisensi

General Public License (GNU). Dengan sifatnya yang open source,

memungkinkan juga user untuk melakukan modifikasi pada source code-nya untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka sendiri. MySQL merupakan database

server multi-user dan multi-threaded yang tangguh (robust) yang memungkinkan

backend yang berbeda, sejumlah program client dan library yang berbeda, tool

administratif, dan beberapa antarmuka pemrograman. MySQL juga tersedia sebagai library yang bisa dagabungkan ke aplikasi. (Utdirartatmo, 2002: 1).

MySQL dikembangkan oleh MySQL AB, sebuah perusahaan komersial yang membangun layanan bisnisnya melalui database MySQL. Awal mula pengembangan MySQL adalah pengguna mSQL untuk koneksi ke tabel mempergunakan rutin levev rendah (ISAM). Setelah beberapa pengujian diperoleh kesimpulan mSQL tidak cukup cepat dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan. Sehingga dihasilkan suatu antarmuka SQL baru pada database tetapi dengan API yang mirip mSQL. API ini dipilih sedemikian sehingga memudahkan

porting kode.

3.7 Xampp

XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Untuk mendapatkanya dapat mendownload langsung dari web resminya. (Wikipedia_a, 2011)


(26)

17

XAMPP dikembangkan dari sebuah tim proyek bernama Apache Friends, yang terdiri dari Tim Inti (Core Team), Tim Pengembang (Development Team) & Tim Dukungan (Support Team)

Mengenal bagian XAMPP yang biasa digunakan pada umumnya:

htdoc adalah folder tempat meletakkan berkas-berkas yang akan dijalankan, seperti berkas PHP, HTML dan skrip lain.

phpMyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada dikomputer. Untuk membukanya, buka browser lalu ketikkan alamat http://localhost/phpMyAdmin, maka akan muncul halaman phpMyAdmin.  Kontrol Panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP.

Seperti menghentikan (stop) layanan, ataupun memulai (start).

3.7 Prosedur Permintaan Instalasi Layanan Internet Speedy

Ada beberapa prosedur yang yang harus dilakukan sebelum proses instalasi layanan speedy bisa dilakukan ke pelanggan, yaitu :

1. Pelanggan melakukan panggilan ke 147 untuk meminta dipasangkan layanan internet speedy ke nomer telepon aktif yang pelanggan tersebut miliki. Jika telepon tidak aktif, maka proses untuk instalasi layanan internet speedy tidak bisa dilakukan. Tetapi jika pelanggan masih tetap ingin dipasangkan layanan internet speedy, maka pelanggan harus melakukan permintaan untuk instalasi saluran telepon baru terlebih dahulu. 2. Setelah langkah 1 selesai dilakukan, dan telepon pelanggan tersebut aktif, maka pihak customer service 147 akan meng-entrikan nomer telepon pelanggan tersebut ke sistem yg sudah dimilik oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk untuk mengenerate nomer speedy untuk nomer telepon yang dimiliki pelanggan tersebut.

3. Setelah pelanggan mendapatkan nomer speedy untuk nomer telepon terkait, maka pihak customer service 147 akan bertanya kepada pelanggan, kapan instalasi layanan internet speedy bisa dilakukan.

4. Dan selanjutnya, proses instalasi layanan internet speedy bisa dilakukan sesuai dengan tanggal dan waktu janjian proses instalasi yang sebelumnya


(27)

sudah ditanyakan oleh pihak customer service 147 dan disetujui oleh pelanggan tersebut.

3.8 Prosedur Proses Instalasi Layanan Internet Speedy

Ada beberapa langkah-langkah sebelum proses instalasi layanan internet speedy dilakukan, yaitu :

a. Melakukan pengecekan terhadap saluran penanggal, sudah terpasang atau belum.

b. Melakukan pengecekan terhadap saluran telepon (pengecekan roset) c. Jika saluran telepon mati, maka harus dilakukan storing, tetapi jika

saluran telepon hidup, proses instalasi bisa segera dilakukan. Langkah-langkah storing, sebagai berikut :

1. Melakukan panggilan ke pihak MDF (Main Distribution Frame) untuk menanyakan saluran nomer telepon tersebut masuk di klem berapa (kabel primernya berapa dan kabel sekundernya berapa).

Misal : nomer telepon (031) 3533653 - Kabel Primer = P18-1000

- Kabel Sekunder = S5-100

2. Melakukan pengecekan terhadap DP (Distribution Point), kabel data di DP harus sesuai dengan data sekunder yang ada di bagian MDF. Misal : kabel sekunder nomer tersebut adalah S5-100, maka kabel data di DP pun harus sama, yaitu S5-100. Jika tidak sesuai harus dilakukan pemindahan kabel data.

3. Setelah langkah 1 dan 2 selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah meminta kepada bagian MDF untuk mengaktifkan saluran ADSL ke saluran nomer tersebut. Jika saluran ADSL sudah diaktifkan, tetapi ADSL telepon pelanggan belum menyala, maka perlu di cek rosetnya, masih bagus atau rusak (korslet). Jika roset masih bagus, tetapi ADSLnya masih belum menyala juga, maka harus meminta kepada bagian MDF untuk dilakukannya change port DSLAM saluran telepon tersebut. DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer)


(28)

19

adalah sebuah peralatan yang berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data, peralatan ini terletak di ujung sentral telepon terdekat. Berfungsi juga sebagai multiplexer. Perangkat ini merupakan sebuah syarat dalam pengimplementasian jaringan Digital Subscriber Line (DSL). DSLAM terhubung dengan jaringan internet yang disediakan ISP (Internet Service Provider) atau penyedia layanan internet sehingga akses internet dapat terkoneksi.

3.9 ADSL

ADSL atau Asymmetric Digital Subscriber Line adalah salah satu bentuk dari teknologi DSL. Ciri khas ADSL adalah sifatnya yang asimetrik, yaitu bahwa data ditransferkan dalam kecepatan yang berbeda dari satu sisi ke sisi yang lain. (TELKOM Training Centre, 2011: 18)

3.9.1 Sejarah ADSL

Sebelum ADSL, kita sudah terlebih dulu mengenal sistem yang disebut dial-up. Sistem ini menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan penghubung dengan Internet Service Provider (ISP). Namun dalam penggunaannya, dial-up memiliki beberapa kekurangan. Seperti rendahnya kecepatan dalam mengakses Internet, terlebih di jam-jam tertentu yang merupakan waktu sibuk atau office hour. Selain itu, karena menggunakan sambungan telepon, kita tidak bisa menggunakan telepon bila sedang melakukan koneksi Internet. Penggunaan sambungan telepon juga memungkinkan tingginya tingkat gangguan atau noise bila sedang menggunakan Internet. Kekurangan lainnya adalah sistem penghitungan dial-up yang masih berdasarkan waktu dan masih dirasakan sangat mahal. (TELKOM Training Centre, 2011: 19)

ADSL sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL, disamping SDSL, GHDSL, IDSL, VDSL, dan HDSL. DSL merupakan teknologi akses Internet menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi


(29)

suntikan atau injection technology yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat yang disebut DSLAM (DSL Acces Multiplexter). Untuk mencapai tingkat kecepatan yang tinggi, DSL menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain halnya untuk ADSL, sinyal frekuensi yang dipakai hanya berkisar antara 20 KHz sampai 1 MHz. Sementara untuk penggunaan ADSL di Indonesia dengan program Telkom Speedy, kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128 kbps untuk upstream. Kecepatan downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan rumah tangga. Karena pada kalangan rumah tangga umumnya lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti mendownload data, gambar, musik, ataupun video.

Perkenalan masyarakat Indonesia sendiri akan ADSL mulai berkembang saat PT.Telkom, yang merupakan perusahaan pengatur jaringan telepon nasional memperkenalkan program yang disebut sebagai Telkom Speedy, yaitu jaringan khusus dari PT.Telkom untuk penggunaan Internet. Dengan melakukan pemasaran dan promosi-promosi yang gencar, Telkom Speedy berhasil dipasarkan di kalangan rumah tangga.

3.9.2 Ciri-Ciri ADSL

ADSL sendiri memiliki bermacam-macam jenis dengan kecepatan, jenis router, USB dan perangkat lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang dapat dipakai untuk dua komputer dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada juga yang dapat digunakan untuk empat komputer dengan koneksi LAN Ethernet. Namun ada baiknya dalam memilih modem ADSL, kita memilih menggunakan modem yang memiliki tombol on dan off. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat mengatur penggunaan koneksi sebanyak yang kita butuhkan dan menghemat biaya koneksi yang digunakan. Terlebih di Indonesia masih menggunakan penghitungan waktu atau banyaknya bandwidth yang digunakan. (TELKOM Training Centre, 2011: 20)


(30)

21

Hal penting lain yang dimiliki oleh modem ADSL adalah adanya lampu indikator yang berguna mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi. Umumnya lampu yang ada pada modem ADSL adalah lampu PPP, Power, DSL. Ada juga lampu tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.

Dari tiga lampu indikator yang ada pada modem, yang terpenting adalah lampu PPP dan DSL. Di mana lampu DSL menunjukkan koneksi sudah terhubung dengan baik pada line. Sementara lampu PPP menunjukkan adanya arus data ketika seseorang melakukan browsing.

Setelah perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan ADSL di Indonesia adalah penggunaan IP modem dan password. Hal ini digunakan untuk melindungi penggunaan layanan bagi konsumen yang diberikan oleh provider. IP yang kita miliki akan menjadi gerbang untuk memasuki jaringan. Jika kita mengubah password untuk login, maka kita perlu memasukkan kembali sesuai perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses ini berhasil dilalui, maka selanjutnya kita sudah dapat berkoneksi Internet dengan ADSL.

Penggunaan ADSL di Indonesia saat ini tidak hanya berkisar hanya di pulau Jawa saja, tapi juga sudah meluas sampai ke luar Jawa. Seperti Bali dan Sumatera. Walaupun kualitas yang ditawarkan memang masih banyak mengalami masalah, namun adanya ADSL dalam berkoneksi Internet sangatlah membantu dibandingkan dengan cara lama yang menggunakan sistem dial-up.

3.10 Pemahaman Tentang MDF, RK, FP, BF, DP, dan DW

Untuk menyambungkan atau men-deliver service kepada pelanggan, telkom memiliki Jaringan Akses atau Jaringan Transport. Mediumnya melalui jalur fisik (coaxial cable & Fiber) dan jalur non-fisik (radio terestrial/micowave & satelit). (TELKOM Training Centre, 2011: 25)

Untuk kali ini yang akan dibahas adalah jaringan akses melalui jalur fisik sampai ke end-user. Untuk lebih memudahkan mari kita lihat diagramnya :


(31)

Gambar 3.1 Diagram Jaringan Akses Jalur Fisik

MDF = Main Distribution Frame MF = Main Feeder = Kabel primer

FP = Feeder point = Cross connect point = Rumah kabel BF = Branch feeder = Kabel sekunder

DP = Distribution point

DW = Drop wire = kabel ke pelanggan DC = Distribution cable

Penjelasan :

 Main Feeder(MF) / Kabel Primer adalah kabel terbesar yang digunakan dalam local loop, biasanya terdiri dari 3600 pair kabel. Kabel primer keluar dari sentral menuju ke rumah kabel, biasanya dihubungkan melalui kabel bawah tanah dan terhubung dengan panel - panel yang ada di bagian bawah rumah kabel.

 Kapasitas dari semua rumah kabel yang dikeluarkan oleh PT. Telkom sama. Untuk rumah kabel dengan satu pintu memiliki kapasitas 1200 pair sedangkan rumah kabel dengan dua pintu memiliki kapasitas 2400 pair.


(32)

23

 Branch Feeder(BF) / Kabel Sekunder adalah versi kecil dari kabel primer. Kabel ini lebih sedikit kapasitasnya dibandingkan dengan kabel primer. Kabel ini menghubungkan rumah kabel yang satu dengan yang lain

 Distribution Cable adalah Kabel yang menghubungkan rumah kabel (RK) dengan kotak DP (Distribution Point)

Struktur Umum :

Gambar 3.2 Struktur Umum Jaringan Akses Jalur Fisik

SSK = Sarana Sambung Kabel STO = Sentral Telepon Otomat RPU = Rangka Pembagi Utama RK = Rumah Kabel


(33)

Bentuk Fisik :

Rumah Kabel (RK) / Feeder Point / Cross Connect Point

Gambar 3.3 Rumah Kabel (RK)

Huruf terakhir menyatakan posisi Rumah Kabel terhadap sentral. Kode A-Z, semakin mendekati Z berarti posisi RK semakin dekat ke sentral, begitu juga sebaliknya semakin mendekati A berarti posisi RK menjauhi sentral. (TELKOM Training Centre, 2011: 27). Pada kondisi tertentu rumah kabel menggunakan Fiber optic sebagai jalur komunikasi data, biasanya rumah kabel jenis ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar atau pada perumahaan elit. Tujuannya adalah agar proses komunikasi data berjalan lebih cepat daripada menggunakan kabel coaxial, rumah kabel ini disediakan berdasarkan pemesanan, jadi apabila tidak ada pemesanan, pihak TELKOM tidak akan menyediakannya.


(34)

25

Distribution Point (DP)

Gambar 3.4 Distribution Point (DP)

Semakin dekat posisi anda dengan RK, semakin baik. Apalagi posisi RK dekat dengan STO, ini lebih baik lagi. Teknologi ADSL memiliki keterbatasan jarak tidak bisa terlalu jauh dari sentral. Jika kondisi jaringan baik, maka koneksi telepon/speedy/IPTV anda akan berjalan mulus (kecuali kalo ada hangguan masal dari pusat).

3.11 Splitter

Suatu piranti yang digunakan untuk memisahkan sinyal suara dan data tersebut dinamakan dengan splitter. Splitter merupakan suatu filter analog yang didalamnya terdiri atas rangkaian low pass filter (LPF) dan high pass filter (HPF). LPF hanya akan melewatkan sinyal berfrekuensi rendah yang kurang dari 4 KHz


(35)

dan HPF hanya akan melewatkan sinyal berfrekuensi tinggi yang lebih dari 26 KHz.

Jika pada teknologi ADSL, frekuensi rendah digunakan untuk suara dan frekuensi tinggi digunakan untuk data, maka tentunya keluaran dari LPF akan berupa sinyal suara yang dapat dihubungkan ke pesawat telepon dan keluaran dari HPF akan berupa data yang dapat dihubungkan ke modem. Gambar dibawah ini merupakan contoh splitter ADSL. (TELKOM Training Centre, 2011: 12)

Gambar 3.5 Splitter ADSL

3.12 MDF(Main Distribution Frame)

MDF adalah unit terminal berkapasitas besar sebagai tempat terminasi kabel dari sentral dan kabel primer dari tempat tambat awal kabel primer yang menuju ke jaringan. (TELKOM Training Centre, 2011: 30)

MDF sebagai salah satu unit yang ada di PT. Telkom STO (Sentral Telepon Otomat). MDF mempunyai fungsi-fungsi khusus, yaitu :

a. Tempat penyambungan antara kabel primer dengan kabel dari sentral. b. Tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan.

c. Tempat melakukan mutasi, berkaitan dengan perpindahan sambungan pots/telepon atau speedy.


(36)

27

d. Tempat mengisolir saluran telepon atau layanan speedy pelanggan karena adanya masalah dengan bagian administrasi (tunggakan rekening).

e. Memungkinkan pengukuran secara terpisah antara saluran ke sentral dan saluran ke arah pelanggan. Peralatan-peralatan yang berada di ruangan MDF sangat sensitif terhadap gangguan dari luar, oleh kerana itu ruangann MDF harus memenuhi syarat-syarat berikut :

1. Ruangan harus bersih dari segala kotoran. 2. Dilengkapi dengan Alarm Protector. 3. Mempunyai ventilasi udara yang baik. 4. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.

5. Dilengkapi dengan tangga sorong yang tingginya disesuaikan dengan kondisi ruangan MDF/RPU.

Gambar 3.6 Bagian Dalam Ruangan MDF (Main Distribution Frame)

3.12.1 Bagian-Bagian MDF 1. Terminal

Pada MDF/RPU terdapat terminal yang disusun secara vertikal dan horisontal yaitu :

a. Terminal blok vertikal

Adalah tempat terminasi kabel primer dan tempat penjumperan blok horizontal. Bagian vertikal MDF mempunyai


(37)

beberapa terminal. Satu bagian terminal terdiri dari 8 blok terminal sendiri mempunyai kapasitas 100 sst. Bagian vertikal MDF dilengkapi dengan alat pengaman yang disebut arestor. Arestor bergungsi untuk menahan tegangan asingdari luar dan menghubungkan saluran dalam dengan saluran luar. Bagian vertikal MDF dihubungkan dengan kabel primer yang menuju ke RK atau DP.

Gambar 3.7 Terminal Blok Vertikal b. Terminal blok horizontal

Adalah tempat terminasi kabel dari sentral dan tempat penjumperan ke blok vertikal. Bagian horisontal selalu siap, maksudnya bahwa banyaknya saluran yang terpasang di bagian horisontal sebanyak kapasitas sentral. Sehingga jika ada PSB (Pasang Sambung Baru) atau omset, hanya menjumper kabel antara terminal vertikal dan terminal horisontal. Satu rak bagian horisontal berkapasitas 128 sst dan terdiri dari 4 group. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami bagian ini, kami akan memberikan contoh mengenai cara untuk menentukan letak kabel pelanggan di rak horisontal.


(38)

29

Gambar 3.7 Terminal Blok Horisontal 2. Kabel Chamber

Adalah ruang tempat penyimpanan baik kabel tanah tanam langsung maupun kabel duct dengan kapasitas besar yang telah diinstal di ruang MDF untuk memperhandal jika ada penambahan jaringan

Gambar 3.8 Kabel Chamber

3.12.2 Peralatan MDF

Peralatan-peralatan yang digunakan di dalam MDF adalah, meliputi :  Computer

 Papan tulis dan spidol  Tangga sorong

 Test phone


(39)

 Krone (insertion tool) dan pistol jumper  Meja pengukur

3.12.3 Pekerjaan MDF

Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh unit MDF meliputi : 1. Pada telepon rumah

Pekerjaan yang di lakukan MDF pada telepon rumah yaitu :  Melaksanakan pasang baru sambungan telepon.

 Melaksanakan PSB (Pasang Sambungan Baru) atau omset saluran pelanggan beserta administrasinya.

 Memasang dan mencabut kabel penghubung/jumper.

 Pasang kembali sambungan nomor telepon atau speedy pelanggan yang dicabut.

 Pengukuran Arrester. Arrester adalah alat yang digunakan untuk membuang tegangan berlebih yang masuk ke peralatan untuk kemudian ditanahkan. Arrester biasa juga disebut dengan anti petir. Alat inilah yang menyelamatkan modem ADSL yang digunakan untuk koneksi internet. Alat ini berperan penting terutama untuk daerah rawan petir untuk melindungi peralatan telekomunikasi seperti pesawat telepon, modem ADSL.

2. Speedy

Pekerjaan yang di lakukan MDF pada Speedy hampir sama dengan pekerjaan pada telepon rumah, namun dilakukan kepada pelanggan Speedy. Ada perbedaan mengenai warna kabel penghubung/jumper untuk telepon dan kabel penghubung/jumper untuk speedy. Kabel penghubung/jumper untuk nomer telepon biasa berwarna merah dan biru, sedangkan kabel penghubung/jumper untuk speedy berwarna biru dan putih


(40)

31

3. Validasi Data

Validasi data bertujuan agar klem- klem di terminal vertikal MDF diketahui nomor teleponnya dan benar-benar valid. Langkah-langkah melakukan validasi data yaitu :

1. Menyiapkan buku daftar kabel primer, alat tulis dan test phone. 2. Menentukan kabel primer mana saja yang akan divalidasi.

3. Menempelkan ujung-ujung test phone pada klem yang akan dicek. 4. Menanyakan nomor telepon yang sedang dites.

5. Mencocokkan hasilnya dengan buku, beri tanda menggunakan pensil apabila ada yang tidak sama tulis sebelahnya.

6. Apabila pada waktu diadakan pengetesan ada pelanggan yang sedang berkomunikasi, matikan test phone agar pelanggan tidak terganggu.

7. Melakukan berulang-ulang sesuai dengan banyaknya urat kabel yang akan divalidasi


(41)

32 BAB IV

DISKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Analisa Proses

Menganalisa Proses merupakan langkah awal dalam pembuatan pedoman pelayanan instalasi ini. Langkah pertama adalah melakukan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap bagian-bagian yang berkaitan langsung dengan proses, yaitu: bagian Supervisor dan karyawan Setter. Pengamatan dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan untuk melihat proses yang ada, dengan mengetahui proses yang ada diharapkan dapat membangun pedoman pelayanan instalasi yang sesuai dengan kebutuhan. Hasil dari wawancara yang dilakukan terhadap bagian-bagian yang berkaitan langsung dengan proses, sehingga bisa mengetahui proses yang sedang digunakan atau sedang berjalan. Permasalahan saat observasi adalah tidak adanya panduan atau tuntunan tentang cara melakukan setting modem, pelatihan juga diberikan secara singkat sehingga karyawan banyak yang lupa dalam melakukan tahapan-tahapan setting modem speedy.

4.2 Prosedur Permintaan Instalasi Layanan Internet Speedy

Ada beberapa prosedur yang yang harus dilakukan sebelum proses instalasi layanan speedy bisa dilakukan ke pelanggan, yaitu :

1. Pelanggan melakukan panggilan ke 147 untuk meminta dipasangkan layanan internet speedy ke nomer telepon aktif yang pelanggan tersebut miliki. Jika telepon tidak aktif, maka proses untuk instalasi layanan internet speedy tidak bisa dilakukan. Tetapi jika pelanggan masih tetap ingin dipasangkan layanan internet speedy, maka pelanggan harus melakukan permintaan untuk instalasi saluran telepon baru terlebih dahulu. 2. Setelah langkah 1 selesai dilakukan, dan telepon pelanggan tersebut aktif, maka pihak customer service 147 akan meng-entrikan nomer telepon pelanggan tersebut ke sistem yg sudah dimilik oleh PT. Telekomunikasi


(42)

33

Indonesia, Tbk untuk mengenerate nomor speedy untuk nomer telepon yang dimiliki pelanggan tersebut.

3. Setelah pelanggan mendapatkan nomor speedy untuk nomor telepon terkait, maka pihak customer service 147 akan bertanya kepada pelanggan, kapan instalasi layanan internet speedy bisa dilakukan.

4. Dan selanjutnya, proses instalasi layanan internet speedy bisa dilakukan sesuai dengan tanggal dan waktu janjian proses instalasi yang sebelumnya sudah ditanyakan oleh pihak customer service 147 dan disetujui oleh pelanggan tersebut.

4.3 Prosedur Proses Instalasi Layanan Internet Speedy

Ada beberapa langkah-langkah sebelum proses instalasi layanan internet speedy dilakukan, yaitu :

a. Melakukan pengecekan terhadap saluran penanggal, sudah terpasang atau belum.

b. Melakukan pengecekan terhadap saluran telepon (pengecekan roset) c. Jika saluran telepon mati, maka harus dilakukan storing, tetapi jika

saluran telepon hidup, proses instalasi bisa segera dilakukan. Langkah-langkah storing, sebagai berikut :

1. Melakukan panggilan ke pihak MDF (Main Distribution Frame) untuk menanyakan saluran nomer telepon tersebut masuk di klem berapa (kabel primernya berapa dan kabel sekundernya berapa).

Misal : nomer telepon (031) 3533653 - Kabel Primer = P18-1000

- Kabel Sekunder = S5-100

2. Melakukan pengecekan terhadap DP (Distribution Point), kabel data di DP harus sesuai dengan data sekunder yang ada di bagian MDF. Misal : kabel sekunder nomer tersebut adalah S5-100, maka kabel data di DP pun harus sama, yaitu S5-100. Jika tidak sesuai harus dilakukan pemindahan kabel data.


(43)

3. Setelah langkah 1 dan 2 selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah meminta kepada bagian MDF untuk mengaktifkan saluran ADSL ke saluran nomer tersebut. Jika saluran ADSL sudah diaktifkan, tetapi ADSL telepon pelanggan belum menyala, maka perlu di cek rosetnya, masih bagus atau rusak (korslet). Jika roset masih bagus, tetapi ADSLnya masih belum menyala juga, maka harus meminta kepada bagian MDF untuk dilakukannya change port DSLAM saluran telepon tersebut. DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) adalah sebuah peralatan yang berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran telepon yang dipakai untuk mentransmisikan data, peralatan ini terletak di ujung sentral telepon terdekat. Berfungsi juga sebagai multiplexer. Perangkat ini merupakan sebuah syarat dalam pengimplementasian jaringan Digital Subscriber Line (DSL). DSLAM terhubung dengan jaringan internet yang disediakan ISP (Internet Service Provider) atau penyedia layanan internet sehingga akses internet dapat terkoneksi.


(44)

35

4.4 Kelengkapan Perangkat Keras Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G)

Berikut, adalah kelengkapan perangkat keras modem wifi (TP-LINK TD-W8101G) yang ada didalam satu paket kemasan. kelengkapan perangkat keras modem wifi (TP-LINK TD-W8101G) ini, dapat dilihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.

Gambar 4.1 Tampak Luar Kemasan Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G)

Gambar 4.2 Kelengkapan Isi Dari Satu Paket Kemasan Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G)


(45)

Isi paket

Berikut dapat ditemukan dalam paket Anda:

 1 buah TD-W8101G 54M Wireless ADSL2 + Modem Router  1 buah DC power Adapter untuk TD-W8101G ADSL2 + Router  1 buah buku panduan instalasi cepat

 1 buah kabel RJ45  2 buah kabel RJ11  1 buah splitter ADSL

 1 buah Resource CD , termasuk : Buku Petunjuk dan informasi berguna lainnya

Catatan:

Pastikan bahwa paket tersebut berisi item di atas. Jika salah satu item yang terdaftar mengalami kerusakan atau hilang, silahkan hubungi supervisor.


(46)

37

4.5 Instalasi Perangkat Keras Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G)

Berikut, adalah bentuk/penampilan dari perangkat keras modem wifi (TP-LINK TD-W8101G) serta bagan instalasi instalasi-nya. Bentuk/penampilan dari perangkat keras modem wifi (TP-LINK TD-W8101G) ini serta bagan instalasi instalasi-nya, dapat dilihat pada gambar 4.3 dan gambar 4.4.

Gambar 4.3 Bentuk/Penampilan Perangkat Keras Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G)

Gambar 4.4 Bagan Instalasi Perangkat Keras Modem Wifi (TP-LINK TD-W8101G)


(47)

4.5 Cara Setting Layanan Internet Speedy

Sebelum melakukan tahapan setting, perlu diketahui bahwa Modem jenis TP-LINK (TD-W8101G) hanya bisa di setting di Operating System Windows, selain Operating System Windows tidak bisa Karena tidak compatible dengan Hardware yang digunakan. Namun setelah disetting bisa digunakan untuk semua Operating System.

Tahap Setting/konfigurasi modem :

1. Buka Web Browser (IE/Mozilla Firefox/Google Chrome)

2. Buka Alamat 192.168.1.1 (merupakan default IP konfigurasi dari modem), setelah itu maka akan muncul dialog username dan password seperti gambar dibawah ini, isi dengan :

 Username : admin  Password : admin


(48)

39

3. Setelah itu, akan muncul seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.6 Halaman Konfigurasi Modem (Status  Device Info)

4. Tahapan setting pertama, yaitu melakukan setting modem untuk mengaktifkan layanan internet speedy terlebih dahulu, dengan cara pilih menu "Interface Setup  Internet" :


(49)

5. Selanjutnya, pastikan pilihan opsi "PPPoA/PPPoE" yang tersedia pada opsi pilihan "ISP (Encapsulation)" sudah terpilih :

Gambar 4.8 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Internet  Encapsulation)

6. Setelah opsi "PPPoE/PPPoA" terpilih, maka tampilan interface akan otomatis berubah menjadi seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.9 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Internet  PPoE/PPoA)


(50)

41

Kemudian isikan konfigurasi pada kolom isian yang ada pada dialog gambar diatas :

 Service name :

Boleh dikosongkan atau diisi dengan huruf/angka/kombinasi angka dan huruf terserah untuk digunakan sebagai nama layanan jaringan internet nantinya (nama layanan jaringan internet yang diinginkan pelanggan).  Username :

Diisi dengan Username yang telah diberikan oleh TELKOM dengan ditambah "@telkom.net" di bagian belakang (ex: 152401208651@telkom.net)

 Password : Masukkan Password yang sudah diberikan oleh pihak TELKOM

 Encapsulation : PPPoe LLC  Bridge Interface : Deactivated  Connection : Connect On-Demand

 TCP MSS Option : biarkan default dengan angka 0  Get IP Address : Dynamic

 NAT : Enable  Default Route : Yes

 TCP MTU Option : biarkan Default dengan angka 0  Dynamic Route : RIP 2 dan Direction : Both

 Multicast : Disabled  MAC Spoofing : Disabled


(51)

7. Selanjutnya jangan lupa klik tombol "SAVE" agar konfigurasi tersebut dapat tersimpan

Gambar 4.10 Tombol Simpan (Interface Setup  Internet)

8. Selanjutnya, coba lakukan atau gunakan untuk browsing, jika pertama kali browsing memang akan muncul seperti gambar dibawah ini terlebih dahulu :

Gambar 4.11 Halaman Website (A)

9. Kemudian, reload ulang alamat website yang akan dibuka sebelumnya, hasilnya akan seperti gambar dibawah ini :


(52)

43

10. Tahap setting kedua, yaitu melakukan setting untuk koneksi jaringan wifi modem tersebut, dengan cara pilih menu "Interface Setup Wireless" :

Gambar 4.13 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Wireless)

11. Selanjutnya, pilih opsi "WPA2-PSK" yang tersedia pada opsi pilihan "Authentication Type (Multiple SSIDs Setting)". Setelah opsi "WPA2-PSK" terpilih, maka tampilan interface akan otomatis berubah menjadi seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.14 Halaman Konfigurasi Modem (Interface Setup  Wireless  Mupltiple SSIDs Setting)


(53)

Kemudian isikan konfigurasi pada kolom isian yang ada pada dialog gambar diatas :

 SSID Index : 1  Broadcast SSID : Yes

 SSID : Biarkan atau boleh diganti dengan huruf/angka/kombinasi angka dan huruf terserah untuk digunakan sebagai nama koneksi jaringan wifi nantinya (nama jaringan wifi yang diinginkan pelanggan)

 Encryption : TKIP

 Pre-Shared Key : Isi dengan huruf/angka/kombinasi angka dan huruf terserah untuk digunakan sebagai password koneksi jaringan wifi nantinya (password yang diinginkan pelanggan, yang sekiranya mudah diingat), minimal 8 kararter (tanpa spasi)

12. Selanjutnya jangan lupa klik tombol "SAVE" agar konfigurasi tersebut dapat tersimpan

Gambar 4.10 Tombol Simpan (Interface Setup  Wireless)

13. Koneksi jaringan wifi pun sudah aktif dan bisa digunakan.

14. PENTING !!!. Dan terakhir, matikan modem kemudian nyalakan kembali (restart). Hal ini perlu dilakukan agar pemakaian layanan data internet pelanggan dapat tercatat disistem yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

4.6 Mendesain Sistem

Desain sistem merupakan tahap pengembangan setelah analisis sistem dilakukan, diantaranya Site Map, Usecase Diagram, Class Diagram dan struktur tabel.


(54)

45

4.7 Site Map

Site map adalah memetakan halaman-halaman yang terdapat pada website. Untuk lebih jelas bagaimana struktur halaman-halaman yang ada pada Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, pada gambar 4.1 dapat dilihat bagaimana struktur website tersebut Halaman Login Karyawan Admin Home Menu Procedure & Solution Home Menu Procedure & Solution Account Setting Logout Account Setting Logout Package Contents Hardware Instalation Setting Speedy Request Instalation Procedure Process Instalation Procedure Change Password Add User View User Package Contents Hardware Instalation Setting Speedy Request Instalation Procedure Process Instalation Procedure Change Password

Gambar 4.11 Site Map Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk layanan Internet Speedy


(55)

4.8 Use Case Diagram

Gambar dibawah ini merupakan gambar dari Use Case Diagram Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy, adalah sebagai berikut:

Internet Service Provider

Pegawai/Setter

Memberikan Layanan Internet

Melakukan Koneksi Internet Membuka web Browser Melihat info kelengkapan modem

Melihat petunjuk instalasi modem

Melihat carasetting layanan internet speedy

Melihat info tentang prosedur dan solusi berkaitan dengan instalasi

Tambah User

Lihat User

Mengganti Password

Logout Login


(56)

47

4.9 Class Diagram

Class diagram menggambarkan interaksi antar class serta atribut-atribut yang melekat pada class tersebut. Gambar dibawah ini merupakan gambar dari Class Diagram dari Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy, adalah sebagai berikut:

Gambar 4.13 Class Diagram Website Pedoman Pelayanan Instalasi

4.10 Struktur Database

Struktur basis data yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi rancang bangun tutorial instalasi modem combo untuk layanan internet speedy berbasis web adalah sebagai berikut :

a. Nama Tabel : User Primary Key : Id_User Foreign Key : Id_Jabatan


(57)

Tabel 4.1 User

No. Field Type Length Key

1 Id_User Integer 11 Primary Key

2 Nama Varchar 50

3 Username Varchar 50

4 Password Varchar 50

5 Id_Jabatan Integer 11 Foreign Key

b. Nama Tabel : Jabatan Primary Key : Id_Jabatan Foreign Key : -

Fungsi : Untuk menyimpan data Jabatan Karyawan

Tabel 4.2 Jabatan

No. Field Type Length Key

1 Id_Jabatan Integer 11 Primary Key

2 Nama Varchar 50

4.11 Mengimplementasikan Sistem

Mengimplementasikan sistem merupakan tahap pengujian dimana desain sistem dapat berjalan dengan baik. Implementasi dilakukan oleh dua orang, yaitu penganalisa sistem dan pendesain input output. Desain Web yang telah dibuat oleh pendesain input output cukup sesuai untuk mengimplementasikan sistem, sehingga tidak membutuhkan banyak perubahan.


(58)

49

4.12 Kebutuhan Sistem

Pada tahap ini, dijelaskan mengenai implementasi dari perangkat lunak yang harus dipersiapkan oleh pengguna.

Adapun perangkat lunak yang digunakan, yaitu: 1. Mozilla Firefox 6.0

2. Xampp 1.7.3

3. Adobe Dreamweaver CS5 4. Windows 7 Professional.

Untuk perangkat keras, minimal pengguna harus mempersiapkan spesifikasi sebagai berikut:

1. Processor Core 2 Duo 2. Memory (RAM) 1Gb 3. VGA on Board

4. Monitor VGA (800x600) dengan minimum 256 warna 5. Keyboard + mouse

4.13 Hasil Implementasi

Implementasi yang dilakukan oleh penganalisa sistem dengan pendesain

input output menghasilkan desain program. Dengan adanya sistem yang akan

dibuat ini, akan memudahkan dalam memberi informasi yang cepat, akurat dan informatif.

4.14 Melakukan Pembahasan Terhadap Hasil Implementasi Sistem

Bagian Divisi Access Regional V PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk membutuhkan aplikasi yang mampu memberikan petunjuk tentang instalasi layanan internet speedy untuk para teknisi & setter, terutama untuk teknisi dan setter baru. Aplikasi tersebut adalah Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy, serta website ini bisa diakses oleh


(59)

masing-masing teknisi sebagai media pembelajaran dalam proses instalasi layanan internet speedy.

4.14.1 Penjelasan Pemakaian

Tahap ini merupakan langkah-langkah dari pemakaian aplikasi “Website pedoman pelayanan instalasi modem wifi untuk layanan internet speedy” . Berikut sub-sub pembahasan pemakaian:

1. Halaman Login

“Halaman Login” merupakan menu identifikasi pengguna dari program pada saat itu. Menu ini berguna dalam memberikan otorisasi pemakaian program ini. “Halaman Login”, dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Halaman Login 2. Halaman Utama (Home)

“Halaman Utama (Home)” terdiri dari beberapa menu dan sub menu, diantaranya adalah

1. Menu

- Package Contents - Hardware Instalation - Setting Speedy


(60)

51

2. Procedure & Solution

- Request Instalation Procedure - Process Instalation Procedure 3. Account Setting

- Change Password - Add User

- View User 4. Logout.

“HalamanUtama (Home)”, dapat dilihat pada gambar 4.15.


(61)

3. Halaman Package Contents (Menu  Package Contents)

“Halaman Package Contents” berisi sekilas info tentang kelengkapan perangkat keras (Modem Wifi) yang nantinya akan digunakan dalam proses instalasi layanan internet speedy. “Halaman Package Contents”, dapat dilihat pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Halaman Package Contents 4. Halaman Hardware Instalation (Menu  Hardware Instalation)

“Halaman Package Contents (Menu)” berisi info sekilas info tentang perangkat keras (Modem Wifi) yang digunakan untuk proses instalasi layanan internet speedy, beserta cara pemasangan perangkat keras tersebut. “Halaman Hardware Instalation”, dapat dilihat pada gambar 4.17.


(62)

53

5. Halaman Setting Speedy (Menu  Setting Speedy)

“Halaman Setting Speedy” berisi petunjuk bagaimana cara melakukan setting layanan internet Speedy. “Halaman Setting Speedy”, dapat dilihat pada gambar 4.18.

Gambar 4.18 Halaman Setting Speedy

6. Halaman Request Instalation Procedure (Procedure & Instalation  Request Instalation Procedure)

“Halaman Request Instalation Procedure” berisi info tentang prosedur permintaan instalasi layanan internet speedy, sebelum proses instalasi disetujui dan dipasang oleh pihak TELKOM. “Halaman Request Instalation Procedure”, dapat dilihat pada gambar 4.19.


(63)

7. Halaman Process Instalation Procedure (Procedure & Instalation  Process Instalation Procedure)

“Halaman Process Instalation Procedure” berisi info tentang prosedur proses instalasi layanan internet speedy, sebelum proses instalasi dilakukan.

“Halaman Process Instalation Procedure”, dapat dilihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.20 Halaman Process Instalation Procedure 8. Halaman Change Password (Account Setting  Change Password)

“Halaman Change Password” digunakan untuk mengganti Password User. “Halaman Change Password” , dapat dilihat pada gambar 4.21


(64)

55

9. Halaman Add User (Account Setting  Add User)

“Halaman Add User” digunakan untuk menambah pengguna siapa saja yang bisa melakukan akses web ini. “Halaman Add User”, dapat dilihat pada gambar 4.22.

Gambar 4.22 Halaman Add User

Menu add user ini akan terlihat jika user login sebagai admin, jika user login sebagai karyawan maka menu tambah user ini tidak akan muncul atau terlihat


(65)

10.Halaman View User (Account Setting  View User)

“Halaman View User” digunakan untuk melihat user/pengguna yang

bisa mengakses web ini. “Halaman View User”, dapat dilihat pada gambar 4.23.

Gambar 4.23 Halaman View User

Menu view user ini akan terlihat jika user login sebagai admin, jika user login sebagai karyawan maka menu view user ini tidak akan muncul atau terlihat. Didalam menu view user ini, Admin juga bisa melakukan delete/hapus user lain.


(66)

57

11.Menu Logout

Menu “Logout” digunakan untuk keluar dari aplikasi website pedoman pelayanan instalasi ini. “Halaman Add User”, dapat dilihat pada gambar 4.24.


(67)

58 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil proyek akhir di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya rancang bangun Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy ini, akan memudahkan dalam memberi informasi yang lebih cepat, akurat dan informatif daripada harus repot-repot bertanya kepada karyawan-karyawan lainnya serta tidak terlalu membuang-buang waktu yang ada untuk dipergunaka membaca buku panduan yang sudah disediakan dalam satu paket kemasan modem tersebut, yang dimana bahasa buku panduan tersebut berbahasa inggris. 2. Dengan diimplementasikannya sistem ini, diharapkan para teknisi/setter

akan mudah dalam melakukan instalasi dan setting layanan internet speedy.

3. Dengan adanya sistem ini diharapkan bisa mengurangi biaya training atau pelatihan untuk melakukan setting speedy di PT. Telekomunikasi Tbk..

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan pedoman pelayanan instalasi ini diharapkan agar konten atau gambar diusahakan diperkecil ukurannya agar tetap cepat jika diakses melalui koneksi internet yang lambat.

2. Pengembangan sistem ini diharapkan lebih kompleks dan bisa lebih rinci agar karyawan mudah dalam memahami pedoman pelayanan instalasi ini dan mengimplementasikannya.


(68)

59

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. 1999. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstrutur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

Utdirartatmo, Firrar. 2002. Mengelola Database Server MySQL di Linux dan

Windows. Yogyakarta: Andi.

Agung, Gregorius. 2000. Membuat Homepage Interaktif Dengan CGI/Perl. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo.

Sampurna. 1996. Belajar Sendiri Membuat Homepage Dengan HTML. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo.

Sidik, Betha, Ir. 2004. Pemrograman Web Dengan PHP, Bandung: Informatika. Wikipedia_a. 2011. XAMPP, Alamat URL (http://id.wikipedia.org/wiki/XAMPP),

diakses 13 September 2011

Wikipedia_b. 2011. Cascading Style Sheet, Alamat URL (http://id.wikipedia.org/wiki/Cascading_Style_Sheets), diakses 14 September 2011


(1)

7. Halaman Process Instalation Procedure (Procedure & Instalation  Process Instalation Procedure)

“Halaman Process Instalation Procedure” berisi info tentang prosedur proses instalasi layanan internet speedy, sebelum proses instalasi dilakukan. “Halaman Process Instalation Procedure”, dapat dilihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.20 Halaman Process Instalation Procedure

8. Halaman Change Password (Account Setting  Change Password)

“Halaman Change Password” digunakan untuk mengganti Password User. “Halaman Change Password” , dapat dilihat pada gambar 4.21


(2)

55

9. Halaman Add User (Account Setting  Add User)

“Halaman Add User” digunakan untuk menambah pengguna siapa saja yang bisa melakukan akses web ini. “Halaman Add User”, dapat dilihat pada gambar 4.22.

Gambar 4.22 Halaman Add User

Menu add user ini akan terlihat jika user login sebagai admin, jika user login sebagai karyawan maka menu tambah user ini tidak akan muncul atau terlihat


(3)

10. Halaman View User (Account Setting  View User)

“Halaman View User” digunakan untuk melihat user/pengguna yang bisa mengakses web ini. “Halaman View User”, dapat dilihat pada gambar 4.23.

Gambar 4.23 Halaman View User

Menu view user ini akan terlihat jika user login sebagai admin, jika user login sebagai karyawan maka menu view user ini tidak akan muncul atau terlihat. Didalam menu view user ini, Admin juga bisa melakukan delete/hapus user lain.


(4)

57

11. Menu Logout

Menu “Logout” digunakan untuk keluar dari aplikasi website pedoman pelayanan instalasi ini. “Halaman Add User”, dapat dilihat pada gambar 4.24.


(5)

58 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil proyek akhir di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya rancang bangun Website Pedoman Pelayanan Instalasi Modem Wifi Untuk Layanan Internet Speedy ini, akan memudahkan dalam memberi informasi yang lebih cepat, akurat dan informatif daripada harus repot-repot bertanya kepada karyawan-karyawan lainnya serta tidak terlalu membuang-buang waktu yang ada untuk dipergunaka membaca buku panduan yang sudah disediakan dalam satu paket kemasan modem tersebut, yang dimana bahasa buku panduan tersebut berbahasa inggris. 2. Dengan diimplementasikannya sistem ini, diharapkan para teknisi/setter

akan mudah dalam melakukan instalasi dan setting layanan internet speedy.

3. Dengan adanya sistem ini diharapkan bisa mengurangi biaya training atau pelatihan untuk melakukan setting speedy di PT. Telekomunikasi Tbk..

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan pedoman pelayanan instalasi ini diharapkan agar konten atau gambar diusahakan diperkecil ukurannya agar tetap cepat jika diakses melalui koneksi internet yang lambat.

2. Pengembangan sistem ini diharapkan lebih kompleks dan bisa lebih rinci agar karyawan mudah dalam memahami pedoman pelayanan instalasi ini dan mengimplementasikannya.


(6)

59

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. 1999. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstrutur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

Utdirartatmo, Firrar. 2002. Mengelola Database Server MySQL di Linux dan Windows. Yogyakarta: Andi.

Agung, Gregorius. 2000. Membuat Homepage Interaktif Dengan CGI/Perl. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo.

Sampurna. 1996. Belajar Sendiri Membuat Homepage Dengan HTML. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo.

Sidik, Betha, Ir. 2004. Pemrograman Web Dengan PHP, Bandung: Informatika.

Wikipedia_a. 2011. XAMPP, Alamat URL (http://id.wikipedia.org/wiki/XAMPP), diakses 13 September 2011

Wikipedia_b. 2011. Cascading Style Sheet, Alamat URL (http://id.wikipedia.org/wiki/Cascading_Style_Sheets), diakses 14 September 2011