Regulasi Emosi dalam Menghadapi Kematian Pasangan Hidup pada Usia Dewasa Akhir

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pada individu ketika menghadapi situasi yang traumatik sehingga tidak sampai terjadi stress. Regulasi emosi bersifat spesifik tergantung keadaan yang dialami seseorang. Dari regulasi emosi ini bisa juga meningkatkan atau mengurangi ataupun memelihara emosi tergantung dari tujuan individu itu sendiri. Proses regulasi emosi sendiri dapat dilakukan secara otomatis maupun secara kontrol bahkan dapat ia sadari maupun tidak disadari oleh individu itu sendiri Gross dan Thompson, 2007. Dengan demikian regulasi emosi ini sangatlah penting bagi setiap individu dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Sehingga ketika individu menghadapi kematian pasangan hidupnya pada usia dewasa akhir atau saat pada masa lansia diharapkan untuk mampu mengelola emosi-emosi yang negatif, seperti kecewa, marah bahkan frustasi agar tidak sampai terjadi dalam waktu yang lama. Dan lebih baiknya lagi jika proses regulasi emosi ini sudah ditanamkan sejak dini pada setiap individu agar ketika memasuki usia dewasa telah terbiasa untuk mengontrol emosi jika dihadapkan pada kejadian yang bisa membuat individu tertekan. Garnefski 2002, dalam Jekjati memperkenalkan ada sembilan strategi regulasi emosi, antara lain menyalahkan diri sendiri Self-Blame, menyalahkan orang lain blame others, penerimaan acceptance, fokus semula secara positif positif refocusing, terlalu memikirkan rumination, menilai semula secara positif positive reappraisal, meletakkan pada digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id perspektif yang benar putting into reappraisal, dan memikirkan musibah catastrophobizing. Gambar 1. Kerangka Teori Strategi Regulasi Emosi Pasca Kematian Pasangan Hidup Pada Usia Dewasa Akhir Emosi yang muncul pasca ditinggal mati pasangan hidup: 1. Sedih 2. Terkejut 3. Harapan Lansia yang ditinggal mati oleh pasangan hidupnya memiliki emosi yang positif dan negatif dalam menerima kematian pasangan hidupnya Strategi regulasi emosi : 1. Self blame 2. Acceptance 3. Ruminative thinking 4. Positive refocusing 5. Refocusing on palnning 6. Positive re evaluation 7. View of 8. Catastrophobizing 9. Balmed other digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting suatu barang atau jasa. Hal terpenting tersebut bisa berupa kejadian, fenomena, dan gejala sosial. Dari beberapa hal tersebut akan memiliki makna yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi pengembangan konsep teori peneliti Ghony Almansyur, 2012 Tujuan utama pada penelitian ini adalah ingin menggambarkan bagaimana gambaran emosi lansia dan bentuk strategi regulasi emosi pada lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya. Oleh karena itu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Sesuai dengan pendapat Ghony 2012 yang menyatakan bahwa tujuan terpenting dari penelitian kualitataif adalah untuk memahami fenomena yang dialami subyek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Selain itu juga mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai masalah yang diteliti. Menurut Chairani Subandi 2010 pendekatan kualitatif bersifat fleksibel sehingga memungkinkan peneliti untuk menggunakan metode yang tepat sesuai dengan fenomena khusus yang ditemukan dalam penelitiannya tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Menurut Poerwandari 2005 studi kasus digunakan untuk memperoleh 40 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus tersebut tanpa bermaksud untuk menghasilkan konsep- konsep atau teori-teori atau tanpa upaya menggeneralisasikan. Dalam penelitian ini adalah pada lansia janda dalam menghadapi kematian pasangan hidupnya. Peneliti memilih subyek penelitian lansia janda dikarenakan bahwa perempuan lebih dominan dengan perasaannya dibandingkan dengan laki-laki. Dan juga memilih subyek yang suaminya meninggal dunia belum lama, sehingga emosi yang dimiliki masih bisa diingat dan diungkapkan dengan baik. B. LOKASI PENELITIAN Dalam penelitian ini subyek utama adalah lansia janda. Dalam penelitian ini terdapat satu subyek yang berdomisili di Mojokerto, yang mana lokasi penelitian tersebut akan disesuaikan dengan kesepakatan dibuat sebelumnya antara subyek dan peneliti. Jarak lokasi subyek tidak terlalu jauh, yaitu berada di Desa Trowulan. Sehingga mudah dijangkau oleh peneliti karena berada di daerah Mojokerto sendiri. C. SUMBER DATA Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong, 2008, sumber data utama dalam penelitian kualitas ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain sebagainya. Ciri khas data penelitian kualitatif adalah menjelaskan kasus-kasus tertentu. Dari kasus tertentu tersebut tidak dapat dan tidak bertujuan untuk digeneralisasikan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sehingga data penelitian tersebut sifatnya tekstual dan konseptual, yaitu subyek adalah seorang lansia janda yang ditinggal mati pasangan hidupnya yang memiliki masalah terhadap emosi dan meregulasinya. Untuk itulah pengalaman yang dimiliki oleh lansia janda dalam meregulasi emosi tersebut yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder Bungin, 2001. Data primer adalah data yang diperoleh dari perilaku atau tindakan subyek utama dalam penelitian, dalam hal ini adalah lansia janda. Lansia dalam penelitian ini berinisial KM, subyek berusia 66 tahun, berdomisili di Mojokerto. Subyek telah ditinggal oleh suaminya meninggal pada bulan Desember tahun lalu tepatnya pada tanggal 30 Desember 2015. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari informan sebagai penguat dari data primer yang disebut dengan subyek partisipan. Subyek partisipan adalah orang-orang yang hidup di sekitar subyek dan teori- teori yang terkait dengan fokus penelitian yang digunakan. Data sekunder dalam penelitian ini, untuk subyek yang pertama adalah anak subyek yang tinggal satu rumah dengan subyek dan juga anak subyek yang lain dimana rumahnya terletak dekat dengan rumah subyek. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih subyek dan informan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Dengan pengambilan subyek secara purposif sesuai dengan kriteria yang ditentukan, maka penelitian ini menemukan subyek yang sesuai dengan tema penelitian. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Berdasarkan pada fokus kajian penelitian yaitu regulasi emosi lansia yang ditinggal mati pasangan hidupnya, telah ditentukan kriteria dari subyek penelitian adalah sebagai berikut: 1 Subyek merupakan seorang lansia yang suaminya telah meninggal dunia. Kriteria ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa subyek yang pastinya seorang individu yang memiliki emosi, dan juga memiliki strategi regulasi dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi kematian pasangan hidupnya. Terdapat satu subyek yang ditemukan peneliti yaitu KM, seorang lansia janda yang suaminya meninggal pada bulan Desember tahun lalu. Peneliti memilih subyek tersebut karena jarak waktu suami subyek meninggal masih 6 bulan sehingga belum terlalu lama dan masih ingat bagaimana emosi yang dirasakan subyek ketika ditinggalkan oleh suaminya tersebut. 2 Sehat secara sosial sehingga dapat diketahui kondisi emosionalnya; 3 bersedia menjadi subyek penelitian. Adapun kriteria utama sebagai significant others adalah sebagai berikut; 1 memiliki kedekatan dengan subyek; 2 telah mengenal subyek dan mengetahui keseharian subyek. Maka dari itu, untuk significant others pada subyek pertama, peneliti meminta anak kedua subyek untuk memberikan informasi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan karena beliau merupakan orang yang tinggal serumah dengan subyek. Sedangkan significant other pada subyek kedua, peneliti meminta menantu dan cucu subyek untuk memberikan informasi yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id D. CARA PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa cara pengumpulan data yaitu wawancara, dan observasi 1. Wawancara Moleong 2011 menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini wawancara merupakan alat utama untuk menggali emosi lansia janda dan juga bentuk strategi regulasi emosi lansia janda dalam menghadapi kematian pasangan hidupnya. Wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dan menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga hal-hal lain dari subyek secara lebih mendalam lagi yang berhubungan dengan emosi, serta strategi regulasi emosi pada kehidupan sehari-harinya dalam menghadapi kematian pasangan hidupnya. Jenis wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara semi struktural. 2. Observasi Ghony 2012 mengemukakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun langsung ke lapangan untuk mengamati hal-hal yang terkait dengan masalah dalam digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penelitian tersebut seperti tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa dalan lain-lain yang berhubungan dengan yang akan diteliti oleh peneliti. Observasi yang dilakukan merupakan jenis observasi non partisipan, maksudnya observer atau peneliti tidak melibatkan diri kedalam observe karena peneliti hanya melakukan pengamatan yang dilakukan secara sepintas dan pada saat-saat tertentu dalam kegiatan observernya Subagyo, 1997. Dengan menggunakan pengamatan ini peneliti mengamati dan melakukakan pencatatan emosi serta fenomena yang terjadi pada lansia dalam menghadapi pasangan hidupnya. E. PROSEDUR ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data yang ada, mengorganisasi data, memilih dan memilahnya menjadi sesuatu unit yang utuh dan dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan dipelajari dan membuat kesimpulan untuk diberitakan kepada orang lain Ghony Almanshur, 2012. Ada tiga proses dalam analisis data kualitatif menurut Seiddel dalam Ghony, 2012 yaitu: 1. Melakukan pencatatan agar dapat digunakan sebagai catatan lapangan dan memberikan kode dari catatan tersebut agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. 2. Mengumpulkan, memilih dan memilah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Mencari makna dari data yang diperoleh dan menemukan pola serta hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum. F. KEABSAHAN DATA Menurut Screven dalam Moleong, 2004 dalam menetapkan keabsahan trustworthiness data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan pada beberapa kriteria tertentu, antara lain yaitu derajat kepercayaan credibility, keterahlian transferability, kebergantungan dependability, dan kepastian confirmability. Empat kriteria tersebut akan digunakan dalam penelitian ini selama melakukan pemeriksaan data dari lapangan sampai dengan laporan hasil penelitian. Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah: 1. KetekunanKeajegan pengamatan Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan. Ketekunan pengamatan bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur- unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci Ghony Almanshur, 2012: 321. 2. Triangulasi Menurut Ghony Almanshur 2012 triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Moleong 2011: 330 mengemukakan bahwa triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PARTISIPAN Subyek utama dalam penelitian adalah lansia janda. Dan subyek memiliki dua significant other untuk membantu memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Penelitian dengan metode kualitatif ini dilaksanakan kurang lebih 2 bulan mulai dari bulan april sampai Juni 2016 . Dalam penelitian ini dilaksanakan di tempat subyek utama key informan yang berbeda. Subyek tersebut bertempat tinggal di kecamatan Trowulan Mojokerto. Setelah mendapatkan subyek yang sesuai dengan kriteria, kemudian peneliti mencoba untuk perkenalan terlebih dahulu agar ketika wawancara nanti berlangsung sudah terbangun kepercayaan dan subyek mau menceritakan apa yang peneliti minta tanpa ada paksaan dan tidak terjadi kecanggungan ketika wawancara dan observasi berlangsung. Serta membuat informed consent sebagai bentuk ketersediaan menjadi subyek penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di rumah subyek, dikarenakan waktu luang mereka ada pada pagi hari dan bertepatan dengan bulan puasa sehingga subyek tidak kemana-mana hanya dirumah saja. Jarak lokasi tempat subyek cukup dekat, dalam satu komplek yang mudah untuk dijangkau. Dari segi usia, subyek berusia 66 tahun, Data yang ada diperoleh dari hasil wawancara dan observasi mulai dari awal hingga akhir yang 48 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dilakukan oleh peneliti. Dalam proses wawancara untuk mengumpulkan data peneliti juga harus berhati-hati dengan setiap pertanyaan yang diberikan kepada subyek agar pertanyaan tersebut tidak menyinggung subyek yang berkaitan dengan regulasi emosi dalam menghadapi kematian pasangan hidupnya. Dalam pelaksaan penelitian ini peneliti mengalami beberapa hambatan seperti ketika melakukan wawancara pada significant other agak terhambat karena ketika ada pembeli yang datang ke tokonya, beliau meladeni terlebih dahulu pembeli tersebut, sehingga proses wawancara terhenti sebentar, dan ketika pembeli sudah selesei membeli baru bisa dilanjutkan lagi proses wawancara tersebut. Selain itu juga ketika mewawancarai subyek, peneliti agak kesulitan mendengarkan penjelasan subyek karena suaranya yang sangat kecil sehingga agak kesulitan untuk menterjemahkannya.

1. Profil Subyek

Nama : KM Usia : 66 tahun Tempat lahir : Mojokerto Jenis kelamin : perempuan Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : Trowulan Mojokerto Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah MI Urutan kelahiran : 1 dari 4 bersaudara Usia pernikahan : 51 tahun Tahun suami meninggal : 2015 KM adalah seorang lansia janda usia 66 tahun. Suaminya meninggal pada bulan Desember 2015 tahun lalu. Beliau memiliki 4 orang anak. Anak pertama bernama S laki-laki berusia 51 tahun, anak kedua MU laki-laki berusia 48 tahun, anak ketiga MR perempuan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berusia 45 tahun, dan SMU perempuan berusia 44 tahun. Dulu subyek menikah pada saat berusia kurang lebih 15 tahun. Sehari-hari ibu KM hanya di rumah saja, mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci pakaian, menyapu, dan memelihara hewan ternaknya yaitu ayam. Taraf ekonomi beliau termasuk dalam kategori cukup, karena beliau memiliki lahan sawah yang luas yang mereka rawat sejak masih ada suaminya. Untuk sekarang lahan sawahnya tersebut dilanjutkan di urus oleh anak-anak dari ibu KM.

B. TEMUAN PENELITIAN 1. Deskripsi Temuan dan Analisis Penelitian

a Kasus Saat itu kematian suami KM jatuh pada bulan Desember 2015. Suami KM meninggal karena sakit yang telah dideritanya sejak lama, sudah sering dibawa berobat kemana-mana, pada saat itu mau dibawa ke rumah sakit namun sudah tidak tertolong lagi dan akhirnya meninggal dunia di rumahnya sendiri. Mengetahui suaminya tidak tertolong lagi, KM sangat syok dan bersedih. KM sangat mencintai suaminya tersebut. Ketika suami masih di rawat di rumah sakit dahulu, KM selalu menemani dan tidak mau pulang istirahat dirumah, padahal anak-anaknya sudah menasehatinya agar istirahat sebentar dirumah, tetapi KM masih ngotot tidak mau pulang dengan alasan kasihan dengan suaminya tidak ada yang menunggui. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pada awal kematian suami, setiap hari KM masih menangis terus mengingat kematian suaminya, kesehatannya pun menurun. Anak-anaknya selalu menjaga dan mencoba mengalihkan perhatian KM agar tidak terlalu bersedih mengingat kematian suaminya. ketika KM mengeluh yang dikeluhkan biasanya tentang kesendiriannya yang awalnya biasanya dia selalu ditemani oleh suaminya duduk-duduk santai di ruang tamu ataupun diteras, namun sekarang sudah tidak ada lagi. Ketika nonton TV biasanya berdua, selalu teringat kenangan saat mereka masih bersama. Saat ini KM tinggal dengan anak dan menantunya. Anaknya yang bernama MU dan istrinya AS. Mereka memiliki toko kelontong yang bersebelahan dengan rumah KM. KM mengeluhkan ketika ia masih teringat dengan suaminya, apalagi ketika MU membuka kamar almarhum bapak untuk membersihkan kamarnya dan ketika itu KM lihat kemudian ikut masuk dan membuka almari pakaian suaminya. ketika melihat semua pakaian suaminya KM langsung menangis. Menurut KM suaminya merupaka sosok yang sangat penyayang, dermawan dan tidak pelit. Almarhum seringkali megajak KM untuk berbelanja ke pasar, ketika KM menolak ajakan almarhum KM dimarahi agar mau diajak pergi ke pasar. Setiap KM berbelanja KM tidak pernah membawa tas atau barang belanjaannya sendiri karena semua itu selalu dibawakan oleh suaminya. meskipun KM sudah menolak dan berusaha membawa barang dan tasnya sendiri, suaminya tetap bersikeras untuk digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id membawakannya. Hal itulah yang membuat KM sampai saat ini teringat dengan sosok suaminya. Begitu juga pada waktu masih muda dahulu dalam mengasuh anak- anaknya. Menurut KM suaminya tidak pernah memukul anak-anaknya ketika mereka nakal. Pernah suatu ketika subyek memukul anaknya, subyek lah yang dimarahi oleh suaminya. KM menikah dengan suami ketika KM masih berusia 15 tahun. Awal pertemuan mereka karena campur tangan kedua orang tua mereka sendiri. Awalnya mereka tidak saling kenal dan tidak tahu. Namun karena dipertemukan oleh orang tua masing-masing sehingga mereka dinikahkan. KM mengaku awalnya tidak mengerti apa itu menikah karena masih kecil. Dia beranggapan kalau menikah itu ya cuma dikasih makan, tidurnya bareng dan juga ada yang merawat dia selain orang tuanya sendiri. Itu masih sebagian kecil kenangan-kenangan yang membuat KM masih bersedih ketika mengingat suaminya. saat ini KM tinggal dengan anak keduanya yaitu MU dan istrinya sehingga sedikit terbantu mengurangi rasa kesepian KM karena setiap sore ketika KM duduk-duduk diteras ada yang menemani dan ada yang mengajak ngobrol. Dan untungnya lagi semua anak-anak KM memiliki rumah yang tidak jaug dari rumah KM, sehingga ketika membutuhkan apa-apa dari mereka bisa cepat datang kerumah KM. Dalam menghadapi kesedihan KM, anak-anaknya sering mengajak ngobrol dan berusaha mengalihkan agar tidak teringat terus dengan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id suaminya. karena KM pada waktu sedih terlihat diam saja, menyendiri, itu terjadi ketika pertama kali kematian suaminya sampai 40 hari kematian suami. Meskipun saat ini masih seperti itu namun sudah tidak separah diawal-awal. KM dilahirkan dari keluarga yang bisa dikatakan pas-pasan. Waktu sekolahpun KM memakai baju cuma itu-itu saja. Tidak memakai seragam karena zaman dulu tidak ada seragam. Hingga sampai menikah pun kehidupannya masih susah menurut cerita yang KM ceritakan. Suami harus bekerja mencari kayu dan di bawa dengan menggunakan cikar untuk dibawa kerumahnya. Dalam mendidik KM orang tuanya termasuk orang tua yang sabar, tidak pernah ringan tangan kalau anak-anaknya nakal, hanya diperingati dan dinasehati. Namun pernah suatu ketika setelah KM menikah, KM tidurnya berpisah dengan suami. Mengetahui hal itu bapak KM marah dan KM mau dipukul dengan ikat pinggang namun memukulnya tidak sampai mengenai KM. Mungkin maksud bapak KM memperingatkan kalau sudah menikah seharusnya tidur tidak boleh terpisah dengan suami, namun KM waktu itu belum mengerti menikah itu seperti apa sehingga terjadi seperti itu. Peran anak disini sangat penting untuk perubahan emosi KM. Ketika mengetahui ibunya bersedih, MU sebagai anak yang tinggal serumah dengan KM berusaha untuk menghiburnya, seperti dengan mengajak jalan-jalan kemana saja agar tidak bersedih lagi, juga mengajak