Regulasi Emosi dalam Menghadapi Kematian Pasangan Hidup pada Usia Dewasa Akhir
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pada individu ketika menghadapi situasi yang traumatik sehingga tidak sampai terjadi stress.
Regulasi emosi bersifat spesifik tergantung keadaan yang dialami seseorang. Dari regulasi emosi ini bisa juga meningkatkan atau mengurangi
ataupun memelihara emosi tergantung dari tujuan individu itu sendiri. Proses regulasi emosi sendiri dapat dilakukan secara otomatis maupun secara kontrol
bahkan dapat ia sadari maupun tidak disadari oleh individu itu sendiri Gross dan Thompson, 2007.
Dengan demikian regulasi emosi ini sangatlah penting bagi setiap individu dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada agar tidak sampai
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Sehingga ketika individu menghadapi kematian pasangan
hidupnya pada usia dewasa akhir atau saat pada masa lansia diharapkan untuk mampu mengelola emosi-emosi yang negatif, seperti kecewa, marah bahkan
frustasi agar tidak sampai terjadi dalam waktu yang lama. Dan lebih baiknya lagi jika proses regulasi emosi ini sudah ditanamkan sejak dini pada setiap
individu agar ketika memasuki usia dewasa telah terbiasa untuk mengontrol emosi jika dihadapkan pada kejadian yang bisa membuat individu tertekan.
Garnefski 2002, dalam Jekjati memperkenalkan ada sembilan strategi regulasi emosi, antara lain menyalahkan diri sendiri
Self-Blame, menyalahkan orang lain blame others, penerimaan acceptance, fokus
semula secara positif positif refocusing, terlalu memikirkan rumination, menilai semula secara positif positive reappraisal, meletakkan pada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
perspektif yang benar putting into reappraisal, dan memikirkan musibah catastrophobizing.
Gambar 1. Kerangka Teori Strategi Regulasi Emosi Pasca Kematian Pasangan Hidup Pada Usia Dewasa Akhir
Emosi yang
muncul pasca
ditinggal mati pasangan hidup: 1. Sedih
2. Terkejut 3. Harapan
Lansia yang ditinggal mati oleh pasangan
hidupnya memiliki
emosi yang positif dan negatif dalam
menerima kematian
pasangan hidupnya
Strategi regulasi emosi : 1. Self blame
2. Acceptance 3. Ruminative thinking
4. Positive refocusing 5. Refocusing on palnning
6. Positive re evaluation 7. View of
8. Catastrophobizing
9. Balmed other
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting suatu
barang atau jasa. Hal terpenting tersebut bisa berupa kejadian, fenomena, dan gejala sosial. Dari beberapa hal tersebut akan memiliki makna yang dapat
dijadikan pelajaran berharga bagi pengembangan konsep teori peneliti Ghony Almansyur, 2012
Tujuan utama pada penelitian ini adalah ingin menggambarkan bagaimana gambaran emosi lansia dan bentuk strategi regulasi emosi pada
lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya. Oleh karena itu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Sesuai dengan pendapat Ghony 2012
yang menyatakan bahwa tujuan terpenting dari penelitian kualitataif adalah untuk memahami fenomena yang dialami subyek penelitian, seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Selain itu juga mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai masalah yang diteliti.
Menurut Chairani Subandi 2010 pendekatan kualitatif bersifat fleksibel sehingga memungkinkan peneliti untuk menggunakan metode yang
tepat sesuai dengan fenomena khusus yang ditemukan dalam penelitiannya tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Menurut Poerwandari 2005 studi kasus digunakan untuk memperoleh
40
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus tersebut tanpa bermaksud untuk menghasilkan konsep-
konsep atau teori-teori atau tanpa upaya menggeneralisasikan. Dalam penelitian ini adalah pada lansia janda dalam menghadapi
kematian pasangan hidupnya. Peneliti memilih subyek penelitian lansia janda dikarenakan bahwa perempuan lebih dominan dengan perasaannya
dibandingkan dengan laki-laki. Dan juga memilih subyek yang suaminya meninggal dunia belum lama, sehingga emosi yang dimiliki masih bisa diingat
dan diungkapkan dengan baik.
B. LOKASI PENELITIAN
Dalam penelitian ini subyek utama adalah lansia janda. Dalam penelitian ini terdapat satu subyek yang berdomisili di Mojokerto, yang mana lokasi
penelitian tersebut akan disesuaikan dengan kesepakatan dibuat sebelumnya antara subyek dan peneliti.
Jarak lokasi subyek tidak terlalu jauh, yaitu berada di Desa Trowulan. Sehingga mudah dijangkau oleh peneliti karena berada di daerah Mojokerto
sendiri.
C. SUMBER DATA
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong, 2008, sumber data utama dalam penelitian kualitas ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah tambahan seperti dokumen dan lain sebagainya. Ciri khas data penelitian kualitatif adalah menjelaskan kasus-kasus tertentu. Dari kasus
tertentu tersebut tidak dapat dan tidak bertujuan untuk digeneralisasikan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sehingga data penelitian tersebut sifatnya tekstual dan konseptual, yaitu subyek adalah seorang lansia janda yang ditinggal mati pasangan hidupnya
yang memiliki masalah terhadap emosi dan meregulasinya. Untuk itulah pengalaman yang dimiliki oleh lansia janda dalam meregulasi emosi tersebut
yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan dua
sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder Bungin, 2001. Data primer adalah data yang diperoleh dari perilaku atau tindakan
subyek utama dalam penelitian, dalam hal ini adalah lansia janda. Lansia dalam penelitian ini berinisial KM, subyek berusia 66 tahun, berdomisili di
Mojokerto. Subyek telah ditinggal oleh suaminya meninggal pada bulan Desember tahun lalu tepatnya pada tanggal 30 Desember 2015.
Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari informan sebagai penguat dari data primer yang disebut dengan subyek partisipan.
Subyek partisipan adalah orang-orang yang hidup di sekitar subyek dan teori- teori yang terkait dengan fokus penelitian yang digunakan. Data sekunder
dalam penelitian ini, untuk subyek yang pertama adalah anak subyek yang tinggal satu rumah dengan subyek dan juga anak subyek yang lain dimana
rumahnya terletak dekat dengan rumah subyek. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih subyek dan informan
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Dengan pengambilan subyek secara purposif sesuai dengan kriteria yang ditentukan,
maka penelitian ini menemukan subyek yang sesuai dengan tema penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Berdasarkan pada fokus kajian penelitian yaitu regulasi emosi lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya, telah ditentukan kriteria dari subyek
penelitian adalah sebagai berikut: 1 Subyek merupakan seorang lansia yang suaminya telah meninggal dunia. Kriteria ini dipilih berdasarkan pertimbangan
bahwa subyek yang pastinya seorang individu yang memiliki emosi, dan juga memiliki strategi regulasi dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi
kematian pasangan hidupnya. Terdapat satu subyek yang ditemukan peneliti yaitu KM, seorang lansia
janda yang suaminya meninggal pada bulan Desember tahun lalu. Peneliti memilih subyek tersebut karena jarak waktu suami subyek meninggal masih 6
bulan sehingga belum terlalu lama dan masih ingat bagaimana emosi yang dirasakan subyek ketika ditinggalkan oleh suaminya tersebut. 2 Sehat secara
sosial sehingga dapat diketahui kondisi emosionalnya; 3 bersedia menjadi subyek penelitian.
Adapun kriteria utama sebagai significant others adalah sebagai berikut; 1 memiliki kedekatan dengan subyek; 2 telah mengenal subyek dan
mengetahui keseharian subyek. Maka dari itu, untuk significant others pada subyek pertama, peneliti meminta anak kedua subyek untuk memberikan
informasi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan karena beliau merupakan orang yang tinggal serumah dengan subyek. Sedangkan significant
other pada subyek kedua, peneliti meminta menantu dan cucu subyek untuk memberikan informasi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
D. CARA PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa cara
pengumpulan data yaitu wawancara, dan observasi 1. Wawancara
Moleong 2011 menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Dalam penelitian ini wawancara merupakan alat utama untuk menggali emosi lansia janda dan juga bentuk strategi regulasi emosi
lansia janda dalam menghadapi kematian pasangan hidupnya. Wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dan
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga hal-hal lain dari subyek secara lebih mendalam lagi yang berhubungan dengan emosi, serta
strategi regulasi emosi pada kehidupan sehari-harinya dalam menghadapi kematian pasangan hidupnya. Jenis wawancara yang digunakan adalah
jenis wawancara semi struktural. 2. Observasi
Ghony 2012 mengemukakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun langsung ke
lapangan untuk mengamati hal-hal yang terkait dengan masalah dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
penelitian tersebut seperti tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa dalan lain-lain yang berhubungan dengan yang akan diteliti oleh peneliti.
Observasi yang dilakukan merupakan jenis observasi non partisipan, maksudnya observer atau peneliti tidak melibatkan diri kedalam observe
karena peneliti hanya melakukan pengamatan yang dilakukan secara sepintas dan pada saat-saat tertentu dalam kegiatan observernya Subagyo,
1997. Dengan menggunakan pengamatan ini peneliti mengamati dan melakukakan pencatatan emosi serta fenomena yang terjadi pada lansia
dalam menghadapi pasangan hidupnya.
E. PROSEDUR ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data yang ada, mengorganisasi data, memilih dan memilahnya menjadi sesuatu
unit yang utuh dan dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan dipelajari dan membuat
kesimpulan untuk diberitakan kepada orang lain Ghony Almanshur, 2012. Ada tiga proses dalam analisis data kualitatif menurut Seiddel dalam
Ghony, 2012 yaitu: 1. Melakukan pencatatan agar dapat digunakan sebagai catatan lapangan dan
memberikan kode dari catatan tersebut agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilih
dan memilah,
mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3. Mencari makna dari data yang diperoleh dan menemukan pola serta hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.
F. KEABSAHAN DATA
Menurut Screven dalam Moleong, 2004 dalam menetapkan keabsahan trustworthiness data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam pelaksanaan
teknik pemeriksaan didasarkan pada beberapa kriteria tertentu, antara lain yaitu derajat kepercayaan
credibility, keterahlian transferability,
kebergantungan dependability, dan kepastian confirmability. Empat kriteria tersebut akan digunakan dalam penelitian ini selama melakukan pemeriksaan
data dari lapangan sampai dengan laporan hasil penelitian. Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah:
1. KetekunanKeajegan pengamatan Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan. Ketekunan pengamatan bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci
Ghony Almanshur, 2012: 321. 2. Triangulasi
Menurut Ghony Almanshur 2012 triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Moleong 2011:
330 mengemukakan bahwa triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PARTISIPAN
Subyek utama dalam penelitian adalah lansia janda. Dan subyek memiliki dua significant other untuk membantu memperoleh data yang
diinginkan oleh peneliti. Penelitian dengan metode kualitatif ini dilaksanakan kurang lebih 2 bulan mulai dari bulan april sampai Juni 2016
. Dalam
penelitian ini dilaksanakan di tempat subyek utama key informan yang berbeda. Subyek tersebut bertempat tinggal di kecamatan Trowulan
Mojokerto. Setelah mendapatkan subyek yang sesuai dengan kriteria,
kemudian peneliti mencoba untuk perkenalan terlebih dahulu agar ketika wawancara
nanti berlangsung sudah terbangun kepercayaan dan subyek mau menceritakan apa yang peneliti minta tanpa ada paksaan dan tidak terjadi
kecanggungan ketika wawancara dan observasi berlangsung. Serta membuat informed consent sebagai bentuk ketersediaan menjadi subyek penelitian ini.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di rumah subyek, dikarenakan waktu luang mereka ada pada pagi hari dan bertepatan dengan
bulan puasa sehingga subyek tidak kemana-mana hanya dirumah saja. Jarak lokasi tempat subyek cukup dekat, dalam satu komplek yang mudah untuk
dijangkau. Dari segi usia, subyek berusia 66 tahun, Data yang ada diperoleh dari hasil wawancara dan observasi mulai dari awal hingga akhir yang
48
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dilakukan oleh peneliti. Dalam proses wawancara untuk mengumpulkan data peneliti juga harus berhati-hati dengan setiap pertanyaan yang diberikan
kepada subyek agar pertanyaan tersebut tidak menyinggung subyek yang berkaitan dengan regulasi emosi dalam menghadapi kematian pasangan
hidupnya. Dalam pelaksaan penelitian ini peneliti mengalami beberapa hambatan
seperti ketika melakukan wawancara pada significant other agak terhambat karena ketika ada pembeli yang datang ke tokonya, beliau meladeni terlebih
dahulu pembeli tersebut, sehingga proses wawancara terhenti sebentar, dan ketika pembeli sudah selesei membeli baru bisa dilanjutkan lagi proses
wawancara tersebut. Selain itu juga ketika mewawancarai subyek, peneliti agak kesulitan mendengarkan penjelasan subyek karena suaranya yang sangat
kecil sehingga agak kesulitan untuk menterjemahkannya.